Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa
Indonesia
TEKNIK
BERPRESENTASI

Fakultas Program Studi Modul Kode MK Disusun Oleh

07
Ilmu Komunikasi Hubungan U001700008 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Masyarakat

Abstract Kompetensi
Presentasi merupakan kemampuan Setelah mempelajari bab ini diharapkan
yang harus dimiliki terutama oleh mahasiswa mampu memahami dan
pengajar dan peserta didik. Dalam menjelaskan teknik berpresentasi,
modul ini dijelaskan teknik langkah-langkah melakukan presentasi,
berpresentasi, langkah-langkah serta kiat melakukan presentasi yang
melakukan presentasi, serta kiat baik dan benar termasuk mendesain
melakukan presentasi yang baik dan presentasi serta bagaimana menjawab
benar termasuk mendesain presentasi pertanyan dalam sesi tanya jawab
serta bagaimana menjawab pertanyan
dalam sesi tanya jawab
Pendahuluan

Salah satu hal yang paling ditakuti adalah ketika seseorang harus berbicara di depan
banyak orang. Berbicara di depan publik bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang
menegangkan dan menakutkan, seakan seluruh mata hadirin sedang menghakimi orang
yang sedang berbicara tersebut seakan-akan menjadi terdakwa yang sedang diadili oleh
hadirin. Berbicara di depan publik, suka atau tidak merupakan keterampilan yang harus
dikuasai karena pada suatu saat, pastilah kita harus berbicara di hadapan sejumlah orang
untuk menyampaikan pesan, pertanyaan, tanggapan atau pun pendapat kita tentang
sesuatu hal. Hal yang sederhana, misalnya, ketika kita harus berbicara di depan para tamu
pada acara ulang tahun anak atau hal yang menentukan karier seperti mempresentasikan
proposal proyek atau produk. Presentasi merupakan bagian tak terpisahkan apalagi yang
berprofesi sebagai pengajar, termasuk peserta didik, seperti mahasiswa. Melalui presentasi,
seseorang bisa mengomunikasikan ide/gagasan secara langsung kepada hadirin. Namun,
terkadang, presentasi yang dibawakan kurang menarik. Untuk itulah diperlukan teknik
presentasi agar presentasi yang disampaikan menarik.

Presentasi memang bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, terutama
untuk para pemula atau yang belum mempunyai pengalaman melakukan presentasi. Materi
yang akan dipresentasikan merupakan bobot yang paling menentukan, Untuk menunjang
kinerja presentasi, tampilan power point yang disajikan haruslah ringkas, sehingga mudah
dipahami. Dalam berpresentasi, artikulasi juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, jika
presentasi ingin berjalan lancar dan mendapat respon positif dari hadirin, gunakan teknik
dalam berpresentasi. Teknik dalam berpresentasi sangat dianjurkan agar presentasi yang
disampaikan mudah dimerngerti, dipahami dan dipraktikkan oleh hadirin. Maka, sebagai
pembicara, jangan sekali-kali menyepelekan hadirin karena mereka adalah target serta tolak
ukur keberhasilan seseorang dalam menyampaikan presentasi.

15.1 Pengertian Teknik Presentasi

Menyajikan presentasi secara elektronik dapat digunakan dengan berbagai macam


sarana, seperti dengan media animasi dua atau tiga dimensi atau dengan media interaktif.
Yang paling sederhana adalah dengan menggunakan slide show yang terdapat di dalam
microsoft powerpoint. Dengan power point, pembicara dapat menampilkan teks,
menyisipkan foto, video, animasi, serta suara. Berhasil atau tidaknya seorang pembicara
dalam menyajikan presentasi setidaknya terletak pada empat unsur:

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


2 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Pembicara adalah orang yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan
hadirin.
2. Materi yang disampaikan yaitu bahan dikomunikasikan dengan hadirin.
3. Sarana yang digunakan untuk menyampaikan presentasi terutama slide show yang
tersaji dalam microsoft power point. Faktor berikutnya peralatan yang mendukung,
seperti LCD, projector, dan sound system bila ruangan cukup besar dengan jumlah
hadirin yang cukup banyak.
4. Hadirin yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi.

Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada
hadirin, atau jumlah hadirin yang datang tidak sesuai harapan. acara presentasi yang
akan dilakukan tergolong tidak sukses. Namun, bukan berarti si pembicara gagal dalam
melakukan presentasi, melainkan hal tersebut di luar kuasa pembicara.

15.2 Langkah-Langkah Melakukan Presentasi

a. Menentukan sasaran presentasi. Dalam menentukan sasaran presentasi yang harus


diperhatikan ialah alasan melakukan presentasi dan hasil akhir yang ingin dicapai.
b. Analisis hadirin yaitu menentukan sasaran hadirin. Analisis hadirin akan membantu
menentukan cakupan bahan presentasi dan pendekatan yang sesuai yangh digunakan
ketika berpresentasi.
c. Memilih dan menyiapkan bahan presentasi
d. Berlatih agar hasil presentasi lebih maksimal.

15.3 Kiat Presentasi yang Baik dan Benar

Agar dapat menyajikan presentasi dengan baik dan benar, si pembicara sebaiknya
mengetahui terlebih dahulu teknik berpresentasi. Hal ini dimaksudkan agar presentasi yang
disajikan dapat berjalan sukses dan, lancar. Presentasi yang disajikan akan mendapatkan
balikan yang positif dari hadirin. Namun, yang paling utama adalah sang pembicara harus
betul-betul memahami materi yang akan disampaikan, sehingga jika ada di antara hadirin
yang bertanya, sang pembicara mampu menjawabnya dengan baik. Maka, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh pembicara ketika akan melakukan presentasi:

a. Persiapkan bahan presentasi termasuk bahan yang akan dibagikan jika ada. Peralatan
seperti laptop/netbook, infocus, termasuk mental harus dalam kondisi sehat dan baik,
sehingga akan membuat diri pembicara menjadi lebih percaya diri.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


3 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Bedakan antara materi yang akan dipresentasikan dengan proposal yang akan diberikan
karena pada saat melakukan presentasi, pembicara hanya menjelaskan poin-poin dan
tidak menampilkan secara keseluruhan, selain akan menghabiskan waktu juga akan
membuat hadirin cepat merasa bosan.
c. Pada saat presentasi, sang pembicara harus datang lebih awal dari waktu yang
ditentukan agar dapat mengenali hadirin, sehingga akan bisa lebih akrab. Dengan
demikian, pembicara akan dapat menyebut nama hadirin karena sudah mengenal terlebih
dahulu.
d. Pembicara harus menatap hadirin, tetapi perbanyaklah persentase pandangan kepada
hadirin yang paling berpengaruh atau pengambil keputusan, seperti kepada pimpinan
yang hadir.
e. Sebisa-bisanya untuk tidak membicarakan hal yang tidak penting agar hadirin tetap
fokus. Berbicaralah secara lugas, tetapi sopan. Atur intonasi suara, jangan kebesaran
dan juga kekecilan.
f. Jangan banyak bergerak karena akan mengganggu konsentrasi hadirin.
g. Munculkan humor untuk mencairkan suasana yang kaku atau membosankan. Namun,
jangan berlebihan.
h. Anggap hadirin tidak mengerti materi yang akan disampaikan, sehingga pembicara akan
dapat mengundang simpati bahkan rasa kagum hadirin karena pengetahuan yang
dimilikinya, tetapi hindari kesan menggurui.
i. Pada sesi tanya jawab, catatlah pertanyaan dan jawablah dengan lugas

Dari semua yang dipaparkan di atas, poin terpenting adalah si pembicara harus memahami
materi yang akan dipresentasikan, sehingga pada saat menjelaskan tidak terbata-bata atau
kebingungan. Untuk itu pahami betul materinya dan lakukan persiapan yang matang karena
tujuan presentasi adalah membuat hadirin mengerti dan memahami serta tertarik akan isi
presentasi yang ditawarkan.

15.4 Mendesain Presentasi

Untuk dapat mendesain presentasi diperlukan hal-hal berikut:

a. Gunakan kalimat efektif agar susunannya mudah dimengerti.


b. Gunakan gambar atau foto yang dapat meyakinkan hadirin. Sertakan pula bukti-bukti
yang mendukung pernyataan-pernyataan yang dibuat. Lalu, siapkan foto dan gambar
menarik yang sesuai topik. Hal ini dimaksudkan bila hadirin mulai jenuh, tunjukkan
gambar tersebut untuk mencairkan suasana.
c. Gunakan tabel dan grafik agar data lebih mudah dibaca.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


4 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Data mentah ibarat mutiara yang belum diasah. Asahlah, sehingga dapat dipakai dan akan
membuat penampilan menjadi lebih menarik. Jadi, buatlah desain visual yang mudah
dimengerti, mudah dibaca, dan yang terpenting, materi yang disajikan harus mendukung
pernyataan-pernyataan yang dibuat pembicara.

15.5 Mengembangkan Topik Presentasi

Banyak orang menduga bahwa diri mereka memiliki kemampuan yang sama dengan
pembicara yang sedang melakukan presentasi. Mereka menduga bahwa hanya dengan
mengenal topik, mereka dapat langsung melakukan presentasi. Dugaan semacam itu tentu
keliru sebab banyak orang yang hanya merasa mampu, bukan sesungguhnya mampu.
Sebagian besar orang hanya berhenti di judul karena tak mampu mengembangkan topik
dengan baik. Agar dapat berpesentasi dengan baik, kita harus dapat mengembangkan topik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat mengembangkan topik presentasi:

a. Perkaya topik dengan bahan bacaan. Tanpa literatur yang banyak, topik akan terasa
miskin dengan ide/gagasan baru, bahkan tidak akan memberikan hal baru bagi hadirin.
b. Perkaya topik dengan hal yang sebenarnya yang memang sedang terjadi pada saat
presentasi berlangsung. Seorang pembicara terkenal biasanya sudah dengan sendirinya
memiliki banyak informasi, sedangkan bagi pemula, dia harus mengumpulkannya sendiri.
c. Latihlah otak untuk berpikir dengan cara banyak berlatih melakukan presentasi di
kalangan terbatas. Biasanya, pada saat berbicara, akan berkembang pemikiran-
pemikiran baru yang muncul secara tiba-tiba. Catatlah baik-baik lalu kembangkan
perlahan-lahan. Pada prinsipnya, jika sebuah topik dikembangkan, otak akan mengajak
kepada sesuatu yang lebih rinci dan jauh. Mekanisme activated spreading dalam otak
memungkinkan untuk mengaitkan satu kategori dengan kategori lainnya.
d. Pangkaslah bagian-bagian yang dirasakan membuat presentasi tidak fokus sehingga
menimbulkan keragu-raguan atau membuat waktu presentasi menjadi tidak cukup.
e. Tulislah dalam bentuk kerangka berpkir sebelum materi disajikan.

15.6 Karakteristik Presentasi yang Baik dan yang Buruk

Ciri presentasi yang disajikan dengan baik oleh seorang pembicara adalah bahwa
pembicara berenergi dan penuh semangat dalam menyampaikan materi presentasi. Kontak
mata pembicara dengan hadirin tetap terjaga selama berlangsungnya presentasi. Pembicara
berbicara dengan jelas dan cukup keras, sehingga terdengar oleh hadirin. Pembicara hanya
sesekali bergerak saat berbicara. Pembicara mampu menggunakan anekdot dan humor
yang sesuai dengan topik. Pembicara mengenakan pakaian yang serasi. Argumen-argumen

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


5 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pembicara terstruktur dengan baik. Pembicara mampu menyajikan salindia yang jelas dan
bervariasi, sehingga mudah untuk dibaca dan setiap menitnya hanya ada satu tampilan
salindia yang membuat hadirin tidak menjadi bingung karena banyaknya tampilan salindia.
Pembicara mampu menyajikan presentasi dengan melakukan variasi teknologi, seperti
video. Presentasi disajikan tepat waktu dan pembicara menyediakan waktu untuk sesi tanya
jawab kepada hadirin.

Sementara itu, ada beberapa ciri presentasi yang disajikan dengan kurang baik, bahkan
tidak baik. Ciri-ciri tersebut adalah tujuan presentasi tidak jelas. Postur tubuh pembicara
yang kurang baik. Kontak mata pembicara dengan hadirin tidak terjaga. pada saat
presentesai, pembicara berbicara dengan suara yang monoton. Pembicara melakukan
pengulangan yang tidak perlu mungkin karena kurangnya persiapan. Presentasi yang
disajikan terlalu rumit atau bahkan terlalu sederhana, sehingga tidak menarik minat hadirin.
Terlalu banyak salindia atau isi salindia yang ditampilkan, sehingga sulit bahkan mungkin
tidak dapat dibaca hadirin. Penggunaan warna yang buruk pada salindia dan pengunaan
peralatan teknis yang keliru. Pembicara melebihi waktu yang dialokasikan untuk presentasi.

15.7 Pentingnya Sesi Tanya Jawab dalam Berpresentasi


Tanya jawab adalah satu sesi yang hampir selalu ada dalam setiap presentasi. Tanya jawab
dimaksudkan untuk membantu hadirin lebih memahami pesan yang ingin disampaikan
pembicara. Namun sering kali sesi tanya jawab membuat pembicara takut menghadapinya.
Hal ini disebabkan ada perasaan khawatir dalam diri pembicara bila tidak bisa menjawab
pertanyaan hadirin atau perasaan khawatir ketika memberikan jawaban yang tidak maksimal
kepada hadirin.

Pembicara yang tidak melakukan persiapan dengan baik tentunya akan mengalami
ketakutan. Hal ini dikarenakan pembicara memahami bahwa dirinya tidak menyiapkan hal
tersebut dengan sebaik-baiknya. Namun, bagi pembicara yang sudah benar-benar
menyiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya, hal tersebut tidak perlu lagi dikhawatirkan
apalagi ditakutkan. Bila ada pembicara yang menghindari sesi tanya jawab, dia akan
kehilangan peluang menjadi pembicara yang baik. Banyak manfaat yang akan diperoleh
pembicara ketika sesi tanya jawab.

15.8 Manfaat Sesi Tanya Jawab dalam Berpresentasi


Sesi tanya jawab merupakan hal penting yang harus dihadapi pembicara pada saat
melakukan presentasi. Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik pada saat sesi tanya
jawab:

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


6 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Memungkinkan pembicara menunjukkan hadirin akan keahlian dalam topik yang dibahas.
b. Menyediakan kesempatan tambahan untuk berinteraksi dan membangun hubungan
dengan hadirin.
c. Membantu pembicara mengukur pemahaman hadirin.
d. Memberikan umpan balik yang dapat membantu pembicara memperkuat presentasi pada
masa mendatang. Agar pembicara tidak terjebak dalam kondisi yang buruk dalam sesi
tanya jawab, persiapkan presentasi dengan baik.

15.9 Menciptakan Batas yang Jelas saat Berpresentasi


Dalam banyak presentasi, kadang terlihat dari bangku hadirin, tiba-tiba ada yang memotong
pembicaraan si pembicara ketika salah seorang hadirin mengajukan pertanyaan. Ketika
pertanyaan hadirin ditanggapi, tidak jarang pertanyaan lain menyusul. Pertanyaan tersebut
bisa dari penanya itu sendiri, tetapi bisa juga dari yang lainnya. Pada saat itu, alur
presentasi terganggu. Konsentrasi hadirin memudar yang berakibat waktu presentasi sering
memanjang. Hal-hal semacam itu bisa saja. Oleh karena itu, si pembicara harus
mengantisipasinya. Pembicara harus mempersiapkan batas yang jelas antara sesi tanya
jawab dengan presentasi yang sedang disajikan.

Lebih baik selesaikan terlebih dahulu presentasi secara lengkap sampai pembicara menutup
presentasi. Dengan begitu alur presentasi tidak akan terganggu dan konsentrasi pembicara
tetap terjaga, sehingga semua skenario yang sudah disiapkan pembicara bisa berjalan
dengan baik. Dalam sesi tanya jawab, perlu ditentukan batasan waktu dan pertanyaan.
Jangan menimbulkan kesan bahwa waktu yang diberikan tidak terbatas. Ini penting untuk
menjadikan sesi tanya jawab lebih efektif dan efisien. Kalau memang tanya jawab tidak bisa
dipisahkan dengan sesi presentasi, usahakan untuk mengatur waktu kapan hadirin bisa
mengajukan pertanyaan. Atur juga jumlah pertanyaan yang boleh diajukan. Dengan begitu
tanya jawab tidak akan mengganggu jalannya presentasi.

15.10 Hal-hal yang Harus Dihindari Selama Berlangsungnya Presentasi


Untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan hadirin terhadap diri pembicara ada
beberapa sikap atau tindakan yang perlu dihindari. Sikap dan tindakan tersebut adalah
menyela penanya. Menyela penanya akan memberikan kesan bahwa si pembicara tidak
menghargai hadirin yang bertanya. Lalu, memalingkan perhatian. Dalam presentasi, kontak
mata tidak dapat ditinggalkan, demikian juga saat sesi tanya jawab. Ketika hadirin bertanya,
pastikan pembicara memperhatikannya. Jangan pernah memalingkan tatapan penanya.
Selain memperhatikan, pembicara juga harus menyimak pertanyaan tersebut dengan baik.
Ketika pembicara mulai menjawab pertanyaan, langsung putuskan perhatian dengan

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


7 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penanya dan berikan jawaban dengan menatap hadirin. Jangan sekali-kali pembicara tidak
memberikan jawaban atau memberikan jawaban, tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan.
Satu hal yang cukup mengecewakan hadirin adalah apabila pertanyaan yang diajukan tidak
mendapat jawaban. Apapun alasannya, sebagai seorang pembicara, dia harus menjawab
pertanyaan hadirin. Agar pertanyaan yang diajukan hadirin tidak lupa, pembicara harus
mencatatnya dan memberikan contreng atau memberikan tanda setelah pertanyaan selesai
dijawab.
Banyak dari pembicara karena menutupi rasa malu atau gengsi memaksakan diri
untuk memberikan jawaban pertanyan hadirin yang sebenarnya mereka tidak mampu
menjawabnya. Maka, jawaban yang disampaikan tentunya tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan hadirin. Melakukan hal itu, sama saja menggali lubang kubur sendiri. Bila
memang pembicara tidak bisa menjawab, tidak perlu memaksakan diri. Jika memang tidak
bisa menjawab karena memang belum mengetahui jawabannya secara pasti katakan saja
bahwa dia tidak mengetahui jawabannya.

15.11 Tiga Langkah Menanggapi Pertanyaan


Supaya sang pembicara dapat memberikan jawaban yang tepat dan efektif kepada hadirin,
inilah tiga langkah yang perlu dilakukan:
a. Mendengarkan
Dengarkan pertanyaan hadirin secara saksama dan penuh perhatian. Dengan begitu,
pembicara akan mudah memahami maksud pertanyaan tersebut. Hal ini tentunya akan
menjadi modal untuk memberikan jawaban terbaik atas pertanyaan yang diajukan.
b. Berikan jeda sejenak untuk berpikir
Ambil jeda dan pikirkan bagaimana cara terbaik untuk menjawab pertanyaan. Ambil waktu
beberapa detik untuk menyusun tanggapan. Ini memberikan lebih banyak kesempatan untuk
menyiapkan jawaban yang terbaik. Hadirin akan dengan mudah menerima jeda tersebut
sebelum pembicara memberikan tanggapan.
c. Jawab pertanyaan dengan tepat
Berikan jawaban secara tepat dan ringkas apalagi bila waktu yang diberikan terbatas,
perluas jawaban jika waktu yang diberikan cukup longgar. Berpikirlah dengan cermat
dengan memikirkan tanggapan yang terbaik. Sesudah menyampaikan, segeralah beralih
pada pertanyaan selanjutnya

15.12 Mengatasi Masalah Dalam Tanya Jawab


Dalam sesi tanya jawab, tidak jarang pembicara menghadapi masalah terkait pertanyaan
yang disampaikan hadirin. Berikut beberapa masalah yang sering dihadapi pembicara dan
cara mengatasinya.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


8 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Tidak bisa menjawab pertanyaan hadirin
Tidak ada pembicara yang mampu memperkirakan secara tepat pertanyaan yang akan
muncul dari hadirin. Dalam keadaan tertentu sangat mungkin ada hadirin yang memberikan
pertanyaan yang ternyata si pembicara tidak mengetahui jawabannya. Jika dalam keadaan
seperti ini, jangan bersikap seolah-olah pembicara mengetahui jawabannya karena hal itu
sesungguhnya akan merugikan diri si pembicara. Cara mengatasinya adalah dengan
mengatakan secara jujur kepada hadirin bila pembicara belum mengetahui jawabannya.
Misalnya, dengan mengatakan kepada hadirin “Terima kasih atas pertanyaan yang Anda
ajukan, tetapi saat ini saya belum bisa memberikan jawaban karena saya belum mengetahui
secara pasti jawaban atas pertanyaan Anda tersebut. Saya masih membutuhkan kajian
yang lebih mendalam untuk menjawab pertanyaan yang Anda ajukan itu. Silakan Anda catat
pertanyaan Anda, kemudian silakan kirim ke sur-el/pos-el saya supaya bisa saya pelajari
terlebih dahulu, dan pada lain kesempatan, saya bisa memberikan jawabannya dengan
tepat”.

Pembicara juga bisa menyiasati pertanyaan yang belum mampu dijawab pembicara dengan
cara mengajak hadirin berdiskusi. Sang pembicara bisa mengatakan, “Baik hadirin, sebuah
pertanyaan menarik telah disampaikan oleh rekan kita. Karena saya belum pernah
mengalami situasi seperti yang ditanyakan oleh rekan kita tadi itu, saya ingin mengajak
hadirin berdiskusi tentang hal tersebut. Hadirin yang ingin berbagai pendapat, saya
persilakan”. Dua cara di atas bisa menjadi alternatif untuk menyiasati apabila pembicara
tidak bisa menjawab pertanyaan. Sang pembicara bisa memilih alternatif yang paling sesuai,
yang penting jangan sampai tidak memberikan tanggapan atas apa yang ditanyakan hadirin.

b. Pertanyaan hadirin tidak sesuai dengan topik


Dalam sesi tanya jawab terkadang ada hadirin yang bertanya, tetapi tidak sesuai dengan
topik yang disajikan. Pembicara sebenarnya bisa mengabaikan pertanyaan tersebut. namun,
hal tersebut tentunya akan mengecewakan hadirin. Untuk itu, perlu cara untuk
mengatasinya. Cara mengatasinya adalah dengan mengatakan sejujurnya kepada hadirin
bahwa pertanyaan yang disampaikan oleh penanya sebenarnya di luar wilayah bahasan
presentasi. Kemudian katakan kepada penanya, jika masih ada waktu, jawaban akan
diberikan terakhir setelah pertanyaan-pertanyaan yang lain ditanggapi. Namun, misalnya
tidak ada waktu, silakan katakan kepada hadirin terutama yang bertanya, dengan kalimat
seperti ini, “Terima kasih atas pertanyaan Anda, tapi sepertinya pertanyaan Anda di luar
pokok bahasan yang saya sampaikan. Maka, saya akan memberikan jawaban pada lain
kesempatan”.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


9 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Hadirin tidak bertanya, tetapi malah bercerita
Hal ini juga sering terjadi ketika sesi tanya jawab, seorang peserta malah bercerita dan tak
kunjung memberikan pertanyaan. Cara mengatasinya adalah dengan segera
menyampaikan kepada hadirin untuk fokus pada inti pertanyaan. Dalam hal ini, pembicara
harus berhati-hati ketika mengatakan hal itu. maka, gunakan bahasa yang sopan, sehingga
hadirin tetap merasa dihargai. Kalau memang tidak ada pertanyaan, segera ucapkan terima
kasih atas komentar yang diberikan.

Sesi tanya jawab bisa menjadi sulit dan mudah. Itu semua bergantung pada persiapan awal.
Jika persiapan awal dilakukan dengan baik, peluang sukses dalam sesi tanya jawab akan
jauh lebih besar.

15.13 Cara Menjawab Pertanyaan Sulit Saat Presentasi


Satu hal yang seringkali dikhawatirkan oleh pembicara ketika presentasi adalah sesi tanya
jawab. Bahkan, tidak jarang pembicara merasa takut bila tidak bisa menjawab pertanyaan
yang diajukan hadirin, sehingga terkesan pembicara tidak berkompeten. Agar presentasi
dapat berjalan lancar dan pembicara mampu menjawab semua pertanyaan hadirin ada
beberapa hal yang perlu dilakukan. Hal ini penting mengingat sebenarnya sesi pertanyaan
sangat bermanfaat, bukan hanya untuk hadirin, melainkan juga untuk pembicara. Sekurang-
kurangnya ada tiga manfaat yang diperoleh pembicara dalam sesi pertanyaan: (1)
memastikan hadirin memahami presentasi yang telah disajikan, (2) memberi nilai lebih
terhadap diri pembicara yaitu ketika pembicara bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Itu
artinya, pembicara memang berkompeten di bidangnya, (3) dapat menjadi evaluasi untuk
diri pembicara agar dapat memberikan presentasi yang lebih baik pada sesi mendatang.

Bila pembicara tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan hadirin, gunakan
pengetahuan orang lain. Yang perlu disadari oleh pembicara adalah bahwa manusia
bukanlah mahluk yang mengetahui segala macam hal. Namun, bukan berarti ketika ada
pertanyaan sulit, pembicara langsung mengatakan “tidak tahu” karena jawaban seperti itu
tentunya akan menjatuhkan wibawa pembicara. Walaupun pembicara tidak tahu jawaban
atas pertanyaan hadirin tersebut, ada cara yang lebih elegan, sehingga tidak ada pihak yang
kecewa atau dirugikan baik hadirin maupun pembicara

Supaya tidak terjadi pertanyaan di tengah jalannya presentasi, sejak awal sudah harus
dibuat aturan yang jelas. Misalnya, bila ada pertanyaan, bisa dicatat terlebih dahulu dan
akan dibahas pada sesi tanya jawab. Ini penting, supaya hadirin tidak memotong presentasi.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


10 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selain itu, hadirin bisa mendapatkan informasi yang lengkap karena seringkali apa yang
ditanyakan hadirin sebenarnya akan dibahas di materi selanjutnya.

15.14 Tiga Langkah Menjawab Pertanyaan dalam Presentasi


Ada tiga langkah dalam menjawab pertanyaan. Langkah ini berguna untuk mengondisikan
hadirin agar tetap dalam kendali pembicara. Ketika ada pertanyaan dari hadirin, pertama,
tanyakan nama peserta presentasi. Secara psikologis, dengan menanyakan nama, itu
berarti pembicara sudah membangun kedekatan, sehingga orang tersebut akan lebih
nyaman dan akan sungkan jika menanyakan hal-hal yang dapat memojokkan pembicara.

Kedua, ulangi pertanyaan yang diajukan penanya. Ketika ada pertanyaan tentunya
membutuhkan waktu untuk memikirkan apa jawabanya, dengan mengulagi pertanyaan,
akan memberikan waktu pada otak untuk menyusun jawaban yang paling tepat. Mengulagi
pertanyaan juga berfungsi untuk menyamakan persepsi antara hadirin yang bertanya
dengan pembicara, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Selain itu juga untuk
memberitahukan & memperjelas pertanyaan kepada hadirin, sehingga tidak terjadi
pertanyaan yang sama. Ketiga, beri tepuk tangan. Tepuk tangan berfungsi untuk menyentuh
sisi ego dalam diri hadirin. Hal ini akan membuat hadirin merasa dihargai.

Jadi ketika pembicara memberi jawaban, jangan hanya fokus pada hadirin yang bertanya.
Namun, sampaikan pertanyaan dan jawaban tersebut untuk hadirin. Permasalahannya
adalah ketika pembicara tidak bisa menjawab pertanyaan salah seorang peserta. Ada tiga
cara yang bisa digunakan supaya presentasi tetap berjalan dengan lancar dan tetap
dihormati hadirin.

Pertama, bertanya langsung pada hadirin. Ketika ada jawaban dari salah satu peserta,
permasalahan selesai, tetapi jika tidak ada, pembicara bisa menggunakan cara yang lain.
Kedua, membentuk kelompok diskusi. Bentuk kelompok diskusi 3-5 orang tergantung jumlah
hadirin. Beri mereka waktu untuk berdiskusi. Setelah selesai, mintalah setiap kelompok
mengumpukan semua jawaban. Tugas pembicara hanya perlu membuat sebuah simpulan
dari semua jawaban yang terkumpul. Ketiga, bersikap jujur. Bersikap jujur juga ada caranya
agar pembicara tetap tampak elegan yaitu meminta waktu untuk mencari jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.

15.15 Mengelola Sesi Tanya Jawab Dalam Presentasi


Banyak orang yang takut menyajikan makalah dalam sebuah presentasi. Rasa takut
tersebut timbul karena khawatir ditanya oleh peserta dan tidak bisa menjawabnya. Namun,

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


11 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan mengingat pada dasarnya peserta ’relatif lebih tidak
tahu’ dibandingkan dengan pembicara yang pasti lebih siap dengan bahan-bahan terkait
dengan makalah yang diberikan. Maka, dapat dikatakan bahwa peserta pada dasarnya
bertanya karena merasa belum tahu dan bukan karena ingin menguji si pembicara. Selain
itu, kalau memang pembicara juga tidak mengetahui jawabannya, pembicara bisa
mengatakan sejujurnya atau boleh menjanjikan penanya untuk menjawabnya melalui
jawaban tertulis.

Dalam sebuah presentasi, komponen tanya jawab sering digunakan untuk mengukur
kesuksesan penyajian. Kualitas dan kuantitas pertanyaan dapat menggambarkan
sejauhmana hadirin mengikuti dan mengerti uraian pembicara. Sesi tanya jawab dapat
dilaksanakan di akhir penyajian atau selama penyajian berlangsung. Dalam setiap sesi
tanya jawab, pembicara harus mampu mengontrol pertanyaan dan jawaban yang diberikan.
Pembicara harus dapat mendengarkan pertanyaan dengan saksama ketika ditanyakan
untuk mengetahui isi dan emosi pertanyaan. Kalau ada pertanyaan yang kurang jelas,
pembicara dapat mengulangi atau merangkum pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Namun, sebelum itu, pembicara harus meminta persetujuan kepada para penanya apakah
rangkuman tersebut benar. Rangkuman ini akan membantu pendengar lain untuk
mengetahui inti pertanyaan dan membantu pembicara akan isi pertanyaan tersebut. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang pembicara agar sukses dalam mengelola
sesi tanya jawab.

Latihlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan populer bisa diketahui atau
diprediksi dengan mengolah materi yang disajikan. Caranya, ajukan berbagai pertanyaan
dan jawablah. Apa yang cenderung ditanyakan, biasanya juga akan ditanyakan orang lain.
Secara psikis, ini akan meningkatkan kredibilitas pembicara. Buatlah daftar pertanyaan-
pertanyaan yang sudah pernah diajukan karena dari waktu ke waktu daftar tersebut akan
terus bertambah.. Setelah lima atau enam kali membawakan presentasi dengan materi yang
sama, pembicara biasanya sudah bisa memperkirakan hal-hal apa saja yang akan
ditanyakan hadirin.

Setelah berlatih dengan berbagai pertanyaan, pembicara bisa menggiring pertanyaan ke


arah yang diinginkan. Arah ini, tentulah arah yang merupakan pendalaman materi. Caranya,
adalah dengan memicu pertanyaan dengan pertanyaan lain. Tanyakan pada diri sendiri di
depan hadirin, “Salah satu pertanyaan yang sering diajukan kepada saya adalah…” Ini akan
memancing munculnya pertanyaan-pertanyaan lainnya.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


12 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sekali pun pembicara telah mendengarkan pertanyaan, hadirin yang lain belum tentu
mendengarkannya. Ulangi untuk kepentingan mereka. Mengulangi pertanyaan akan
memperjelas pemahaman tentang apa yang disampaikan si penanya. Ini juga akan memberi
waktu untuk menyusun jawaban. Ada pepatah mengatakan bahwa mengerti pertanyaan
berarti lima puluh persen mengerti jawaban. Pembicara bisa mendapatkan lima puluh
persen pertama dari dirinya sendiri dengan cara mengulang dan memperjelas pertanyaan.
Atau, pembicara dapat memperolehnya melalui si penanya dengan cara memintanya untuk
mengulangi pertanyaan dan memperjelasnya. Tanpa ia sadari, dirinya sebagai si penanya
telah menyumbang lima puluh persen jawaban. Bahkan, jika pembicara menggunakan
teknik bertanya dengan akurat, pembicara dapat berkata, “Nah! Anda sudah menjawabnya
sendiri!”

Pembicara boleh menentukan kapan harus menjawab pertanyaan. Pembicara bisa


mengatakan kepada hadirin bahwa dia akan menjawab pertanyaan pada akhir sesi
presentasi karena semua materi sudah disampaikan. Pembicara juga dapat mengatakan
bahwa dia tidak dapat menjawab pertanyaan pada saat presentasi sedang berlangsung.
Namun, jika pembicara berani mengambil risiko setelah melalui pertimbangan, bisa saja dia
mengatakan, “Jika ada pertanyaan, silakan langsung menginterupsi.” Dengan mengatakan
seperti itu, pembicara bisa mengontrol posisi dan navigasi jalannya presentasi. Jika
pembicara yang menyajikan presentasi sudah cukup berpengalaman, interupsi-interupsi itu
tidak akan membuat pembicara tersesat. Bahkan, cara tersebut dapat menjadikan sang
pembicara sebagai pengontrol sesi yang baik.

Jika pembicara tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan salah seorang peserta,
pembicara bisa meminta bantuan hadirin lainnya untuk menjawab. Atau pertanyaan tersebut
dapat dikembalikan kepada penanya dengan cara menanyakan pendapatnya. Inilah cara di
mana pembicara bisa mendapatkan lima puluh persen jawaban dari si penanya. Bukan tidak
mungkin, setelah itu pembicara dapat menuntaskannya hingga seratus persen. Pembicara
juga bisa membuka wacana diskusi. Jika tidak terjawab hari itu, katakan bahwa pembicara
akan menjadikannya sebagai pekerjaan rumah dan peserta tersebut akan dihubungi
kemudian.

Jika salah seorang peserta nampak seperti menanyakan sesuatu yang “bodoh”, katakan
bahwa itu merupakan sebuah pertanyaan yang bagus. Jangan kaget jika yang muncul
setelah itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang memang berbobot.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


13 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Membiasakan diri dengan sesi tanya jawab. Sesi ini akan bisa membuat pembicara
menyelami perasaan dan sudut pandang hadirin dengan lebih baik dan ini akan dapat
menaikkan kredibilitas pembicara.

15.16 Presentasi yang Menarik dan Memukau


Menampilkan presentasi yang menarik dan memukau mutlak dilakukan oleh seorang
pembicara. Cara paling mudah dan dapat diterapkan untuk berbagai situasi adalah
membuka presentasi dengan menyampaikan maksud dan tujuan. Dengan cara ini, hadirin
akan mengerti apa yang akan mereka dapatkan dari presentasi. Kita juga bisa menetapkan
harapan hadirin tentang berapa lama presentasi akan berlangsung dan apa saja yang akan
dibahas. Sampaikan apa yang akan dibahas dan berapa lama waktu yang dibutuhkan, serta
apa manfaat yang bisa diambil hadirin setelah presentasi selesai. Pembicara juga dapat
membuka presentasi dengan sebuah pertanyaan. Apa yang akan dilakukan seseorang
ketika mengajukan sebuah pertanyaan? Secara otomatis, orang tersebut akan berusaha
menjawabnya. Demikian pula ketika seorang pembicara mengajukan pertanyaan saat
membuka presentasi, hadirin akan berusaha berpikir dan mencari jawabannya meskipun
mereka tidak menjawab langsung pertanyaan tersebut. Menggunakan pertanyaan akan
mengajak hadirin fokus pada tema yang sedang dibahas dan membuat mereka
memusatkan perhatian untuk menemukan jawabannya.

Cerita adalah salah satu teknik presentasi yang menarik. Kebanyakan orang suka dengan
cerita dan ini sulit ditolak oleh hadirin. Terlebih lagi bila cerita dikemas dengan baik saat
disampaikan. Dengan cerita, kita tidak hanya mempengaruhi pikiran hadirin, tetapi juga
membangun hubungan emosional yang baik dengan mereka. Gunakan cerita yang sesuai
dengan topik yang kita sampaikan. Ceritakan pengalaman pribadi atau pengalaman orang
lain yang inspiratif, mengharukan, atau pun lucu.  Berceritalah dengan penuh antusias dan
penghayatan. Sebuah cerita yang relevan mampu menggugah emosi hadirin. Mengajak
mereka merenung dan menghayati cerita sebelum mendengarkan presentasi. Coba pikirkan
sebuah cerita yang relevan dengan presentasi yang akan dibawakan. Tidak harus yang
benar-benar terjadi. Kita juga bisa menggunakan cerita rekaan sebagai ilustrasi. Selama
cerita tersebut disampaikan dengan penuh penghayatan, secara emosional hadirin akan ikut
dalam cerita yang kita katakan. Memang, untuk melakukan hal ini tentunya membutuhkan
persiapan lebih dan keterampilan menyampaikan cerita dengan baik agar pembukaan
presentasi berkesan. Namun jika kita bisa melakukannya, kita tidak hanya menggugah
aspek logika hadirin, melainkan aspek emosional mereka.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


14 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa presentasi terbaik mengandalkan humor hanya yang harus diperhatikan kapan
dan bagaimana pembicara menggunakannya. Humor yang disampaikan secara tepat akan
membuat hadirin benar-benar terhibur apalagi bila humor disampaikan mengalir begitu saja.
Ini menandakan bahwa pembicara benar-benar mampu menunjukkan humor yang tidak
dibuat-buat kendatipun humor tersebut sudah menjadi bagian dari persiapan. Kita harus
benar-benar melatihnya, sehingga mampu menyampaikan humor tersebut secara alami. Hal
yang perlu diingat adalah jangan pernah memaksakan diri menggunakan humor kalau kita
sendiri tidak memiliki selera humor. Karena menggunakan humor dalam presentasi,
membutuhkan keterampilan khusus dan tidak semua penyaji mampu melakukannya. Humor
bisa menghidupkan suasana yang kaku dan membosankan karena humor bisa menjadi alat
pemecah kebekuan.

Untuk meyakinkan hadirin tentang pernyataan penting, pembicara bisa menggunakan teknik
pengulangan. Teknik pengulangan kata atau frasa yang sama pada awal klausa atau
kalimat berurutan biasanya digunakan pada presentasi atau pidato yang memberikan
inspirasi atau motivasi. Tujuannya adalah untuk mengajak hadirin dan juga untuk
mempengaruhi emosi mereka supaya menindaklanjuti apa yang disampaikan pembicara.

Teknik tiga poin adalah teknik presentasi kelas dunia yang sudah banyak digunakan oleh
para pembicara ternama dari zaman ke zaman. Teknik ini akan memudahkan pembicara
mengekspresikan konsep lebih lengkap, menekankan poin presentasi, sehingga
memudahkan hadirin mengingat apa yang akan disampaikan.

Suara adalah kekuatan utama seorang pembicara. Menarik dan tidaknya sebuah presentasi
salah satunya sangat ditentukan oleh teknik vokal. Oleh karena itu, jika pembicara ingin
dapat tampil menarik, gunakan teknik vokal dengan baik. Bicaralah dengan suara yang
jelas, tidak bergumam, gunakan nada atau suara yang dapat menyiratkan pesan yang akan
disampaikan. Lakukan varisasi pada volume suara, kecepatan berbicara maupun ke dalam
suara yang disampaikan.

Kita tidak perlu menjadi orang lain. Karena kita tidak akan pernah menjadi mereka. Cara
agar menjadi pembicara yang menarik dan memukau adalah dengan menjadi diri sendiri.
Kita harus memahami betul diri kita. Dengan begitu, kita akan mampu menggunakan teknik
sesuai dengan kemampuan kita. Buatlah agar orang-orang mengenal kita sebagai diri kita
sendiri, dan bukan sebagai orang lain. Percayalah, hadirin lebih suka kita menjadi diri
sendiri.
.

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


15 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.
Bandung:Erlangga, 1991
Haryadi dan Zamzani. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 1999.
Keraf. Gorys. Komposisi. Flores:Nusa Indah, 1993
Rofi’uddin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang, 2002
Santosa, Puji dkk. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universias
Terbuka, 2007
Slamet, St. Y. dan Amir. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Bahasa Lisan
dan Bahasa Tertulis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 2008

2018 Bahasa Indonesia Modul 7


16 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai