Perusahaan Asuransi II
Agustin W, S.T., M.M.
Universitas Islam
Jakarta
1. Prinsip Indemnitas
Asuransi adalah kontrak indemnitas atau perjanjian
penggantian kerugian. Perusahaan asuransi sepakat untuk membayar
kerugian sesungguhnya yang diderita oleh tertanggung. Tujuan
perjanjian ini adalah untuk memperkirakan beban risiko dari
tertanggung kepada Perusahaan Asuransi. Batas tertinggi kewajiban
penanggung adalah memulihkan tertanggung kepada posisi ekonomi
yang sama dengan posisi sebelum terjadinya kerugian, seandainya
terjadi kerugian.
2
Universitas Islam
Jakarta
Lanjutan…
2. Prinsip Kepentingan yang Dapat Diasuransikan
Lanjutan…
3. Prinsip Subrogasi
Prinsip subrogasi memberi penanggung yang telah membayar ganti
rugi segala hak tertanggung terhadap pihak ketiga, berkenaan terjadinya
kerugian. Contoh, jika rumah seseorang terbakar akibat kelalaian tetangga
yang membakar sampah, maka pemilik rumah yang terbakar itu berhak
meminta pertanggungjawaban dari tetangga tersebut
Tetapi jika rumah tersebut diasuransikan terhadap bencana kebakaran, maka
pemilik rumah tersebut tidak dapat meminta pertanggungjawaban dari
keduanya, yaitu perusahaan asuransi dan tetangganya.
4
Universitas Islam
Jakarta
Lanjutan…
4. Prinsip Representasi
Bila tertanggung membeli asuransi,
ia akan membuat keterangan mengenai
risiko yang diasuransikan. Keterangan ini
dinamakan “representasi” dan dibuat
dengan tujuan agar perusahaan asuransi
mengadakan kontrak asuransi. Jika
tertanggung memberikan keterangan yang
salah tentang “sesuatu fakta pokok”, maka
penanggung dapat bebas dari kewajibannya.
5
Universitas Islam
Jakarta
Lanjutan…
5. Prinsip Jaminan
Bila penanggung hendak
menerima risiko dari tertanggung,
maka ia harus memperoleh informasi
yang akurat mengenai risiko tersebut
agar dapat mcmbuat keputusan yang
layak. Keputusan yang harus diambil
mengenai, apakah risiko itu akan
diterima atau tidak, dan dengan
syarat syarat apa.
6
Universitas Islam
Jakarta
MEMAHAMI KONTRAK
ASURANSI
BAGIAN-BAGIAN POLIS ASURANSI
1. Deklarasi
Deklarasi adalah pernyataan yang
dibuat oleh tertanggung yang menerangkan
mengenai dirinya, memberikan informasi
tentang risiko serta memberikan dasar
pengeluaran polis dan penentuan premi.
Informasi ini mungkin diperoleh secara lisan
atau dalam bentuk formulir aplikasi yang
ditanda tangani. Aplikasi menguraikan
mengenai pemohon baik secara terperinci
atau tidak, tergantung pada jenis asuransinya.
7
Universitas Islam
Jakarta
Lanjutan…
2. Klausul Pertanggungan
Bagian utama lainnya dari polis adalah klausul pertanggungan. Polis
dapat dibuat untuk all risks (segala risiko) atau untuk bencana tertentu saja.
Polis untuk bencana tertentu memberikan proteksi terhadap kerugian yang
disebabkan oleh bencana yang disebutkan dalam polis. Polis segala risiko
memberikan perlindungan terhadap segala kerugian tak disengaja selain dari
bencana yang dikecualikan.
8
Universitas Islam
Jakarta
Lanjutan…
3. Pengecualian-Pengecualian
Baik polis segala risiko maupun polis
bencana tertentu tidak dapat ditentukan
penutupannya tanpa memeriksa pasal-pasal
pengecualian. Tidaklah mungkin tertanggung
mengetahui apa-apa yang ditutup oleh polis
sebelum ia mengetahui suatu hal yang tidak
ditutupnya. Polis dapat mengecualikan bencana-
bencana tertentu, harta-harta tertentu, atau
kerugian-kerugian tertentu.
9
Universitas Islam
Jakarta
Lanjutan…
4. Kondisi-Kondisi
Bagian keempat dari polis adalah kondisi
yang memerinci tugas masing-masing pihak dan
kadang-kadang memberikan definisi dari istilah
yang digunakan. Karena kontrak asuransi adalah
kontrak bersyarat (conditional contracts), maka
bagi tertanggung adalah esensial untuk
memahami kondisi ini. Ia tidak dapat
mengharapkan penanggung akan memenuhi
kewajibannya menurut kontrak jika ia tidak
memenuhi kondisi yang diharuskan. Jika
tertanggung gagal memenuhi kondisi, maka ia
mungkin mendapatkan penanggung terbebas
dari kewajibannya.
10
Universitas Islam
Jakarta
PENDEKATAN KUALITATIF DALAM
PEMILIHAN METODE PENANGANAN RISIKO
PENDAHULUAN
Dalam prakteknya, disebabkan oleh perubahan-perubahan yang cepat dari lingkungan
risiko, diperlukan reaksi cepat terhadap masalah yang mendesak, dan keterbatasan-
keterbatasan yang dimiliki baik yang bersifat kelembagaan maupun yang berhubungan
dengan faktor manusia, seringkali manajer resiko pada suatu waktu hanya focus pada satu
bagian saja dari total program manajemen risikonya. Manajemen risiko seharusnya
memperluas peninjauannya. Peninjauan ini bisa dilakukan sendiri bisa dengan bantuan
konsultan atau perusahaan asuransi.
11
Universitas Islam
Jakarta
PENDAFTARAN
SEMENTARA
Dalam langkah pertama, manajer
resiko harus menetapkan kombinasi
penutupan asuransi yang dapat
memberikan perlindungan terbaik
terhahdap resikoyang dihadapi
perusahaan yang bersangkutan.
Tujuannya ialah untuk mengadakan
perlindungan yang paling lengkap
dengan biaya yang paling murah.
12
Universitas Islam
Jakarta
MEMBUAT DAFTAR YANG
TELAH DIPERBAIKI
13
Universitas Islam
Jakarta
PENDEKATAN KUANTITATIF DALAM
PEMILIHAN METODE PENANGANAN RISIKO
PENDAHULUAN
Pemilihan metode yang akan dipakai untuk menangani risiko berdasarkan
pendekatan ini dimulai dengan membuat sebuah tabel MATRIKS KERUGIAN
yang memperlihatkan berbagai kemungkinan atau biaya yang harus dikeluarkan
bagi setiap keputusan.
Penerapan pendekatan ini agak terbatas, yang disebabkan oleh beberapa
hambatan sebagai berikut :
1. Data yang diperlukan tidak ada atau tidak mencukupi.
2. Kurangnya pengalaman penggunaan cara ini.
14
Universitas Islam
Jakarta
MATRIKS KERUGIAN
15
Universitas Islam
Jakarta
16
Universitas Islam
Jakarta
THANK
YOU!