Kewirausahaan 1
Abstrak Kompetensi
Modul ini menjelaskan Mahasiswa dapat memahami
mengenai bagaimana pentingnya Menciptakan Bisnis
Menciptakan bisnis
Pembahasan
A. Pengertian Bisnis
Pengertian Bisnis menurut Owen adalah suatu perusahaan yang berhubungan dengan distribusi
dan produksi barang-barang yang nantinya dijual ke pasar ataupun memberikan harga yang sesuai
pada setiap jasanya. Menurut pendapat Raymond E. Glos dalam bukunya “Business: Its Nature and
Environment: An Introduction” Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang
yang berkecimpung di dalam bidang perindustrian dimana sebuah perusahaan atau organisasi
melakukan perbaikan-perbaikan standar serta kualitas produk mereka.
Menurut Scarborough (2014) entrepreneur, adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis
baru dengan segala risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mendapatkan keuntungan dan
pertumbuhan usaha yang teridentifikasi dari kemampuannya mendapatkan peluang yang baik dan
kecakapan dalam memanfaatkan serta mengelola sumberdaya yang dimiliki.
Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda.
Berikut ini merupakan beberapa klasifikasi bisnis, antara lain:
1. Manufaktur merupakan bisnis yang memproduksi barang yang berasal dari bahan mentah atau
komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contohnya seperti
perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti pipa atau mobil.
2. Bisnis jasa yaitu bisnis yang menghasilkan barang intangible dan mendapatkan keuntungan
dengan cara meminta bayaran atas jasa yang telah diberikan.
3. Pengecer atau distributor merupakan pihak yang berperan sebagai perantara antara produsen
dan konsumen.
4. Usaha pertambangan dan pertanian merupakan perusahaan yang memproduksi barang-barang
mentah seperti tanaman atau mineral.
5. Bisnis keuangan adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan
modal.
6. Informasi bisnis adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari penjualan kembali properti
intelektual.
7. Utilitas adalah sebuah bisnis yang menjalankan layanan publik, seperti listrik dan air yang biasa
didanai oleh pemerintah.
8. Bisnis real estate yaitu bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan menjual, menyewakan dan
pengembangan properti, rumah atau bangunan.
9. Bisnis Transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan
barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi tujuan.
10. Bisnis Online yaitu bisnis yang dilakukan secara online dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi.
B. Bisnis Konvensional
Bisnis Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau
transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan
pembeli. Kelebihan dalam bisnis konvensional, pembeli langsung dapat melihat produk yang akan
dibeli sehingga pembeli tidak merasa ragu akan produk yang dibeli, pembeli juga dapat memilih
1. Lingkup pemasarannya terbatas, jika ingin memperluas lingkup pemasaran, maka harus
membuka cabang di berbagai daerah.
2. Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional memerlukan
tempat untuk memasarkan produknya.
3. Memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan sehingga
modal menjadi bertambah.
4. Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya barang
tersebut.
5. Persaingan Bisnis seperti halnya semua jenis usaha, persaingan selalu ada dan perlu dihadapi
secara bijaksana. Persaingan bisnis konvensional biasanya berada di sekitar lokasi usaha.
C. Bisnis Waralaba
Warren J. Keegen dalam bukunya Global Marketing Management (Keegen, 1989: 294)
mengatakan bahwa pengembangan usaha secara internasional dapat dilakukan dengan sekurangnya
lima macam cara:
Dalam kaitannya dengan pernberian izin dan kewajiban pemenuhan standar dari Pemberi
Waralaba, Pemberi Waralaba akan memberikan bantuan pemasaran, promosi maupun bantuan
teknis lainnya agar Penerima Waralaba dapat menjalankan usahanya dengan baik. Pemberian
waralaba ini didasarkan pada suatu Franchise Agreement. Kewajiban untuk mempergunakan
Dalam Kamus Istilah Keuangan dan Investasi karya John Downes dan Jordan Elliot Goodman,
yang memberikan arti bagi Franchise (Hak Kelola) sebagai: Suatu hak khusus yang diberikan kepada
dealer oleh suatu usaha manufaktur atau organisasi jasa waralaba, untuk menjual produk atau jasa
pemilik waralaba disuatu wilayah tertentu, dengan atau tanpa eksklusivitas. Pengaturan seperti itu
kadangkala diresmikan dalam suatu Franchise agreement (perjanjian hak kelola), yang merupakan
kontrak antara pemilik hak kelola dan pemegang hak kelola. Kontrak menggariskan bahwa yang
disebutkan pertama dapat menawarkan konsultasi, bantuan promosional, pembiayaan, dan manfaat
lain dalam pertukaran dengan suatu persentase dari penjualan atau laba. Bisnis dimiliki pemegang
hak kelola yang biasanya harus memenuhi suatu persyaratan investasi tunai awal.
Satu pengertian lain yang mendapat penekanan dari pengertian waralaba menurut John
Downes dan Jordan Elliot Goodman dalam Kamus Istilah Keuangan dan Investasi tersebut adalah
bahwa waralaba biasanya juga memenuhi persyaratan investasi awal tunai yang harus disediakan
oleh Penerima Waralaba. Jadi dalam hal ini jelas bahwa waralaba melibatkan suatu kewajiban untuk
menggunakan suatu sistem dan metode yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba termasuk di
dalamnya hak untuk mempergunakan merek dagang. Pengertian waralaba (yang umum) ini
dibedakan dari waralaba nama dagang yang memang mengkhususkan diri pada perizinan
penggunaan nama dagang dalam rangka pemberian izin untuk melakukan penjualan produk Pemberi
Konsepsi Lisensi dan Waralaba dalam suatu batas wilayah tertentu, dalam suatu pasar yang bersifat
non-kompetitif. Makna yang terakhir ini menyatakan bahwa pemberian waralaba nama dagang
seringkali terikat dengan kewajiban untuk memenuhi persyaratan penentuan harga yang telah
ditetapkan dan digariskan oleh Pemberi Waralaba. Eksklusivitas dan penentuan harga yang relatif
seragam ini perlu mendapat perhatian khusus pada negara-negara yang sudah memberikan
pengaturan mengenai anti-trust.
Non competition merupakan suatu isu yang sangat penting dalam waralaba dalam Peraturan
Pemerintah RI No.16 Tahun 1997 tanggal18 juni 1997 tentang Waralaba dikatakan bahwa:
''Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak
lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan barang dan atau jasa" (pasal
1 angka 1)
1. Logo merek dagang (trade mark), nama dagang (trade name), dan nama baik/repurtasi
(goodwill) yang terkait dengan merek dan atau nama tersebut.
2. Format/pola usaha, yaitu suatu sistem usaha yang terekam dalam bentuk buku pegangan
(manual), yang sebagian isinya dalam rahasia usaha.
3. Dalam kasus tertentu berupa rumus, resep, desain, dan program khusus.
4. Hak cipta atas sebagian dari hal di atas bisa dalam bentuk tertulis dan terlindungi dalam
undang-undang hak cipta.
Ketentuan yang mengatur mengenai hal-hal minimum yang harus diatur dalam Perjanjian
Waralaba dapat kita temukan dalam rumusan Pasal 7 Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Lisensi atau Waralaba: Berbagai Pertimbangan 81 Nomor: 259/MPP/Kep7/1997
tanggal 30 Juli 1997. Dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor: 259/MPP/Kep/1997 tanggal 30 Juli 1997 ini dikatakan bahwa: Perjanjian
waralaba antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba sekurang-kurangnya memuat
klausul mengenai:
a. Nama, alamat, dan tempat kedudukan perusahaan masing-masing pihak; Khusus yang
berhubungan dengan identitas Pemberi Waralaba, ketentuan Pasal 9 Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan menyatakan bahwa:
1. Pemberi Waralaba dari luar negeri harus mempunyai bukti legalitas dari instansi
berwenang di negara asalnya dan diketahui aleh Pejabat Perwakilan RI setempat.
2. Pemberi Waralaba dari dalam negeri wajib memiliki SlUP dan atau Izin Usaha dari
Departemen Teknis lainnya.
b. Nama dan jabatan masing-masing pihak yang berwenang menandatangani perjanjian;
Ketentuan ini pada prinsipnya berhubungan dengan kewenangan bertindak para pihak,
yang merupakan persyaratan sahnya suaru perjanjian menurut ketentuan umum yang
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
c. Nama dan jenis Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha misalnya
sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan
karakteristik khusus yang menjadi abjek waralaba; Dalam ketentuan ini, para pihak akan
memperjelas dan menegaskan kembali jenis waralaba yang diberikan apakah Suatu
Pengantar Praktis waralaba yang diberikan hanya terbatas pada waralaba nama dagang
atau produk, atau meliputi juga format bisnis.
1. Memperoleh segala macam informasi yang berhubungan dengan Hak atas Kekayaan
Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara
penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus
yang menjadi objek waralaba, yang diperlukan olehnya untuk melaksanakan
waralaba yang diberikan tersebut;
2. Memperoleh bantuan dari Pemberi Waralaba atas segala macam cara pemanfaatan
dan atau penggunaan Hak atas Kekayaan Intelektual penemuanatau ciri khas usaha
1. Pemberi Waralaba dilarang menunjuk lebih dari 1 Lisensi atau waralaba: Berbagai
Pertimbangan Penerima Waralaba di lokasi tertentu yang berdekatan, untuk barang
dan atau jasa yang sama dan menggunakan merek yang sama, apabila diketahui
atau patut diketahui bahwa penunjuhan lebih dari satu Penerima Waralaba itu akan
mengakibatkan ketidaklayakan usaha waralaba di lokasi tersebut.
2. Penerima waralaba Utama dilarang menunjuk lebih dari 1 (satu) Penerima Waralaba
Lanjutan di lokasi tertentu yang berdekatan, untuk barang dan atau jasa yang sama
dan menggunakan merek yang sama, apabila diketahui atau patut diketahui bahwa
penunjukan lebih dari satu Penerima Waralaba itu akan mengakibatkan
ketidaklayakan usaha waralaba dilokasi tersebut.
3. Apabila disuatu lokasi yang berdekatan sudah ada usaha waralaba yang dilakukan
oleh Penerima Waralaba Penerima Waralaba Lanjutan, maka di lokasi tersebut
dilarang didirikan usaha yang merupakan cabang dari Pemberi Waralaba yang
bersangkutan dengan merek yang sama kecuali untuk barang dan atau jasa yang
berbeda Pemberian waralaba senantiasa diikuti dengan pemberian bantuan
manajemen dan fasilitas dalam satu perjanjian dengan pembayaran royalti yang
sudah ditentukan besarnya. Dalam pernberian lisensi, perjanjian pemberian lisensi
dapat dipisahkan dari perjanjian pemberian bantuan teknis atau manajemen, yang
masing-masing dapat melahirkan suatu hak royalti yang independen bagi Pemberi
Lisensi.
4. Pembayaran imbalan dalam perjanjian waralaba hanya dapat dilakukan dalam
bentuk direct compensation, yang besarnya digantungkan pada persyaratan dan
atau penjualan barang dan atau jasa. Ini berarti dalam pemberian waralaba tidak
dimungkinkannya pemberian imbalan yang tidak didasarkan atau dikaitkan dengan
persyaratan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Dalam pemberian lisensi,
pembatasan tersebut tidaklah berlaku. Artinya Pemberi Lisensi dapat meminta
imbalan dalam bentuk apapun selama dan sepanjang hal tersebut disepakati oleh
Pe- Lisensi atau Waralaba. Berbagai Pertimbangan penerima Lisensi, selama dan
sepanjang tidak memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang merugikan
perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan
usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan ketentuan, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat
merugikan perekonomian Indonesia atau memuat pembatasan yang menghambat
kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai dan mengembangkan teknologi
pada umumnya dan yang berkaitan dengan Invensi yang diberi Paten tersebut pada
khususnya.
5. Kewajiban untuk melaksanakan kegiatan waralaba oleh pihak Penerima Waralaba,
sekurang-kurangnya satu tempat usaha. Pada prinsipnya ketentuan ini tidak jauh
berbeda dengan kewajiban pelaksanaan Hak atas Kekayaan Inteletual yang diberikan
perlindungan oleh negara, di Indonesia. Agak sedikit berbeda dari waralaba, dalam
Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan pemberi
waralaba dan penerima waralaba.
D. E-Commerce
"Perdagangan elektronik, yang biasa disebut E-Commerce, adalah perdagangan produk atau
layanan yang menggunakan jaringan komputer, seperti Internet. Electronic commerce mengacu
pada teknologi seperti mobile commerce, transfer dana elektronik, manajemen rantai pasokan,
pemasaran Internet, pemrosesan transaksi online, pertukaran data elektronik (electronic data
interchange/ EDI), sistem manajemen persediaan, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Perdagangan elektronik modern biasanya menggunakan World Wide Web (www) untuk setidaknya
satu bagian dari siklus hidup transaksi, walaupun mungkin juga menggunakan teknologi lain seperti
E-Mail.
E-Commerce menurut Martin Kütz adalah pertukaran barang dan jasa antara (biasanya)
organisasi independen dan / atau orang-orang yang didukung oleh penggunaan sistem ICT
(Information & Commucation Technology) yang komprehensif dan infrastruktur jaringan yang
standar secara global. Untuk tujuan ini, mitra bisnis harus menggabungkan proses bisnis dan sistem
ICT (Information & Commucation Technology) mereka. Sistem ini harus bekerja sama untuk
sementara dan tanpa hambatan dan harus berbagi, menukar dan memproses data selama
keseluruhan proses bisnis dan lintas batas-batas organisasi yang bekerja sama. Keamanan data dan
privasi data serta kepatuhan terhadap undang-undang dan kebijakan dan prosedur lainnya tentu
saja harus dijamin.
E-Commerce memiliki banyak kelebihan. tentu saja, E-Commerce memiliki beberapa kekurangan
(lihat tabel 1 dan 2).
Keuntungan
Kekurangan
Daftar Pustaka