Anda di halaman 1dari 8

PENYELESAIAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

STRUKTUR BETON III

Dosen Pengampu:

Dr. Yudhi Arnandha, M.T.

NURROKHMAH FATMAWATI

NPM. 1710503106

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TIDAR

2020
MAHASISWI NIM GENAP (PEREMPUAN)

1. Jelaskan yang disebut dengan kolom pendek?


Penyelesaian :
Kolom pendek, dimana dalam batas keruntuhan mekanismenya ditentukan oleh
kekuatan bahannya (baja atau betonnya).
𝑃 𝑃𝑚𝑎𝑥
𝜎𝑡𝑘 = 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 =
𝐴 𝐴
𝜎𝑡𝑘 = tegangan tekan
𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 = tegangan ijin
P = gaya yang bekerja
𝑃𝑚𝑎𝑥 = gaya maksimal yang bisa ditahan
𝐴 = luas daerah tekan
jika 𝜎𝑡𝑘 > 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 , maka kolom akan gagal
Kolom pendek dalam batas keruntuhan mekanismenya ditentukan oleh kekuatan
bahannya (baja/bentang). Kemampuannya ini dipengaruhi oleh kekuatan material
dan bentuk geometri dari potongan melintang dan tidak dipengaruhi oleh panjang
kolom karena defleksi lateral (lendutan ke samping) yang terjadi sangat kecil
(tidak signifikan).
a. Beban Aksial
Elemen tekan yang mempunyai potensi kegagalan karena hancurnya material
(tegangan langsung) dan mempunyai kapasitas pikul-beban tak tergantung pada
panjang elemen, relatif lebih mudah untuk dianalisis. Apabila beban yang bekerja
bertitik tangkap tepat pada pusat berat penampang elemen, maka yang timbul
adalah tegangan tekan merata yang besarnya dinyatakan dalam persamaan.
b. Beban Eksentris
Apabila beban bekerja eksentris (tidak bekerja di pusat berat penampang
melintang), maka distribusi tegangan yang timbul tidak akan merata. Efek beban
eksentris adalah menimbulkan momen lentur pada elemen yang berinteraksi
dengan tegangan tekan langsung. Bahkan apabila beban itu mempunyai
eksentrisitas yang relatif besar, maka di seluruh bagian penampang yang
bersangkutan dapat terjadi tegangan Tarik. Aturan sepertiga-tengah, yaitu aturan
yang mengusahakan agar beban mempunyai titik tangkap di dalam sepertiga
tengah penampang (daerah Kern) agar tidak terjadi tegangan tarik.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan “strong column weak beam”?


Penyelesaian :
struktur yang fleksible yang mampu berdeformasisaat terjadi gempa (memiliki
daktilitas yang tinggi) pada jenis perencanaan SRPMK (Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus). Persyaratan yang ketat pun harus dipenuhi, untuk menghasilkan
struktur yang dapat berperilaku daktail secara SRPMK sesuai dalam SNI 03-2847-
2002.

3. Diketahui sebuah kolom persegi dengan dimensi 330 x 515 mm dengan jarak
tulangan ke serat tepi terluar sebesar 55 mm. Digunakan 3D22 untuk tulangan
tekan dan 4D22 untuk tulangan tarik. Kuat tekan beton sebesar 30 MPa dan
tegangan leleh baja 395 MPa. Tentukan kuat beban aksial untuk kondisi kolom:
a. Eksentrisitas kecil
b. Eksentrisitas 99 mm
c. Momen murni
d. Kondisi seimbang (balanced)

Penyelesaian :
• Diketahui :
Dimensi kolom: 330 × 515 mm
d’ : 55 mm
d : 460 mm
Ag : 169950 mm2
As’ : 3D22 = 1140,398 mm2
As : 4D22 = 1520,531 mm2
Ast : 2660,929 mm2
fc’ : 30 Mpa
fy : 395 Mpa

• Ditanya :
kuat beban aksial untuk kondisi kolom:
a. Eksentrisitas kecil
b. Eksentrisitas 99 mm
c. Momen murni
d. Kondisi seimbang (balanced)

• Dijawab :
a. Kuat tekan untuk kondisi eksentrisitas kecil
∅𝑃𝑛(max) = 0,80 × ∅( 0,85 × 𝑓 ′ 𝑐 (𝐴𝑔 − 𝐴𝑠𝑡 ) + 𝑓𝑦 × 𝐴𝑠𝑡 )
= 0,80 × 0,65( 0,85 × 30(169950 − 2660,929) + 395 × 2660,929)
= 2764807,894 𝑁 = 2764,807 𝑘𝑁
Maka kuat tekan pada kondisi eksentris kecil adalah 𝟐𝟕𝟔𝟒, 𝟖𝟎𝟕 𝒌𝑵

b. Kuat tekan untuk Eksentrisitas 99 mm


1. Regangan beton maksimal terjadi pada 0,003
2. Apabila 𝜀𝑠′ > 𝜀𝑦 maka 𝑓𝑠′ = 𝑓𝑦
3. Apabila 𝜀𝑠′ < 𝜀𝑦 maka 𝑓𝑠′ < 𝑓𝑦
𝑁𝐷1 = 0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 × 𝑏 = 0,85 × 30 × 0,85𝑐 × 330 = 7152,7𝑐
𝑁𝐷2 = 𝑓𝑠′ × 𝐴′𝑠 − 0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝐴′𝑠 = (1140,398 × 395) − 0,85 × 30 × 1140,398
= 421377,11 𝑁
𝑑−𝑐 460 − 𝑐
𝑁𝑇 = 𝑓𝑦 × 𝐴𝑠 = (𝜀𝑦 𝐸𝑠 × 𝐴𝑠 ) = 600 ( ) × 𝐴𝑠 = 600 ( ) × 1140,398
𝑐 𝑐
460 − 𝑐
= 912318,51 ( )
𝑐
460 − 𝑐
𝑃𝑏 = 𝑁𝐷1 + 𝑁𝐷2 − 𝑁𝑇 = 7152,7𝑐 + 421377,11 𝑁 − 912318,51 ( )
𝑐
Keseimbangan momen :
ℎ 515
𝑑 − ( − 𝑒) = 460 − ( − 99) = 301,5 𝑚𝑚
2 2
𝑎
𝑃𝑛 (301,5 ) = 𝑁𝐷1 𝑍1 + 𝑁𝐷2 𝑍2 = 𝑁𝐷1 (𝑑 − ) + 𝑁𝐷2 (𝑑 − 𝑑 ′ )
2
0,85𝑐
𝑃𝑛 (301,5 ) = 7152,7𝑐 (460 − ) + 421377,11 (460 − 55)
2
1 0,85𝑐
𝑃𝑛 = (7152,7𝑐 (460 − ) + 421377,11 (460 − 55))
301,5 2

460 − 𝑐 1 0,85𝑐
7152,7𝑐 + 421377,11 𝑁 − 912318,51 ( )= (7152,7𝑐 (460 − ) + 421377,11 (460 − 55))
𝑐 301,5 2

Persamaan diatas diselesaikan menggunakan metode iterasi dengan bantuan


Microsoft Excel, maka didapat nilai c=419,874 mm
1 0,85 × 419,874
𝑃𝑛 = (7152,7 × 419,874 (460 − ) + 421377,11 (460 − 55))
301,5 2

= 3370595,308 𝑁 = 3370,595 𝑘𝑁
∅𝑃𝑛 = 0,65 × 3370,595 = 2190,887 𝑘𝑁
Maka kuat tekan untuk kondisi eksentrisitas 99 mm adalah 𝟐𝟏𝟗𝟎, 𝟖𝟖𝟕 𝒌𝑵

c. Kuat tekan untuk Momen murni


𝑁𝐷1 + 𝑁𝐷2 = 𝑁𝑇
0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 × 𝑏 + 𝑓𝑠′ × 𝐴′𝑠 − 0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝐴′𝑠 = 𝑓𝑦 × 𝐴𝑠𝑡
𝑐 − 55
0,85 × 30 × 0,85𝑐 × 330 + 600 ( ) × 1140,40 − 0,85 × 30 × 1140,40
𝑐
= 395 × 1520,53
𝑐 − 55
7152,75𝑐 + 912318,50 × ( ) − 29080,15 = 600609,7
𝑐
7152,75𝑐 2 + 912318,50𝑐 − 50177517,86 − 29080,15 − 600609,7 = 0
7152,75𝑐 2 + 912318,50𝑐 − 50177517,86 − 29080,15𝑐 − 600609,7𝑐 = 0
7152,75𝑐 2 + 282628,67𝑐 − 50177517,86 = 0
−282628,67 ± √282628,672 − 4 × 7152,75 × (−50177517,86)
𝑐=
2 × 7152,75
𝑐 = 66,298 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = −105,81
𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑐 = 66,298 𝑚𝑚
𝑁𝐷1 = 0,85 × 30 × 0,85𝑐 × 330
= 0,85 × 30 × 0,85 × 66,298 × 330
= 474215,50 𝑁 = 474,215 𝑘𝑁
𝑐 − 55
𝑁𝐷2 = 600 ( ) × 1140,40
𝑐
66,298 − 55
= 600 ( ) × 1140,40
66,298
= 155474,32 𝑁 = 155,474 𝑘𝑁
Bagian beton yang dipakai tulangan = , 85 × 30 × 1140,40 = 29080,15 𝑁 = 29,080 𝑘𝑁
𝑁𝑇 = 395 × 1520,53 = 600609,7 𝑁 = 600,609 𝑘𝑁
0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 × 𝑏 + 𝑓𝑠′ × 𝐴′𝑠 − 0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝐴′𝑠 = 𝑓𝑦 × 𝐴𝑠𝑡
474,215 + 155,474 − 29,080 = 600,609 𝑘𝑁
600,609 𝑘𝑁 = 600,609 𝑘𝑁 → 𝑂𝐾!

Momen pada kolom


1
𝑀𝑛1 = 𝑁𝐷1 𝑍1 = 𝑁𝐷1 ((𝑑) − × 0,85𝑐) × 10−3
2
1
= 474,215 ((460) − × 0,85 × 66,298) × 10−3 = 204,777 𝑘𝑁𝑚
2
𝑀𝑛2 = 𝑁𝐷2 𝑍2 = (155,474 − 29,080 ) × (𝑑 − 𝑑 ′ ) × 10−3
= (155,474 − 29,080 ) × (460 − 55) × 10−3 = 51,190 𝑘𝑁𝑚
𝑀𝑛= 𝑀𝑛1 + 𝑀𝑛2 = 204,777 + 51,190 = 255,967 𝑘𝑁𝑚
∅𝑀𝑛= 0,65 × 255,967 = 166,378 𝑘𝑁𝑚
Pada kondisi momen murni keruntuhan terjadi saat hancurnya beton (𝑃𝑛 = 𝑃𝑢 = 0)
Momen murni pada kolom adalah 𝟏𝟔𝟔, 𝟑𝟕𝟖 𝒌𝑵𝒎
d. Kuat tekan untuk Kondisi seimbang (balanced)
Asumsi pada keadaan seimbang (balanced) adalah:
1. Regangan beton maksimal terjadi pada 0,003
2. Tegangan pada batang tulangan baja tekan mencapai tegangan luluhnya
𝐶𝑏 0,003
= 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑠 = 200000 𝑀𝑝𝑎
𝑑 𝑓𝑦
0,003 + 𝐸
𝑠

0,003𝑑 0,003 × 460


𝐶𝑏 = = = 277,387 𝑚𝑚
𝑓𝑦 395
0,003 + 𝐸 0,003 +
𝑠 2 × 105
𝐶𝑏 − 𝑑 ′ 277,387 − 55
𝜀𝑠 ′ = 0,003 × = 0,003 × = 0,0024
𝐶𝑏 277,387
𝑓𝑦 395
𝜀𝑦 = = = 0,00198
𝐸𝑠 2 × 105

Diperoleh nilai 𝜀𝑠′ > 𝜀𝑦 sehingga dapat disimpulkan tulangan tekan sudah leleh
maka 𝑓𝑠 ′ = 𝑓𝑦
𝑁𝐷1 = 0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝑎 × 𝑏 = 0,85 × 0,85 × 277,387 × 330 = 1984,079 𝑘𝑁
𝑁𝐷2 = 𝑓𝑦 × 𝐴′𝑠 = 395 × 1520,53 = 421,377 𝑘𝑁
𝑁𝑇 = 𝑓𝑦 × 𝐴𝑠𝑡 = 395 × 1520,53 = 600,609 𝑘𝑁
𝑃𝑏 = 𝑁𝐷1 + 𝑁𝐷2 − 𝑁𝑇 = 1984,079 + 421,377 − 600,609 = 1804,847 𝑘𝑁
∅𝑃𝑏 = 0,65 × 1804,847 = 1173,150 𝑘𝑁
Maka kuat tekan pada kondisi seimbang (balanced) adalah 𝟏𝟏𝟕𝟑, 𝟏𝟓𝟎 𝒌𝑵

Anda mungkin juga menyukai