Di Susun Oleh
Kelompok IV
M. Ibnu Hidayat/17010108037
Muhamad Lutfi/17010108018
Meli Julianti/17010109015
Suwarnia/17010108007
Rasni/17010108005
A. Pendahuluan
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Cara pengelolaan pembangunan pertambangan
2. Kecelakaan di pertambangan
3. Penyehatan lingkungan pertambangan
4. Pencemaran dan penyakit –penyakit yang mungkin timbul
C. Tujuan
5.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kecelakaan di Pertambangan
Berdasarkan Kepmen 555 tahun 1995 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan umum, kecelakaan tambang harus memenuhi lima kriteria. Adapun
kriteria kecelakaan tambang adalah sebagai berikut:
1. Benar-benar terjadi
Bahwa kecelakaan ini memang benar terjadi, dapat dibuktikan, ada
korbannya, dan bukan merupakan kecelakaan yang disengaja (kriminal).
Bagaimana cara mengetahui itu kriminal atau bukan.?Itu tugas investigator
untuk mencari penyebab kecelakaan tersebut, dan jika terbukti ada unsur
kriminal, maka kasus ini dapat dilimpahkan ke pihak kepolisian.
2. Mengakibatkan cedera pada pekerja tambang atau orang yang diberi ijin oleh
Kepala Teknik Tambang (KTT).
Agar kecelakaan itu dikategorikan kecelakaan tambang maka orang
yang cedera harus pekerja tambang, jika yang mengalami cedera adalah orang
luar (selain karyawan perusahaan tambang) maka kecelakaan itu tidak dapat
dikategorikan kecelakaan tambang.Selain pekerja tambang, tamu yang
memasuki area konsesi dan telah mendapat ijin dari KTT jika terjadi
kecelakaan yang mengakibatkan cedera terhadap tamu tersebut dikategorikan
kecelakaan tambang.
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan
Apabila kecelakaan yang menimpa pekerja tambang tidak terjadi
akibat kegiatan usaha pertambangan maka kecelakaan tersebut tidak dapat
dikategorikan menjadi kecelakaan tambang.Sebagai contoh, seorang pekerja
tambang pada saat jam istirahat memancing ikan di kolam dekat tambang dan
tenggelam, maka kecelakaan tersebut tidak bisa dikategorikan kecelakaan
tambang.
4. Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cedera atau setiap saat
orang yang diberi izin
Suatu kecelakaan dikategorikan kecelakaan tambang jika terjadi pada
jam kerja pekerja tambang yang Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang
mendapat cedera atau setiap saat orang yang diberi izin mengalami cedera.
Sebagai contoh : seorang pekerja tambang (pekerja A) jam kerjanya adalah
pukul 07:00 – 17:00 (shift siang), pada saat malam hari pekerja tersebut ikut
rekan kerjanya (pekerja B) mengendarai sarana ke tambang. Pada saat itu
terjadi kecelakaan dan mengakibatkan pekerja tambang A cedera patah tulang,
namun pekerja B tidak mengalami cedera. Maka kecelakaan tersebut tidak
bisa dikategorikan kecelakaan tambang.
5. Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah
proyekKecelakaan yang dikategorikan kecelakaan tambang harus terjadi pada
wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek. Wilayah kegiatan
usaha pertambangan adalah sesuai dengan luasan yang tertera pada ijin
penambangan (PKP2B, KP, KK, IUJP). Untuk wilayah proyek adalah wilayah
di luar wilayah kegiatan usaha pertambangan, namun masih berkaitan dengan
kegiatan pertambangan. Wilayah proyek ditentukan oleh pemerintah daerah
setempat.
Kasus Teluk Buyat (Sulawesi Utara) dan Minamata (Jepang) adalah contoh
kasus keracunan logam berat.Logam berat yang berasal dari limbah tailing
perusahaan tambang serta limbah penambang tradisional merupakan sebagian
besar sumber limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang mencemari
lingkungan.
A. Kesimpulan