Bahasa
Indonesia
TEKNIK
BERPRESENTASI
07
Ilmu Komunikasi Hubungan U001700008 Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
Masyarakat
Abstract Kompetensi
Presentasi merupakan kemampuan Setelah mempelajari bab ini diharapkan
yang harus dimiliki terutama oleh mahasiswa mampu memahami dan
pengajar dan peserta didik. Dalam menjelaskan teknik berpresentasi,
modul ini dijelaskan teknik langkah-langkah melakukan presentasi,
berpresentasi, langkah-langkah serta kiat melakukan presentasi yang
melakukan presentasi, serta kiat baik dan benar termasuk mendesain
melakukan presentasi yang baik dan presentasi serta bagaimana menjawab
benar termasuk mendesain presentasi pertanyan dalam sesi tanya jawab
serta bagaimana menjawab pertanyan
dalam sesi tanya jawab
Pendahuluan
Salah satu hal yang paling ditakuti adalah ketika seseorang harus berbicara di depan
banyak orang. Berbicara di depan publik bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang
menegangkan dan menakutkan, seakan seluruh mata hadirin sedang menghakimi orang
yang sedang berbicara tersebut seakan-akan menjadi terdakwa yang sedang diadili oleh
hadirin. Berbicara di depan publik, suka atau tidak merupakan keterampilan yang harus
dikuasai karena pada suatu saat, pastilah kita harus berbicara di hadapan sejumlah orang
untuk menyampaikan pesan, pertanyaan, tanggapan atau pun pendapat kita tentang
sesuatu hal. Hal yang sederhana, misalnya, ketika kita harus berbicara di depan para tamu
pada acara ulang tahun anak atau hal yang menentukan karier seperti mempresentasikan
proposal proyek atau produk. Presentasi merupakan bagian tak terpisahkan apalagi yang
berprofesi sebagai pengajar, termasuk peserta didik, seperti mahasiswa. Melalui presentasi,
seseorang bisa mengomunikasikan ide/gagasan secara langsung kepada hadirin. Namun,
terkadang, presentasi yang dibawakan kurang menarik. Untuk itulah diperlukan teknik
presentasi agar presentasi yang disampaikan menarik.
Presentasi memang bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, terutama
untuk para pemula atau yang belum mempunyai pengalaman melakukan presentasi. Materi
yang akan dipresentasikan merupakan bobot yang paling menentukan, Untuk menunjang
kinerja presentasi, tampilan power point yang disajikan haruslah ringkas, sehingga mudah
dipahami. Dalam berpresentasi, artikulasi juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, jika
presentasi ingin berjalan lancar dan mendapat respon positif dari hadirin, gunakan teknik
dalam berpresentasi. Teknik dalam berpresentasi sangat dianjurkan agar presentasi yang
disampaikan mudah dimerngerti, dipahami dan dipraktikkan oleh hadirin. Maka, sebagai
pembicara, jangan sekali-kali menyepelekan hadirin karena mereka adalah target serta tolak
ukur keberhasilan seseorang dalam menyampaikan presentasi.
Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada
hadirin, atau jumlah hadirin yang datang tidak sesuai harapan. acara presentasi yang
akan dilakukan tergolong tidak sukses. Namun, bukan berarti si pembicara gagal dalam
melakukan presentasi, melainkan hal tersebut di luar kuasa pembicara.
Agar dapat menyajikan presentasi dengan baik dan benar, si pembicara sebaiknya
mengetahui terlebih dahulu teknik berpresentasi. Hal ini dimaksudkan agar presentasi yang
disajikan dapat berjalan sukses dan, lancar. Presentasi yang disajikan akan mendapatkan
balikan yang positif dari hadirin. Namun, yang paling utama adalah sang pembicara harus
betul-betul memahami materi yang akan disampaikan, sehingga jika ada di antara hadirin
yang bertanya, sang pembicara mampu menjawabnya dengan baik. Maka, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh pembicara ketika akan melakukan presentasi:
a. Persiapkan bahan presentasi termasuk bahan yang akan dibagikan jika ada. Peralatan
seperti laptop/netbook, infocus, termasuk mental harus dalam kondisi sehat dan baik,
sehingga akan membuat diri pembicara menjadi lebih percaya diri.
Dari semua yang dipaparkan di atas, poin terpenting adalah si pembicara harus memahami
materi yang akan dipresentasikan, sehingga pada saat menjelaskan tidak terbata-bata atau
kebingungan. Untuk itu pahami betul materinya dan lakukan persiapan yang matang karena
tujuan presentasi adalah membuat hadirin mengerti dan memahami serta tertarik akan isi
presentasi yang ditawarkan.
Banyak orang menduga bahwa diri mereka memiliki kemampuan yang sama dengan
pembicara yang sedang melakukan presentasi. Mereka menduga bahwa hanya dengan
mengenal topik, mereka dapat langsung melakukan presentasi. Dugaan semacam itu tentu
keliru sebab banyak orang yang hanya merasa mampu, bukan sesungguhnya mampu.
Sebagian besar orang hanya berhenti di judul karena tak mampu mengembangkan topik
dengan baik. Agar dapat berpesentasi dengan baik, kita harus dapat mengembangkan topik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat mengembangkan topik presentasi:
a. Perkaya topik dengan bahan bacaan. Tanpa literatur yang banyak, topik akan terasa
miskin dengan ide/gagasan baru, bahkan tidak akan memberikan hal baru bagi hadirin.
b. Perkaya topik dengan hal yang sebenarnya yang memang sedang terjadi pada saat
presentasi berlangsung. Seorang pembicara terkenal biasanya sudah dengan sendirinya
memiliki banyak informasi, sedangkan bagi pemula, dia harus mengumpulkannya sendiri.
c. Latihlah otak untuk berpikir dengan cara banyak berlatih melakukan presentasi di
kalangan terbatas. Biasanya, pada saat berbicara, akan berkembang pemikiran-
pemikiran baru yang muncul secara tiba-tiba. Catatlah baik-baik lalu kembangkan
perlahan-lahan. Pada prinsipnya, jika sebuah topik dikembangkan, otak akan mengajak
kepada sesuatu yang lebih rinci dan jauh. Mekanisme activated spreading dalam otak
memungkinkan untuk mengaitkan satu kategori dengan kategori lainnya.
d. Pangkaslah bagian-bagian yang dirasakan membuat presentasi tidak fokus sehingga
menimbulkan keragu-raguan atau membuat waktu presentasi menjadi tidak cukup.
e. Tulislah dalam bentuk kerangka berpkir sebelum materi disajikan.
Ciri presentasi yang disajikan dengan baik oleh seorang pembicara adalah bahwa
pembicara berenergi dan penuh semangat dalam menyampaikan materi presentasi. Kontak
mata pembicara dengan hadirin tetap terjaga selama berlangsungnya presentasi. Pembicara
berbicara dengan jelas dan cukup keras, sehingga terdengar oleh hadirin. Pembicara hanya
sesekali bergerak saat berbicara. Pembicara mampu menggunakan anekdot dan humor
yang sesuai dengan topik. Pembicara mengenakan pakaian yang serasi. Argumen-argumen
Sementara itu, ada beberapa ciri presentasi yang disajikan dengan kurang baik, bahkan
tidak baik. Ciri-ciri tersebut adalah tujuan presentasi tidak jelas. Postur tubuh pembicara
yang kurang baik. Kontak mata pembicara dengan hadirin tidak terjaga. pada saat
presentesai, pembicara berbicara dengan suara yang monoton. Pembicara melakukan
pengulangan yang tidak perlu mungkin karena kurangnya persiapan. Presentasi yang
disajikan terlalu rumit atau bahkan terlalu sederhana, sehingga tidak menarik minat hadirin.
Terlalu banyak salindia atau isi salindia yang ditampilkan, sehingga sulit bahkan mungkin
tidak dapat dibaca hadirin. Penggunaan warna yang buruk pada salindia dan pengunaan
peralatan teknis yang keliru. Pembicara melebihi waktu yang dialokasikan untuk presentasi.
Pembicara yang tidak melakukan persiapan dengan baik tentunya akan mengalami
ketakutan. Hal ini dikarenakan pembicara memahami bahwa dirinya tidak menyiapkan hal
tersebut dengan sebaik-baiknya. Namun, bagi pembicara yang sudah benar-benar
menyiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya, hal tersebut tidak perlu lagi dikhawatirkan
apalagi ditakutkan. Bila ada pembicara yang menghindari sesi tanya jawab, dia akan
kehilangan peluang menjadi pembicara yang baik. Banyak manfaat yang akan diperoleh
pembicara ketika sesi tanya jawab.
Lebih baik selesaikan terlebih dahulu presentasi secara lengkap sampai pembicara menutup
presentasi. Dengan begitu alur presentasi tidak akan terganggu dan konsentrasi pembicara
tetap terjaga, sehingga semua skenario yang sudah disiapkan pembicara bisa berjalan
dengan baik. Dalam sesi tanya jawab, perlu ditentukan batasan waktu dan pertanyaan.
Jangan menimbulkan kesan bahwa waktu yang diberikan tidak terbatas. Ini penting untuk
menjadikan sesi tanya jawab lebih efektif dan efisien. Kalau memang tanya jawab tidak bisa
dipisahkan dengan sesi presentasi, usahakan untuk mengatur waktu kapan hadirin bisa
mengajukan pertanyaan. Atur juga jumlah pertanyaan yang boleh diajukan. Dengan begitu
tanya jawab tidak akan mengganggu jalannya presentasi.
Pembicara juga bisa menyiasati pertanyaan yang belum mampu dijawab pembicara dengan
cara mengajak hadirin berdiskusi. Sang pembicara bisa mengatakan, “Baik hadirin, sebuah
pertanyaan menarik telah disampaikan oleh rekan kita. Karena saya belum pernah
mengalami situasi seperti yang ditanyakan oleh rekan kita tadi itu, saya ingin mengajak
hadirin berdiskusi tentang hal tersebut. Hadirin yang ingin berbagai pendapat, saya
persilakan”. Dua cara di atas bisa menjadi alternatif untuk menyiasati apabila pembicara
tidak bisa menjawab pertanyaan. Sang pembicara bisa memilih alternatif yang paling sesuai,
yang penting jangan sampai tidak memberikan tanggapan atas apa yang ditanyakan hadirin.
Sesi tanya jawab bisa menjadi sulit dan mudah. Itu semua bergantung pada persiapan awal.
Jika persiapan awal dilakukan dengan baik, peluang sukses dalam sesi tanya jawab akan
jauh lebih besar.
Bila pembicara tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan hadirin, gunakan
pengetahuan orang lain. Yang perlu disadari oleh pembicara adalah bahwa manusia
bukanlah mahluk yang mengetahui segala macam hal. Namun, bukan berarti ketika ada
pertanyaan sulit, pembicara langsung mengatakan “tidak tahu” karena jawaban seperti itu
tentunya akan menjatuhkan wibawa pembicara. Walaupun pembicara tidak tahu jawaban
atas pertanyaan hadirin tersebut, ada cara yang lebih elegan, sehingga tidak ada pihak yang
kecewa atau dirugikan baik hadirin maupun pembicara
Supaya tidak terjadi pertanyaan di tengah jalannya presentasi, sejak awal sudah harus
dibuat aturan yang jelas. Misalnya, bila ada pertanyaan, bisa dicatat terlebih dahulu dan
akan dibahas pada sesi tanya jawab. Ini penting, supaya hadirin tidak memotong presentasi.
Kedua, ulangi pertanyaan yang diajukan penanya. Ketika ada pertanyaan tentunya
membutuhkan waktu untuk memikirkan apa jawabanya, dengan mengulagi pertanyaan,
akan memberikan waktu pada otak untuk menyusun jawaban yang paling tepat. Mengulagi
pertanyaan juga berfungsi untuk menyamakan persepsi antara hadirin yang bertanya
dengan pembicara, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Selain itu juga untuk
memberitahukan & memperjelas pertanyaan kepada hadirin, sehingga tidak terjadi
pertanyaan yang sama. Ketiga, beri tepuk tangan. Tepuk tangan berfungsi untuk menyentuh
sisi ego dalam diri hadirin. Hal ini akan membuat hadirin merasa dihargai.
Jadi ketika pembicara memberi jawaban, jangan hanya fokus pada hadirin yang bertanya.
Namun, sampaikan pertanyaan dan jawaban tersebut untuk hadirin. Permasalahannya
adalah ketika pembicara tidak bisa menjawab pertanyaan salah seorang peserta. Ada tiga
cara yang bisa digunakan supaya presentasi tetap berjalan dengan lancar dan tetap
dihormati hadirin.
Pertama, bertanya langsung pada hadirin. Ketika ada jawaban dari salah satu peserta,
permasalahan selesai, tetapi jika tidak ada, pembicara bisa menggunakan cara yang lain.
Kedua, membentuk kelompok diskusi. Bentuk kelompok diskusi 3-5 orang tergantung jumlah
hadirin. Beri mereka waktu untuk berdiskusi. Setelah selesai, mintalah setiap kelompok
mengumpukan semua jawaban. Tugas pembicara hanya perlu membuat sebuah simpulan
dari semua jawaban yang terkumpul. Ketiga, bersikap jujur. Bersikap jujur juga ada caranya
agar pembicara tetap tampak elegan yaitu meminta waktu untuk mencari jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
Dalam sebuah presentasi, komponen tanya jawab sering digunakan untuk mengukur
kesuksesan penyajian. Kualitas dan kuantitas pertanyaan dapat menggambarkan
sejauhmana hadirin mengikuti dan mengerti uraian pembicara. Sesi tanya jawab dapat
dilaksanakan di akhir penyajian atau selama penyajian berlangsung. Dalam setiap sesi
tanya jawab, pembicara harus mampu mengontrol pertanyaan dan jawaban yang diberikan.
Pembicara harus dapat mendengarkan pertanyaan dengan saksama ketika ditanyakan
untuk mengetahui isi dan emosi pertanyaan. Kalau ada pertanyaan yang kurang jelas,
pembicara dapat mengulangi atau merangkum pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Namun, sebelum itu, pembicara harus meminta persetujuan kepada para penanya apakah
rangkuman tersebut benar. Rangkuman ini akan membantu pendengar lain untuk
mengetahui inti pertanyaan dan membantu pembicara akan isi pertanyaan tersebut. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang pembicara agar sukses dalam mengelola
sesi tanya jawab.
Latihlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan populer bisa diketahui atau
diprediksi dengan mengolah materi yang disajikan. Caranya, ajukan berbagai pertanyaan
dan jawablah. Apa yang cenderung ditanyakan, biasanya juga akan ditanyakan orang lain.
Secara psikis, ini akan meningkatkan kredibilitas pembicara. Buatlah daftar pertanyaan-
pertanyaan yang sudah pernah diajukan karena dari waktu ke waktu daftar tersebut akan
terus bertambah.. Setelah lima atau enam kali membawakan presentasi dengan materi yang
sama, pembicara biasanya sudah bisa memperkirakan hal-hal apa saja yang akan
ditanyakan hadirin.
Jika pembicara tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan salah seorang peserta,
pembicara bisa meminta bantuan hadirin lainnya untuk menjawab. Atau pertanyaan tersebut
dapat dikembalikan kepada penanya dengan cara menanyakan pendapatnya. Inilah cara di
mana pembicara bisa mendapatkan lima puluh persen jawaban dari si penanya. Bukan tidak
mungkin, setelah itu pembicara dapat menuntaskannya hingga seratus persen. Pembicara
juga bisa membuka wacana diskusi. Jika tidak terjawab hari itu, katakan bahwa pembicara
akan menjadikannya sebagai pekerjaan rumah dan peserta tersebut akan dihubungi
kemudian.
Jika salah seorang peserta nampak seperti menanyakan sesuatu yang “bodoh”, katakan
bahwa itu merupakan sebuah pertanyaan yang bagus. Jangan kaget jika yang muncul
setelah itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang memang berbobot.
Cerita adalah salah satu teknik presentasi yang menarik. Kebanyakan orang suka dengan
cerita dan ini sulit ditolak oleh hadirin. Terlebih lagi bila cerita dikemas dengan baik saat
disampaikan. Dengan cerita, kita tidak hanya mempengaruhi pikiran hadirin, tetapi juga
membangun hubungan emosional yang baik dengan mereka. Gunakan cerita yang sesuai
dengan topik yang kita sampaikan. Ceritakan pengalaman pribadi atau pengalaman orang
lain yang inspiratif, mengharukan, atau pun lucu. Berceritalah dengan penuh antusias dan
penghayatan. Sebuah cerita yang relevan mampu menggugah emosi hadirin. Mengajak
mereka merenung dan menghayati cerita sebelum mendengarkan presentasi. Coba pikirkan
sebuah cerita yang relevan dengan presentasi yang akan dibawakan. Tidak harus yang
benar-benar terjadi. Kita juga bisa menggunakan cerita rekaan sebagai ilustrasi. Selama
cerita tersebut disampaikan dengan penuh penghayatan, secara emosional hadirin akan ikut
dalam cerita yang kita katakan. Memang, untuk melakukan hal ini tentunya membutuhkan
persiapan lebih dan keterampilan menyampaikan cerita dengan baik agar pembukaan
presentasi berkesan. Namun jika kita bisa melakukannya, kita tidak hanya menggugah
aspek logika hadirin, melainkan aspek emosional mereka.
Untuk meyakinkan hadirin tentang pernyataan penting, pembicara bisa menggunakan teknik
pengulangan. Teknik pengulangan kata atau frasa yang sama pada awal klausa atau
kalimat berurutan biasanya digunakan pada presentasi atau pidato yang memberikan
inspirasi atau motivasi. Tujuannya adalah untuk mengajak hadirin dan juga untuk
mempengaruhi emosi mereka supaya menindaklanjuti apa yang disampaikan pembicara.
Teknik tiga poin adalah teknik presentasi kelas dunia yang sudah banyak digunakan oleh
para pembicara ternama dari zaman ke zaman. Teknik ini akan memudahkan pembicara
mengekspresikan konsep lebih lengkap, menekankan poin presentasi, sehingga
memudahkan hadirin mengingat apa yang akan disampaikan.
Suara adalah kekuatan utama seorang pembicara. Menarik dan tidaknya sebuah presentasi
salah satunya sangat ditentukan oleh teknik vokal. Oleh karena itu, jika pembicara ingin
dapat tampil menarik, gunakan teknik vokal dengan baik. Bicaralah dengan suara yang
jelas, tidak bergumam, gunakan nada atau suara yang dapat menyiratkan pesan yang akan
disampaikan. Lakukan varisasi pada volume suara, kecepatan berbicara maupun ke dalam
suara yang disampaikan.
Kita tidak perlu menjadi orang lain. Karena kita tidak akan pernah menjadi mereka. Cara
agar menjadi pembicara yang menarik dan memukau adalah dengan menjadi diri sendiri.
Kita harus memahami betul diri kita. Dengan begitu, kita akan mampu menggunakan teknik
sesuai dengan kemampuan kita. Buatlah agar orang-orang mengenal kita sebagai diri kita
sendiri, dan bukan sebagai orang lain. Percayalah, hadirin lebih suka kita menjadi diri
sendiri.
.