Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

PENGENDALIAN VEKTOR & TIKUS

Diajukan sebagai memenuhi salah satu Tugas

Mata Kuliah PENGENDALIAN VEKTOR & TIKUS

Disusun Oleh:

Annisa Adriani Anugrah

NIM : PO71330180002

SEMESTER 4

Dosen Pembimbing:

DR. SUKMAL FAHRI , SP.d , M.Kes

NIP : 196702211989031001

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI SANITASI PROGRAM DIII

TAHUN AJARAN 2020/2021


1. Jelaskan rekayasa lingkungan apa saja yang dapat dilakukan dalam upaya
pengendalian nyamuk ?
2. Jelaskan beserta contoh rekayasa lingkungan yang dapat dilakukan dalam
upaya pengendalian tikus ?
3. Bagaimana perbedaan dalam upaya pengendalian secara kimia dan rekayasa
lingkungan ?

Jawab

1. pendahuluan Pada banyak daerah tropis dan subtropis, dampak penyakit


DBD bersifat endemik yang muncul sepanjang tahun, terutama saat musim
hujan ketika kondisi optimal untuk nyamuk berkembang biak. Biasanya
sebagian besar orang akan terinfeksi dalam waktu yang singkat (wabah).
salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam pengendalian penyakit menular
adalah dengan pengendalian vektor (serangga penular penyakit) untuk
memutuskan rantai penularan penyakit. Faktor yang penting dalam
pengendalian vektor adalah mengetahui bionomik vektor, yaitu tempat
perkembangbiakan, tempat istirahat, serta tempat kontak vektor dan man
usia. Upaya pengendalian vektor dengan menggunakan bahan kimia ternyata
tidak cukup aman, karena walaupun dapat menurunkan populasi vektor
dengan segera, penggunaan bahan kimia yang berlebihan juga mempunyai
dampak yang merugikan terhadap lingkungan, yaitu menurunnya kualitas
lingkungan. Selain menggunakan bahan kimia, pengendalian vektor juga bisa
dilakukan dengan pengubahan lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Pengubahan lingkungan fisik
dilakukan agar vektor tidak dapat berkembangbiak, istirahat, ataupun
menggigit. Misalnya dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) untuk
pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terkenal dengan
sebutan 3M yaitu Menguras Tempat Penampungan Air (TPA), Menutup TPA
dan Menimbun barang- barang yang dapat menampung air hujan yang bisa
menjadi tempat berkembangbiak nyamuk. Perubahan habitat atau perilaku
manusia : Upaya untuk mengurangi kontak antara manusia dengan vektor,
misalnya pemakaian obat nyamuk bakar, penolak serangga dan penggunaan
kelambu (WHO, 2001).
Pengendalian biologis : Antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan cupang) dan penggunaan bakteri endotoxinseperti Bacillus
thuringiensis dan Bacillus sphaericus.
2. Pengendalian yang paling sering kita gunakan biasanya menggunakan
metode gropyokan atau dengan memasang umpan, namun yang palig tepat
dilakukan adalah pengendalian terpadu. Kalau kita menggunakan umpan
beracun ada  baiknya kita menggunakan umpan yang tidak langsung
membunuh dengan cepat, gunakanlah rodentisida yang membunuh secara
perlahan misal Klerat dan ratikus, karena seperti yang saya bicarakan diatas
tikus bila makan makanan yang beracun cepat reaksi kematiannya, maka dia
akan memberi sinyal suara kesakitan dan tanda bahaya kepada temannya ,
sehingga teman-temannya akan waspada terhadap makanan baru, dan tidak
mau makan terhadap umpan yang kita berikan. Pemberian umpan tersebut
sebaiknya jangan disentuh dengan tangan sebab indra penciuman tikus
sangat tajam terhadap bau yang baru dan aneh termasuk bau
manusia.Lakukan pada saat paceklik pangan bagi tikus yaitu saat lahan bera
(tidak ditanami) sampai pada saat menjelang produksi pangan (bila pada padi
menjelang bunting).
3.

Anda mungkin juga menyukai