Anda di halaman 1dari 8

OBAT KLOROQUIN DAN AVIGAN DAPAT MENYEMBUHKAN

VIRUS COVID-19 SERTA EFEK MENGKONSUMSINYA


Oleh :
Muh Ibnu Hidayat
17010108037

Mata Kuliah : Mikrobiologi

A. Pendahuluan
Akhir-akhir ini masyarat dunia sedang digemparkan terjadinya wabah virus
Covid-19 sedang menjangkit seluruh dunia, termasuk negara indonesia. Wabah virus
Covid-19 ini awalnya berasal dari kota Wuhan, China yang terjadi pada akhir tahun 2019
sampai sekarang. Menurut WHO, virus Covid-19 ini berasal dari hewan liar yang
dikonsumsi oleh masyarakat Wuhan, China atau adanya kontak langsung pada hewan
tersebut, sehingga virus Covid-19 ini berpindah atau menular kepada manusia. Virus
Covid-19 ini laju penyebarannya sangatlah cepat, yang menyerang saluran sistem
pernapasan, infeksi paru-paru (pneumonia) yang berat dan hingga menyebabkan
kematin. Banyak kasus yang ditemukan bahwa virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan seperti flu, batuk, sesak nafas dan demam diatas suhu 38 derajat
celcius.
Ada pula gejala lain yang terkait dengan penyakit covid-19 ini termasuk diare,
ruam pada kulit dan kelelahan, gejala yang biasa dialami. Proses Penularan Covid-19 ini
dapat melalui airborne (air liur), udara yang terinhalasi atau terhirup melalui hidung dan
mulut sehingga masuk kedalam saluran pernapasan serta berkomunikasi jarak dekat
dengan orang lain, sehingga WHO menetapkan wabah virus Covid-19 ini menjadi
pandemi darurat kesehatan masyarakat dunia. Menurut peneliti, virus Covid-19 ini
berasal dari kelelawar dan memiliki kemiripan kode genetik yang sama dengan virus
MERS, SARS dan Flu burung yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Virus ini dapat
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, orang dewasa, hingga lansia dan juga
termasuk ibu hamil serta ibu yang sedang menyusui. Dengan masa inkubasi sekitar lima
hari, orang yang terinfeksi virus Covid-19 ini bisa menularkan penyakitnya kepada orang
lain, jauh sebelum orang lain yang terinfeksi menyadarinya dan menunjukkan gejala-
gejala yang ringan.
Maka hal inilah yang membuat virus Covid-19 sangatlah sulit untuk diidentifikasi
terhadap orang yang sudah terinfeksi dari orang lain. Virus Covid-19 ini merupakan
virus yang sangat berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang
ditemukan untuk pencegahan, penyembuhan dan penanggulangannya. Menurut dokter
paru indonesia, walaupun virus ini memiliki resiko kematian, namun angkanya masih
rendah dibandingkan orang yang terjangkit dan kemudian bisa disembuhkan. Jadi proses
pengobatan yang dilakukan adalah terapi pendukung dengan cara meningkatkan daya
tahan tubuh. Meski obat atau vaksin virus Covid 19 ini belum ditemukan. Telah beredar
kabar bahwa presiden jokowi telah memesan sebuah obat kloroquin dan avigan dalam
jumlah sangat banyak sebagai obat yang dapat mencegah dan menyembuhkan pasien
virus Covid-19 ini.
Oleh karena itu, tujuan dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai apa itu obat
kloroquin dan avigan, serta efeknya terhadao virus Covid-19 ini. Untuk lebih jelasnya,
silahkan menyimak pembahasan yang terkait dengan hal tersebut dibawah ini.

B. Pembahasan
1. Pengertian Virus Corona
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm yang
memiliki strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus ini
tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae yang memiliki struktur
membentuk seperti kubus dengan protein S berlokasi dipermukaan virus. Protein S
ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi
protein S dengan reseptornya di sel inang). Coronavirus bersifat sensitif terhadap
panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin,
pelarut lipid dengan suhu 56oC selama 30 menit. Kebanyakan Coronavirus ini
menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus menyebabkan sejumlah
besar penyakit pada hewan dan kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada
hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam.
Coronavirus disebut virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari
hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak
sebagai vektor untuk penyakit menular. Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri
melalui sel inangnya. Virus tidak bisa hidup tanpa sel inangnya. Setelah terjadi
transmisi, virus masuk ke saluran pernapasan atas kemudian bereplikasi di sel epitel
saluran pernapasan atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke
saluran pernapasan bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran
pernapasan dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal
setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari.
2. Obat Kloroquin
Obat kloroquin (Chloroquine fosfat) atau biasa disebut hidroxyklorokuin, ada
dalam kelas obat yang disebut obat antimalaria dan amebisida. Obat kloroquin ini
memiliki struktur sama dengan quinine sulfate yang berasal dari ekstrak kulit batang
pohon kina. Menurut MedlinePlus, obat ini sudah digunakan untuk mencegah dan
mengobati penyakit malaria selama sekitar 70 tahun. Obat ini juga digunakan untuk
mengobati amebiasis atau infeksi parasit Entamoebae histolytica (E. Histolytica di
usus). Baru- baru ini, CEO SpaceX Elon Musk dan presiden Amerika Serikat Donald
Trump mengatakan bahwa obat kloroquin ini mampu membunuh virus Covid-19.
Obat tersebut bisa digunakan oleh bayi hingga orang dewasa namun dengan dosis
yang berbeda-beda dan juga diberikan atas saran dan resep dari dokter. Sementara
menurut Cnet, obat ini memang sepertinya dapat memblokir virus ini mengikat ke sel
manusia dan masuk ke dalamnya untuk mereplikasi, ini juga merangsang sistem
kekebalan tubuh.
Obat kloroquin ini sudah ada di Indonesia yang biasa digunakan sebagai obat
malaria dan sudah sejak lama diproduksi. Menurut Yurianto, obat kloroquin ini
digunakan untuk penyembuhan saja pada pasien Covid-19 bukan untuk pencegahan
dan obat ini tergolong obat keras yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter.
Kloroquin ini pula sudah dicoba oleh satu sampai tiga negara dan beri memberi
kesembuhan begitu juga halnya dengan obat avigan. Kloroquin sendiri selain obat
untuk malaria bisa juga digunakan sebagai penekan sistem imun. Terutama pada
pasien-pasien dengan autoimun, yakni respon imunnya berlebihan terhadap suatu
senyawa yang berasal dari tubuh sendiri contohnya penyakit lupus dan artritis.
Menurut Zullies, ahli farmakologi Universitas Gadjah Mada menjelaskan
kloroquin memiliki sifat basa yang bisa meningkatkan PH dan hal itu bisa
menghambat antigen antibodi dalam respon imun, sehingga obat tersebut bisa
menghambat sistem imun. Kloroquin belakangan ini digunakan sebagai antivirus, hal
ini secara teori dipelajari dari kasus terdahulu. Kloroquin ini pernah digunakan untuk
obat epidemi SARS atau SARS Corona Virus pada tahun 2002-2003. Pada virus
SARS Cov sudah dipelajari bahwa virus itu ketika masuk ke dalam sel tubuh, harus
berikatan atau berinteraksi dulu dengan suatu reseptor Ace 2 (enzim protein),
sehingga menghambat masuknya virus. Ternyata kloroquin dan hidroksikloroquin
juga dapat digunakan juga untuk terapi antiviral.

Menurut Vincent dkk (2005) melaporkan bahwa kloroquin memiliki efek


antiviral yang kuat terhadap virus SARS-Cov pada sel primata. Efek penghambatan
ini teramati ketika sel diperlakukan dengan kloroquin baik sebelum maupun sesudah
paparanvirus, yang menunjukkan bahwa kloroquin memiliki efek pencegahan
maupun efek terapi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh ahli virologi Manli Wang
bersama timnya dan telah dipublikasikan dalam jurnal nature bahwa kloroquin dapat
menghambat kemampuan virus baru untuk menginfeksi dan tumbuh di dalam sel saat
diuji pada kera. Kloroquin dapat memblokir infeksi virus dengan mengganggu
kemampuan beberapa virus untuk memasuki sel.
3. Obat Avigan
Obat avigan merupakan obat favipiravir yang dikembangkan oleh perusahaan
Fujifilm Toyama Chemical yang berasal dari Tokyo, Jepang. Perusahan Fujifilm
Toyama, Jepang mengembangkan obat ini pada tahun 2014 dan obat ini awalnya
digunakan untuk mengobati pasien yang terinfeksi penyakit influenza. Dokter di
jepang menggunakan obat ini dalam studi klinis pada pasien virus Covid-19 dengan
gejala ringan hingga sedang dan sudah diberikan kepada pasien positif virus Covid-
19 di Jepang sejak bulan Februari lalu. Tetapi sumber kementerian kesehatan Jepang
menyatakan bahwa obat avigan tersebut tidak efektif terhadap orang dengan gejala
yang lebih parah atau berat. Otoritas medis di China mengatakan bahwa mereka
menguji obat antivirus favipiravir ini pada 340 pasien dan menemukan bahwa obat
avigan ini mampu mengurangi waktu pemulihan dan meningkatkan kondisi paru-
paru pasien yang terinfeksi virus Covid-19. Para peneliti juga menemukan bahwa
kondisi paru-paru pasien yang terinfeksi Covid-19 membaik pada sekitar 91% dari
pasien yang diberi obat, dibandingkan 62% dari mereka yang tidak meminum obat
avigan tersebut. Obat ini pula dipakai oleh Tiongkok untuk pengobatan
eksperimental Covid-19.
Menurut Zullies, ahli farmakologi Universitas Gadjah Mada menjelaskan
sementara obat avigan memiliki fungsi yang sama dengan kloroquin. Avigan sama-
sama dapat menghambat masuknya virus ke dalam tubuh. Sistem kerjanya yaitu
dengan menghambat sintesis inti RNA dari virus dihambat sehingga virusnya akan
mati. Titik tangkap dan tempat aksinya berbeda dengan kloroquin, tetapi sama-sama
sebagai antivirus juga. Pejabat China menyatakan bahwa obat itu efektif dalam
mengobati Covid-19 di Wuhan dan Shenzen. Dilaporkan bahwa pasien yang diberi
avigan di Shenzen menjadi negatif terhadap virus SARS-Cov2 setelah 4 hari,
dibandingkan yang tidak menggunakan obat tersebut yang memerlukan waktu 11 hari
untuk menjadi negatif virus corona. Obat ini menghentikan replikasi virus dengan
melumpuhkan enzim yang disebut RNA Polimerase. Dalam jurnal antiviral research,
obat avigan atau T-075 merupakan obat antivirus yang dapat menghambat enzim
RNA-dependent RNA polymerase (RdRP) pada virus influenza karena virus SARS-
Cov-2 memang memiliki materi genetik utama RNA.
Menurut jurnal Proceesings of Japan Academy, Ser.B dan Physical and
Biological Science tertulis bahwa tanpa adanya enzim utuh, virus tidak dapat
menggandakan materi genetik secara efisien dalam sel inang. Ahli melihat bahwa
pasien baru yang dinyatakan negatif dalam kurun waktu 11 hari pasca-tertular. Dalam
uji coba di Wuhan, obat avigan tampak memperpendek durasi demam pasien dari
rata-rata 4,2 hari menjadi 2,5 hari. Menurut Farmakologi dan Clinical Research
Supporting Unit FKUI, Dr Nafrialdi, sebelumnya menekankan perlunya uji klinis
untuk dapat menetapkan kloroquin sebagai obat untuk melawan virus corona.
Nafrialdi juga memiliki kekhawatiran karena kloroquin sebagai obat antimalaria juga
sudah tidak lagi digunakan karena banyaknya kasus resisten malaria disejumlah
wilayah termasuk Papua.
4. Efek Mengonsumsi Obat Kloroquin dan Avigan
Meski dapat digunakan sebagai antivirus, Zullies mengatakan bahwa obat
kloroquin ini memiliki efek samping. Hal itu diketahui lantaran sudah banyak
informasi mengenai efek samping kloroquin dibandingkan dengan avigan. Menurut
dia, obat kloroquin ini lebih banyak efek sampingnya pada fungsi mata, misalnya
gangguan visual atau gangguan penglihatan, denyut jantung tidak stabil terutama
apabila digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dan dosis tinggi. Pasien-
pasien pengguna obat ini dalam jangka panjang seperti penderita penyakit lupus atau
autoimun telah banyak yang mengalami efek samping dan harus memeriksakan
fungsi mata dan jantung secara berkala. Menurut Zullies, obat kloroquin dan avigan
ini tidak akan diresepkan oleh dokter secara bersamaan terhadap pasien positif
corona, tetapi akan diberikan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit dari pasien.
Namun perlu diketahui, menurut situs Drugs.com, kloroquin bila dikonsumsi
jangka panjang atau pada dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
retina mata. Kloroquin bisa menyebabkan penglihatan kabur dan dapat mengganggu
pemikiran atau reaksi. Efek samping dari obat kloroquin yaitu sakit kepala,
penglihatan kabur, kram perut, mual atau muntah, diare, otot terasa lemah dan kulit
lebih sensitif dengan paparan sinar matahari. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter
apabila menimbulkan efek samping yang lebih serius seperti kerusakan mata yang
permanen, tuli atau gangguan pendengaran, telingan berdenging (tinnitus),
kehilangan koordinasi gerak tubuh dan penurunan refleks tubuh, warna rambut
berubah menjadi terang, rambut rontok, jantung berdebar, sesak napas, kejang-
kejang, penyakit kuning yang ditandai dengan kulit atau mata berwarna kuning, nafsu
makan hilang, nyeri perut bagian atas dan mendadak pusing.
Zullies menerangkan bahwa adanya efek penghambatan ketika sel
diperlakukan dengan kloroquin, baik sebelum maupun sesudah terpapar virus yang
menunjukkan bahwa kloroquin memiliki feel pencegahan maupun terapi bagi pasien
virus Covid-19 ini. Hal ini menyebabkan penghambatan terhadap ikatan virus dengan
reseptor sehingga dapat mencegah penyebaran virus SARS-Cov2 ini pada
konsentrasi yang menyebabkan gejala klinis. Sedangkan efek samping pada obat
avigan belum diketahui, namun penelitian saat ini menyebutkan bahwa obat avigan
(favipiravir) dapat menimbulkan beberapa keluhan jika digunakan secara berlebihan
(overdosis) antara lain muntah-muntah, penurunan berat badan dan penurunan
kemampuan dalam bergerak. Dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila
mengalami keluhan tersebut atau mengalami reaksi alergi terhadap obat avigan
(favipiravir) ini seperti ruam yang gatal pada kulit, bengkak pada bibir dan kelopak
mata, serta kesulitan dalam bernapas.

C. Kesimpulan
Meskipun kajian tentang efektivitas obat klorokuin dan avigan sebagai obat virus
covid-19 masih dalam penelitian, namun kondisi yang mendesak ini dan banyaknya
korban yang terserang virus corona membuat pemerintah mengambil langkah cepat serta
karena sejumlah negara juga menggunakan kedua obat ini untuk penanganan pasien virus
corona. Beberapa penelitian invitro memang menemukan potensi obat klorokuin dan
avigan ini mampu menghambat bahkan menurunkan perkembangan virus. Namun
sebagai obat virus corona yang digunakan untuk penanganan penyakit menular ini, obat
klorokuin dan avigan tidak boleh didistribusikan secara bebas dan harus digunakan
dengan resep dokter serta hanya mendistribusikannya dirumah sakit saja. Kedua obat ini
sangat efektif karena telah digunakan oleh beberapa negara, hasilnya baik dan
menggembirakan. Tetapi kedua obat ini sangat tidak dianjurkan untuk pengobatan
mandiri tanpa ada pengawasan ketat dari tenaga medis.
DAFTAR PUSTAKA

https://med.unhas.ac.id/sinovia/2020/04/05/disebut-sebagai-obat-covid-19-apa-itu-avigan-
dan-klorokuin/ diakses pada tanggal 3 Mei 2020, Pukul 10.02 WITA.
https://www.suara.com/health/2020/03/21/090235/tentang-avigan-klorokuin-obat-yang-
dipesan-jokowi-atasi-corona-covid-19?page=3 / diakses pada tanggal 3 Mei 2020,
Pukul 10.05 WITA.
https://tirto.id/klorokuin-dan-avigan-sebagai-obat-corona-belum-ada-bukti-klinis-eGUx /
diakses pada tanggal 3 Mei 2020, Pukul 10.12 WITA.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/20/164044123/serba-serbi-avigan-dan-
klorokuin-obat-covid-19-yang-didatangkan-pemerintah?page=3 / diakses pada tanggal
3 Mei 2020, Pukul 10.36 WITA.
http://kagama.com/penjelasan-dosen-farmasi-ugm-tentang-klorokuin-dan-avigan-obat-yang-
didatangkan-presiden-jokowi-untuk-tangkal-wabah-corona/3 / diakses pada tanggal 3
Mei 2020, Pukul 11.22 WITA.
Prof. Dr. Zullies Ikawati (Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada, Program Studi
Magister Farmasi, Farmasi. https://farmasi.ugm.ac.id/id/mengenal-kloroquin-dan-
avigan-untuk-terapi-covid-19, diakses tanggal 30 April 2020, Pukul 09.30 WITA.
Yuliana. 2020. Wellness And Healthy Magazine. ISSN 2655-9951, 2656-0062 Vol. 2, No. 1.
Hal. 187-192.

Anda mungkin juga menyukai