Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH PADUAN LOGAM (METAL ALLOY)

TUGAS BAHAN KONTRUKSI TEKNIK KIMIA

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas B
Hilmiatun Hasanah 191910401022
Riatus Sholehah 191910401035
Ayu Wulandari 191910401043
Shotis Hidayatul G. 191910401049
Emya Vevayosa P. 191910401053
Rinaldo Jhonatan S. 191910401065
Jihan Nafila W. 191910401077
Maharani Tri W. 191910401101
Zata Shafhandi 191910401102

PROGRAM STUDI S1 REKAYASA / TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

APRIL, 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atbya diakhirat
nanti.

Makalah ini yang berjudul Paduan Logam (Metal Alloy) yaitu merupakan
tugas dari mata kuliah bahan komtruksi teknik kimia Universitas Jember oleh
Dosen Pengampu Atiqa Rahmawati, S.T, M.T.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini untuk itu
kritik dan saran terhadap penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jember, 08 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1 Definisi Logam Paduan............................................................................................. 2
2.2 Macam-Macam Paduan Logam ................................................................................ 3
2.2.1 Besi (Ferrous)..................................................................................................... 3
2.2.2. Non Besi (Non Ferrous) .................................................................................. 21
2.2.3 Proses Pembuatan Metal Alloy ................................................................. 34
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 37
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 37
3.2 Saran ....................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 40

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan atau material teknik diklarifikasikan menjadi logam dan non
logam. Dalam dunia konstruksi, logam (terutama logam besi atau baja)
merupakan material yang paling banyak dipakai, tetapi material-material lain juga
tidak dapat diabaikan. Material non logam sering digunakan karena meterial
tersebut mempunyai sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh material logam.
Secara umum meterial teknik diklasifikasikan menjadi dua golongan yakni
logam (metal) dan non logam (non metal). Jika ditinjau dari sudut pandang
susunan unsur dasar, logam (metal) dibagi menjadi 2 (dua), yaitu logam murni
dan logam alloy (logam paduan). Sedangkan non logam dibagi menjadi 3 (tiga),
yaitu keramik, komposit, dan polimer.
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam juga
merupakan bahan yang dapat ditempa, mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur
secara homogen dalam berbagai kadar.
Logam paduan (metal alloy) merupakan campuran dari dua macam logam
atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair. Logam paduan
merupakan salah satu material yang sering digunakan dalam industri, khususnya
dalam industri di bidang konstruksi. Terdapat banyak jenis logam paduan yang
sering digunakan.
Logam paduan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu Besi (ferrous) dan non
besi (non ferrous). Besi atau ferrous dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu baja
dan besi tuang. Adapun logam non besi atau non ferrous yang umum digunakan
anatara lain, tembaga, alumunium, magnesium, titanium, refractory metal, logam
mulia. Dalam pembuatan paduan logam diklasifikasikan menjadi 2 yaitu dingin
(Cold) dan panas (Hot). Adapun macam-macam pemrosesan pembuatan logam
berat dengan suhu panas atau dengan perlakuan panas, yaitu annelling,
normalizing, stress relieving, dan surface hardening.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan logam paduan?
2. Apa saja jenis-jenis logam paduan?
3. Bagaimana cara membuat logam paduan?
4. Bagaimana manfaat logam paduan dalam dunia industri maupun
dalam kehidupan sehari-hari(Studi kasus)?

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang logam paduan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis logam paduan.
3. Untuk mengetahui proses dan cara membuat logam paduan.
4. Untuk mengetahui manfaat logam paduan dalam dunia industri
maupun dalam kehidupan sehari-hari(Studi kasus).

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini, yaitu :
1. Dapat mengetahui tentang logam paduan
2. Dapat mengetahui jenis-jenis logam paduan
3. Dapat mengetahui proses dan cara membuat logam paduan
4. Dapat mengetahui manfaat logam paduan dalam dunia industri
maupun dalam kehidupan sehari-hari(Studi kasus).

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Logam Paduan


Logam paduan (metal alloy) adalah logam yang terdiri dari dua atau lebih
jenis atom dan merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang
dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.

2
2.2 Macam-Macam Paduan Logam
Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam
murni karena pada logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan
keuntungan dan kemudahan sebagai material pabrikasi, seperti kekerasan pada
logam paduan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya, kekuatan tarik
dapat diperbesar, daya pemuaian dapat dikurangkan, titik lebur dapat diturunkan
atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya. Adapun macam-macam logam
paduan, yaitu :

2.2.1 Besi (Ferrous)


Ferrous (besi) adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran
unsur karbon dengan besi. Logam ferro terdiri dari komposisi kimia yang
sederahana antara besi dan karbon. Logam Ferrous terbagi menjadi 2, yaitu
baja dan besi cor.

a. Baja
Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana
besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya.
Kandungan karbon dalam baja kurang dari 1,4% berat sesuai grade-nya.
Dalam proses pembuatan baja akan terdapat unsur-unsur lain selain karbon
yang akan tertinggal dalam baja seperti mangan (Mn), silikon (Si),
Kromium (Cr), vanadium (V), dan unsur lainnya. Dalam hal aplikasi, baja
sering digunakan sebagai bahan baku untuk alat-alat perkakas, alat-alat
pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan rumah tangga, dan
lain-lain. Menurut ASM handbook vol 1:139 (1993), baja dapat
diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimianya seperti kadar karbon dan
paduan yang digunakan. Berikut merupakan klasifikasi baja berdasarkan
komposisi kimianya :

1) Baja Karbon
Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari
unsur utama Fe dan unsur kedua yang berpengaruh pada sifat-
sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lain berpengaruh

3
menurut presentasinya. Berdasarkan kandungan karbon, baja karbon
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Baja Karbon Rendah(Low Carbon Steel)
Baja kabon rendah merupakan baja yang paling
murah diproduksi diantara semua karbon, midah
dimachining dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya
sangat tinggi tetapi kekerasannya rendah dan tahan aus.
Sehingga pada penggunaannya, baja jenis ini dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan komponen
bodi mobil, struktur bangunan, pipa gedung, jembatan,
kaleng, pagar, dan lain-lain.Baja karbon rendah ini memiliki
ketangguhan dan keuletan yang tinggi.Selain itu, baja ini
tingkat kekerasan yang rendah sehingga mudah dibentuk
tetapi sulit untuk dikeraskan.Namun, ketika tingkat
kekerasannya dapat ditingkatkan, maka baja karbon rendah
ini dapat dimanfaatkan sebagai komponen pembuatan mesin.
Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung
karbon kurang dari 0,25% C, serta struktur mikronya terdiri
atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja lainnya,
baja karbon rendah merupakan jenis baja yang diproduksi
dalam jumlah terbesar.
b) Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)
Baja karbon menengah adalah baja yang mengandung
karbon 0,25% C-0,6% C. Baja karbon menengah memiliki
kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah,
kekuatan tarik dan batas regang yang tinggi, tidak mudah
dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan,
dan dapat dikeraskan dengan baik. Baja ini lebih kuat
daripada baja karbon rendah, tetapi memiliki keuletan dan
ketangguhan yang lebih rendah, serta dapat diberi perlakuan
panas untuk meningkatkan kekuatannya. Baja karbon
menengah banyak digunakan untuk poros, rel kereta api, roda

4
gigi, pegas, baut, komponen mesin yang membutuhkan
kekuatan tinggi, dan lain-lain.
Baja ini dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dengan
cara memanaskan hingga fasa austenit dan setelah ditahan
beberapa saat didinginkan dengan cepat ke dalam air atau
sering disebut quenching untuk memperoleh fasa yang keras
yaitu martensit. Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa
(plain) dan baja mampu keras. Kandungan karbon yang
relatif tinggi itu dapat meningkatkan kekerasannya. Namun
tidak cocok untuk di las, dengan kata lain kemampuan las nya
rendah. Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan
Mo lebih mampu meningkatkan kerasnya.
c) Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel)
Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung karbon
0,6% C-1,4% C dan memiliki tahan panas yang tinggi,
kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Biji
karbon tinggi memiliki kuat tarik paling tinggi dan banyak
digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja
ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja.Baja
ini terdiri dari baja karbon tinggi biasa dan baja perkakas.
Khusus untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V, W,
dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut
bersenyawa dengan karbon menjadi senyawa yang sangat
keras sehingga ketahanan aus sangat baik. Berdasarkan
jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja
karbon ini digunakan dalam pembuatan pegas dan alat-alat
perkakas seperti palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu,
baja jenis ini banyak digunakan untuk keperluan industri lain
seperti pembuatan kikir, pisau, mata gergaji, cetakan, pisau,
dan pegas.
2) Baja Paduan

5
Menurut Amanto, 1999, baja paduan didefinisikan sebagai suatu
baja yang dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran seperti nikel,
mangan, molibdenum, kromium, vanadium, dan wolfram yang berguna
untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan,
kekerasan, dan keuletannya. Paduan dari beberapa unsur yang berbeda
memberikan sifat khas pada baja. Misalnya baja yang dipadu dengan Ni
dan Cr akan menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras dan ulet.
Berdasarkan kadar paduannya baja paduan dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
a) Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel)
Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen
paduannya kurang dari 2,5% wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-
lain.

b) Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel)


Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen
paduannya 2,5%-10% wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.
c) Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya
lebih dari 10% wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.
Menurut Amstead, 1993 secara umumnya, baja paduan memiliki sifat yang
unggul daripada baja karbon biasa, diantaranya:
• Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.
• Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis
paduannya.
• Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisiknya
tidak banyak berubah.
• Memiliki butiran halus dan homogen.
3) Aplikasi Baja
Baja yang memiliki kekerasan tinggi sebagai sifat utama
a) Baja pegas

6
Baja pegas adalah baja karbon yang mengandung 0,5-1,0% karbon atau
baja karbon rendah yang dicampur dengan Si, Mn, dan Cr sampai 1% selanjutnya
dengan Mo dan V sampai 0,25% dan dengan Be yang jarang dilakukan sampai
0,0005%.Baja pegas sebenarnya tidak mempunyai kekerasan yang tinggi sebagai
sifat utamanya. Sifat utama adalah modulus elastik dan batas elastik.
b) Baja bantalan
Baja bantalan adalah baja yang mengandung 1% karbon dan 1% krom.
Untuk bantalan yang besar dipakai bahan yang mengandung lebih dari 1% Mn
atau Cr, atau Mo tetapi komposisi utamanya tetap tidak berubah.Baja ini
digunakan sebagai bahan untuk bantalan peluru dan bantalan rel kereta api.
Umur baja bantalan tergantung pada keausan fretting jadi inklusi sangat
menentukan. Untuk bantalan yang baik dan efisien, pemurnian baja dilakukan di
bawah kondisi vakum atau dengan pencairan elektroslag untuk menghindari
pencampuaran dengan inklusi.

Gambar II. 1 Rel Kereta Api

c) Baja perkakas dingin


Umumnya baja perkakas mempunyai kadar karbon yang tinggi dengan
unsur paduan Cr, W dan V. Baja perkakas meliputi ; baja perkakas karbon (untuk
perkakas pemotong kayu, pemotong daging, pisau), baja perkakas paduan rendah
(untuk perkakas pemotong, cetakan penarikan kawat, tap dan drill), baja perkakas
paduan medium (untuk alat pengetrim, pengukur dan pengerol derat). Tahap-
taham pembuatan baja ini meliputi; penempatan, penormalan, pelunakan, dan
pencelupan dingin.
d) Baja perkakas panas

7
Baja perkakas panas adalah bahan yang dipakai untuk proses pengerjaan
panas seperti pada pengecoran cetak, ekstrusi, untukbilah penggunting, dan untuk
cetakan penempaan panas yang dipakai pada temperatur tinggi, dsb.
Sifat-sifatnya yang diperlukan adalah:
▪ Mudah dibentuk menjadi cetakan.
▪ Mempunyai ketahanan tinggi terhadap pelunakan temper.
▪ Mempunyai kekerasan panas tinggi dan keuletan yang baik.
▪ Mempunyai ketahanan aus yang tinggi dan mempunyai deposisi termal
dan fusi yang kurang.
▪ Baja kecepatan tinggi
e) Baja kecepatan tinggi
Baja ini mempunyai kekerasan panas dan ketahanan aus yang sangat baik
serta mempunyai temperatur yang paling tinggi dibandingkan dengan baja-baja
lainnya, sehingga harus ada kotrol yang ketat terhadap lingkungan, kenaikan
temperatur dan waktu pencelupan. Pada baja ini, C adalah unsur yang penting
karena keadaan C rendah akan mengakibatkan pengerasan kedua yang kurang dan
bila lebih akan menurunkan titik cair. Digunakan sebagai bahan perkakas
pemotong, cetakan rol, bagian mesin yang tahan aus dan berbagai perkakas
lainnya
f).Baja tahan karat
1. Baja Tahan Karat Ferritic
Baja Tahan Karat Ferritic mempunyai paduan utama
kromium16%, sesuai untuk lingkungan korosif terutama terhadap
bahan kimia Kromium 10,5 - 18 % seperti grade 430 dan 409.
Kadar karbonnya relative rendah. Baja tahan karat ini umumnya
tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas, namun dapat
dikeraskan dengan pengerjaan dingin. Jenis Ferritic agak sedikit
kurang mempunyai sifat kenyal daripada jenis austenitic.
Ketahanan korosi tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di
fabrikasi / machining. Tetapi kekurangan ini telah diperbaiki pada
grade 434 dan 444 dan secara khusus pada grade 3Cr12. Baja tahan
karat Ferritic dibagi dalam beberapa tipe yaitu :

8
➢ Tipe 409
Tipe ini merupakan ferritic yang stabil terdiri dari titanium
dan krom dengan 11% krom. Tipe ini diaplikasikan untuk
perlindungan terhadap oksidasi dan korosi pada baja karbon,
seperti pada peralatan pertanian dan rumah tangga.

Gambar II.2 Tipe 409


➢ Tipe 410S
Tipe ini memiliki kandungan karbin rendah dengan tambahan
titanium dan columbium. Diaplikasikan pada industri minyak gas,
petrokimia, dan pertambangan.

Gambar II.3 Tipe 410S

Sifat-sifat dasar baja ferritic adalah:


• Cukup untuk peningkatan daya tahan korosi yang bagus dengan
kandungan Chromium 32.
• Tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan selalu
digunakan dalam magnet yang dikuatkan.

9
• Kemampuan mengelasnya sedikit.
• Kemampuan membentuknya tidak sebagus austenitic.

2. Baja Tahan Karat Martensitic


Baja tahan karat ini mengandung chrom 13%, kuat leleh
dan tariknyadiperoleh dari proses pendinginan pada kondisi udara
luar, sesuai untuk lingkungan korosif ringan. Memiliki unsur utama
Krom (lebih sedikit jika dibanding baja tahan karat Ferritic) dan
kadar karbon relatif tinggi (0,1 - 1,2%) misal grade 410 dan 416.
Grade 431 memiliki Krom sampai 16% tetapi mikrostrukturnya
masih martensitic disebabkan hanya memiliki Nikel 2%.
Merupakan baja pertama yang dikembangkan secara komersial
sebagai cutlery.
Baja tahan karat martensitic dibagi dalam beberapa tipe yaitu :
➢ Tipe 410
Tipe ini mempunyai kandungan krom sebanyak
13% dan 0,15% karbon. Penggunaaniasanya pada
pengerjaan dingin.
➢ Tipe 416
Kandunganya sama dengantipe 410,bendanay
terdapat penembahan sulfur.
➢ Tipe 431
Tipe ini mengandung 17% krom, 2,45% nikel, dan
0,15% maksimum karbon.

Sifat-sifat dasar baja martensitic adalah :

• Daya tahan korosinya sedang

• Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan oleh karena


itu tingkat kekerasan dan daya tahannya tinggi.

• Kemampuan mengelasnya kurang.

• Bersifat magnetik

10
Gambar II.4 Baja martensitic

3. Baja Tahan Karat Austenitic


Baja tahan karat ini mengandung sedikitnya 16% Krom dan
6% Nikel serta unsur tambahan Mo sampai 6%. Dimana sifat tahan
karatnya didapat melalui pemanasan pada suhu 1000 – 11000 lalu
didinginkan dengan direndam kedalam air, sesuai untuk lingkungan
yang mengandung garam, serta biasanya digunakan untuk baling –
baling kapal. Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau Copper (Cu)
berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur serta
korosi. Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah
disebabkan unsur Nikel membuat SS tidak menjadi rapuh pada
temperatur rendah.Aplikasinya yaitu untuk bahan konstruksi, perabot
dapur, turbin, mesin jet, mobil, komponen berputar(baling-baling),
bangunan kapal, reaktor atom, dst.

Gambar II.5 Baling-baling

Baja tahan karat austenitic terbagi ke dalam beberapa tipe yaitu :


➢ Tipe 301
Tipe ini adalah tipe dengan bahan dan pertimbangan
ekonomis. Cocok digunakan pada air tawar, tetapi tidak
sesuai untuk penggunaan di air laut.

11
➢ Tipe 321
Tipe ini merupakan variasi tipe sebelumnya dengan
perubahan karbondan titanium secara proporsional untuk
pengerjaan suhu tinggi.aplikasi material ini yaitu pada
pemanas suhu tinggi dan kompensator.
➢ Tipe 347
Hampir sama dengan tipe 321, tetapi pada tipe ini terdapat
tambahan niobum.

➢ Tipe 316
Tipe ini memiliki tambahan unsur Molibdenum 2-
3% sehingga lebih tahan terhadap korosi. Aplikasi material
ini yaitu pada tangki penyimpanan bahan kimia, pemipaa,
dan bejana bertekanan.
➢ Tipe 317
Tipe ini merupakan perubahan dari tipe 316 dengan
tambahan unsur Molybdenum 3-4% sehingga dapat
digunakan pada tempertur dingin dan air laut.

Sifat-sifat dasar baja austenitic yaitu :

• Daya tahan korosi yang sangat bagus dalam asam organik, industri,
dan lingkungan laut.
• Kemampuan mengelas yang sangat bagus (semua proses).
• Kemampuan membentuk, kemampuan pembuatan dan sifat kenyal
yang sangat bagus.
• Sifat-sifat suhu tingginya bagus dan suhu rendahnya sangat bagus
(kekerasan tinggi pada semua suhu).
• Tidak mengandung magnit (jika dikuatkan).
• Dapat dikeraskan hanya dengan dibentuk profil logam dengan
temperatur dingin (logam-logam campuran ini tidak dapat
dikeraskan dengan perlakuan panas).

12
4. Baja Tahan Karat Duplex

Disebut Duplex dikarenakan kandungan Nikel tidak cukup


untuk menghasilkan susunan austenitic secara penuh dan hasil kombinasi
susunan ferritic dan austenitic. Duplex SS seperti 2304 dan 2205 (dua
angka pertama menyatakan persentase Krom dan dua angka terakhir
menyatakan persentase Nikel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran
austenitic dan ferritic. Duplex ferritic-austenitic memiliki kombinasi sifat
tahan korosi dan temperatur relatif tinggi atau secara khusus tahan
terhadap Stress Corrosion Cracking. Meskipun kemampuan Stress
Corrosion Cracking-nya tidak sebaik ferritic SS tetapi ketangguhannya
jauh lebih baik jika dibandingkan dengan ferritic SS dan lebih buruk
dibanding austenitic SS. Sementara 33 kekuatannya lebih baik dibanding
austeritic SS kira-kira 2 kali lipat. Duplex ketahanan korosinya sedikit
lebih baik dibanding 304 dan 316. Kebanyakan baja Duplex mengandung
Mo dalam jarak 2,5-4%. Beberapa tipe Duplex antara lain:

➢ UNS S31803
Tipe ini merupakan duplex yang paling
digunakan.komposisinya yaitu 0,15% karbon, 22% krom, dan
5,5% nikel.
➢ UNS S32750
Tipe ini mempunyai sifat hampir sama dengan tipe 316
tetapi kekuatan tariknya dua kali lipat. Komposisinya yaitu
0,03% karbon, 3% krom, 4% nikel dan 0,1% nitrogen.

Sifat –sifat dasar baja duplex adalah :

• Daya tahan yang tinngi untuk menekan keretakan korosi


• Daya tahan yang dinaikkan pada serangan ion Klorida.
• Perenggangan dan kuat luluh yang lebih tinggi dari baja-baja austenitic
dan ferritic.
• Kemampuan peleburan, kemampuan membentuk yang baik.
b. Besi Cor

13
Besi cor merupakan paduan antara besi dan karbon dengan
kandungan C diatas 2% (pada umumnya sampai dengan 4%). Paduan ini memiliki
sifat mampu cor yang sangat baik namun memiliki elongasi yang relatif rendah.
Oleh karenanya proses pengerjaan bahan ini tidak dapat dilakukan melalui proses
pembentukan, melainkan melalui proses pemotongan (pemesinan) maupun
pengecoran. Dari warna patahan, dapat dibedakan 3 jenis besi cor yaitu :
1) Besi Tuang Kelabu (Gray Iron)

Gambar II.6 Gray Iron

Pengertian Definisi Besi Tuang Kelabu, Gray Cast Iron. Salah satu
Karekteristik yang dimiliki oleh besi cor kelabu adalah bidang patahannya.
Patahan terjadi dengan rambatan yang melintasi satu serpih ke serpih yang
lainnya. Karena sebagian besar permukaan patahan melintasi serpih-serpih grafit,
maka permukaannya berwarna kelabu. Untuk itu disebut besi cor kelabu.Besi cor
kelabu memiliki kandungan karbon antara 2,7 sampai 4 persen dan unsure
mangan sekitar 0,8 persen. Besi cor kelabu ini mengandung unsur silicon relative
tinggi yaitu antara satu sampai tiga persen. Dengan silicon sebesar ini, besi cor
akan membentuk garfit dengan mudah, sehingga fasa karbida Fe3C tidak
terbentuk. Grafit serpih besi cor ini terbentuk saat proses pembekuan.

Besi cor kelabu mempunyai sifat mampu las yang buruk, ketahanan korosi
rendah, dan ketahanan aus yang juga rendah. Namun demikian besi cor ini
memiliki sifat mampu mesin yang baik dan mampu cor yang sangat baik. Berikut
karakteristik dari Besi tuang Kelabu.

14
Tabel II. 1 Karakteristik dari Besi tuang Kelabu

2. Besi Cor Nodular (Ductile Iron)

Gambar II. 7 Struktur Mikro Produk Besi Cor Nodular


Pengertian Besi Tuang Cor Nodular, Nodular Cast Iron. Besi cor nodular
dibuat dengan menambahkan sedikit unsure magnesium atau serium. Penambahan
unsure ini menyebabkan bentuk grafit besi cor menjadi nodular, atau bulat, atau
speroid.
Perubahan bentuk grafit ini diikuti dengan perubahan keuletan. Keulutan besi cor
naik. Maka dari itu, besi cor nodular disebut besi cor ulet. Besi cor ini memiliki
keuletan antara 10 – 20 persen.

Besi cor nodular mempunyai sifat mampu las yang rendah, ketahanan
korosi rendah, dan ketahanan aus yang juga rendah. Namun demikian besi cor ini
memiliki sifat mampu mesin dan mampu cor yang baik dengan keuletan yang
tinggi dan ketahanan kejut sedang.

15
Tabel II. 1 Karakteristik dari Besi tuang Kelabu

3. White Iron

Gambar II. 8 Besi Tuang Putih

Pengertian Karakteristik Besi Tuang Putih. Beberapa sifat yang


dimiliki oleh besi cor putih dapat dilihat pada tabel di bawah. Besi cor putih
memiliki modulus elastisitas sekitar 179 GPa, dengan termal ekspansi pada
20 derajat Celcius adalah 9,0 x 10-6 C-1.
Besi cor ini memiliki sifat yang getas, namun memiliki kekerasan yang tinggi.
Sifat yang dimilikinya menyebabkan besi cor ini lebih aplikatif untuk suku
cadang yang mensyaratkan ketahanan aus tinggi.Secara umum sifat-sifat yang
dimiliki oleh besi cor putih dapat dilihat pada table di bawah.

Besi tuang putih (white cast iron) memiliki bidang patahan yang
berwarna putih karena mengandung sejumlah besar sementit dengan
kandungan karbon lebih dari 1,7%. Dengan kandungan silikon yang rendah

16
dan laju pendinginan yang cepat, maka setelah didinginkan akan terbentuk
fasa metastabil sementit, Fe3C. Karena sementit bersifat keras dan getas, besi
tuang putih memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi namun mampu
mesin dan kekuatan tariknya rendah. Besi tuang putih ini merupakan bahan
baku untuk pembuatan besi tuang mampu tempa.

4). Besi Tuang (Malleable Iron)

Gambar II. 8 Malleable Iron

Besi lunak adalah istilah dalam fisika yang merujuk pada jenis besi
yang mudah menjadi magnet dan mudah juga kehilangan magnet. Besi lunak
sering disebut dengan bahan "ferromagnet".Di mana ada besi lunak di sana
ada kumparan—bersama-sama membentuk "elektromagnet". Kumparannya
dialiri listrik sehingga menghasilkan medan magnet; selanjutnya medan
magnet itu akan “menginduksi” besi lunak menjadi magnet—yang “jauh lebih
besar”. Besi lunak biasanya dicor sebagai besi putih, strukturnya sendiri
adalah karbid metastabil didalam sebuah matriks perlitik. Melalui perlakuan
panas untuk pelunakan, struktur yang awalnya rapuh sebagai cetakan pertama
dirubah menjadi berbentuk lunak. Karbon-karbon menggumpal menjadi
bulatan kecil-kecil yang merupakan agregat dari grafit yang menyisakan
matriks ferit atau perlit berdasarkan dari perlakuan panas yang digunakan.
Material yang memiliki kemampuan baik untuk mempertahankan partikel
keausan non-abrasif.

Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1% sampai


3%.besi lunak menunjukkan keuletan yang baik. Dianggap salah oleh

17
beberapa orang sebagai material "tua" atau "mati", besi lunak masih memiliki
tempat yang sah dalam kotak peralatan insinyur desain. Besi yang dapat
ditempa adalah pilihan yang baik untuk coran kecil atau coran dengan
penampang melintang yang tipis (kurang dari 0,25 inci, 6,35 mm). Besi lunak
juga menunjukkan sifat ketangguhan retak yang lebih baik di lingkungan
suhu rendah dibandingkan setrika nodular lainnya, karena kandungan
silikonnya yang lebih rendah. Temperatur transisi ulet ke getas lebih rendah
daripada banyak paduan besi ulet lainnya. Untuk membentuk nodul grafit
berbentuk bola dengan benar (disebut nodul grafit marah atau nodul karbon
karbon) dalam proses annealing, harus dilakukan dengan hati-hati untuk
memastikan bahwa pengecoran besi akan mengeras dengan penampang besi
seluruhnya putih.

Bagian yang lebih tebal dari suatu casting akan mendingin secara
perlahan, memungkinkan beberapa grafit primer terbentuk. Grafit ini
membentuk struktur serpihan acak dan tidak akan berubah menjadi karbida
selama perlakuan panas. Ketika stres diterapkan pada aplikasi casting seperti
itu, kekuatan patah akan lebih rendah dari yang diharapkan untuk besi
putih. Besi seperti itu dikatakan memiliki penampilan 'berbintik-
bintik'. Beberapa penanggulangan dapat diterapkan untuk meningkatkan
pembentukan semua struktur putih, tetapi pengecoran besi lunak sering
menghindari menghasilkan bagian yang berat.

Setelah proses pengecoran dan perlakuan panas, besi lunak dapat


dibentuk melalui kerja dingin, seperti stamping untuk meluruskan, menekuk
atau operasi coining . Hal ini dimungkinkan karena sifat yang diinginkan dari
besi yang dapat ditempa lebih sensitif terhadap laju regangan dibandingkan
bahan lainnya. Apabila kandungan karbon dalam baja terlalu sedikit, maka
besi murni dalam paduan akan menjadi ulet, lembek, dan lemah. Elemen-
elemen pemadu yang umum dipadukan adalah: mangan, nikel,
kroma, molybdenum, boron, titanium, vanadium, tungsten, kobalt,
dan niobium. Elemen lain yang penting dalam pembuatan
baja: fosfor, belerang, silikon, dan adanya sedikit oksigen, nitrogen. Untuk

18
mencegah korosi, harus ditambahkan kromium paling sedikit 11% wt
sehingga membentuk oksida yang keras pada permukaan. Komposisi
kimianya ;C= 0,1%-3% , Mn= 0,25%-1,25%, Si= 1%-1,75%, S= 0,03%-
0,18% , P=0,05%.

Besi Tuang (Malleable Iron) sering digunakan untuk pengecoran


kecil yang membutuhkan kekuatan tarik yang baik dan kemampuan untuk
lentur tanpa putus (daktilitas). Penggunaan termasuk alat kelengkapan listrik,
perkakas tangan, alat kelengkapan pipa, cincin, kurung, alat kelengkapan
pagar, perangkat keras saluran listrik, peralatan pertanian, perangkat keras
pertambangan, bagian mesin, rantai, connecting rods, dll.

5) Besi grafit vermicular (Compacted Graphite Iron)


Besi grafit yang dipadatkan adalah material blok silinder yang
muncul yang memiliki kekuatan spesifik lebih tinggi daripada besi abu-abu
konvensional, dan dengan kekuatan kelelahan yang ditingkatkan dan sifat
akustik relatif terhadap aluminium, sehingga memungkinkan blok besi cor
dengan ketebalan dan massa yang diperkecil untuk dibangun. Bentuk grafit
ini menekan inisiasi dan perambatan retak dan merupakan sumber
peningkatan sifat mekanik relatif terhadap besi abu-abu dan konduktivitas
termal yang meningkat relatif terhadap besi ulet. bentuk besi cor di mana
bentuk partikel grafit adalah antara yang dari serpihan besi abu-abu
konvensional dan besi ulet di mana grafit berada dalam bola. Bentuk grafit
padat seperti cacing memberikan sifat fisik yang mencerminkan sifat abu-abu
dan besi ulet yang paling menguntungkan.

Gambar II.19 Besi grafit vermicular

19
Compacted-graphite iron (CGI) memilki sifat diantara bsei abu-abu
dan ductile iron. Gray besi memiliki redaman baik dan konduktivitas termal
tetapi ducility rendah, sedangkan ulet besi memiliki redaman miskin dan
termal konduktivitas tetapi kekuatan tarik tinggi dan kelelahan resistensi.
Dipadatkan-grafit besi memiliki sifat meredaman termal dan abu-abu mirip
dengan besi dan kekuatan dan stiffnesn sebanding dengan orang-orang yang
ulet besi. Karena kekuatannya, bagian-bagian yang terbuat dari CGI sn kecil
dan, dengan demikian, lebih ringan. Mudah untuk dilemparkan dan memiliki
sifat konsisten di seluruh pengecoran, dan mesin lebih baik daripada ulet besi
(yang merupakan pertimbangan penting, karena hal ini digunakan untuk blok
mesin dan kepala silinder).

CGI menunjukkan sifat mekanik dan fisik antara abu-abu dan besi
ulet. Misalnya, ia memiliki kekuatan tarik 70% lebih tinggi, modulus elastis
35% lebih tinggi dan kekuatan kelelahan hampir dua kali lipat dari besi cor
kelabu.Dengan demikian itu mencakup kombinasi optimal dari sifat yang
berbeda seperti kekuatan, daktilitas dan konduktivitas termal. Standar
internasional ISO 16112 untuk CGI menyediakan lima tingkat CGI, mulai
dari kekuatan tarik minimum 300 MPa hingga 500 MPa (GJV 300 hingga
GJV 500). Untuk masing-masing nilai ini, spesifikasi struktur mikro
memerlukan kisaran nodularitas 0-20%. penggunaan CGI memungkinkan
produksi komponen berdinding lebih tipis, menghasilkan mesin yang lebih
ringan, dengan peningkatan efisiensi bahan bakar selanjutnya. Kehadiran
belerang dalam besi cor kelabu dianggap sebagai faktor kritis yang terkait
dengan kemampuan mesin yang tinggi dari logam ini. Selama pemesinan besi
tuang kelabu, belerang paduan dalam logam telah ditemukan bergabung
dengan mangan paduan untuk membentuk inklusi mangan sulfida (MnS).
Belerang yang ditambahkan ke dalam CGI hanya 0,01%.Selain itu, residu
sulfur dalam besi grafit yang dipadatkan cenderung bergabung dengan
magnesium (unsur ditambahkan untuk meningkatkan nodulisasi grafit),
sehingga masih ada sedikit belerang yang bebas untuk bergabung dengan
mangan dan membentuk lapisan pelindung MnS. Dua faktor ini (morfologi
grafit dan konsentrasi sulfur) berarti bahwa kemampuan mesin CGI jauh lebih

20
rendah dan keausan pahat jauh lebih tinggi daripada yang dialami dalam
pemesinan besi cor kelabu.

Aplikasi komersial pertama untuk besi grafit yang dipadatkan


adalah untuk cakram rem untuk kereta rel berkecepatan tinggi. Besi grafit
yang dipadatkan baru-baru ini telah digunakan untuk blok mesin diesel. Ini
telah terbukti bermanfaat dalam pembuatan mesin diesel topologi V di mana
pemuatan pada blok sangat tinggi antara bank silinder, dan untuk kendaraan
barang berat yang menggunakan mesin diesel dengan tekanan pembakaran
tinggi.Ini juga digunakan untuk rumah turbo dan manifold buang, dalam
kasus terakhir untuk mengurangi korosi.

2.2.2. Non Besi (Non Ferrous)


a. Tembaga

Gambar III. 1 Tembaga

Tembaga (Cu) suatu unsur kimia yang memiliki nomor atom 29 pada
tabel periodik yang merupakan logam merah muda lunak, dapat ditempa dan
memiliki titik lebur pada 1083˚C. Potensial elektroda standarnya positif (+0,34
V), logam ini tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer (Vogel,1994).
Tembaga juga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik serta memiliki
korosi yang cepat sekali. Logam ini banyak digunakan pada pabrik yang
memproduksi alat-alat listrik, gelas, dan zat warna yang biasanya bercampur
dengan logam lain seperti alloi dengan perak, kadmium, timah putih, dan seng
(Merian,1994). Elemen-elemen tambahan yang terkandung didalam tembaga
sedikit sekali hanya adanya oksigen (O2) dalam bentuk CuO2, dalam

21
perdagangan tembaga kandungan CuO2 berkisar antara 0,03 - 0,04%Karakteristik
dari tembaga, yaitu:
1). Sifat fisis
Densitas : 8920 kg/m³
Ekspansi Thermal : 16,5 x 10̄ˉ⁶/K
Konduktivitas panas : 400 / mK
Fase : solid
Titik lebur : 1357.77 K (1084.62 °C, 1984.32 °F)
2). Sifat mekanik
Modulus elastisitas : 130 GPa
Brinnel Hardness : 874 mˉ²
Kuat tarik : 200 N/mm²
3) .Sifat kimia
1.Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi.
2.Pada kondisi yang istimewa (suhu sekitar 300 °C) tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan
terbentuk tembaga(I) oksida (Cu₂O) yang berwarna merah.
3.Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam
nooksidator encer seperti HCl encer dan H₂SO₄ encer. Tetapi asam
klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan
membebaskan gas hidrogen.
4.Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga
5.Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH₃)₄⁺.
6.Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen.
Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan
tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk
tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II)
klorida.

Penggunaan tembaga terbesar adalah untuk


1. Kabel listrik (60%)

22
Tembaga digunakan untuk kabel listrik karena memiliki hambatan yang
paling kecil dibandingkan logam besi atau alumunium, memiliki harga yang
ekonomis, memiliki daya serap panas yang baik dan mudah melepaskan panas,
karena memiliki kelenturan yang sangat baik, sehingga memudahkan dalam
pemasangan jaringan atau instalasi listrik.

Gambar III. 2 Kabel Listrik

2. perpipaan (20%)
Pipa tembaga mampu mengalirkan air dengan volume yang lebih besar
sehingga kontraktor lebih mudah untuk memasang pipa melalui dinding dan
lantai ruang yang sempit. Pipa tembaga juga bisa menekuk sehingga hanya
membutuhkan konektor dan pengencang yang lebih sedikit. Jadi, Anda bisa
menghemat hardware dan biaya pemasangan. Berbeda dengan CPVC, pipa
tembaga tidak akan melepaskan gas beracun jika terjadi kebakaran karena
sifatnya yang anti panas atau api. Pipa tembaga juga bisa menjamin
kebersihan dan pasokan dari air bersih. Kandungan timbal pada pipa
tembaga telah dibersihkan pada proses produksi sehingga tidak akan
menimbulkan risiko kesehatan seperti pada pipa galvanis. Tembaga juga
bersifat biostatik, yang berarti tidak memungkinkan bakteri untuk tumbuh.

Gambar III. 2 Perpipaan 20%

23
3. Mesin industri (15%)

Gambar III. 3 Mesin industri (15%)


b. Kuningan dan Perunggu
Kuningan adalah logam yang merupakan campuran dari tembaga dan
seng. Tembaga merupakan komponen utama dari kuningan, dan kuningan
biasanya diklasifikasikan sebagai paduan tembaga. Warna kuningan bervariasi
dari coklat kemerahan gelap hingga ke cahaya kuning keperakan tergantung pada
jumlah kadar seng. Seng lebih banyak mempengaruhi warna kuningan tersebut.
Kuningan lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga, tetapi tidak sekuat atau
sekeras seperti baja. Kuningan sangat mudah untuk di bentuk ke dalam berbagai
bentuk, sebuah konduktor panas yang baik, dan umumnya tahan terhadap korosi
dari air garam. Karena sifat-sifat tersebut, kuningan kebanyakan digunakan untuk
membuat pipa, tabung, sekrup, radiator, alat musik, aplikasi kapal laut, dan casing
cartridge untuk senjata api.
1) Perunggu

Gambar III.4 Perunggu

24
Perunggu merupakan paduan antara tembaga (Cu), Silikon (Si), Timbal (Pb),
Alumunium (Al), dan Nikel (Ni). Dibandingkan dengan tembaga murni dan
kuningan, perunggu merupakan paduan yang mudah dicor dan mempunyai
kekuatan yang lebih tinggi, demikian juga ketahanan ausnya dan ketahanan
korosinya. Oleh karena itu, perunggu banyak digunakan untuk berbagai
komponen mesin, pegas, coran artistik dan lain sebagainya.
• Kandungan :
1.Sifat fisis
Konduktivitasnya lebih baik daripada baja.
2.Sifat mekanik
Ductility (memiliki keuletan yang sangat tinggi)
Brittleliss (rapuh, tetapi kurang dibandingkan besi ruang)
• Aplikasi :
1. Fitting pipa
Perunggu memiliki sifat anti karat atau tahan terhadap korosi sehingga
baik digunakan untuk fitting pipa.

Gambar III.5 Fitting PIpa

2. Mur poros dan roda gigi cacing


Di dunia industri, kegunaan perunggu sangat banyak. Karakternya yang
tahan karat dan mudah dicetak menjadikannya dapat diolah menjadi
komponen-komponen mesin berukuran kecil seperti per, baut, dan mur.

25
Gambar III.6 Mur poros dan roda gigi cacing
3. Baling baling kapal

Perunggu secara alami tahan terhadap korosi. Oleh sebab itu, perunggu
cocok digunakan dalam pembuatan baling baling kapal ataupun instalasi
penyulingan minyak di lepas pantai yang terpapar air laut.

Gambar III. 7 Baling baling kapal


2) Kuningan

Gambar III. 8 Kuningan

Kuningan merupakan paduan antara logam tembaga (Cu) dan logam


seng (Zn), yang proporsinya bisa diatur untuk menciptakan karakteristik
kuningan yang dihasilkan. Kuningan memiliki kelenturan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan material perunggu. Umumnya kuningan memiliki titik
lebur yang rendah yaitu sekitar 900°C - 940°C (1652°F-1724°F) tergantung
komposisinya. (Edward E,2013). Campuran tembaga yang paling terkenal
adalah kuningan, yaitu Cu-Zn yang memiliki kelebihan yang sangat berguna,

26
seperti kekuatan yang sangat tinggi konduktivitas sifat membentuk, ketahanan
aus dan korosi, kombinasi terbaik dari kelenturan dan kekuatan yang diperoleh
dari Cu-30Zn, menguasai sifat mampu memebnetuk yang sangat baim. (Y.F.
Sun, 2013).
• Kandungan
1. Sifat fisis
Penghantar panas yang baik
Logam yang tahan korosi
2. Sifat mekanik
Memiliki keuletan yang tinggi (Ductility)
Kemudahan dalam proses pembentukan (Melleability)
• Aplikasi
1. Alat musik
Beberapa alat musik dibuat dari bahan kuningan karena
sifatnya yang tahan terhadap korosi dan mudah untuk dibentuk.

Gambar III. 9 Alat Musik


2. Koin
Karena logam ini memiliki kemiripan dengan emas, banyak
sekali kuningan digunakan untuk uang koin karena sifatnya yang
tahan terhadap korosi, mudah untuk dibentuk dan harga yang lebih
murah.

27
Gambar III. 10 Koin
3. Perhiasan atau kerajinan
Perhiasan atau kerajinan banyak sekali dibuat dari logam
kuningan karena sifatnya yang tahan terhadap korosi, mudah
dibentuk dan meiliki kemiripan fisik seperti emas.

Gambar III. 11 Perhiasan atau kerajinaN


b. Magnesium

Gambar III.12 Magnesium


Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg
dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium merupakan elemen terbanyak
kedepalan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur yang terlarut
ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat
campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut
"magnalium" atau "magnelium". Magnesium dikenal lama sebagai logam ringan
struktural dalam industri, karena bobotnya yang ringan serta kemampuannya membentuk
paduan logam kuat. Magnesium sangat aktif secara kimia dengan sejumlah besar logam
dapat diproduksi melalui

28
Reduksi termal garam logam tersebut dengan magnesium teroksidasi. Unsur ini
bisa bereaksi dengan sebagian besar unsur non-logam dan hampir setiap asam.
Magnesium hanya sedikit
bereaksi atau tidak sama sekali dengan sebagian besar alkali dan berbagai bahan organik
seperti hidrokarbon, aldehide, alkohol, fenol, amina, ester, dan sebagian besar minyak.
Senyawa magnesium digunakan sebagai bahan tahan api dalam tungku peleburan untuk
memproduksi logam (besi dan baja), kaca, dan semen.
• Kandungan :
1. Sifat fisis
Konduktivitas panas : 156 W/mK
Densitas : 1,74 g/cm³
Kuat tarik : 110 N/mm²
2. Sifat mekanik
Memiliki sifat lunak
Modulus elastisitasnya rendah
• Aplikasi :
1. Pesawat terbang
Dalam industri kedirgantaraan komersial, magnesium pada
umumnya terbatas pada komponen yang berhubungan dengan mesin,
karena bahaya kebakaran dan korosinya. Saat ini penggunaan paduan
magnesium dalam industri dirgantara semakin meningkat,didorong oleh
pentingnya penghematan bahan bakar.

Gambar III.13 Pesawat Terbang


2. Rautan pensil

29
Gambar III. 14 Rautan pensil
d. Timbal

Gambar III. 15 Timbal


Timbal atau timbel (disebut juga plumbum atau timah hitam) adalah unsur
kimia dengan lambang Pb dan nomor atom 82. Unsur ini merupakan logam berat
dengan massa jenis yang lebih tinggi daripada banyak bahan yang ditemui sehari-
hari. Timbal adalah logam yang relatif lengai atau tidak mudah bereaksi. Saat baru
dipotong, timbal berwarna perak mengilat kebiruan, tetapi jika terpapar udara
permukaannya akan berubah menjadi warna abu-abu buram.
• Kandungan
Timbal memiliki sifat lunak, mudah ditempa, dan bertitik leleh
rendah.Sifat-sifat timbal yang berguna di antaranya adalah kepadatan
tinggi, titik leleh rendah, kemudahan ditempa, dan tahan korosi.
1. Sifat Fisik
Fase : solid
Titik lebur : 600,61 K (327,46 °C, 621,43 °F)
Titik didih : 2022 K (1749 °C, 3180 °F)
Kepadatan mendekati s.k. : 11,34 g/cm3
saat cair, pada t.l. : 10,66 g/cm3
Kalor peleburan : 4,77 kJ/mol
Kalor penguapan : 179,5 kJ/mol
Kapasitas kalor molar : 26,650 J/(mol·K)
Struktur kristal : kubus berpusat muka (fcc)

30
2. Sifat Kimia
Dalam bentuk bubuk yang sangat halus, timbal dapat
terbakar spontan di udara menghasilkan api berwarna putih
kebiruan.Saat bersentuhan dengan udara lembap, padatan timbal
bereaksi membentuk lapisan tipis di permukaan yang melindungi
timbal tersebut dari korosi; fenomena ini disebut pasivasi.Lapisan
yang terbentuk terdiri dari berbagai senyawa yang berbeda-beda
tergantung keadaan.
• Aplikasi
Produksi timbal dunia melebihi 10 juta ton per tahun, dan lebih
dari setengahnya dihasilkan melalui daur ulang. Timbal relatif murah dan
banyak ditemukan sumbernya, sehingga sering digunakan manusia,
termasuk untuk bangunan, pipa air, baterai, peluru, pemberat, solder, cat,
zat aditif bahan bakar, dan tameng radiasi. Timbal adalah unsur yang
relatif banyak ditemukan di kerak bumi,
1. Sebagai Unsur
Saat ini, timbal masih menjadi bahan utama peluru, dan
biasanya dipadukan dengan logam lain sebagai pengeras. Sifat
timbal yang padat dan tahan korosi dimanfaatkan untuk banyak
hal.Timbal banyak digunakan dalam arsitektur dan konstruksi
bangunan.Lembaran timbal digunakan sebagai bahan atap,
kelongsong, talang, dan tembok atap.Timbal juga masih digunakan
sebagai bahan patung, termasuk pada angkurnya.

Gambar III. 16 Unsur


2. Sebagai Senyawa
Senyawa-senyawa timbal digunakan dalam baterai asam timbal
(bersama-sama dengan logam timbal).Selain itu, senyawa timbal saat ini

31
hanya digunakan untuk kegunaan yang sangat khusus dan banyak
ditinggalkan.Senyawa timbal digunakan untuk pigmen merah dan kuning
untuk mewarnai keramik dan gelas.Senyawa timbal juga ditambahkan
pada plastik PVC untuk insulasi alat-alat listrik.Senyawa timbal juga bisa
ditambahkan pada lilin agar lebih awet saat dibakar.Senyawa-senyawa
timbal juga digunakan sebagai semikonduktor, misalnya timbal telurida
dan timbal selenida yang digunakan untuk sel fotovoltaik dan detektor
inframerah.

e. Refractory Metal

Gambar III.17 Sistem Periodik Unsur

Logam refraktori adalah kelas logam yang sangat tahan terhadap panas dan aus.
Mencakup lima elemen: dua dari periode kelima ( niobium dan molibdenum ) dan tiga
dari periode keenam ( tantalum, tungsten , dan renium.). Mereka semua berbagi beberapa
sifat.

• Kandungan

Gambar III. 18 Sifat Logam Tahan Api

32
• Aplikasi
Logam refraktori digunakan dalam pencahayaan , peralatan,
pelumas , batang kendali reaksi nuklir , sebagai katalis , dan untuk sifat
kimia atau listriknya. Karena titik lelehnya yang tinggi , komponen logam
refraktori tidak pernah dibuat dengan casting. Proses metalurgi serbuk
digunakan. Serbuk dari logam murni dipadatkan, dipanaskan
menggunakan arus listrik, dan selanjutnya dibuat dengan cara dingin
dengan langkah anil. Logam tahan api dapat dikerjakan menjadi kawat ,
batangan logam , tulangan , lembaran atau kertas timah.

f. Logam Mulia

Gambar III.19 Logam Mulia

Dalam ilmu kimia, logam mulia adalah logam yang tahan terhadap korosi maupun
oksidasi.Umumnya logam-logam mulia memiliki harga yang tinggi, karena sifatnya yang
langka dan tahan korosi.Logam mulia sangat sukar bereaksi dengan asam.

• Kandungan
Logam yang mulia secara kimia (unsur-unsur yang disetujui hampir
seluruh kimiawan) diantaranya rutenium (Ru), rodium (Rh), paladium (Pd), perak
(Ag), osmium (Os), iridium (Ir), platina (Pt), dan emas (Au).
Daftar yang lebih inklusif memasukkan salah satu atau lebih dari raksa
(Hg), renium (Re) atau tembaga (Cu) sebagai bagian dari logam mulia.
1) Sifat :
Platinum, emas dan merkuri dapat dilarutkan dalam akua
regia, campuran pekat asam klorida dan asam nitrat, tapi iridium

33
dan perak tidak dapat larut.Paladium dan perak, tetapi, larut dalam
asam nitrat.Rutenium dapat dilarutkan dalam akua regia hanya
ketika dalam keberadaan oksigen, sementara rodium harus dalam
bentuk bubuk halus.Niobium dan tantalum tahan terhadap semua
asam, termasuk akua regia.
2) Aplikasi

Gambar III.20 Perhiasan dan mata uang


Logam mulia biasa digunakan sebagai perhiasan dan
mata uang (emas, perak), bahan tahan karat (stainless) seperti
lapisan perak, ataupun katalis (misalnya platina).

2.2.3 Proses Pembuatan Metal Alloy


a. Cold (Cold Working)
 Terjadi di bawah temperatur rekristalisasi

 Meningkatkan kekuatan, kelenturan berkurang

 Kualitas permukaan yang lebih bagus

 Sifat mekanik yang lebih bagus

34
Macam-macam Cold Working :

Gambar III.21 Proses cold working

b. Hot
 Terjadi di atas temperatur rekristalisasi

 Logam soft and ductile, sehingga deformasi dapat terjadi berulang-ulang

 Membutuhkan energi yang lebih rendah

Macam-macam Hot Working

1. Annealing : dilakukan dengan memanaskan logam sampai temperatur


tertentu, menahan pada temperatur tertentu tadi selama waktu tertentu agar
tercapai perubahan yang diinginkan lalu, mendinginkannya dengan laju
pendinginan yang cukup lambat
2. Normalizing : Proses normalizing dilakukan dengan memanaskan bahan
lebih kurang 1700oF (925oC), kemudian dinginkan pada still air (udara).
Pada umumnya hasil dari normalizing mempunyai strukturmikro lebih
halus, sehingga untuk baja dengan komposisi kimia yang sama akan
mempunyai yield strength, kekerasan dan impact strength yang lebih
tinggi daripada yang diperoleh melalui annealing.
3. Stress Reileving : Stress Relieving dimaksudkan untuk menghilangkan
tegangan dalam yang timbul sebagai akibat dari :

35
a. proses pengerjaan dingin atau machining yang dialami
sebelumnya.
b. pendinginan yang tidak sama dalam proses seperti pengelasan atau
casting.
4. Benda yang baru mengalami pengerjaan dingin atau machining yang berat
akan menyimpan tegangan dalam. Adanya tegangan dalam ini akan
mengakibatkan bahan tersebut menjadi getas. Untuk menhindari itu perlu
dilakukan stress relieving
5. Hardening : salah satu perlakuan panas dengan kondisi non equilibrium,
pendinginannya sangat cepat, sehingga strukturmikro yang akan diperoleh
juga adalah strukturmikro yang tidak ekuilibrium. Hardening dilakukan
dengan memanaskan baja hingga mencapai temperatur austenit,
dipertahankan beberapa saat pada temperatur tersebut, lalu didinginkan
dengan cepat, sehingga akan diperoleh martensit yang keras.Biasanya
sesudah proses hardening selesai, segera diikuti dengan proses tempering.

36
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat,
keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair
tinggi. Logam juga merupakan bahan yang dapat ditempa,
mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur secara homogen dalam
berbagai kadar.
2. Logam paduan (metal alloy) adalah logam yang terdiri dari dua
atau lebih jenis atom dan merupakan campuran dari dua macam
logam atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.
3. Macam-Macam Logam Paduan:
a. Baja
b. Besi Tuang
c. Amalgam
d. Kuningan
e. Perunggu
4. Proses Pembuatan Logam Paduan
5. Manfaat Logam Paduan
a. Manfaat Baja
Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau
rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton
biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga
dalam bentuk kawat potongan yang disebut “fibre” atau metal
fibre, sebagai tulangan beton. Dalam skala yang lebih kecil logam
secara luas juga di pakai sebagai penguat, misalnya bentuk paku,
sekrup, baut, kawat, pelat, bantalan jembatan, atau sebagai bahan
lain bentuk lembaran (misalnya bentuk atap, atau lantai jembatan),
atau juga bentuk dekorasi.

b. Manfaat Besi Tuang


- Pipa yang menahan tekanan dari luar sangat tinggi
- Tutup lubang saluran drainasi dan alat saniter lain
- Bagian struk rangka yang menahan gaya tekan

37
- Bagian mesin, blok mesin
- Pintu gerbang,tiang lampu
- Sendi, rol jembatan
- Kerangka mesin, seperti mesin bubut, mesin ketam, dan
alat pengepres.
- Puli sabuk-v dalam motor dan mesin
- Pipa saluran.
- Pintu gerbang, tiang lampu dan sebagainya
a. Manfaat Kuningan
Kuningan adalah paduan logam tembaga dan
logam seng dengan kadar tembaga antara 60-96% massa. Tembaga
dalam kuningan membuat kuningan bersifat antiseptik,
melewati efek oligodinamis. Contohnya, gagang pintu yang terbuat
dari kuningan dapat mendisinfeksi diri dari banyak bakteri dalam
waktu 8 jam. Efek ini penting dalam rumah sakit. Selain itu
kuningan biasanya dimanfaatkan dalam pembuatan peralatan
memasak, seperti panci. Kuningan juga banya digunakan untuk
pembuatan perhiasan dan alat musik tradisional, seperti gong, dll.
b. Manfaat Perunggu
Pemanfaatan perunggu didasarkanpada sifat-sifatnya yang
menguntungkan , baik secara fisik, mekanik, fisik, maupun kimia.
Sifat perunggu yang cukup keras tetapi elastis dan memiliki titik
leleh rendah memudahkan perunggu ditempa atau dicetak antara
lain menjadi perhiasan, patung, medali untuk penghargaan,dan
peralatan rumah tangga. Sifat perunggu yang tahan terhadap korosi
membuatnya sering digunakan sebagai pelapis logam lain untuk
menghindari proses korosi,untuk bahan pembuatan kapal laut.
Disamping itu, sifat perunggu yang memiliki kualitas resonansi
yang baik, membuat perunggu banyak digunakan untuk membuat
gong,lonceng, dan peralatan musik tradisional, seperti gamelan.

38
3.2 Saran
Adapun saran dari kami mengenai tindak lanjut dari makalah kami agar
mahasiswa ataupun peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjut mengenai
logam dan paduannya dengan rancangan penelitian yang berbedadan lebih
baik.

39
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Risky H.S.2018.Karakteristik Pada Logam Baja Paduan Dengan


Menggunakan Metode X-Ray Fluoresence (XRF) Dan Opical Emission
Spectrocopy (OES). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-cor-cast-iron/karakteristik-sifat-
besi-cor-tuang- putih-white-cast-iron/

https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-cor-cast-iron/karakteristik-sifak-
besi-tuang- cor-nodular-nodular-cast-iron/

https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-cor-cast-iron/karakteristik-sifat-
besi-tuang-cor kelabu-gray-cast-iron/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Timbal
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Refractory_metals#Definition
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Logam_mulia
Grace, YP. 2009. Akumulasi Logam Berat Tembaga(Cu) dan Timbal(Pb) Pada Pohon
Avicennia marina Di Hutan Mangrove. Sumatra. Skripsi. Deparetemen
Kehutanan. Fakultas Pertanian – Universitas Sumatera Utara.
https://www.arsitag.com/article/keunggulan-dari-pipa-tembaga

Afris, A, Fachreza AL. 2018. Analisa Pengujian Lelah Material Tembaga Dengan
Menggunakan Rotary Bending Fatigue Machine. Vol. 4 No 2 :93-99. 2 November.

Benny, MS. 2008. Rancangan Dapur Pelebur Untuk Melebur Kuningan Dan Paduannya
Dengan Kapasitas 50Kg Untuk Keperluan Industri Rumah Tangga. Sumatera. Skripsi.
Departemen Teknik Mesin. Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara.

Randy, J. 2018. Pengaruh Laju Regangan Pada Bahan Kuningan Terhadap Kekuatan
Tarik Dinami. Medan. Skripsi. Program Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik –
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara .

https://www.kompasiana.com/suprayadi/54f950e4a3331112678b4e19/besi-lunak-dan-energi-
kehidupan
https://id.wikipedia.org/wiki/Besi_lunak

40
https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-cor-cast-iron/karekteristik-sifat-besi-cor-mampu-
tempa-malleable-cast-iron/
http://hugo-desputra.blogspot.com/2010/06/pengecoran-paduan-ferro.html
https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/compacted-graphite-
ironhttps://www.totalmateria.com/page.aspx?ID=CheckArticle&site=kts&NM=492

41

Anda mungkin juga menyukai