Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan

1. Perencanaan

Pada perencanaan, proses terdiri dari pengumpulan data, pengajuan

proposal, permohonan izin kepala Puskesmas, persiapan alat dan bahan

penyuluhan, survei dengan kuesioner, persiapan undangan, serta penentuan

tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan.

Kendala yang dihadapi dalam proses perencanaan ini adalah pada tahap

survei dengan kuesioner dikarenakan harus mengambil jam pelajaran untuk

membagikan kuisioner sehingga siswi tidak dapat mengikuti pelajaran di jam

tersebut.

2. Pengorganisasian

Kerjasama dengan pemegang program Gizi Puskesmas cukup kooperatif

sehingga permasalahan dapat teridentifikasi dengan baik melalui data yang

diberikan. Kerjasama yang baik juga terjalin antara kepala Puskesmas dan dokter

pembimbing Puskesmas yang sangat mendukung kegiatan penyuluhan ini.

Kendala dalam pengorganisasian yang awalnya dihadapi adalah jumlah pelaksana

kegiatan yang hanya berjumlah 3 orang sehingga cukup sulit dalam pembagian

tugas.

17
18

3. Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di Kelas X1 MA Al-Hamid pada 19 Oktober 2018

jam 08.30 WITA s/d 11.00 WITA dan dihadiri oleh 30 siswi. Kendala yang

terjadi adalah waktu berkumpul siswi yang molor hingga pukul 09.00 WITA

sehingga tidak sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Namun hal ini diatasi

dengan mempersingkat waktu pada rangkaian acara yang lain.

Acara dibuka diwakili oleh sambutan Dokter Muda untuk mewakili

Pembimbing Puskesmas Alalak Tengah. Acara kemudian dilanjutkan dengan

pembagian kuesioner pretest untuk menilai tingkat pengetahuan responden

sebelum penjelasan lebih lanjut dari pemateri. Setelah pretest siswi secara

bergantian berbaris untuk kemudian di cek kadar Hb masing-masing. Kemudian

acara dilanjutkan dengan pemberian materi menggunakan slide powerpoint.

Materi yang diberikan adalah: 1) Anemia dan penyebabnya, 2) Gejala Anemia, 3)

Upaya pencegahan melalui konsumsi makanan dengan gizi seimbang dari sumber

nabati dan hewani, 4) Mengenai TTD dan cara mengkonsumsi TTD yang benar.

Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kemudian sesi

terakhir kembali dibagikan kuesioner posttest kepada responden sebagai bahan

evaluasi setelah diberikan penjelasan lebih lanjut tentang bahaya anemia.

4. Evaluasi

Responden pada kegiatan penyuluhan ini merupakan remaja putri di MA Al-

Hamid wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah. Pertama dilakukan pengecekan

Hb siswi dengan metode Hemoque. Dari pemeriksaan didapatkan hasil yang dapat

dilihat dari gambar berikut.


19

Gambaran Status Anemia pada Siswi MA Al-


Hamid

Anemia
Anemia Normal
Normal 46%
54%

Gambar 4.1 Grafik Gambaran Status Anemia pada Siswi MA Al-Hamid

Selain itu pada kegiatan ini dilakukan pretest tentang pengetahuan remaja

putri terhadap anemia, serta pencegahan anemia dan cara konsumsi TTD dengan

benar. Berdasarkan hasil pretest dan posttest diatas, tingkat pengetahuan

responden dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Responden


Pretest Posttest
Persentase Persentase
Nilai Jumlah Jumlah
Responden Responden
Responden Responden
(%) (%)
100 0 0 1 4,76
90 0 0 9 42,85
80 1 4,76 6 28,57
70 3 14,28 1 4,76
60 6 28,57 4 19,04
50 6 28,57 0 0
40 2 9,52 0 0
30 2 9,52 0 0
20 1 4,76 0 0
Rata-rata ? ?
20

Dari 30 responden didapatkan tidak ada yang mendapatkan nilai 80-100, 8

orang (26%) mendapatkan nilai 80, 14 orang (46%) mendapatkan nilai 70, 2

orang (6.6%) mendapatkan nilai 60, 2 orang (6.6%) mendapatkan nilai 50, dan 4

orang (13%) mendapatkan nilai 40.

Setelah dilakukan penyuluhan, terdapat peningkatan pada nilai posttest.

Pada posttest didapatkan 16 orang (53%) mendapatkan nilai 100, 7 orang (23%)

mendapatkan nilai 90, 3 orang (10%) mendapatkan nilai 80, 4 orang (13%)

mendapatkan nilai 70, dan tidak ada peserta yang mendapatkan nilai dibawah 70.

Pada penilaian pretest dan posttest di dapatkan nilai rata-rata pretest 66 dan

posttest meningkat menjadi 91.

Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Responden yang Menjawab dengan Benar Setiap
Soal Pretest dan Posttest
Pretest Posttest
Jumlah Jumlah
Pertanyaan Persentase Persentase
Responden Responden
No. Responden Responden
Menjawab Menjawab
(%) (%)
Benar Benar
1 20 95,23 20 95,23
2 19 90,47 20 95,23
3 7 33,33 18 85,71
4 12 57,14 14 66,66
5 17 80,95 18 85,71
6 7 33,33 13 61,90
7 5 23,80 20 95,23
8 13 61,90 20 95,23
9 3 14,28 8 38,09
10 6 28,57 18 85,71
21

Berikut pernyataan tentang pengetahuan yang termuat dalam pretest dan

posttest:

1. Anemia adalah kadar hemoglobin darah kurang dari normal


2. Penyebab terjadinya gejala anemia akibat sel darah merah berkurang
kemampuannya dalam membawa/mengangkut oksigen
3. Makanan yang mengandung sumber zat besi adalah Daging merah, ikan
segar, bayam, gandum dan roti gandum
4. Anemia tetap terjadi walaupun telah mengkonsumsi zat besi cukup karena
kekurangan konsumsi vitamin C
5. Kalsium dan fosfat merupakan inhibitor penyerapan zat besi
6. Minum teh atau kopi setelah makan dapat mengurangi penyerapan zat besi
7. Konsumsi tablet tambah darah yang benar yaitu 1 kali dalam seminggu
dan 1 kali saat menstruasi
8. Kelompok yang rentan mengalami anemia adalah remaja putri dan ibu
hamil
9. Kadar Hb Normal pada remaja putri adalah 12-15 gr/dL
10. Buah yang dapat membantu penyerapan zat besi adalah buah strawberry,
buah jeruk dan buah jambu (kaya akan vitamin C)

Hasil dari nilai pretest dan posttest kemudian diolah dalam bentuk

statistik. Dilakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Tabel 4.3 Uji Normalitas


Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pretest .333 30 .000 .790 30 .000
Posttest .312 30 .000 .745 30 .000
Hasil uji normalitas data menggunakan Shapiro Wilk didapatkan nilai

p=0.00. Nilai p<0.05 artinya data tidak terdistribusi dengan normal sehingga uji

dilanjutkan dengan uji statistik data berpasangan non parametrik Wilcoxon.

Tabel 4.4 Uji Non Parametrik Wilcoxon


Posttest-Pretest
Z -4,871a
Asymp.Sig. (2-tailed) .000
22

Dari hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan p=0.00 yang artinya terdapat

perbedaan yang signifikan secara statistic sebelum dan sesudah penyuluhan dinilai

dari hasil pretest dan posttest (p<0,05).

B. Pembahasan

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, dukungan dari pemegang kebijakan sangat

mempengaruhi kelancaran dari sebuah program kerja. Penyuluhan ini dapat

terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari pihak Puskesmas dan

pemegang program.

Kendala yang ditemui dalam pembagian kuisioner yang memakan waktu di

jam pelayanan puskesmas dapat teratasi dengan kemakluman dari pihak

Puskesmas dan kerjasama pihak sekolah yang terjalin cukup baik.

2. Pengorganisasian

Kendala dalam kegiatan penyuluhan ini adalah jumlah pelaksana kegiatan

yang terlibat sangat sedikit sehingga kesulitan dalam pembagian tugas. Namun,

panitia dapat bekerja secara overlapping dan terbantu dengan adanya masukkan

dari dokter pembimbing dalam membagi joblist sesuai kemampuan masing-

masing sehingga acara dapat terlaksana dengan lancar.

3. Pelaksanaan

Perencanaan yang matang dan dukungan dari pihak terkait membuat proses

penyuluhan berlangsung dengan lancar. Penyuluhan dimulai tidak tepat waktu

pada pukul 09.00 WITA. Keterlambatan mulainya kegiatan dikarenakan oleh


23

terlambatnya peserta yang berkumpul, meskipun sudah diberitahukan bahwa

setengah jam sebelum acara peserta diharapkan sudah berkumpul. Kendala lain

yaitu tidak dapat berhadirnya dokter Pembimbing untuk memberikan sambutan

dapat diatasi melalui diwakilkan nya pemberian sambutan melalui Dokter Muda.

Acara dimulai dengan diawali sambutan dari dokter muda, dilanjutkan

dengan sesi pretest. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah Hb

masing-masing. Pada sesi pemberian materi oleh pemateri suasana kurang

kondusif akibat siswi kebanyakan tidak memperhatikan pemateri. Sesaat suasana

menjadi kondusif kembali jika penyuluhan dilakukan melalui interaksi dua arah

sehingga fokus para siswi kembali ke materi penyuluhan. Kendala seperti ruangan

tidak ditemukaan saat pelaksanaan karena sudah diantisipasi pada saat

perencanaan melalui survey kelas dengan sarana fasilitas yang cukup besar yaitu

disalah satu kelas.

Setelah sesi pemberian materi selesai dilanjutkan dengan sesi diskusi.

Responden pada sesi ini sangat aktif memberikan pertanyaan. Kemudian

dilanjutkan pada sesi posttest sebagai bahan evaluasi. Sesi terakhir yakni

pembagian konsumsi dan cendera mata serta berfoto bersama.

4. Evaluasi

Evaluasi jangka pendek dalam kegiatan PBL ini dilakukan melalui penilaian

ada atau tidaknya peningkatan pengetahuan remaja putri terhadap anemia (gejala

dan pencegahan) melalui pretest dan posttest. Untuk evaluasi jangka menengah

terjadi peningkatan jumlah remaja putri yang mendapat dan rutin mengkonsumsi

TTD dengan cara yang benar di wilayah kerja Puskesmas S. Parman Banjarmasin.
24

Selanjutnya diharapkan gambaran anemia dari hasil pengecekan Hb dapat menjadi

tolak ukur mengenai gambaran status anemia di wilayah kerja S. Parman sehingga

dapat dipertimbangkan untuk pemberian distribusi tablet tambah darah yang

merata untuk seluruh remaja putri di wilayah kerja S. Parman.

Hasil nilai rata-rata pretest yang dapat dilihat pada tabel 4.1 yaitu 66,

kemudian setelah dilakukannya penyuluhan terdapat peningkatan nilai rata-rata

pada posttest menjadi 91. Kemudian data diolah ke dalam bentuk statistik

didapatkan nilai p<0,05 yang artinya terdapat perbedaan antara pengetahuan

remaja putri sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan, sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa kegiatan penyuluhan ini dapat meningkatkan

pengetahuan remaja putri mengenai anemia dan upaya pencegahan melalui

konsumsi gizi seimbang serta konsumsi TTD yang benar.

Menurut Notoatmojo pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan merupakan akumulasi dari

pengalaman dan pendidikan yang didapat sebelumnya sehingga pengetahuan

remaja putri yang baik mengenai tablet tambah darah akan mempengaruhi

kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Pengetahuan ini tidak hanya

diperoleh dari pendidikan formal tetapi juga dapat diperoleh melalui penyuluhan

dan sosialisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan. 11 Hal ini membuktikan

bahwa pentingnya penyuluhan tentang gejala anemia, pencegahan melalui

konsumsi gizi seimbang dan konsumsi TTD yang benar dalam jangka panjang

dapat mengurangi angka kejadian anemia khususnya diwilayah kerja Puskesmas

S. Parman

Anda mungkin juga menyukai