Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ANALISA JURNAL

Treatment of Condyloma Acuminata in Pregnant Women


with Cryotherapy Combined with Proanthocyanidins:
Outcome and Safety

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Departemen Maternitas
di RSUD Kanjuruan Kepanjen

Disusun oleh:

ZarotulPaujiah 201910461011013
Dwi Rahayu 201910461011017
Cahyaningsih Effendi 201910461011044
Emilia Ulfah 201910461011045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kutil anogenital yang sering disebut kondiloma akuminata adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh Human Papilomavirus (HPV). Infeksi
HPV dapat menyebar melalui kontak langsung atau autoinokulasi. Masa
inkubasi bervariasi dari 1-12 bulan dengan rata-rata 2-3 bulan. Infeksi HPV
pada genital diduga subklinis sampai 70%, dan tidak disadari oleh pasien
tetapi terdeteksi dengan pemeriksaan klinis lengkap, histologis, dan sitologis
atau analisis molekular (Eassa & Bakr, 2012).
Kondiloma akuminata memiliki infektivitas yang tinggi, di mana
permukaan mukosa yang lebih tipis akan lebih rentan terhadap inokulasi virus
dibanding kulit yang memiliki keratin tebal. Infektivitas HPV genital dari ibu
sehubungan dengan papiloma pada anak tampaknya rendah, namun risiko
penularan dari ibu ke anak dengan perkembangan penyakit selanjutnya pada
anak diperkirakan 1 antara 80 dan 1antara 1500 (Eassa & Bakr, 2012).
Selama kehamilan, kondiloma akuminata dapat berproliferasi dengan
cepat karena perubahan imunitas dan peningkatan suplai darah, dan kelainan
ini dapat muncul dalam bentuk klinis atau subklinis (laten). Bentuk klinis
lebih menyebabkan gangguan emosional dan fisik pada pasien karena ibu
harus melahirkan secara sectio caesaria dan jika melahirkan secara spontan
akan terdapat kemungkinan risiko kontaminasi HPV pada bayi (Yenny &
Hidayah, 2013)
Modalitas terapi utama untuk kondiloma akuminata adalah terapi
destruktif, seperti kauterisasi, krioterapi dengan nitrogen cair, eksisi, tingtura
podofilin, podofilin resin, asam trikloroasetat (TCA), injeksi bleomisin sulfat,
krim imiquimod dan laser vaporisasi, tetapi tidak ada dari modalitas terapi ini
yang memberikan jaminan kesembuhan dan rekurensi biasa terjadi. Pada
wanita hamil tidak semua modalitas terapi di atas dapat digunakan, pilihan
terapi yang dapat diberikan antara lain krioterapi, elektrokauterisasi, terapi
laser, dan asam trikloroasetat. Dari keempat modalitas terapi di atas, TCA
tidak membutuhkan peralatan khusus karena dapat diaplikasikan langsung di

1
atas lesi, sehingga mudah digunakan dan biaya lebih murah (Eassa & Bakr,
2012).
Terapi lain yang bisa dilakukan untuk kondiloma akuminata adalah
dengan terapi Cryotherapy dan Proanthocyanidin. Cryotherapy banyak
digunakan untuk pengobatan CA. Selama prosedur cryotherapy, nitrogen cair
membekukan jaringan dan dengan demikian menyebabkan nekrosis;
pengobatan juga menstimulasi respon imun spesifik, seperti aksi
imunomodulator limfosit T terhadap jaringan kutil yang masih hidup.
Keuntungan dari cryotherapy adalah sederhana, murah, jarang menyebabkan
jaringan parut atau depigmentasi, dan aman untuk digunakan dalam
kehamilan. Proanthocyanidins (PCs) adalah senyawa polifenol alami yang
berlimpah di banyak sayuran, kulit tanaman (kulit / kulit), biji, bunga, buah-
buahan, dan kacang-kacangan (Mi X et al, 2013).
Sejumlah penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan banyak sekali
efek yang berpotensi bermanfaat bagi kesehatan manusia, seperti antioksidan,
anti-inflamasi, imunomodulasi, perbaikan DNA, dan aktivitas antitumor.
Akumulasi prooxidants seperti reactive oxygen species (ROS) yang melebihi
kapasitas antioksidan seluler menghasilkan stres oksidatif (OS), yang dapat
merusak makromolekul (DNA, lipid, dan protein), organel (membran dan
mitokondria), dan seluruh jaringan. ProanthocyanidinC telah dilaporkan
mengerahkan efek antibakteri, anti alergi dan antigenotoksik, dan
menghambat agregasi platelet dan permeabilitas kapiler. Penelitian telah
menunjukkan bahwa Proanthocyanidin dapat digunakan dengan aman untuk
merawat bayi, wanita hamil dan orang tua, dan aman untuk aplikasi pada
wajah, perineum dan payudara. Proanthocyanidin telah terbukti efektif
melawan kemerahan, pembengkakan, eksudat, gatal, dan gejala lain yang
berhubungan dengan peradangan (Jhun et al, 2013).
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka pada jurnal ini
akanmembahas tentang bagaimana pengaruh pengaruh pemberian
pengobatan cryotheraphi dikombinasikan dengan proantosianidin pada ibu
hamil

2
1.2 Tujuan
Tujuan dari analisa penelitian ini adalah:
1. Memaparkan informasi terkini dengan evidance based di area keperawatan
terkait dengan topik condyloma acuminata pada ibu hamil
2. Memberikan penjelasan tentang temuan terbaru atau inovasi di dunia
keperawatan tentang bagaimana pengaruh pengaruh pemberian pengobatan
cryotheraphi dikombinasikan dengan proantosianidin pada ibu hamil
3. Manfaat dari hasil penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian
pengobatan cryotheraphi dikombinasikan dengan proantosianidin pada ibu
hamil dengan condyloma acuminata (CA) dan tingkat kekambuhan dalam
pengobatan.

3
BAB II
JURNAL PENELITIAN

(jurnal terlampir)

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Penelitian


3.1.1 Judul penelitian
Treatment of condyloma acuminata in pregnant women with
cryotherapy combined with proanthocyanidins: Outcome and safety
3.1.2 Pengarang
Yang li. J, Zhu D. Ning, Dang Y. Ling and Zhao Xiong
3.1.3 Sumber
Yang et al. Experimental and Therapeutic Medicine (2016) : 2391-2394
https://doi.org/10.3892/etm.2016.3207
3.1.4 Kata Kunci
Condyloma acuminata, cryotherapy, proanthocyanidin, human
papilloma virus, pregnancy
3.1.5 Abstrak
Patients with condyloma acuminata (CA) during pregnancy represent a
special risk group. The outcomes of many treatment methods for such
cases are not satisfactory. The purpose of the present study was to
evaluate the treatment outcome and safety of cryotherapy combined
with proantho-cyanidins (PCs) for CA in pregnant women. In this
study, 46 pregnant women with CA were treated with cryotherapy
combined with PCs. The lesions were sprayed with liquid nitrogen until
the color of the wart changed from flesh colored to purple. A PC-
containing formulation was then sprayed onto a non-woven fabric or
single-layer gauze and applied to the affected area. The PC treatment
was applied for 20 min, 2 or 3 times per day. All patients were followed
up at 1 and 3 months. No visible warts remained after the cryotherapy
and PC treatment. At the 1-month follow-up, only 1 case of recur-rence
was identified. At 3 months, 5 cases of recurrence were identified, and
the recurrence rate was 10.9%. The satisfaction rate of the patients was
94% at 1 month and 87% at 3 months after treatment. All pregnancies

5
resulted in healthy live births without delivery complications.
Cryotherapy combined with PCs is indicated to be a safe and effective
procedure and may serve as a treatment option for pregnant women
with CA.
3.1.6 Tanggal Publikasi
25 Januari 2016

3.2 Deskripsi Penelitian berdasarkan PICO


3.2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hasil pengobatan
dan keamanan dari cryotherapy dikombinasikan dengan proantosianidin
(PCs) untuk condyloma acuminate pada ibu hamil
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode studi retrospektif.
3.2.3 Problem/Populasi
Condyloma acuminata merupakan lesi pada genetalia yang dapat terjadi
selama masa kehamilan. Hal ini berisiko apabila dibiarkan begitu saja,
hingga membesar dan mengganggu jalan lahir.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 46 ibu hamil dengan usia rata-
rata 27 tahun dengan diagnosis condyloma acuminate (CA), rata-rata
usia kehamilan 18 minggu, ukuran lesi pada pasien antara 5-18 cm,
warna lesi abu-abu kecoklatan dan merah tua. Ukuran kutil berbeda
tetapi masing-masing menunjukkan pedikel luas dengan batas yang
jelas, permukaan lembab dan halus.
3.2.4 Intervensi/Perlakuan
Kelompok intervensi pada hari pertama menerima olesan larutan
povidone-iodine 0,02 %. Kemudian nitrogen cair disemprotkan ke lesi
menggunakan pipa semprot nitrogen cair. Jarak antara pipa semprot ke
lesi antara 2-3cm dengan waktu penyemprotan >60 detik.
Penyemprotan dihentikan ketika pasien merasakan sakit. Ketika rasa
sakit pasien berkurang semprot lagi lesi sampai kutil berubah warna
menjadi ungu. Setelah itu proanthocyanidins (PCs) disemprotkan ke

6
kasa satu lapis lalu aplikasikan ke area sebanyak 2 atau 3 kali perhari
selama 20 menit.
Sebelum pasien meninggalkan klinik, dokter memberitahu bahwa
pasien dapat melihat lesi mereka dengan menggunakan cermin
genggam. Selain itu pasien diberi tahu jika ada tanda-tanda infeksi
seperti adanya kemerahan, pembengkakan, demam atau keputihan yang
berbau busuk agar segera melaporkan ke dokter.
3.2.5 Compare/Perbandingan
Tidak ada kelompok pembanding dalam penelitian ini.
3.2.6 Outcomes/Hasil
Hasil penelitian ini dievaluasi pada bulan ke 1 dan 3 dengan hasil :
- Pada bulan ke 1 hanya ada 1 kasus yang terindentifikasi mengalami
kekambuhan
- Pada bulan ke 3 ada 5 kasus yang teridentifikasi dengan tingkat
kekambuhan 10,9 %.
- Tingkat kepuasan pasien pada bulan ke 1 sebanyak 94 % dan 87%
pada bulan ke 3 setelah perawatan.
Tetapi hasil penelitian ini terbukti efektif dan dapat digunakan sebagai
pengobatan condyloma acuminate (CA) pada ibu hamil karena setelah
dilakukan perawatan ini tidak ada kutil yang tersisa setelah perawatan
cryotheraphy dan proanthocyanidins (PCs) dan semua pasien dapat
melahirkan dengan kondisi bayi sehat tanpa komplikasi.

7
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Cryotherapy nitrogen cair dikombinasikan dengan PC tampaknya menjadi
pengobatan yang efektif untuk wanita hamil dengan condyloma acuminata
(CA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan CA relatif
rendah, dan tidak ada efek yang jelas pada janin. Cryotherapy nitrogen cair
dikombinasikan dengan PC dapat berfungsi sebagai pilihan pengobatan untuk
wanita hamil dengan CA.

4.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan ini, diharapkan mampu menjadi
bahan referensi perawat agar dapat melakukan intervensi pada pasien dengan
condyloma acuminata (CA). Mereka membutuhkan perawatan yang aman
sehingga tidak terjadi dampak dan kekambuhan yang tidak diinginkan.
Selain itu kepada mahasiswa agar meningkatkan proses berfikir kritis
dengan mencoba menyempurnakan penelitian ini dan penelitian sebelumnya
dengan harapan mampu menciptakan inovasi atau kegiatan baru untuk
mengurangi tingkat kekambuhan pada pasien dengan CA.

8
DAFTAR PUSTAKA

Eassa BI, Bakr AA . (2012). Intradermal injection of PPD as a novel approach of


immunotherapy in anogenital warts in pregnant women. Dermatologic
Therapy, 2012; 24: 137–43.
Jhun JY, Moon SJ, Yoon BY, Byun JK, Kim EK, Yang EJ, Ju JH, Hong YS, Min
JK, Park SH, Kim HY, Cho ML. (2013). Grape seed proanthocyanidin
extract-mediated regulation of STAT3 proteins contributes to Treg
differentiation and attenuates inflammation in a murine model of
obesity-associated arthritis. PLos One. ;8:e78843. doi:
10.1371/journal.pone.0078843. [PMC free article] [PubMed]
[CrossRef] [Google Scholar]
Mi X, Chai W, Zheng H, Zuo YG, Li J. (2013). A randomized clinical
comparative study of cryotherapy plus photodynamic therapy vs.
cryotherapy in the treatment of multiple condylomataacuminata.
Photodermatol Photoimmunol Photomed. ;27:176–180. doi:
10.1111/j.1600-0781.2011.00592.x. [PubMed] [CrossRef] [Google
Scholar]
Yenny SW, Hidayah R. 2013. Kondiloma Akuminata Pada Wanita Hamil: Salah
Satu Modalitas Terapi. Jurnal Kesehatan Andalas. 2(1) :47-50

Anda mungkin juga menyukai