Anda di halaman 1dari 64

P U T U S A N

Nomor: 41/PDT/2012/PTR

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN TINGGI PEKANBARU yang memeriksa dan mengadili


perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, menjatuhkan putusan sela
sebagaimana tersebut dibawah dalam perkara gugatan antara :

1. PT ANGGUN SEGARA, berkedudukan di Tanjung Pinang, alamat Jl. RH


Fisabilillah, Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari, Kota
Tanjung Pinang. Dalam hal ini diwakili kuasa hukumnya
HERMANSYAH, SH, NIRWANSYAH, SH, EKO
MURTISAPUTRA, SH, para Advokat dari Kantor Hukum
“HERMANSYAH, SH & PATNERS”, berkantor di Jl. Usman
Harun No. 1 Tanjung Pinang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 15 Desember 2011, semula TERGUGAT I sekarang
PEMBANDING I ;

2. SUGIARTO alias TUTI, umur 44 tahun selaku pribadi maupun Direktur PT


Anggun Segara, alamat Jl. Soekarno Hatta RT 01 RW V
Kelurahan Kampung Baru, Kota Tanjung Pinang. Dalam hal ini
diwakili kuasa hukumnya HERMANSSYAH, SH, NIRWANSYAH,
SH, EKO MURTISAPUTRA, SH, para Advokat dari Kantor
Hukum HERMANSYAH, SH & PATNERS, berkantor dI Jl.
Usman Harun No. 1 Tanjung Pinang, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 15 Desember 2011, semula TERGUGAT II
sekarang PEMBANDING II ;

3. H. MARTIN UMAR, umur 61 tahun, selaku pribadi maupun Direktur PT


Kurnia Sentosa, alamat Jl. Gudang Minyak RT 01 RW V
Kelurahan Tanjung Unggat, Kecamatan Bukit Bestari, Kota
Tanjung Pinang. Dalam perkara ini diwakili kuasa hukumnya
LUKMAN NAWIR, SH, Advokat dari Kantor “LUKMAN NAWIR &
PARTNERS” ALAMAT DI Jl. Gudang Minyak No. 22 RT 001 RW
001 Kelurahan Tanjung Unggat, Kecamatan Bukit Bestari, Kota
Tanjung Pinang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20

Hal.1 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Desember 2011, semula TERGUGAT III sekarang
PEMBANDING III ;

M E L A W A N :

1. SAIFUL BAHRI bin ABD. RASHID, umur 49 tahun, pekerjaan wirasuasta,


Kewarganegaraan Malaysia, beralamat di 26 Jl. Pinang Hijau No.
10 Taman Sayong Pinang, Bandar Tenggara, 8100, Kulai Johor
Malaysia, bertindak untuk diri sendiri serta selaku wali dari NOOR
SUFIKA binti SAIFUL BAHRI, NOOR SUFINY binti SAIFUL
BAHRI, SAIFUL HASRUL bin SAIFUL BAHRI. Dalam hal ini
diwakili kuasa hukumnya HENDIE DEVITRA, SH, HENDY
AMERTA, SH, para Advokat dari Kantor Hukum “HENDIE
DEVITRA & REKAN” beralamat di Jl. Basuki Rahmat No. 11
Tanjung Pinang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 10
Mei 2011, semula PENGGUGAT sekarang TERBANDING ;

2. H. ABDUL MALIK, umur 53 tahun, selaku pribadi, beralamat Jl. Kampung


Suka Jaya No. 04 RT 04 RW VIII, Kelurahan Kota Piring,
Kecamatan Tanjung Pinang Timur, Kota Tanjung Pinang, semula
TURUT TERGUGAT I sekarang TURUT TERBANDING I ;

3. J E F R Y, umur 55 tahun, sebagai pribadi, beralamat di Jl. Lorong Bakar


Batu No. 27 C RT 04 RW IX, Kelurahan Kemboja, Kecamatan
Tanjung Pinang Barat, Kota Tanjung Pinang, semula TURUT
TERGUGAT II sekarang TURUT TERBANDING II ;

4. Drs. H. RIDWAN HAMTA, umur 52 tahun, selaku pribadi, beralamat di Jl.


Pantai Impian Gg. Lumba-lumba III/23 RT 04 RW VI Kelurahan
Kampung Baru, Kecamatan Tanjung Pinang Barat, Kota Tanjung
Pinang, semula TURUT TERGUGAT III sekarang TURUT
TERBANDING III ;

5. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG TANJUNG


PINANG, beralamat di Jl............ Tanjung Pinang, semula TURUT
TERGUGAT IV sekarang TURUT TERBANDING IV ;

Hal.2 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Pengadilan Tinggi tersebut ;
Setelah membaca :
1. Surat Penetapan No. 41/PDT/2012/PTR tanggal 23 April 2012 tentang
penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara
perdata No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI ;
2. Berkas perkara No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI dan salinan putusan
Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI tanggal 8
Desember 2011 serta Memori Banding dan Kontra Memori Banding ;
3. Surat dari Hendie Devitra, SH tertanggal 10 April 2012 No.
02/Per./Pdt.G/KH-HDR/IV/12 tentang Permohonan Sita jaminan ;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Memperhatikan dan mengutip segala sesuatu yang tercantum dalam


putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI tanggal
8 Desember 2011 yang amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

DALAM KONVENSI ;
DALAM PROVISI :
- Menolak tuntutan provisi penggugat;
DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi tergugat I, tergugat II dan tergugat III;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian :
2. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II melakukan cidera janji
(wansprestasi) terhadap surat kesepakatan bersama Nomor : 01/MAS-
M1M2/VII/2008 tanggal 08 Juli 2008, surat perjanjian bersama Nomor :
01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 berikut perubahannya;
3. Menyatakan batal surat kesepakatan bersama Nomor : 01/MAS-
M1M2/VII/2008 tanggal 08 Juli 2008, surat perjanjian bersama Nomor :
01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 berikut perubahannya,
sepanjang mengenai kepentingan dan uang setoran modal Penggugat ;
4. Menyatakan perbuatan Tergugat II yang mendaftarkan KM Mutiara Mas 1,
KM Mutiara Mas 2, KM Mutiara Mas 3 dan KM Mutiara Mas masing-masing
dengan akta nomor 5933 tanggal 02 September 2008 nama kapal KM
Mutiara Mas 1 No.1388/GGa, akta nomor 5939 tanggal 04 September 2008
nama kapal KM Mutiara Mas 2 No.1389/GGa, akta nomor 6015 tanggal 08
Januari 2008 nama kapal KM Mutiara Mas 3 No.1398/GGa dan akta nomor

Hal.3 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


6038 tanggal 27 Januari 2009 nama kapal KM Mutiara Mas No.1399/Gga
yang seluruhnya terdaftar atas nama Tergugat II (selaku pribadi) adalah
perbuatan ingkar janji (wansprestasi) ;
5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng
untuk membayar secara sekaligus dan tunai kepada Penggugat uang
ganti kerugian/pengembalian modal-modal setoran Penggugat sebesar
Rp. 6.926.760.000.- (enam milyar sembilan ratus dua puluh enam juta tujuh
ratus enam puluh ribu rupiah) ;
6. Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III secara tanggung
renteng untuk membayar secara sekaligus dan tunai ganti kerugian kepada
Penggugat atas keuntungan yang diharapkan sebesar Rp.2.016.767.000.-
(dua milyar enam belas juta tujuh ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) ;
7. Menghukum pula Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, Turut Tergugat III dan
Turut Tergugat IV untuk tunduk dan taat atas putusan dalam perkara ini;
8. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya ;

DALAM REKONVENSI ;
- Menolak gugatan Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat I dan Tergugat II ;

DALAM KONVENSI DAN DALAM REKONVENSI ;


- Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar biaya perkara ini yang ditaksir sebesar Rp. 6.281.000.- (enam
juta dua ratus delapan puluh satu ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa atas putusan tersebut, Tergugat I,II/Pembanding


I,II pada tanggal 19 Desember 2011 dan Tergugat III/Pembanding III pada
tanggal 21 Desember 2011 mengajukan permohonan banding, sebagaimana
Risalah Pernyataan Permohonan Banding masing-masing No.
10/Pdt.G/2011/PN.TPI.Banding No. 20/PDT.G/2011/PN.TPI dan No.
11/Pdt.G/2011/PN.TPI.Banding No. 20/PDT.G/2011/PN.TPI ;
Menimbang, bahwa permohonan banding Tergugat I,II/Pembanding
I,II telah diberitahukan kepada :
­ Penggugat/Terbanding pada tanggal 9 Januari 2012 ;
­ Tergugat III/Pembanding III pada tanggal 3 Januari 2012;
­ Turut Tergugat I,II,III,IV/Turut Terbanding I,II,III,IV masing-masing pada
tanggal 30 Desember 2011 ;

Hal.4 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Menimbang, bahwa permohonan banding Tergugat III/Pembanding III
telah diberitahukan kepada :
- Penggugat/Terbanding pada tanggal 9 Januari 2012 ;
- Tergugat I,II/Pembanding I,II pada tanggal 30 Desember 2011;
- Turut Tergugat I,II,IV/Turut Terbanding I,II,IV masing-masing pada tanggal
30 Desember 2011 ;
Menimbang, bahwa pada tanggal 1 Maret 2012 Tergugat
I,II/Pembanding I,II menyerahkan Memori Banding dan Memori Banding
tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada :
- Penggugat/Terbanding pada tanggal 21 Maret 2012 ;
- Tergugat III/Pembanding III pada tanggal 15 Maret 2012 ;
- Turut Tergugat I/Turut Terbanding I pada tanggal 22 Maret 2012 ;
- Turut Tergugat II/Turut Terbanding II pada tanggal 27 Maret 2012 ;
- Turut Tergugat III,IV/Turut Terbanding III,IV masing-masing pada tanggal 21
Maret 2012 ;
Menimbang, bahwa atas Memori Banding tersebut
Penggugat/Terbanding pada tanggal 10 April 2012 mengajukan Kontra Memori
Banding ;
Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan
Tinggi kepada para pihak telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan
mempelajari berkas perkara sebagaimana Risalah Pemberitahuan Memeriksa
Berkas Perkara No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI masing-masing tertanggal 21, 22, 26
dan 27 Maret 2012 ;

TENTANG HUKUMNYA.

Menimbang, bahwa pasal 199 ayat 1 RBg menentukan tenggang


waktu untuk mengajukan upaya banding terhadap putusan pengadilan negeri
adalah 14 hari setelah putusan dijatuhkan atau 14 hari setelah pemberitahuan
putusan ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No.
20/Pdt.G/2010/PN.TPI diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada
tanggal 21 Desember 2010 dengan dihadiri oleh Penggugat/Terbanding,
Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III tanpa hadirnya Para Turut Tergugat/Para
Turut Terbanding, kemudian Tergugat I,II/Pembanding I,II menyatakan banding
pada tanggal 22 Desember 2010 berarti pernyataan banding tersebut diajukan
dalam tenggang waktu 14 hari sebagaimana ditentukan pasal 199 ayat 1 RBg ;

Hal.5 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Menimbang, bahwa permohonan banding tersebut diajukan ke
(Panitera) Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memutus perkara tersebut,
diajukan oleh Kuasa Hukum yang mendapat kuasa untuk itu dan permohonan
banding tersebut telah diberitahukan secara sah kepada Penggugat/Terbanding
dan Tergugat II, III/Para Turut Terbanding berarti permohonan banding telah
dilakukan menurut cara-cara yang ditentukan pasal 199 ayat 1 Rbg ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding telah memenuhi
syarat tenggang waktu dan prosedur yang ditentukan undang-undang, maka
permohonan banding tersebut dapat diterima ;
Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan mempelajari dengan
seksama Berita Acara Persidangan dan surat-surat yang timbul dalam perkara
a quo sebagaimana tersebut dalam berkas perkara No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI,
salinan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI
tanggal 8 Desember 2011, Memori Banding dan Kontra Memori Banding serta
permohonan sita jaminan dari Penggugat/Terbanding, maka sebelum
menjatuhkan putusan akhir Pengadilan Tinggi memandang perlu untuk
mempertimbangkan permohonan sita jaminan dari Penggugat/Terbanding
tersebut sebagai berikut ;

Menimbang, bahwa sesuai Surat Penetapan No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI


tanggal 2 Nopember 2011 dalam pemeriksaan perkara di peradilan tingkat
pertama Majelis Hakim telah memerintahkan untuk diletakkan sita jaminan atas
barang-barang berupa:
Menimbang, bahwa dengan demikian permohonan banding Para
Tergugat/Para Pembanding memenuhi syarat formal dan karenanya dapat
diterima ;
Menimbang, bahwa banding yang diajukan Tergugat I/Pembanding I
pada didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut :

1. Bahwa terhadap putusan judex factie ini jelas sangat tidak masuk akal
dan sangat sewenang-wenang dengan mendasarkan kepada
kepentingan dan kehendak judez factie sendiri dengan
mengenyampingkan kehendak dan kemauan hukum itu sendiri, dan hal
ini terlihat dan terbukti dari diktum poin 2 (dua) dan 3 (tiga) dimana
putusan yang satu sama yang lain saling bertolak belakang dimana
diktum 2 menyatakan Tergugat I/Pembanding I melakukan ingkat janji
berdasarkan isi surat kesepakatan berdasar Nomor: 01/MAS-
MIM2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008, surat perjanjian kerjasama Nomor:

Hal.6 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 berikut perubahannya
sedangkan diisi lain judex factie adalah suatu pertimbangan atau
putusan hukum yang saling bertentangan satu sama lainnya adalah batal
menurut hukum oleh karenanya putusan yang demikian adalah putusan
yang sangat bertentangan dengan undang-undang dan harus dibatalkan.
2. Bahwa judex factie juga telah memutus perkara a quo melebihui dari
fakta yang ada dimana judex factie mengetahui secara persis bahwa
Pembanding I/Tergugat I bukanlah merupakan Pihak dalam surat
perjanjian kerjasama dimaksud melainkan hanya merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan kapal tidak lebih dari itu,
sehingga segala sesuatu yang disepakati oleh (Tergugat II,III,IV dan V)
tersebut bukanlah menjadi tanggung jawab Pembanding I/Tergugat I
dalam hal pemenuhan prestasinya, namun anehnya judex factie dengan
sewenang-wenangnya deang tidak memperhatikan hukum yang berlaku
dengan semena-mena melibatkan dan mengikutsertakan Pembanding
I/Tergugat I dalam perkara a quo untuk bertenggung jawab atas kerugian
yang dibuat-buat oleh Terbanding/Penggugat peraturan hukum apa yang
dipakaainya dalam memutus perkara ini, terhadap putusan yang
demikian haruslah dibatalkan.
3. Bahwa judex factie sangat tidak tahu atau sengaja tidak mau tahu antara
Pembanding I/Tergugat I dengan Pembanding II/Tergugat II baik selakuk
Direktur PT Anggun Segara maupun selaku Pribadi, hal ini terlihat dari
putusan judex factie menyamaratakan antara Pembanding I/Tergugat I
yang bukan merupakan pemegang saham pembuatan ke 4 (empat)
kapal a quo dengan Pembanding II/Tergugat II (salah satu pemegang
saham pembuatan kapal-kapal a qou) yang nota bane satu sama lain
berbeda status, terhadap perbuatan judex factie yang demikian akan
kami tindak lanjuti karena jika begini terus putusan judex factie maka
mau diapakan negeri ini olehnya, masih banyak hakim- hakim yang jujur
dinegeri ini.
4. Bahwa oleh karena putusan judex factie ini sudah sangat jauh dari rasa
keadilan dan memutus tidak berdasarkan fakta hukum serta semena-
mena menurut seleranya sendiri yang paling aneh dan tidak masuk
diakal adalah dengana gampangnya membatalkan isi kesepakatan
pihak-pihak dan bahkan melibatkan Pembanding I/Tergugat I yang bukan
merupakan pihak dalam perjanjian kerjasama dimaksud terhadap hal ini
haruslah dibatalkan dana tidak perlu dipertimbangkan.

Hal.7 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


5. Bahwa putusan judex factie aneh dan sangat semena-mena yang
dikenakan kepada Pembanding I/Tergugat I, karena Pembanding
I/Tergugat I sudah ditegaskan bahwa Pembanding I/Tergugat I adalah
sebuah Perusahaan yang membuat kapal, setelah kapal selesai
diserahkan kepada Pembanding II/Tergugat II yang merupakan kolega
dari Terbanding/Penggugat sebagaimana isi perjanjian kerjasama, jadi
pekerjaan Pembadning I/Tergugat I telah selesai dilaksanakan dan atas
kebaikan Pembanding I/Tergugat I kepada Terbanding/Penggugat yang
konan katanya selaku pemegang saham dalam pembuatan ke 4 (empat)
kapal a quo dengan tanpa memiliki dokumen PMA bersama Tergugat
II,III,IV dan V, Pembanding I/Tergugat I bersedia membantu para
pemegang saham pembuatan MV Mutiara Mas (Terbanding/Penggugat,
Tergugat II, III, Iv dan V) untuk menggunakan nama Perusahaan
(Pembanding I/Tergugat I) untuk melakukan akad kredit kepada BRI
dengan ketentuan Terbanding/Penggugat melalui Tergugat III yang akan
melakukan kewajiban pada BRI Cabang Tanjung Pinang dimaksud,
namun apa yang terjadi Terbanding/Penggugat dengan akal bulusanya
setelah merauf keuntungan atas usaha operasinya 4 (empat) unit kapal
MV Mutiara Mas tersebut malah tidak mau melaksanakan kewajibannya
pada BRI Tanjung Pinang yang seolah-olah yang punya kewajiban
adalah Pembanding I/Tergugat I dan yang paling anaeh judex factie
malah membenarkan kelicikan dari pada Terbanding/Penggugat
tersebut yang nota bane adalah orang asing yang melakukan usaha
secara illegal di Indonesia dengan tidak memiliki izin PMA dari
Pemerintah Indonesia, dan yang paling hebat lagi seolah-olah
Terbanding/Penggugat telah dirugikan oleh Pembanding I/Tergugat I,
terhadap putusan yang demikian haruslah dibatalkan.
6. Bahwa oleh karena PMA dari Pemerintah Indonesia tidak diterbitkan,
maka segala macam jenis usaha yang dilakukan oleh
Terbanding/Penggugat tanpa izin Pemerintah khususnya penanaman
saham dalam pembuatan 4 unit kapal MV Mutiara Mas adalah illegal
sehingga keuntungan yang diperoleh selama mengoperasikan 4 (empat)
unit kapal MV Mutiara Mas tersebut akan dilakukan pengauditan secara
resmi oleh lembaga yang berwenang dan akan dilakukan tuntutan hukum
baru nantinya baik perdata, pidana maupun tindakan hukum lainnya
yang berlaku di Indonesia, jadi dapat Pembanding I/Tergugat I katakan
bahwa kelicikan dari Terbandiang/Penggugat adalah memperalat
Pembanding I/Tergugat I untuk meminjam uang pada BRI Cabang

Hal.8 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Tanjung Pinang selanjutnya uang tersebut digunakan untuk membuat 4
(empat) unit kapal MV Mutiara Mas selanjutnya mengambil keuntungan
dari hasil operasi 4 (empat) unit kapal MV Mutiara Mas sedangkan beban
hutang diserahkan kepada Pembanding I/tergugat I (bukti Terbanding
yang mengoperasikan 4 (empat) unit kapal MV Mutiara Mas yaitu sesuai
bukti T.I-8 s/d T.I-18.
7. Bahwa oleh karena Perikatan-perikatan yang timbul akibat perjanjian
masih tetap berlaku bagi piha-pihak yang membuatnya dan merupakan
undang-undang bagi mereka yang membuatnya, akan tetapi khusus bagi
orang-orang yang tunduk pada hukum Indonesia, oleh karena
Terbanding/Penggugat bukan orang Indonesia melainkan warga negara
asing (Malaysia) yang melakaukan pekerjaan di Indonesia belum
mendapat izin dari Pemerintah Indonesia namun dengan cara ayang
illegal Terbanding/Penggugat telah menanampak sahamnya untuk
membuat 4 (empat) kapal MV Mutiara Mas dengan cara melawan
hukum, oleh karena cara penanaman saham yang dilakukan di Indonesia
secara illegal maka resiko hukum yang terjadi baik untung maupun rugi
dalam pengembanganan usahanya adalah tidak ada dan seharusnya
judex factie berpegang teguh kepada hukum Indonesia yang berlaku
kepada orang-orang yang tunduk pada hukum Indonesia pula, oleh
sebab itu putusan judex factie yang dengan sengaja dan tanpa
pemeriksaan yang lebih dalam akan status pihak-pihak yang berperkara
dan menjatuhkan putusan yang sangat bertentangan dengan hukum
yang berlaku apalagi hal tersebut tersangkut orang asing sebagai pihak,
atas putusan Hakim yang demikan harus dibatalkan karena sudah
bertentangan dcengan norma-norma hukum yang berlaku di Indonesia.
8. Bahwa terhadap pertimbangan judex factie pada halaman 86 paragraf 1
yang berbunyi:
Menimbang, selain itu SUGIARTO (selaku Direktur) dan SUGIARTO
(selaku Pribadi) juga meninta Penggugat agar menalangi utang
Tergugat I yang ada pada Bank BRI Tanjung Pinang, sehingga
Penggugat menyanggupi permintaan SUGIARTO (selaku pribadi)
tersebut sehingga setelah dijumlahkan keseluruhan utang yang
Penggugat bayar adalah Rp 950.000.000,- (sembilan ratus lima
puluh juta rupiah) sebagaimana bukti-bukti surat dibawah ini:
1. Surat pemberitahuan setoran/pembayaran angsuran tunggakan/
hutang PT Anggug Segara di BRI Cabang Tanjung Pinang dengan
rekening Nomor 0174-01-006600-10-0 tanggal 16 Juli 2010 yang

Hal.9 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


diketahui pmpinan BRI Cabang Tanjung Pinang dan surat kuasa
penyetoran an. Nuzul Firman (bukti P-7).
2. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara
pada BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD
Rashid tanggal 12 Mei 2010 sebesar Rp 40.000.000,- (empat
puluh juta rupiah) (bukti P-18).
3. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara
pada BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD
Rashid tanggal 25 Mei 2010 sebesar Rp 240.000.000,- (dua ratus
empat puluh juta rupiah) (bukti P-19).
4. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara
pada BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD
Rashid tanggal 25 Juni 2010 sebesar Rp 220.000.000,- (dua ratus
dua puluh juta rupiah) (bukti P-20).
5. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara
pada BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD
Rashid tanggal 8 Juli 2010 sebesar Rp 400.000.000,- (empat ratus
juta rupiah) (bukti P-21).
6. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara
pada BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD
Rashid tanggal 12 Juli 2010 sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) (bukti P-22).
Bahwa terhadap bukti surat Penggugat yaitu bukti P-17 s/d P-22
sebagaimana yang telah didalilkan oleh Terbanding/Penggugat adalah
merupakan hutang Pembanding I/Tergugat I tidak benar dan bukti
tersebut emrupakan angsuran kredit ke 4 (empat) kapal a quo pada Bank
BRI Cabang Tanjung Pinang atas kesepakatan para pihak sesuai akta
pernyataan nomor 06 tanggal 1 April 2009 yang dibuat dihadapat Desi
Indriani, SH Notaris di Tanjung Pinang (bukti P/16 dan T.II-4), bahwa
hasil penjualan tiket kapal Mutiara Mas disetor setiap hari pada rekening
PT Anggun Segara (Pembanding I/Tergugat I), jadi pertimbangan hukum
judex factie yang membenarkan angsuran BRI Cabang Tanjung Pinang
sebagai hutang Pembanding I/Tergugat I adalah pertimbangan yang
menyalahi dan bertentangan dengan hukum dan bahwakn tidak benar
sama sekali karena pertimbangan yang dibuat tersebut hanya
berdasarkan kehendak dari Terbanding/Penggugat dengan tidak
menimbangkan bukti-bukti dari Pembanding I/Tergugat I yang diajaukan,

Hal.10 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


meskupun hal itu sudah diakui oleh pihak-pihak (Penggugat dan para
Tergugat).

9. Bahwa terhadap bukti surat tersebut tidak benar Pembanding I/


Tergugat I mempunyai kewajiban untuk menutupi hutang para pihak
yang meminjam nama Pembanding I/ Tergugat I untuk mengajukan
kredit dengan menggunakan nama Pembanding I/Tergugat I. Fakta ini
jelas merupakan akal licik Terbanding/Penggugat untuk mengaburkan
tanggung jawabnya sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap 4
(empat) kapal a quo sebagai agunan kredit pada Bank BRI Cabang
Tanjung Pinang yang mana pembayaran kredit tersebut dibayar melalui
hasil operasional 4 (empat) kapal a quo, yang nota bane pengelolaan
dilakukan oleh Terbanding/Penggugat dan Tergugat II.
Bahwa sesuai pula dengan Juresprudensi Mahkamah Agung No. 791
K/Sip/1972 yang pada intinya ialah sebagai berikut:
“ Pasal 1338 masih tetap berlaku dalam perjanjian, oleh karena itu
sesuai dengan pertimbangan P.T Pihak-pihak harus mentaati apa yang
telah mereka setujui, dan telah dikukuhkan dalam akta otentik tersebut”.
Dengan demikian, oleh karena Pembanding I/Tergugat I bukan
merupakan Pihak yang tercantum dalam Perjanjian antara Para Pihak,
yaitu serat kesepakaatan bersama Nomor 01/MAS-MIM2/VII/2008
tanggal 08 Juli 2008 dan surat perjanjian bersama Nomor: 01/MAS-
MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 berikut perubahannya, dan
dikarenakan dalam menggunakan nama Pembanding I/Tergugat I,
sedangkan hasilnya diperuntukkan oleh para pihak
(Terbanding/Penggugat, Tergugat I,II,III,IV dan V) maka sudah
sewajarnya kewajiban untuk menutupi hutang kredit tersebut adalah
menjadi tanggung jawab Para Pihak tersebut yang tercantum dalam
surat kesepakatan bersama Nomor: 01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 8
Juli 2008 dan surat perjanjian bersama Nomor: 01/MAS-MOM3/VII/2008
tanggal 11 Agustus 2008 berikut perubahannya, sedangkan Pembanding
I/Tergugat I tidak mempunyai kepentingan, apalagi tanggung jawab
untuk menutupi hutang kredit tersebut.
Oleh karena itu hukum Judex Factie yang menyatakan Pembanding
I/Tergugat I telah melakukan wanprestasi, adalah suatu pertimbangan
hukum yang sangat menyesatkan, keliru dan arogansi serta semena-
mena dan oleh karenanya harus dibatalkan.

Hal.11 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


10. Bahwa terhadap pertimbangan hukum judex factie tersebut yang
menyatakan Pembanding I/Tergugat I telah wanprestasi jelas merupakan
putusan yang semena-mena yang tidak mengacu pada peraturan
maupun pada hukum yang berlaku di Indonesia kecuali hakim-hakim
yang memegang perkara ini adalah hakim-hakim asing yang
berkewargaan Malaysia yang bisa nemetapkan pihak lain yang bukan
merupakan pihak-pihak antara satu dengan yang lainnya, jadi aneh
sekali putusan yang dibuat oleh judex factie ini, dari mana judex factie
bisa menyatakan Pembanding I/Tergugat I sebagai pihak yang telah
melakukan wanprestasi, seharusnya judex factie memberikan
penghargaan kepada Pembanding I/Tergugat I ini karena telah
mengorbankan perusahaannya untk kepentingan Terbanding/Penggugat
untuk mendapatkan pinjaman uang pada BRI dan kemudian
keuntungannya digunakan oleh Terbanding/Penggugat untuk mengecok
judex factie dengan memasukkan gugagtan ke Pengadilan Negeri
Tanjung Pinang, sudahlah Terbanding/Penggugat tersebut mengelabui
orang-orang Indonesia dan bahkan telah mengecoh judex factie,
Terbadning/Penggugat telah merauf keuntungan secara illegal dan tidak
dikenakan hukuman oleh Pemerintah Indonesia sudah bagus ini malah
menuntut orang-orang Indonesia lagi, ini namanya serakah dan harus
dibasmi dan diberantas dan untu itu akan kita usut secara tuntas
nantinya namun terhadap keberpihakan judex factie kepada
Terbanding/Penggugat yang nota bane adalah orang asing yang telah
berusaha di Indonesia tanpa izin akan Pembanding I/Tergugat I tindak
lanjuti lebih jauh lagi kepada instansi yang berwenang, karena jika
perbuatan judex factie yang demikian dibiarkan terus menerus akan
menjadi rusak negeri ini dan lebih cocok dikatakan sebagai penjajah
yang terselubung, oleh sebab itu putusan yang demikian harus
dibatalkan.

11. Bahwa terhadap pertimbangan judex factie halaman 87 paragraf 1 (satu)


yang berbunyi:
Menimbang, bahwa atas permintaan Tergugat II, Penggugat juga
membayar asuransi atas kapal yang menjadi clausula (syarat)
perpanjian kredit Tergugat I dan Tergugat II dengan turut Tergugat
IV yang berakhir pada bulan Desember 2009 PT. Asuransi Boso
Periskop kepada Penggugat yaitu sebesar Rp 215.062.000,- (dua
ratus lima belas juta enam puluh dua ribu rupiah) (bukti P-23).

Hal.12 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


12. Bahwa terhadap pembayaran Asuransi pada PT Asuransi Bosowa
Periskop adalah merupakan kewajiban operasionak ke 4 (empat) kapal a
quo yang melayari rute pelabuhan Telaga Punggur Batam dan
Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang pulang-pergi (PP) yang
dikelola langsung oleh Terbanding/Penggugat maka sesuai dengan
Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran pasal 40 ayat
(1) yang berbunyi:
“Perusahaan angkutan diperairan bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan keamanan penumpang dan/atau barang yang
diangkutnya”.

Maka oleh karena keterlibatan Pembanding I/Tergugat I dalam hal


agunan kredit adalah merupakan pinjaman nama saja, maka segala
kewajiban yang diwajibkan oleh Undang-undang maupun peraturan
lainnya yang wajib dilaksanakan adalah merupakan kewajiban para
pihak dan tidak menjadi beban serta tanggung jawab dari Pembanding
I/Tergugat I. Oleh karena itu, dailil-dalil Terbanding/Penggugat yang tidak
beralasan tersebut adalah merupakan akal licik Terbanding/Pembanding
untuk tidak mengakui segala kewajibannya. Karenanya alasan demikian
sudah semestinya ditolak; yang berarti pula, pertimbangan hukum judex
factie yang demikian sudah seharusnyalah dibatalkan.

13. Bahwa terhadap pertimbangan judex factie halama 88 paragraf 3 (tiga)


dan 4 (empat) yang bunyinya adalah sebagai berikut:
Menimbang bahwa dari fakta tersebut diatas, bahwa Tergugat I
tidak melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya yaitu melaksanakan
serah terima secara resmi kepada para pemegang saham dengan berita
acara sebagai layaknya serah terima barang pada umumnya, hal ini
disebabkan Tergugat II adalah selakuk Direktur dari Tergugat I sehingga
perbuatan Tergugat II tersebut mencampur aduk, SUGIARTO selaku
Direktur disatu sisi dan SUGIARTO selaku pribadi disisi lain;

Bahwa berdasarkan fakta dan bukti dipersidangan,maka kewajiban


Pembanding I/Tergugat I hanya membuat 4 (empat) kapal a quo saja
sebagaimana yang dituangkan dalam para pihak dalam surat
kesepakatan bersama Nomor 01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008
dan surat perjanjian bersama Nomor: 01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal
11 Agustus 2008 berikut perubahannya, jadi pada intinya setelah 4
(empat) kapal a quo tersebut selesai dibuat, Pembanding I/Tergugat I
tidak lagi mempunyai kewajiban-kewajiban sebagaimana yang dimaksud
oleh Terbanding/Penggugat dan Para Pihak lainnya.sedangkan
penyerahan yang dimaksud oleh judex factie, itu semua merupakan

Hal.13 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


tanggung jawab SUGIARTO selaku Direktur PT Anggun Segara
terhadap para pihak yang sebagaimana telah dituangkan dalam
perjanjian kerjasama tersebut.

14. Bahwa para pihak telah pula membuat Akta No 1 s.d No.6 di hadapan
Desi Indriani, SH, Notaris di Tanjung Pinang, fakta pembuatan Akta ini,
seharusnya menjadi pertimbangan bagi judex factie, karena dengan
pembuatan Akta Notaris tersebut, berarti para pihak telah mengakui dan
mengetahui perbuatan hukum selanjutnya terhadap ke 4 (empat) kapal
yang dibuat oleh Pembanding I/Tergugat I dan telah diakui pula
pembuatan kapal tersebut telah selesai dan siap dioperasikan, karena
pada saat pembuatan Akta Notaris tersebut, para pihak-pihak tida ada
melakukan komplain atas prestasi dari Pembanding I/Tergugat I, oleh
karena berarti segala prestasi Pembanding I/Tergugat I dalam melalukan
pembuatan kapal-kapal a quo telah selesai dan diterima oleh para pihak,
termasuk Pembanding/Penggugat.
Maka sudah semestinya gugatan Penggugat ditolak dan pertimbangan
judex factie yang demikian dibatalkan.

15. Bahwa alasan judex factie pada halaman 88 tersebut adalah alasan
orang-orang yang tidak punya pemikiran, karena fakta persidangan
sudah sangat jelas dimana Pembanding I/Tergugat I adalah Perusahaan
yang hanya membuat kapal saja lebih dari itu tidak, sementara judex
factie menginginkan adanya penyerahan secara tertulis, padahal sudah
dijelaskan oleh saksi-saksi dan pengakuan dari Tergugat III PT Kurnia
Sentosa, dimana setelah ke 4 (empat) unit kapal Veri Mutiara Mas
tersebut selesai diserahkan kepada Tergugat II/Pembanding II dan
kemudian diserahkan kepada Tergugat III untuk dioperasikan dan
memang faktanya yang mengoperasikan kapal dan yang mengatur
managemennya adalah Penggugat/Terbanding sendiri dengan kroni-
kroninya dengan cara melawan hukum (bukti T.I.8 s/d 18) yang tidak
dipertimbangkan sama sekali oleh judex factie, oleh sebab itu pendapat
judex factie yang mempunyai pikiran dengan tidak mempertimbangkan
fakta yang sebenarnya adalah pemikiran judex factie yang dangkal dan
tidak mempunyai nilai sama sekali oleh karenanya harus
dikesampingkan karena memang pemikiran judex factie yang demikian
akan menyesatkan yang lainnya oleh sebab itu harus dibatalkan.

Hal.14 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


16. Bahwa berdasarkan pertimbangan judex factie halaman 89 paragraf 3
yang berbunyi sebagai berikut:
Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II dalam jawaban
menyatakan bahwa pembentukan perusahaan PMA (Penanaman Modal
Asing) tidak dapat terwujud oleh karena kedudukan Penggugat tidak
memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang ditentukan oleh pereaturan
perundang-undangan;

Menimbang, bahwa terhadap dalil Tergugat I dan Tergugat II tersebut


Majelis berpendapat bahwa pernyataan atau pendapat Tergugat I dan
Tergugat II tersebut hanya dibuat-buat, oleh karena berdasarkan saksi
Nuzul Pirman dan berdasarkan jawaban turut Tergugat I menyatakan
bahwa sebelum surat kesepakatan dibuat oleh para pihak, Tergugat II
berjanji akan membentuk perusahaan PMA sebagai wujud kerjasama,
oleh karena itu Penggugat tertarik dengan ajakan Tergugat II tersebut.

Bahwa terhdap pertimbangan judex factie tersebut diatas yang


menyatakan alasan tidak membentuk PMA hanya dibuat-buat sangat
bertentangan dengan pasal 5 ayat (2) Undang-undnag nomor 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal Asing yang bunyi pasal tersebut adalah
sebagai berikut:
“ Penanaman Modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.”

Oleh karena Terbanding/Penggugat adalah Warga Negara Asing (Warga


Negara Malaysia) maka tidak pantas Terbanding/Penggugat dengan
sekehendak hati membuat perusahaan Penanaman Modal Asing tanpa
memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Seharusnya judex factie mempertimbangkan pula bahwa pembentukan
Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) bukanlah sekehendak hati
para pihak, tetapi harus memenuhi persyaratan tertentu yang telah
digariskan oleh hukum yang berlaku di Indonesia. Maka dari fakta yang
terungkap dipersidangan sudah seharusnya pula gugatan Penggugat
ditolak dan pertimbangan judex factie terhadap hal itu harus dibatalkan.

17. Bahwa berdasarkan pertimbangan judex factie pada halaman 90


paragraf 4 (empat) yang bunyinya adalah sebagai berikut:
Menimbang, bahwa terhadap besaran pinjaman kepada Bank BRI
menurut pendapat Majelis tidak menjadi perselisihan hukum antara para
pihak, hanya saja ada kelebihan sejumlah uang yang dipergunakan oleh
Tergugat II sehingga hal tersebut telah menyimpang dari kesepakatan
para pihak.

Bahwa terhadap pertimbangan judex factie tersebut kesepakatan untuk


mengajukan kredit pada Bank BRI cabang Tanjung Pinang sesuai

Hal.15 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


dengan Akta Pernyataan nomor 6 tanggal 1 April 2009 yang dibuat
dihadapan Desi Indriani, SH selaku Notaris (bukti P-16 dan T.II-4),
bahwa adanya penyimpangan yang dimaksud judex factie adalah
merupakan suatu pertimbangan yang sewenang-wenang, karena
pertimbangan judex factie hanya berdasarkan dalil-dalil
Terbanding/Penggugat saja tanpa melihat fakta-fakta yang ada dalam
persidangan, terutama bukti-bukti surat yang diajukan para pihak. Maka
sesuai dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung No. 791 K/Sip/1972
yang berbunyi:
“Pasal 1338 masih tetap berlaku dalam perjanjian, oleh sebab itu sesuai
pertimbangan P.T Pihak-pihak harus mentaati apa yang telah mereka
setujui, dan telah dikukuhkan dalam Akta Otentik tersebut.

Oleh karena Akta pernyataan no 6 yang dibuat oleh para pihak


dihadapan Desi Indriani, SH Notaris di Tanjung Pinang adalah
merupakan akta Otentik, maka pertimbangan judex factie yang
menyatakan ada kelebihan uang yang tidak disepakati, adalah
merupakan pertimbangan yang menyesatkan dan mengada-ngada.
Maka sudah seharusnya pertimbangan judex factie yang demikian
ditolak dan harus dibatalkan.

18. Bahwa terhadap pertimbangan judex factie yang menyatakan besarnya


pinjaman pada BRI Cabang Tanjung Pinang tidak masalah adalah keliru
dan hal tersebut merupakan pendapat pribadi judex factie secara
sepihak, karena jika pinjaman pada BRI tidak dipermasalahkan kenapa
Terbanding/Penggugat tidak melakukan pembayaran angsuran kepada
BRI tersebut sehingga mengakibatkan ke-4 (empat) unit kapal MV
Mutiara Mas tersebut dieksekusi, jadi pendapat judex factie tersebut
adalah pendapat konyol yang tidak berdasar dan harus dibatalkan.

19. Bahwa berdasarkan pertimbangan judex factie halaman 93 paragraf 4


(empat) yang bunyinya adalah sebagai berikut:
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas dan dihubungkan
dengan objek cidera janji (wanprestasi), Majelis berkesimpulan bahwa
Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan ingkar janji (wan prestasi)
yaitu Tergugat I dan Tergugat II tidak melakukan sesuatu;
Bahwa terhadap pertimbangan judex factie yang meyatakan
Pembanding I/Tergugat I menyatakan tidak melakukan sesuatu adalah
pertimbangan sangat picik dan suka-suka, karena Pembanding

Hal.16 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


I/Tergugat I telah selesai melakukan kewajibannya yaitu membuat 4
(empat) unit kapal MV Mutiara Mas dan sudah diserahkan kepada
Terbanding II/Tergugat II dan kemudian ke-4 (empat) kapal Mutiara Mas
tersebut telahpun dioperasikan oleh Tergugat III dan managemannya
dipegang langsung oleh oleh Terbanding/Penggugat jadi alasan yang
diajukan oleh Terbanding/Penggugat adalah merupakan gugatan untuk
melakukan dan/atau menutupi akal bulusnya saja dan terhadap racun
tersebut termakan oleh judex factie yang tidak melihat fakta, akan tetapi
hanya menilai gugatan itu saja dengan tidak melihat yang sebenarnya
yang lebih jelas sekali judex factie pun telah menikmati berlayar dengan
menggunakan kapal MV Mutiara Mas dari Tanjung Pinang menuju
Punggur, jadi alasan Judex factie tidak mengetahui adalah tidak benar
akan tetapi judex factie menikmati secara riel, oleh karenanya alasan
judex factie yang demikian haruslah ditolak karena penuh kebohongan
belaka.

20. Bahwa fakta yang ada, Pembanding I/Tergugat I telah melaksanakan isi
kesepakatan para pihak dalam surat kesepakatan bersama
nomor:01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan surat perjanjian
bersama Nomor: 01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008
berikut perubahannya, yaitu dengan telah beroperasinya 4 (empat)
kapal aquo membuktikan bahwa kewajiban Pembanding I/Tergugat I
sebagaimana telah dituangkan dalam surat kesepakatan bersama
nomor:01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan surat perjanjian
bersama Nomor: 01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008
berikut perubahannya, telah dilaksanakan dengan sempurna.
Bahwa dalam hal ini, Terbanding/Penggugat yang memegang kendali
operasi 4 kapal Very Mutiara Mas dengan akal bulus yang seolah-olah
tidak punya dosa berusaha mengelabui judex factie dan lari dari
tanggung jawabnya terhadap kewajiban para pihak untuk menanggung
pinjaman kredit 4 (empat) kapal aquo pada Bank BRI Tanjung Pinang
sebagaimana telah dituangkan dalam Akta Peryataan nomor 06 tanggal
1 April 2009 yang dibuat dihadapan Desr Indrani, SH selaku Notaris
(bukti P-16 dan T.II-4).
Dalam apa yang telah Para Pihak perjanjikan dalam surat kesepakatan
bersama nomor:01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan surat
perjanjian bersama Nomor: 01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus
2008 berikut perubahannya tersebut tidak beroperasi lagi dan disita oleh

Hal.17 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Bank BRI cabang Tanjung Pinang dan akta pernyataan nomor 06
tanggal 1 April 2009 yang dibuat dihadapan Desr Indriani, SH Notaris
telah memperlihatkan bahwa apa saja yang menjadi hak dan kewajiban
Para Pihak.
Adapun Para Pihak memakai nama PT Anggun Segara (Pembanding
I/TergugatI) adalah hanya untuk melegalkan pinjaman kredit Para Pihak
pada Bank BRI cabang Tanjung Pinang dengan agunan 4 (empat) kapal
a quo. Tetapi pada kenyataannya setelah beroperasinya 4 (empat) kapal
a quo tersebut selama kurang lebih 2 tahun yaitu kapal MV Mutiara Mas
I. Kapal MV Mutiara Mas sedangkan kapal MV Mutiara Mas 2 dan kapal
MV Mutiara Mas 3 mulai beroperasi bulan September 2008 hingga 4
(empat) kapal a quo disita oleh Bank BRI cabang Tanjung Pinang Para
Pihak yang telah mengatasnamakan PT Anggun Segara (Pembanding
I/Tergugat I) pada pinjaman kredit tersebut telah lalai memenuhi
kewajibannya, bahwa siapa saja yang melaksanakan operasi 4 (empat)
kapal a quo tersebut adalah diluar wewenang dan tanggung jawab dari
Pembanding I/Tergugat I dikarenakan kewajiban Pembanding I/Tergugat
I hanya sebatas penyediaan dan pembuatan kapal saja. Maka apa yang
telah didalilkan oleh Terbanding/Penggugat, adalah tidak benar adanya
dan pertimbangan judex factie yang menyatakan Pembanding I/Tergugat
I tidak melakukan sesuatu adalah merupakan suatu pertimbangan yang
keliru dan menyesatkan, sudahlah judex factie tidak menyelamatkan
Pembanding I/Tergugat I yang menderita akibat ulah
Terbanding/Penggugat, nama baik Pembanding I/Tergugat I dimata BRI
khususnya dan Bank umumnya sudah tercemar dan bahkan di blacklis
karena dianggap tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya
pertimbangan hukum judex factie yang demikian sudah semestinya
dibatalkan dan ditolak.

21. Bahwa dari pertimbangan hukum yang dibuat oleh judex factie ini benar-
benar sangat membingungkan Pembanding I/Tergugat I, karena ajika
dilihat dan diperhatikan judex factie pada hal 93 putusannya
berpendapat Pembanding I/Tergugat I cidera janji karena “ tidak
melakukan sesuatu” namun disisi lain pada hal 95 kapal Mutiara Mas
sudah beroperasi, jadi antara pertimbangan hukum yang satu dengan
yang lainnya saling bertentangan sehingga membuat bingung
Pembanding I/Tergugat I dalam mencerna putusan judex factie yang

Hal.18 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


sesat ini, oleh karena putusan yang bingung dan sesat hasilnya juga
sesat dan tidak perlu dipertimbangkan.

22. Bahwa pertimbangan judex factie halaman 94 paragraf 4 yang berbunyi:


Menimbang, bahwa mengenai petitum No. Oleh karena sita jaminan
tersebut tidak berhasil dilaksanakan oleh karena objek sita yang
dimaksud telah dipindah tangankan oleh Tergugat I dan Tergugat II
kepada Pihak ketiga berdasarkan Berita Acara sita jaminan conservatoir
beslag No. 20/Pdt.G/2011/PN TPI tanggal 11 September 2011, maka
dengan demikian petitum ini sudah sepatutnya ditolak.
Bahwa terhadap alasan ini sangat jelas judex factie bertindak sangat-
sangat arogan sekali dan tanpa melakukan pemeriksaan terhadap objek
yang akan diletakan sita olehnya, karena hanya berdasarkan
permohonan dari Terbanding/Penggugat dengan tidak menyebutkan
identitas dari objek yang akan disita, judex factie dengan serta merta
mengabulkan permohonan dari Terbanding/Penggugat, walhasil ternyata
objek sitaan tersebut disamping bukan merupakan objek sengketa juga
bukan milik dari Pembanding I/Tergugat I maupun Tergugat II.
Bahwa disamping itu judex factie juga sudah sewenang-wenang dan
melawan hukum sudah menuduh secara serta merta Pembanding
I/Tergugat I yang melakukan pengalihan objek sitaan tersebut, dan
terhadap kesewenang-wenangan ini Pembanding I/Tergugat I akan
melakukan proses hukum terhadap judex factie yang nakal dan arogansi
serta menyusahkan masyarakat khususnya Pembanding I/Tergugat I ,
karena sudah dari semula Pembanding tidak ada melibatkan diri dalam
persoalan Terbanding/Penggugat dengan Tergugat II,III,IV dan V) dalam
hal penanaman saham untuk pembuatan 4 unit kapal MV Mutiara Mas
dimaksud, oleh sebab itu alasan dan atau menuduh Pembanding I/
Tergugat I mengalihkan objek sita adalah keliru dan harus dibatalkan.

23. Bahwa pertimbangan judex factie halaman 94 paragraf 5 dan paragraf 6


yang berbunyi:
Menimbang, bahwa mengenai petitum No.3, berdasarkan uraian dan
pertimbangan tersebut diatas ternyata telah terbukti bahwa Tergugat I
dan Tergugat II telah melakukan cidera janji (wan prestasi), oleh
karenanya petitum ini sudah sepatutnya dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa mengenai petitun No. 4 berdasarkan uraian tersebut


diatas bahwa Penggugat telah terbukti melakukan seluruh kewajiban-

Hal.19 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


kewajiban dalam surat kesepakatan bersama tersebut, sedangkan pihak
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III tidak melaksanakan kewajiban-
kewajiban sesuai dengan isi kesepakatan bersama tersebut dan ternyata
Tergugat II tidak ada itikat baik untuk menyelesaikan kemelut yang
terjadi pada Para Pihak tersebut dimana Tergugat II adalah sebagai
sumber atau titik central pemicu perselisihan antara Penggugat dengan
Pihak-Pihak dalam surat kesepakatan bersama tersebut tidak lagi
berjalan sebagaimana diharapkan, sehingga Majelis berpendapat surat
kesepakatan bersama nomor:01/MAS-MIM2/VII/2008 (bulti P-3, bukti
T.II-1) dan surat kesepakatan bersama Nomor: 01/MAS-MOM3/VII/2008
(bukti P-4, bukti T.II-2) serta adendum/perubahan surat perjanjian
kerjasama Nomor: 01-Add/MASMOM3/VII/2008 (bukti P-2,bukti T.II-3
sudah sepatutnya tidak perlu dipertahankan lagi, dan sudah seharusnya
dibatalkan, oleh karenanya petitum ini sudah sepatutnya dikabulkan;

24. Bahwa dengan dikabulkannya pertitum Terbanding/Penggugat sudah


sangat memperlihatkan kesewenang-wenangan dan arogansinya judex
factie dalam memberikan pertimbangan hukum, karena sudah dari
semula Pembanding I/Tergugat I nyata-nyata telah selesai
melaksanakan kewajibannya yaitu membuat 4 unit kapal MV Mutiara
Mas dan selanjutnya kapal MV Mutiara Mas tersebut telahpun
dioperasikan oleh Terbanding/Penggugat beserta rekannya, jadi segala
sesuatu yang telah Pembanding I/Tergugat I laksanakan, oleh karena itu
alasan judex factie yang menghukum Pembanding I/Tergugat I
wanprestasi adalah dibatalkan. Bahwa judex factie harusnya lebih jeli
dan menggali lebih dalam apa saja yang menjadi hak dan kewajiban
Para Pihak didalam surat kesepakatan bersama nomor:01/MAS-
MIM2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan surat perjanjian bersama Nomor:
01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 berikut perubahannya
dan hal hal apa saja yang ditegaskan dalam Akta pernyataan nomor 6
tanggal 1 April 2009 yang dibuat dihadapan desi Indrani, SH selaku
Notaris, apalagi apa yang telah Para Pihak perjanjian telah dituangkan
dalam akta otentik.
Tapi pada kenyataan akibat dari kelalaian Para Pihak dalam melakukan
pembayaran/angsuran terhadap pinjaman kridit pada Bank BRI cabang
Tanjung Pinang PT Anggun Segara yang nota bane hanya meminjamkan
nama perusahaan untuk kepentingan Para Pihak dalam surat
kesepakatan bersama nomor:01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008

Hal.20 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


dan surat perjanjian bersama Nomor: 01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal
11 Agustus 2008 berikut perubahannya dan akta pernyataan nomor 6
tanggal 1 April 2009 yang dibuata dihadapan Desi Indriani, SH selaku
Nota, maka sesuai dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung No. 791
K/Sip/1972 yang pada intinya adalah sebagai berikut:
“Pasal 1338 masih tetap berlaku dalam perjanjian, oleh sebab itu sesuai
pertimbangan P.T Pihak-Pihak harus mentaati apa yang telah mereka
setujui, dan telah dikukuhkan dalam akta otentik tersebut.”

Padahal sangat jelas terlihat, peranan Pembanding I/Tergugat I dalam


setiap perjanjian yang dibuat Para Pihak, tidak satupun dalam perjanjian
tersebut Pembanding I/Tergugat I mempunyai peran, karena memang
dalam kerjasama yang dibuat oleh Para Pihak, Pembanding I/Tergugat I
tidak mempunyai kapasitas maupun andil dalam penertaan modal
maupun penghimpunan dana pembuatan keempat kapal a quo, tetapi
Pembanding I/Tergugat I hanyalah sebagai pembuat kapal yang dipesan
oleh para Pihak, dan pembuatan kapal-kapal tersebut telah pula
dilaksanakan dengan sempurna oleh Pembanding I/Tergugat I (bukti
T.I.8 s/d 18). Maka dari itu, terhadap gugatan Terbadning/Penggugat
yang tidak berdasar tersebut dan kesewenang-wenangan judex factie
dalam mengabulkan petitum No. 3 dan petitum No.4 gugatan
Terbanding/Penggugat adalah merupakan suatu pertimbangan yang
sewenang-wenang yang melebihi kewenangannya oleh karenanya harus
dibatalkan.

25. Bahwa pertimbangan judex factie mengenai petitum 6 pada halaman 95


paragraf 4 (empat) adalahsebagai berikut::

Menimbang, bahwa berdasar keterangan saksi Nuzul Firman, saksi


Bambang Irawan Ginting dan jawaban turut Tergugat I bahwa ke 4
(empat) kapal tersebut telah beroperasi sejak bulan September 2008
sampai dengan Nopember 2010 untuk kapal KM Mutiara Mas I dan KM
Mutiara Mas 2 serta KM Mutiara Mas 3 beroperasi sejak bulan Januari
2009 sampai dengan bulan Nopember 2010 yang dioperasikan oleh
Tergugat III ( bukti P.28, bukti T.III-1) yang telah mendapat izin (bukti P-
36) dengan jadwal yang telah ditentukan Administrator Pelabuhan
Tanjung Pinang (bukti P-37), sedangkan untuk kapal KM Mutiara Mas
beroperasi sejak bulan Maret 2009 sampai dengan Nopember 2010;

Meimbang, bahwa selama kapal tersebut dioperasikan oleh Tergugat III,


semua keuangan dibuat dan dilaporkan kepada Tergugat II sehingga
hasil keuntungan selama kapal-kapal tersebut beroperasi Tergugat II dan
Tergugat III yang mengetahui seluruh uang masuk dan uang keluar
kapal-kapal tersebut, sehingga Tergugat II dan Tergugat III haruslah
bertanggung jawab atasa keuntungan seluruh kapal tersebut.

Hal.21 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


26. Bahwa fakta terhadap laporan keuangan operasional 4 (empat) kapal a
quo hanya mengatasnamakan Pembanding I/Tergugat I saja,
dikarenakan bahwa pinjaman kredit pada Bank BRI cabang Tanjung
Pinang yang diajukan oleh Para Pihak mamakai nama Pembanding
I/Tergugat I sebagaimana telah disebutkan dalam akta pernyataan
nomor 06 tanggal 1 April 2009 yang dibuat dihadapan Desi Indriani, SH
selaku Notaris. Tetapi dalam hal ini judex factie tidak mempertimbangkan
akta otentik dan hanya mengikuti kehendak Terbanding/Penggugat
dalam menjatuhkan amar putusannya.

27. Bahwa terhadap pengelolaan 4 (empat) kapal a quo Pembanding


I/Tergugat I tidak tahui siapa saja para pihak yang melaksanakan
operasional 4 (empat) kapal a quo tersebut, hingga kewajiban para pihak
tidak terlaksana lagi sebagaimana yang telah dituangkan dalam akta
kesepakatan nomor 6 (enam) tanggal 1 April 2009 yang dibuat
dihadapan Desi Indriani, SK dalam melakukan pembayaran terhadap
pinjaman kredit Bank BRI cabang Tanjung Pinang yang mengakibatkan
4 (empat) kapal a quo tersebut tidak beroperasi lagi sebagaimana
mestinya.
Bahwa terhadap petimbangan judex factie yang tidak memperhatikan
buktibukti surat apalagi bukti tersebut merupakan akta otentik, sesuai
dengan pasal 1870 KUH Perdata yaitu:
“suatu akta otentik memberikan diantara para pihak beserta aahli
warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari pada mereka, surat
bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya.”

Maka pertimbangan judex factie yang tidak mendasar pada hukum positif
yang berlaku di Indonesia, sudah semestinya dibatalkan.

28. Bahwa berdasarkan pertimbangan judex factie dalam amar putusannya


halaman 104 poin 6 adalah sebagai berikut:
5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng
untuk membayar secara sekaligus dan tunai kepada Penggugat uang
ganti kerugian/pengembalian modal-modal setoran Penggugat
sebesar Rp 6.926.760.000,- (enam milyar sembilan ratus dua puluh
enam juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah);
6. Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III secara tanggung
renteng untuk membayar sekaligus dan tunai ganti kerugian kepada
Penggugat atas keuntungan yang diharapkan sebesar Rp
2.016.767.000,- (dua milyar enam belas juta tujuh ratus enam puluh
tujuh ribu rupiah);

Hal.22 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


29. Bahwa atas pertimbangan judex factie tersebut, jelas memperlihatkan
betapa kelirunya judex factie dalam meneliti bukti-bukti yang diajukan
para pihak, terutama tentang kaitan dan kedudukan Pembanding
I/Tergugat I dalam semua kesepakatan yang dibuat para pihak. Padalah
sangat jelaas terlihat, peranan Pembanding I/Tergugat I dalam
kesepakatan para pihak adalah membuat kapal atas pesanan para pihak
(Terbanding/Penggugat, Tergugat II, III,IV dan V), dan hal tersebut telah
dilakukan oleh Pembanding I/Tergugat I serta kapal-kapal tersebut telah
dioperasikan, sehingga dalam hal ini apa yang menjadi kewajiban dan
prestasi dari Pembanding I/Tergugat I telah dilaksanakan dengan
sempurna. Oleh karenanya pertimbangan judex factie yang menyatakan
Pembanding I/Tergugat I telah melakukan wan prestasi, adalah
merupakan pertimbangan yang keliru, picis dan kerdil, apalagi untuk
membayar ganti rugi kepada Terbandsing?penggugat, jelas sangat tidak
masuk akal dan oleh karenanya harus dibatalkan karena tidak sesuai
dengan fakta dan hukum yang berlaku kecuali atas kemauan dan
kehendak otoritas dari judex factie itu sendiri.

Menimbang, bahwa banding yang diajukan Tergugat II/Pembanding II


didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut:
1. Bahwa terhadap putusan judex factie pada halaman 86 paragraf 1 yang
berbunyi:
Menimbang, selain itu SUGIARTO (selaku Direktur) dan SUGIARTO
(selaku Pribadi) juga meninta Penggugat agar menalangi utang Tergugat
I yang ada pada Bank BRI Tanjung Pinang, sehingga Penggugat
menyanggupi permintaan SUGIARTO (selaku pribadi) tersebut sehingga
setelah dijumlahkan keseluruhan utang yang Penggugat bayar adalah
Rp 950.000.000,- (sembilan ratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana
bukti-bukti surat dibawah ini:
1. Surat pemberitahuan setoran/pembayaran angsuran tunggakan/
hutang PT Anggug Segara di BRI Cabang Tanjung Pinang dengan
rekening Nomor 0174-01-006600-10-0 tanggal 16 Juli 2010 yang
diketahui pmpinan BRI Cabang Tanjung Pinang dan surat kuasa
penyetoran an. Nuzul Firman (bukti P-7).
2. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara pada
BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD Rashid
tanggal 12 Mei 2010 sebesar Rp 40.000.000,- (empat puluh juta
rupiah) (bukti P-18).

Hal.23 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


3. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara pada
BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD Rashid
tanggal 25 Mei 2010 sebesar Rp 240.000.000,- (dua ratus empat
puluh juta rupiah) (bukti P-19).
4. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara pada
BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD Rashid
tanggal 25 Juni 2010 sebesar Rp 220.000.000,- (dua ratus dua puluh
juta rupiah) (bukti P-20).
5. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara pada
BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD Rashid
tanggal 8 Juli 2010 sebesar Rp 400.000.000,- (empat ratus juta
rupiah) (bukti P-21).
6. Bukti setoran/pembayaran hutang atas nama PT Anggun Segara pada
BRI Cabang Tanjung Pinang oleh kuasa Saiful Bahri ABD Rashid
tanggal 12 Juli 2010 sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
(bukti P-22).
Bahwa terhadap bukti surat Penggugat yaitu bukti P-17 s/d P-22
sebagaimana yang telah didalilkan oleh Terbanding/Penggugat adalah
merupakan hutang Pembanding I/Tergugat I tidak benar dan bukti
tersebut emrupakan angsuran kredit ke 4 (empat) kapal a quo pada Bank
BRI Cabang Tanjung Pinang atas kesepakatan para pihak sesuai akta
pernyataan nomor 06 tanggal 1 April 2009 yang dibuat dihadapat Desi
Indriani, SH Notaris di Tanjung Pinang (bukti P/16 dan T.II-4), dan bukti
yang diajukan oleh Terbanding/Penggugat tersebut merupakan angsuran
kredit ke 4 (empat) kapal MV Mutiara Mas , MV Mutiara Mas 1,2 dan 3
pada Bank BRI cabang Tanjung Pinang atas kesepakatan bersama Para
Pihak sesuai akta pernyataan nomor 06 tanggal 1 April 2009 yang dibuat
dihadapan Desi Indriani, SH selaku Notaris, bahwa hasil penjualan tiket
kapal MV Mutiara Mas, MV Mutiara Mas 1,2, dan 3 harus disetor setiap
hari ke rekening PT Anggun Segara (Pembanding I/Tergugat II). Namun
dalam kenyataannya, pengelolaan ke 4 kapal a quo yang dikelola oleh
Tergugat III dan Terbanding/Penggugat seharusnya hasil penjualan tiket
ke 4 (empat) kapal a quo distor kerekening PT Anggun Segara; namun
ternyata, Terbanding/Penggugat telah mengambilnya dan memasukan
kedalam rekening miliknya sendiri, terhadap hal ini Pembanding
II/Tergugat II sedang melakaukan audit secara resmi, akibat ulah
Terbanding/Penggugat yang tidak menyetor hasil penjualan tiket 4

Hal.24 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


(empat) kapal a quo mengakibatkan pembayaran angsuran kredit
kepada Bank BRI cabang Tanjung Pinang menjadi macet.
Bahwa terhadap bukti P-17 s/d 22 tersebut tidak benar bahwa
Pembanding II/Tergugat II meminta Terbanding/Penggugat untuk
menyelesaikan hutang bersama, karena bukti P-17 s/d 22 tersebut
merupakan uang hasil penjualan tiket 4 (empat) kapal a quo yang tidak
disetor kerekening Pembanding I/Tergugat I sebagaimana yang telah
diperjanjikan sebagaimana dan tertuang dalam surat nomor 6 tanggal 1
April 2009 (bukti P-16 dan T,II.4) akan tetapi hasil penjualan tiket
tersebut sengaja dimasukkan kerekening pribadi Terbanding/Penggugat
dengan tanpa sepengetahuan pemegang salam lainnya. Jelasa ini
merupakan akal licik Terbanding/Penggugat untuk mengaburkan
tanggung jawabnya sebagai para pihak yang bertanggung jawab
terhadap 4 (empat) kapal a quo sebagai agunan kredit pada Bank BRI
cabang Tanjung Pinang yang mana pembayaran kredit tersebut dibayar
melalui hasaial operasional 4 (empat) kapal a quo, yang nota bane
pengelolaan dilakukan oleh Terbanding/Penggugat dan Tergugat III.
Bahwa sesuai pasal 1338 KUH Perdata yang bunyinya adalah sebagai
berikut:
“ semua perjanjian yang dibuat adalah sah dan belaku sebagai Undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”.

Bahwa sesuai dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung No. 791


K/Sip/1972 yang pada intinya adalah sebagai berikut:
“Pasal 1338 masih tetap berlaku dalam perjanjian, oleh sebab itu sesuai
pertimbangan P.T Pihak-Pihak harus mentaati apa yang telah mereka
setujui, dan telah dikukuhkan dalam akta otentik tersebut.”

Oleh karena itu, pertimbangan judex factie uang yang menyatakan


dibayarkan oleh Terbanding/Penggugat untuk menutupi hutang bersama
pada Bank BRI Cabang Tanjung Pinang adalah milik pribadi dari
Terbanding/Penggugat, adalah merupakan pertimbangan hukum yang
sangat keliru dan tidak beralasan, jadi pertimbangan hukum judex factie
tersebut jelasa hanya berpedoman dan atau memeriksa sepihak saja
dengan tidak melihat fakta yang sebenarnya sebagaimana tertuang
dalam bukti P.16 dan T.II.4 yang sangat jelasa mengaturnya dan
diabaikan oleh judex fabtie, dan ini terbukti dari perbuatan judex factie
tidak meneliti secara jelasa bukti yang ada, karenanya pertimbangan
hukum yang demikian haruslah dibatalkan.

Hal.25 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


2. Bahwa terhadap pertimbangan judex factie halaman 87 paragraf 1 (satu)
yang berbunyi:
Menimbang, bahwa atas permintaan Tergugat II, Penggugat juga
membayar asuransi atas kapal yang menjadi clausula (syarat) perpanjian
kredit Tergugat I dan Tergugat II dengan turut Tergugat IV yang berakhir
pada bulan Desember 2009 PT. Asuransi Boso Periskop kepada
Penggugat yaitu sebesar Rp 215.062.000,- (dua ratus lima belas juta
enam puluh dua ribu rupiah) (bukti P-23).

Bahwa terhadap pembayaran Asuransi pada PT Asuransi Bosowa


Periskop adalah merupakan kewajiban operasionak ke 4 (empat) kapal a
quo yang melayari rute pelabuhan Telaga Punggur Batam dan
Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang pulang-pergi (PP) yang
dikelola langsung oleh Terbanding/Penggugat maka sesuai dengan
Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran pasal 40 ayat
(1) yang berbunyi:
“Perusahaan angkutan diperairan bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan keamanan penumpang dan/atau barang yang
diangkutnya”.

Dan oleh karena Terbanding/Penggugat menurut akta persidangan dan


berdasarkan keterangan saksi-saksi adalah pengelola factual darike 4
(empat) kapal a quo di lapangan, maka sudah sewajarnya segala biaya
dan pembayaran yang menyangkut dan dibutuhkan dalam rangka
pengoperasian 4 (empat) kapal a quo adalah menjadi tanggung jawab
mereka dan menjadi beban pengeluaran dari operasioanal . Maka dalil-
dalil Terbanding/Penggugat yang tidak beralasan dan merupakan akal
licik Terbanding/Penggugat untuk tidak melaksanakan kewajibannya
sudah semestinya tidak perlu dipertimbangkan judex factie tersebut
haruslah dibatalkan karena sudah terkontaminasi akal bulus
Terbanding/Penggugat.

3. Bahwa terhadap pertimbangan judex factie halama 88 paragraf 3 (tiga)


dan 4 (empat) yang bunyinya adalah sebagai berikut:
Menimbang bahwa dari fakta tersebut diatas, bahwa Tergugat I tidak
melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya yaitu melaksanakan
serah terima secara resmi kepada para pemegang saham dengan berita
acara sebagai layaknya serah terima barang pada umumnya, hal ini
disebabkan Tergugat II adalah selakuk Direktur dari Tergugat I sehingga
perbuatan Tergugat II tersebut mencampur aduk, SUGIARTO selaku
Direktur disatu sisi dan SUGIARTO selaku pribadi disisi lain;

Hal.26 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Menimbang, bahwa Tergugat II dimana Tergugat II sebagai pribadi telah
mendaftarkan kapal-kapal tersebut atas nama SUGIARTO yaitu KM
Mutiara Mas I (bukti P.29). KM Mutiara Mas 2 (bukti P.30) KM Mutiara
Mas 3 (bukti P.31) dan KM Mutiara Mas (bukti P.32) tanpa ada
persetujuan dari Penggugat, Tergugat III, turut Tergugat I, turut Tergugat
II dan turut Tergugat III, sehingga perbuatan Tergugat II tersebut telah
melanggar atau tidak sesuai dengan isi pasal 8 surat kesepakatan
bersama Nomor: 01/MAS-MIM2/VII/2008 (bukti T.II-1) dimana
seharusnya seluruh kapal tersebut dibuat atas nama TP Anggun Segara
(Tergugat I) dan bukan atas nama SUGIARTO.

Bahwa petimbangan hukum judex factie yang menyatakan pendaftaran 4


(empat) kapal a quo atas nama Tergugat II (selaku pribadi) adalah
perbuatan ingkar janji adalah sangat bertentangan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia , dikarena bahwa para pihak telah menyetujui akan
pendaftaran ke 4 (empat) kapla a quo atas nama PT Anggun Segara
(Pembanding I/Tergugat I) sebagaimana tertuang dalan surat
kesepakatan bersama Nomor 01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 08 Jili
2008 (Pasal 8) dan surat perjanjian bersama Nomor 01/MAS-
MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 berikut perubahannya, maka
dari fakta-fakta yang terungkap Pembanding II/Tergugat II dalam hal ini
bertindak sebagai Direktur PT Anggun Segara (Pembanding I/Tergugat I)
dan perbuatan Pembanding II/Tergugat II telah sesuai dngan pasal 92
ayat 1 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yang berbunyi “ Direksi menjalankan pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan”. Pembanding II/Tergugat II sengaja tidak mendaftarkan ke 4
(empat) kapal a quo atas nama PT Anggun Segara, dikarenakan
Pembanding II/Tergugat II khawatir pada suatu waktu nanti akan
menimbulkan permasalahan baru atas kepemilikan kapal tersebut,
padahal PT Anggun Segara tidak mmenpunyai kapasitas maupun modal
atas kepemilikan ke 4 (empat) kapal a quo tersebut, jadi apakah salah
kalau ternyata kesepakatan bersama tersebut sebagaimana yang
disepakati ternyata pihak lain yang tidak ikut sepakat menolak hasil
kesepakatan bersama tersebut dan apakah bisa dikatagorikan
Pembanding II/Tergugat II melakukan perbuatan ingkar janji ?
Terhadap pertimbangan judex factie yang demikian jelas keliru dan tidak
beralasan karena yang tidak mau tersebut adalah Pembadning
I/Tergugat I, bukan Sugiarto (Pembanding II/Tergugat II), jadi tidak
mungkin orang tidak mau harus dipaksakan dan tidak mungkin
Pembanding I/Tergugat I tidak mau menerima ke 4 (empat) kapal a quo

Hal.27 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


tersebut sebagai aset perusahaan Pembanding II/Tergugat II disebut
sebagai ingkar janji !
Oleh karenanya pertimbangan hukum yang dibuat oleh judex factie yang
demikian adalah pertimbangan hukum yang sesat dan bertentangan
dengan hukum yang berlaku oleh sebab itu haruslah dibatalkan dan
ditolak.

4. Bahwa berdasarkan pertimbangan judex factie halaman 89 paragraf 3


yang berbunyi sebagai berikut:
Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II dalam jawaban
menyatakan bahwa pembentukan perusahaan PMA (Penanaman Modal
Asing) tidak dapat terwujud oleh karena kedudukan Penggugat tidak
memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang ditentukan oleh pereaturan
perundang-undangan;

Menimbang, bahwa terhadap dalil Tergugat I dan Tergugat II tersebut


Majelis berpendapat bahwa pernyataan atau pendapat Tergugat I dan
Tergugat II tersebut hanya dibuat-buat, oleh karena berdasarkan saksi
Nuzul Pirman dan berdasarkan jawaban turut Tergugat I menyatakan
bahwa sebelum surat kesepakatan dibuat oleh para pihak, Tergugat II
berjanji akan membentuk perusahaan PMA sebagai wujud kerjasama,
oleh karena itu Penggugat tertarik dengan ajakan Tergugat II tersebut.

Bahwa terhadap pertimbangan judex factie tersebut diatas yang


menyatakan alasan tidak membentuk PMA hanya dibuat-buat sangat
bertentangan dengan pasal 5 ayat (2) Undang-undnag nomor 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal Asing yang bunyi pasal tersebut adalah
sebagai berikut:
“ Penanaman Modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.”

Bahwa sebagaimana pertimbangan arogan dari judex factie yang


menyatakan dan memvonis secara sepihak saja dengan tidak melihat
dan tidak mempelajari bukti-bukti yang ada dan dengan gampang
menuduh Pembanding II/Tergugat II telah melakukan ingkar janji, pada
hal Pembanding II/Tergugat II telah berupaya agar Terbanding/
Penggugat bisa melakuka Penanaman Modal di Indonesia dan hal ini
terbukti dari upaya-upaya yang dilakukan oleh Pembanding II/Tergugat II
diantaranya melakukan :
a. Menyuruh Terbanding/Penggugat mengurus RPTKA Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja asing), sehingga keluar visa untuk bekerja.
b. Memberikan contoh saham.
c. Mengurus izin-izin PMA melalui Notaris Desi Indriani, SH

Hal.28 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Bahwa oleh karena segala pernyataan sudah Pembanding II/Tergugat II
urus namun yang bisa membuat keputusan adalah Pemerintah Indonesia
yang bukan merupakan kewenangan dari Pembanding II/Tergugat II,
sehingga izin PMA dari Terbanding/Penggugat tidak bisa dikeluarkan
oleh Pemerintah Indonesia. Dari segala yang telah Pembanding
II/Tergugat II upaya tersebut karena tidak dikabulkan oleh Pemerintah
izin PMA dari Terbanding/Penggugat, Pembanding II/Tergugat II harus
disalahkan ?
Terhadap pertimbangan judex factie yang demikian jelas keliru dan
terlalu arogan tingkah judex facti dan oleh karenanya harus dibatalkan
dan tidak perlu dipertimbangkan, karena sudah dari semula semena-
mena adanya.
Bahwa yang lebih dahsyat lagi adalah judex factie membenarkan
Terbanding/Penggugat melakukan kegiatan usaha di Indonesia
meskipun izin PMA nya tidak keluar dari Pemerintah Indonesia,
perlakuan judex factie yang demikian jelas sudah menyesatkan para
pencari keadilan di Indonesia umumnya dan Tanjung Pinang khususnya,
karena tidak mungkin Terbanding/Penggugat selaku warga negara
Malaysia (asing) dengan sekehendak hati membuat perusahaan
Penanaman Modal Asing tanpa memenuhi ketentuan Perundang-
undangan, maka sudah seharusnya pula gugatan Penggugat dan
pertimbangan judex factie ditolak dan tidak perlu dipertimbangkan karena
sudah dari semula bertentangan dengan hukum yang berlaku. Kecuali
judex factie menerapkan Undang-undang yang berlaku di negara
asal Terbanding/Penggugat yaitu Malaysia.
Bahwa oleh akrena judex factie berpendapat, alasan untuk tidak
membuat PMA adalah dibuat-buat oleh Pembanding II/Tergugat II adalah
merupakan alasan yang picis sekali karena Pembanding II/Tergugat II
sudah melakukan berbagai cara dalam pengurusannya sebagaimana
yang dibenarkan oleh Terbanding/Penggugat (bukti P-24,P.25)
sedangkan Pembanding II/Tergugat II bukanlah lembaga yang
mempunyai kewenangan untuk menyatakan hal tersebut, dan sebagai
stiket baik dari Pembanding II/Tergugat II biaya untuk pengajuan PMA
tersebut telah dikembalikan kepada Terbanding/Penggugat (bukti T.II.6)
jadi judex fatielah yang sudah terkontaminasi oleh pikiran orang asing
yang bisa mengatakan seperti itu.
Bahwa oleh karena yang ingin melakukan kegiatan usaha di Indonesia
adalah Terbanding/Penggugat yang merupakan orang asing Malaysia

Hal.29 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


maka seharusnya judex factie membatasi ruang geraknya sebelum
adanya izin berupa PMA dari Pemerintah, kecuali judex factie yang
memegang perkara ini juga termasuk orang asing (Malaysia juga),
seharusnya judex factie sadar diri dan punya malu memutus perkara a
quo bertentangan dengan undang-undang dan seharusnya judex factie
menunjukkan citra yang baik serta menegakkan peraturan perundang-
undangan di Indonesia yang berlaku dengan bijak dan bertanggung
jawab, bukan membela atau membenarkan perbuatan
Terbanding/Penggugat selaku orang asing yang tanpa izin oleh
Pemerintah Indonesia melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
Bahwa dengan tidak adanya zizn Pemeerintah Indonesia kepada
Terbanding/Penggugat untuk melakukan kegiatan usaha khususnya
dibidang pelayaran maka segala hal-hal tersebut yang telah dilakukan
oleh Terbanding/Penggugat dengan tanpa izin dari Pemerintah Indonesia
adalah batal demi hukum, dan begitu juga terhadap putusan judex factie
yang menyangkut penanaman saham terhadap pembuatan ke 4 (empat)
kapal a quo dianggap tidak ada juga karena hukum Indonesia yang
diterapkan kepada Terbanding/Penggugatyang nota bena adalah orang
asing (Malaysia) yang belum mendapat izin dari Pemerintah Indonesia
belum berlaku dan tidak pernah berlaku, dengan demikian segala
perbuatan hukum yang dilakukannya (Terbanding/Penggugat) dianaggap
tidak ada juga, jadi putusan yang menyatakan Pembanding II/Tergugat II
telah cedera janji juga dianggap tidak pernah ada, jadi pertimbangan
hukum yang menyatakan Pembanding II/Tergugat II telag cedera janji
harus dibatalkan.
Bahwa oleh karena Terbanding/Penggugat adalah orang asing
(Malaysia) yang belum mendapat izin melakukan kegiatan usaha di
indonesia untuk berinvestasi melalui PMA, maka terhadap segala tindak
tanduknya selama ini dalam pengoperasian ke 4 (empat) kapal a quo
dianggap illegal dana melawan hukum. Dan terhadap perbuatannya
tersebut Pembanding II/Tergugat II sedang melakukan audit secara
resmi melalui akuntan publik untuk diminta pertanggung jawabannya
mengenai laporan keuangan yang dikelolanya selama ke 4 (empat) kapal
a quo beroperasi dibawah kendalinya sebagaimana diamanatkan oleh
UU Perseroan Terbatas, jadi judex factie harus memahami benar
sebagai objek hukum pihak-pihak tersebut sebelum menjatuhkan
putusan konyol yang sangat pertentangan dengan hukum Indonesia,
kecualai judex factie yang menyidangkan perkara ini juga berstatus

Hal.30 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


orang asing pula, oleh sebab itu pertimbangan judex factie yang
membenarkan orang asing yang belum mendapat izin usaha dari
Pemerintah Indonesia boleh melakukan kegiatan usaha di Indonesia
adalah salah besar dan harus dibatalkan karena bertentangan dengan
hukum yang berlaku dan ada apa dengan Hakim yang menyidangkan
perekara ini ?, dan dalam waktu dekat akan kami tindaklanjuti perbuatan
hakim yang demikian. Oleh karenanya putusan judex factie yang
demikian dusah melampaui kewenangan dan bertindak arogan sekali
yang tidak sesuai dengan norma hukum yang berlaku untuk itu harus
dibatalkan, karena sudah semula keliru adanya.

5. Bahwa berdasarkan pertimbangan judex factie pada halaman 90


paragraf 4 (empat) yang bunyinya adalah sebagai berikut:
Menimbang, bahwa terhadap besaran pinjaman kepada Bank BRI
menurut pendapat Majelis tidak menjadi perselisihan hukum antara para
pihak, hanya saja ada kelebihan sejumlah uang yang dipergunakan oleh
Tergugat II sehingga hal tersebut telah menyimpang dari kesepakatan
para pihak.

Bahwa terhadap pertimbangan judex factie tersebut kesepakatan untuk


mengajukan kredit pada Bank BRI cabang Tanjung Pinang sesuai
dengan Akta Pernyataan nomor 6 tanggal 1 April 2009 yang dibuat
dihadapan Desi Indriani, SH selaku Notaris (bukti P-16 dan T.II-4),
Dengan demikian pertimbangan judex factie yang menyatakan adanya
kelebihan pinjaman dan merupakan suatu penyimpangan, adalah
merupakan suatu pertimbangan hukun yang sangat menyesatkan dan
melebihi dari kewnangannya, dan oleh karenanya, pertimbangan
hukum yang demikian haruslah dibatalkan, karena pertimbang
hukum tersebut merupakan murni pendapat judex factie dan
menunjukkan kesewenang-wenangan dan arogansi judex factie sebagai
hakim dalam membuat pertimbangan hukum dan keputusan, dengan
tanpa melihat bukti-bukti surat yang diajukan para pihak, oleh karenanya
pertimbangan judex factie hanya berdasarkan dalil-dalil
Terbanding/Penggugat saja tanpa fakta-fakta yang ada dalam
peresidangan, maka sesuai dengan Jurespurdensi Mahkamah Agung
No. 791 K/Sip/1972 yang pada intinya adalah sebagai berikut:
“Pasal 1338 masih tetap berlaku dalam perjanjian, oleh sebab itu sesuai
pertimbangan P.T Pihak-Pihak harus mentaati apa yang telah mereka
setujui, dan telah dikukuhkan dalam akta otentik tersebut.”

Maka seharunya pertimbangan judex factie yang demikian dibatalkan.

Hal.31 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


6. Bahwa berdasarkan pertimbangan judex factie halaman 93 paragraf 4
(empat) yang bunyinya adalah sebagai berikut:
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut Majelis berpendapat oleh
karena kesepakatan para pihak bahwa Tergugat II yang merupakan
koordinator pengumpul saham-saham para pihak sehingga apabila salah
satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya yaitu tidak menyetor modal
sebagai sahamnya, maka hal itu merupakan tanggung jawab Tergugat II;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas dan dihubungkan


dengan objek cidera janji (wanprestasi), Majelis berkesimpulan bahwa
Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan ingkar janji (wan prestasi)
yaitu Tergugat I dan Tergugat II tidak melakukan sesuatu;

Bahwa pertimbangan judex factie yang menyatakan Pembanding


II/Tergugat II adalag sebagai koordinator adalah suatu pertimbangan
yang sangat menyesatkan dan menunjukan kearoganan dari judex factie,
karena baik dalam surat kesepakatan bersama Nomor 01/MAS-MIM
2/VII/2008 tanggal 08 Juli 2008 Pasal 8 ( bukti T.II.1) dan surat
perjanjian bersama Nomor 01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus
2008 berikut perubahannya maupun dalam akta otentik yang berupa akta
Notaris Nomor 1 sampai dengan Nomor 6 tanggal 1 April 2009 yang
dibuat di hadapan Desi Indriani, Notaris di Tanjung Pinang (bukti T.II.2
dan 3) yang menyatakan Pembanding II/Tergugat II adalah koordinator
atas pengumpulan modal pembuatan 4 (empat) kapal a quo.
Bahwa terhadap alasan tersebut secara bulat Pembanding II/Tergugat II
tolak, karena Pembanding II/Tergugat II telah melakukan beberapa
upaya yaitu:
1.Menyuruh Terbanding/Penggugat mengurus RPTKA Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja asing), sehingga keluar visa untuk bekerja.
2. Memberikan contoh saham.
3. Mengurus izin-izin PMA melalui Notaris Desi Indriani, SH

Bahwa oleh karena segala pernyataan sudah Pembanding II/Tergugat II


urus namun yang bisa membuat keputusan adalah Pemerintah Indonesia
yang bukan merupakan kewenangan dari Pembanding II/Tergugat II,
sehingga izin PMA dari Terbanding/Penggugat tidak bisa dikeluarkan
oleh Pemerintah Indonesia. Dari segala yang telah Pembanding
II/Tergugat II upaya tersebut karena tidak dikabulkan oleh Pemerintah
izin PMA dari Terbanding/Penggugat, Pembanding II/Tergugat II harus
disalahkan ?
Terhadap pertimbangan judex factie yang menyalahkan Pembanding
II/Tergugat II demikian jelas keliru dan terlalu arogannya judex factidalam

Hal.32 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


bertindak dan oleh karenanya harus dibatalkan dan tidak perlu
dipertimbangkan, karena sudah dari semula semena-mena dan
bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Bahwa oleh karena Terbanding/Penggugat dalam melakukan
penanaman modal untuk pembuatan 4 (empat) kapal a quo belum
mendapatkan izin dari Pemerintah Indonesia yaitu melalui PMA maka
segala perikatan yang telah dibuat sebelum izin PMAnya diperoleh
dianggap tidak pernah ada, sehingga pertimbangan hukum judex factie
yang menyamarkan antara Terbanding/Penggugat sebagai orang asing
ilegal berusaha sama dengan Pembanding II/Tergugat II, Tergugat III, IV
dan V adalah tidak benar dan sewenang-wenang, kalaulah seperti ini
pertimbangan hukum dibuat oleh judex factie maka seluruh orang asing
akan berlomba-lomba membuat usaha di Indonesia dengan tidak perlu
izin PMA lagi dari Pemerintah Indonesia, oleh sebab itu pertimbangan
judex factie yang konyol ini haruslah ditolak dan dibatalkan serta tidak
perlu dipertimbangkan karena sudah dari semula keliru dan bertentangan
dengan peraturan dan hukum yang berlaku.
Bahwa oleh karena Terbanding/Penggugat adalah orang asing
(Malaysia) yang belum mendapat izin usaha di Indonesia maka segala
tuntutan yang dilakukannya dianggap tidak pernah ada kecuali hakim
yang menyidangkan perkara a quo berkewarga negaraan Malaysia juga
dan menerapkan hukum Malaysia pula, oleh karena itu segala
tuntutannya harus dibatalkan karena bertentangan dengan hukum
Indonesia.

7 Bahwa pertimbangan judex factie halaman 94 paragraf 4 yang


menyatakan mengenai petitum nomor 2 oleh karena sita jaminan
tersebut tidak berhasil dilaksanakan oleh karena objek sita yang
dimaksud telah dipindah tangankan oleh Tergugat I dan Tergugat II
kepada pihak ketiga berdasarkan Berita Acara sita jaminan conservatoir
beslag No. 20/Pdt.G/2011/PN TPI tanggal 11 September 2011, maka
dengan demikian petitum ini sudah sepatutnya ditolak.
Bahwa terhadap pertimbangan ini sangat jelas sekali judex factie
menunjukan tangan besi dan arogannya yang sangat luar biasa, karena
judex factie mengabulkan permohonan sita dari Terbanding/Penggugat
dimana permohonan sita yang diajukan oleh Terbanding/Penggugat
tersenut satupun tidak menyebutkan identitas objek dari barang yang
dimohonkan sita sebagaimana yang diharuskan oleh SEMA jadi alasan

Hal.33 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


sita tidak bisa dilaksanakan adalah objek sitaan yang diajukan disamping
identitasnya tidak jelas, dan bukan merupakan objek kesepakatan dan
yang lebih dahsyat lagi objek sitaan yang dikabulkan judex factie
tersebut adalah milik orang lain, sehingga tidak bisa dilaksanakan itupun
judex factie mengintervensi jurusita yang melaksanakannya yaitu dengan
mengatakan “ letakkan saja sitanya nanti ada verzet “ dari tingkah judex
factie yang demikian jelas putusan yang dibuatnya bernuansa
menyusahkan masyarakat dan bukan tempat orang mencari keadilan.

8. Bahwa pertimbangan judex factie halaman 94 paragraf 5 dan paragraf 6


yang berbunyi:
Menimbang, bahwa mengenai petitum No.3, berdasarkan uraian dan
pertimbangan tersebut diatas ternyata telah terbukti bahwa Tergugat I
dan Tergugat II telah melakukan cidera janji (wan prestasi), oleh
karenanya petitum ini sudah sepatutnya dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa mengenai petitun No. 4 berdasarkan uraian tersebut


diatas bahwa Penggugat telah terbukti melakukan seluruh kewajiban-
kewajiban dalam surat kesepakatan bersama tersebut, sedangkan pihak
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III tidak melaksanakan kewajiban-
kewajiban sesuai dengan isi kesepakatan bersama tersebut dan ternyata
Tergugat II tidak ada itikat baik untuk menyelesaikan kemelut yang
terjadi pada Para Pihak tersebut dimana Tergugat II adalah sebagai
sumber atau titik central pemicu perselisihan antara Penggugat dengan
Pihak-Pihak dalam surat kesepakatan bersama tersebut dan dari fakta
tersebut juga dapat disimpulkan bahwa isi surat kesepakatan bersama
tersebut tidak lagi berjalan sebagaimana diharapkan, sehingga Majelis
berpendapat surat kesepakatan bersama Nomor: 01/MAS-MIM2/VII/2008
(bukti P-3 bukti T.II-1) dan surat kesepakatan bersama nomor: 01/MAS-
Mom3/VII/2008 (bukti P-4,bukti T.II-2) serta addendum/perubahan surat
perjanjian kerjasama Nomor: 01/Add/MAS-MOM3/VII/2008 (bukti P-
5,bukti T.II-3) sudah sepatutnya tidak perlu dipertahankan lagi.

Bahwa pertimbangan hukum judex factie tersebut diatas, adalah suatu


pertimbangan hukum yang sangat keliru dan menyesatkan, karena judex
factie telah mendahului dari Pemnerintah Indonesia mengijinkan untuk
melakukan kegiatan usaha tanpa izin, dan hal ini terbukti dari
pertmbangan hukum tersebut yang menyatakan Terbanding/Penggugat
telah melakukan seluruh kewajibannya sementara izin PMAnya belum
ada dan atau tidak dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia walaupun
sudah diupayangan oleh Pembanding II/Tergugat II mengurusnya namun
Pemerintah Indonesia tidak membenarkan oleh sebab itu alasan judex
factie yang demikian adalah alasan yang bertentangan dengan hukum
yang berlaku, dan oleh sebab itu pertimbangan judex factie yang
bertentangan dengan hukum yang berlaku harus dibatalkan disamping

Hal.34 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


itu judex facti juga tidak mempertimbangan segala prestasi yang telah
dibuat Pembanding II/Tergugat II dalam memenuhi isi surat kesepakatan
bersama Nomor 01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 08 Juli 2008 (pasal 8)
dan surat perjanjian bersama Nomor : 01/MAS-MOM3/VII/2008 tangga
11 Agustus 2008 berikut perubahannya serta akta notaris Nomor 1
sampai dengan Nomor 6 tanggal 1 April 2009 yang dibuat oleh Desi
Indriani, Notaris di Tanjung Pinang. Dalam hal ini judex factie hanya
berpatokan pada dalil-dalil Penggugast/Terbanding selaku orang asing
yang illegal berusaha di Indonesia.
Apalagi dicermati lebih teliti, baik surat kesepakatan bersama Nomor
01/MAS-MIM2/VII/2008 tanggal 08 Juli 2008 (pasal 8) dan surat
perjanjian bersama Nomor : 01/MAS-MOM3/VII/2008 tangga 11 Agustus
2008 berikut perubahannya serta akta notaris Nomor 1 sampai dengan
Nomor 6 tanggal 1 April 2009 yang dibuat oleh Desi Indriani, Notaris di
Tanjung Pinang., maka akan sangat jelas peran dan kapasitas masing-
masing pihak meskipun hal tersebut melawan hukum dan yang pasti,
karena pengkatan kredit oleh PT Anggun Segara kepada BRI Cabang
Tanjung Pinang adalah merupakan kesepakatan semua pihak, maka
segala apa yang menjadi resiko adalah meerupakan resiko yang harus
ditanggung semua pihak tanpa terkecuali. Dan jika memang
Terbanding/Penggugat merasa dirugikan atas pengoperasian ke 4
(empat) kapal a quo, maka seharusnya Terbanding/Penggugat sudah
sejak lama mengajukan komplen maupun menegurnya. Tetapi
kenyataannya justru Terbanding/Penggugat telah menikmati hasil dari
pengoperasian ke 4 (empat) kapal a quo serta menempatkan
keluarganya dalam pengoperasiannya. Oleh sebab itu, pertimbangan
judex factie yang demikian haruslah dibatalkan dan ditolak, karena
mengandung kecurangan dan bertentangan dengan hukum yang
berlaku.
Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum judex factie tersebut sudah
jelas pertimbangan yang mengada-ada karena pertimbangan tersebut
judex factie beranggapan Terbanding/Penggugat sebagai orang asing
yang tidak mendapat izi MPA dari pemerintah Indonesia mempunyai
kewajiban hukum yang sama dengan Pembanding II/Tergugta II selaku
orang Indonesia yang tunduk pada hukum Indonesia, jadi dapatlah kami
katakan gugatan yang diajukan orang asing ini adalah gugatan untuk
mengelabui dan penuh dukungan judex factie secara melawan hukum
dan hal tersebut terbukti dimana judex factie telah mengangkangi hukum

Hal.35 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Indonesia yang berlaku dan lebih menggunakan hukum orang asing
tersebut (Malaysia) dan hal itu terbukti dari perbuatan-perbuatan judex
factie kepada Pembanding II/Tergugat II, atas dasar itu semua
pertimbangan hukum yang dibuat oleh judex factie seluruhnya ternyata
bertentangan dengan hukum Indonesia dimana hukum itu ditegakkan ,
untuk itu pertimbangan yang dibuat oleh judex factie seluruhnya harus
dibatalkan karena bertentangan dengan hukum Indonesia dan supaya
jangan menjadi preseden untuk nantinya atas putusan ini.

9. Bahwa pertimbangan judex factie mengenai petitum 6 pada halaman 95


paragraf 4 (empat) adalahsebagai berikut::

Menimbang, bahwa berdasar keterangan saksi Nuzul Firman, saksi


Bambang Irawan Ginting dan jawaban turut Tergugat I bahwa ke 4
(empat) kapal tersebut telah beroperasi sejak bulan September 2008
sampai dengan Nopember 2010 untuk kapal KM Mutiara Mas I dan KM
Mutiara Mas 2 serta KM Mutiara Mas 3 beroperasi sejak bulan Januari
2009 sampai dengan bulan Nopember 2010 yang dioperasikan oleh
Tergugat III ( bukti P.28, bukti T.III-1) yang telah mendapat izin (bukti P-
36) dengan jadwal yang telah ditentukan Administrator Pelabuhan
Tanjung Pinang (bukti P-37), sedangkan untuk kapal KM Mutiara Mas
beroperasi sejak bulan Maret 2009 sampai dengan Nopember 2010;

Meimbang, bahwa selama kapal tersebut dioperasikan oleh Tergugat III,


semua keuangan dibuat dan dilaporkan kepada Tergugat II sehingga
hasil keuntungan selama kapal-kapal tersebut beroperasi Tergugat II dan
Tergugat III yang mengetahui seluruh uang masuk dan uang keluar
kapal-kapal tersebut, sehingga Tergugat II dan Tergugat III haruslah
bertanggung jawab atasa keuntungan seluruh kapal tersebut.

Bahwa terhadap pertimbangan judex factie tersebut, Pembanding


II/Tergugat II tidak sependapat dngan judex factie, karena judex factie
sengaja mengelabui dan memenggal maksud dari pertimbangan
tersebut, karena laporan keuangan yang dibuat memang ada tapi perlu
digaris bawahi bahwa laporan keuangan yang diajukan tersebut adalah
hanya bersifat laporan untung rugi saja sedangkan uangnya berada
ditangan Terbanding/Penggugat secara utuh jadi keuangan atas
operasional dari ke 4 (empat) kapal a quo, Pembanding II/Tergugat II
tidak pernah mengetahui maupun diberitahu baik oleh Tergugat III selaku
pengelola maupun oleh Terbanding/Penggugat selaku penikmat hasil
operasional kapal-kapal tersebut, jadi pertimbangan hukum judex factie
yang secara bulat menuduh Pembanding II/Tergugat II yang menikmati
tanpa bukti yang akurat adalah pertimbangan yang keliru dan melawan
hukum, oleh sebab itu pertimbangan yang demikian harus dibatalkan.

Hal.36 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Bahwa judex factie juga harus memahami pula menurut fakta bahwa
yang mengoperasikan ke 4 (empat) kapal a quo adalah PT Kurnia
Sentosa dan management nya dilakukan oleh Terbanding/Penggugat,
tentang keluar masuknya keuangan atas pengoperasian ke 4 (empat)
kapal a quo (bukti T.I.8 s/d 18), seharusnya judex factie tidak hanya
menerima begitu saja dalil dari Terbanding/Penggugat, tetapi haruslah
dibuktikan dengan adanya audit dari lembaga yang berwenang, seperti
akuntan publik yang saat ini sedang Pembanding II/Tergugat II
lakukan.Namun ternyata, hal tersebut (laporan audit keuangan
pengoperasian ke 4 (empat) kapal-kapal a quo) todak pernag dibuat oleh
akuntan publik, oleh karenanya pertimbangan hukum judex factie
tersebut haruslah dibatalkan karena sangat bertentangan dengan
Jurisprudensi Mahkamah Agung RI Reg 2743 K/PDT/1995 tanggal 18
Juni 1996, yang pada pokoknya menyebutkan :
“ yang berhak menentukan untung rugi suatu perusahaan adalah Rapat
Umum Pemegang Saham dan diaudit dilakukan publik. Gugatan ganti
rugi yang diajukan oleh Direktur Utama Perusahaan tanpa ada
pengesahan dari Rapat Umum Pemegang Saham dan audit dari akuntan
publik yang menyatakan perusahaan rugi, gugatan belum waaktunya
diajukan ke Pengadilan “.
Dari Jurisprudensi tersebut, jelas bahwa judex factie telah mengabaikan
sendi-sendi hukum yang seharusnya diikuti, karena dengan tidak adanya
audit dari akuntan publik atas keuangan PT Kurnia Sentosa, seharusnya
judex factie tidak perlu mempertimbangkan adanya dalil terhadap hal
tersebut. Dengan demikian, pertimbangan judex factie yang menyangkut
tentang keuangan operasional ke 4 (empat) kapal-kapal a quo oleh PT
Kurnia Sentosa, sehaarusnya dibatalkan, karena bertentangan dengan
Jurisprudensi dan hukum yang berlaku, kecuali judix factie hakim asing
pula.

10. Bahwa berdasarkan pertimbangan judex factie dalam amar putusannya


halaman 104 poin 5 dan poin 6 adalah sebagai berikut:
5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng
untuk membayar secara sekaligus dan tunai kepada Penggugat uang
ganti kerugian/pengembalian modal-modal setoran Penggugat
sebesar Rp 6.926.760.000,- (enam milyar sembilan ratus dua puluh
enam juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah);
6. Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III secara tanggung
renteng untuk membayar sekaligus dan tunai ganti kerugian kepada
Penggugat atas keuntungan yang diharapkan sebesar Rp

Hal.37 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


2.016.767.000,- (dua milyar enam belas juta tujuh ratus enam puluh
tujuh ribu rupiah);

Bahwa atas pertimbangan judex factie tersebut, jelas memperlihatkan


betapa kelirunya dan asingnya judex factie dalam meneliti fakta dan
bukti-bukti yang diajukan para pihak terutama tentang keuntungan
yang diharapkan oleh Terbanding/Penggugat, karena selama
pengoperasian ke 4 (empat) kapal-kapal a quo oleh PT Kurnia
Sentosa, belum pernah ada audit dari akuntan publik terhadap
keuangannya sehingga belum dapat ditentukan apakah atas
operasional tersebut telah ada keuntungan atau tidak. Oleh
karenanya, pertimbangan judex factie yang menyatakan Pembanding
II/Tergugat II telah melakukan wan prestasi dan harus mengganti
kerugian sejumlah uang yang diderita oleh Terbanding/Penggugat,
adalah merupakan pertimbangan yang kerdil dan karenanya haruslah
dibatalkan.
Bahwa sudah jelas judex factie yang memegang perkara ini adalah
judex factie yang mempunyai pemikiran asing, karena sudah
menyamaratakan orang asing dengan orang Indonesia dan hal itu
terbukti dari pertimbangan hukum yang dibuatnya dimana hak dan
kewajiban orang asing (Terbanding/Penggugat) sama dengan hak dan
kewajiban Pembanding II/Tergugat II sementara izi PMAnya belum
ada, padahal menurut pernyataan nomor 6 tanggal 1 April 2009 (bukti
P-16 dan T.II.4) sangat tegas disebutkan diakui oleh pihak-pihak yang
berperkara dan terhadap bukti ini tidak menjadi pertimbangan
sedikitpun oleh judex factie dan terkesan judex factie telah berat
sebelah dalam menilai dan memutus perkara a quo.
Bahwa andaipun judex factie menyamaratakan antara
Terbanding/Penggugat dengan Pembanding II/Tergugat II, Tergugat
III,IV dan V dalam hak dan kewaajibannya seharusnya judex factie
mesti jeli dan adil dalam menentukan masing-masing hak mereka,
karena antara Pembanding II/Tergugat II, III,IV dan V adalah
merupakan sama-sama pemegang saham dalam pembuatan ke 4
(empat) kapal a quo, dan sama-sama satu kelompok yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya sehingga jika Terbanding/Penggugat
merasa rugi berarti Pembanding II/Tergugat II juga mengalami
kerugian dan sama siapa Pembanding II/Tergugat II meminta ganti
kerugiannya ?.

Hal.38 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Oleh sebab itu pertimbangan hukum yang menyatakan Pembanding II/
Tergugat II telah wan prestasi adalah keliru dan menyesatkan
sehingga harus dibatalkan karena tidak sesuai dengan hukum dan
fakta yang ada.
Bahwa oleh karena antara Pembanding II/Tergugat II merupakan satu
kesatuan dengan Terbanding/Penggugat yang nota bena sama-sama
mengalami kerugian menuirut Terbanding/Penggugat atas bidang
usaha yang disepakati maka sewaajarnya dan seharusnya judex factie
memberikan advis yang benar kepada Terbanding/Penggugat akan
setatus serta posisi yang sebenaarnya, kalaulah seperti ini semua
pertimbangan hukum yang dibuat oleh judex factie maka tidak ada
gunanya peraturan yang dibuat, akan tetapi kembalikan saja kepada
judex factie yang sewenang-wenang ini menentukan, oleh karena itu
putusan yang bertentangan dengan hukum harus dibatalkan.
Bahwa berdasarkan fakta persidangan pengakuan pihak-pihak,
pertimbangan judex factie, Juresprudensi, maupun hukum yang
berlaku tersebut diatas dapatlah digaris bawahi bahwa antara
Pembanding II/Tergugat II dengan Terbanding/Penggugat, Tergugat
III,IV dan V adalah sama-sama para pemegang saham dalam
pembuatan kapal MV Mutiara Mas 1, MV Mutiara Mas 2, MV Mutiara
Mas 3 dan MV Mutiara Mas yang besar sahamnya sebagaimana
tertuang dalam surat perjanjian kerjasama yang telah ada; dalam
artian para pihak sama-sama ingin membuka usah pelayaran, beraarti
para pemegang saham dalam pembuatan 4 unit kapal tersebut adalah
sama-sama sepuhak yang satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan
dalam artian jiga dalam pengopersian 4 unit kapal MV Mutiara Mas
tersebut mengalami kerugian berarti semua elemen yang mengalami
kerugian pula begitu sebaliknya dan bukan saling menyalahkan satu
dengan yang lainnya sebagaimana kehendak Terganding/Penggugat
yang diikuti oleh pemikiran judex factie yang sewenang-wenang, dan
oleh sebab itu tidak wan prestasi antara Pembanding II/Tergugat II
dengan Terbanding/Penggugat karena segala sesuatu telah sama-
sama dilaksanakan secara etikat baik.
Bahwa juga Terbanding/Penggugat bisa melakukan gugatan wan
prestasi kepada pemegang saham yang lainnya maka pemegang
saham yang lainnya tentu bisa juga bisa melakukan hal yang sama,
oleh karena pertimbangan dan putusan judex factie penuh dengan
nuansa ketidak adilan dan arogan yang lebih serta tidak

Hal.39 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


mempertimbangkan maksud dan tujuan dari penanaman sahan
dimaksud, dan oleh karenanya harus dibatalkan.

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan banding tersebut,


Terbanding dalam kontra memori bandingnya emngemukakan hal-hal sebagai
berikut:
I. Alasan keberatan Pembanding I:
1. Bahwa keberatan Pembanding I dengan alasan diktum putusan yang
saling tolak belakang atau bertentangan satu sama lain, yakni antara
diktum putusan angka 2 dengan diktum putusan angka 3 yang berbunyi:
“ 2. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II melakukan cidera janji
(wanprestasi) terhadap surat kesepakatan bersama Nomor
01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008, surat perjanjian
bersama Nomor 01/MAS-M)M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008
berikut perubahannya;
3. Menyatakan batal surat kesepakatan bersama Nomor 01/MAS-
M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 21008, surat perjanjian bersama
Nomor 01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 berikut
perubahannya, sepanjang mengenai kepentingan dan uang setoran
modal Penggugat”;

Bahwa keberatan tersebut jelas tidak mendasar dan beralasan hukum,


karenanya adalah tepat diktum putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Tanjung Pinang, sesuai dengan diktum gugatan Penggugat/Terbanding
dari adalah beralasan hukum dengan terbuktinya perbuatan ingkat janji
(wanprestasi) dari Tergugat I/Pembanding I dan II, karena beralasan pula
menurut hukum tuntutan (petitum) Penggugat/Terbanding untuk
menyatakan batal perjanjian tersebut, kerena dalil keberatan Pembanding
I pada angka 1 tersebut haruslah ditolak:

2. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 2 s/d 4, jelas tidak


berdasan dan beralasan hukum, karena adalah hak Penggugat/
Terbanding yang menentukan pihak-pihak yang digugat dalam perkara
aquo yang mempunyai hubungan hukum dengan Penggugat/Terbanding,
karena fakta Pembanding I (Tergugat I) PT Anggun Segara yang dalam
perbuatan hukumnya diwakili oleh Tergugat II/Pembanding II selaku
Direkturnya, sebagai produsen/ pembuat dan penjuan kapal-kapal yang
dipesan dalam perjanjian serta menerima uang pembayaran dari uang
modal Penggugat/Terbanding (vide Bukti P.6 s/d P.14) dalam perjanjian
kerja sama in casu Surat Kesepakatan Bersama Nomor 01/MAS-
M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 (Bukti P.3) dan Surat Perjanjian

Hal.40 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Bersama Nomor 01/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 ( Bukti
P.4), serta mengoperasikan kapal dengan Tergugat III/Pembanding III
(PT. Kurnia Sentosa ) (vide Bukti P.28) pada akhirnya tidak pernah
penyerahkan kapal (levering) memberikan surat saham Terbanding seperti
yang dijanjikan, dan tidak pula mendaftarkan kapal sesuai yang
diperjanjikan, karena dalil keberatan Pembanding I pada angka 2 s/d 4
tersebut haruslah ditolak.
3. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 5, justru semaakin
memperjelas itikad buruk Pembanding I yang diwakili oleh Pembanding II
sebagai otak (mind seting) yang berinisiatif dan mengkoordinir dengan
modos perjanjian kerjasama, membujuk Terbanding dalam Perusahaan
Modal asing (PMA) Pembanding I dan Pembanding II yang telah
diuntungkan atas penjualan kapal-kapalnya selanjutnya mengingkari
semua janji-janjinya untuk mengikut sertakan Terbanding sebagai
pemodal dalam perusahaan PMA dan bahkan orinisnya, kapal-kapal yang
telah dibeli dari uang modal Terbanding justru dikuasai dan dimiliki
dengan cara mendaftarkannya atas nama Pembanding II, karenanya dalil
keberatan Pembanding I pada angka 5 tersebut haruslah ditolak;
4. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 6 dan 7 yang
mendalilkan: “.......penanaman saham dalam pembuatan 4 unit kapal MV.
Mutiara Mas adalah illegal .. dst”., justru semakin menguatkan syarat
pembatalan perjanjian tersebut (ic. Bertentangan dengan undang-
undang), bukankah Pembanding I dan Pembanding II (selaku Direktur)
yang membujuk Terbanding dengan dalil kerjasama yang tujuan
sebenarnya hanyalah untuk meraup keuntungan atas penjualan kapal-
kapal quodnoon dari uang modal Terbanding. Sebaiknya Pembanding I
dan Pembanding II yang bersiap-siap menghadapi tuntutan Terbanding
(vide Bukti P.29 s/d P.32) atas dugaan tindak pidana penipuan,
penggelapan dan pemalsuan surat (vide Bukti P.33 Surat Tanda
Penerimaan Laporan Polisi No.Pol. STPL : 279/K/XII/2009 tanggal 25
desember 2009), karenanya dalil keberatan Pembanding I pada angka 6
dan 7 tersebut tidak berdasar dan beralasan hukum maka harus ditolak;
5. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 8 tentang fakta
hukum pembayaran hutang Pembanding I oleh Terbanding berdasarkan
Bukti P.17 s/d P.22 dan P. 34 dan P.35, seharusnya Pembanding I
memahami kembali Bukti P. 15 yaitu Akta Perjanjiann Membuka Kredit
Nomor 01 tanggal 1 April 2009 antara Bank Rakyat Indonesia cabang
Tanjung Pinang dengan Sugiarto Direktur PT Anggun Segara sebesar Rp

Hal.41 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah), yang faktanya bertentangan
dengan Bukti P.5 kaitannya dengan Akta Pernyataan (bukti P.16) yang
telah cukup dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Tanjung Pinang, karenanya alasan keberatan Pembanding I pada angka 8
jelas mengada-ada harus ditolak;
6. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 9 dan 10, justru
semakin memperjelas itikat buruk Pembanding I yang diwakili oleh
Pembanding II yang mencoba mengaburkan fakta pembayaran hutangnya
oleh terbanding seolah-olah setoran penjualan tiket, patutnya Pembanding
I melihat fakta operasional kapal-kapal berdasarkan Bukti P.28 dan P. 36,
Surat Perjanjian Kerjasam Nomor 01/MAS-KS/2009 tanggal 31 Maret
2009 antara Sugiarto selaku Direktur PT Anggun Segara (Pembanding I)
Dengan Martin Umar selaku Direktur PT Kurnia Sentosa (Tergugat
III/Pembanding III) tentang komisi dan pengoperasian kapal rute
pelabuhan Telaga Punggur, Batam ke Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung
Pinang dan pasal 9 Surat Kesepakatan Bersama Nomor 01/MAS-
M1M2/VII.2008 tanggal 8 Juli 2008 ( Bukti P.3) yang faktanya
dioperasikan oleh Pembanding I dengan Pembanding III, karenanya atas
kewajiban pembayaran hutang menurut akta bukti P. 15 jelas mengada-
ada dan harus ditolak;
7. Bahwa alasan keberatan Pembanding I dengan mendasarkan pada
Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 jelas tida ada relevansinya untuk
menyangkal fakta pembayaran asuransi kapal oleh Terbadning (vide Bukti
P.23) dalam perjanjian kredit Pembanding I dengan BRI cabang Tanjung
Pinang (Turut tergugat IV), justru memperjelas kelicikan Pembanding I
untuk tujuan menguras uang Terbanding untuk kepentingan dan
keuntungan Pembanding I dan II, karenanya alasan dan keberatan
Pembanding I pada angka 11 dan 12 tedak jelas dan mengada-ada, maka
harus ditolak;
8. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 13 s/d 15, justru
semakin memperjelas rendahnya pemahaman Pembanding I tentang
hubungan hukumnya dengan Terbanding dalam perjanjian aquo yang
nyata-nyata perbuatan hukumnya dilakukan oleh Pembanding II (selaku
Direktur) yang kenyataannya setelah menerima uang modal dari
Terbanding dan sejak selesainya pembangunan kap[al-kapal (KM Mutiara
Mas 1, KM Mutiara Mas 2, KM Mutiara Mas 3 dan KM Mutiara Mas 4) oleh
Pembanding I tidak pernah menyerahkan (Levering) kapal-kapal aquo
yang dibuatnya kepada Terbanding, malah Pembanding II mengaku

Hal.42 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


sebagai pemilik dalam pendaftaran kapal-kapal aquo, anehnya
Pembanding I justru menyalahkan Pembanding II (Direktur), karena
alasan keberatan Pembanding I pada angka 11 s/d 15, tidak jelas dan
mengada-ada, maka hrus ditolak;
9. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 16, seharusnya
Pembanding melihat kembali fakta persidangan, janji Pembanding I dan II
untuk membuat perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) karena
Pembanding I dan II sedaari awal mengetahui betul bahwa Terbanding
berkewargaannegaraan Malaysia yang menurut hukum orang aasing tidak
dapat memiliki kapal kecuali dalam bentuk perusahaan PMA, maka ketika
Terbanding menanyakan status hukumnya atas kepemilikan kapal-kapal
tersebut selesai dibangun oleh Pembanding I, maka Terbanding akan
diikutkan sebagai pemegang saham dalam perusahaan badan hukum
Indonesia yang merupakan usaha patungan milik Pembanding II dalam
bentuk PMA dan Terbanding akan menerima bukti berupa surat saham
atas kepemilikan kapal-kapal tersebut, serta bukti-bukti pengurusan
persyaratan Terbanding yang diminta oleh Pembanding II (vide P.24.25,26
dan P.40) telah membuktikan bahwa Terbanding telah memenuhi
permintaan Pembanding I dan II legelitas penanaman modal Terbanding,
namun faktanya justru dalam pengurusan PMA dimaksud, karena alasan
keberatan Pembanding I pada angka 16 adalah mengada-ada, maka
harus ditolak;
10. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 17, atas
pertimbangan Hakim mengenai selisih pinjaman yang dilakukan
Pembanding II adalah tepat dan menurut fakta persidangan, berdasarkan
kesepakatan Addendum/ Perubahan surat Perjanjian Kerjasama No. 01-
Add/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 08 November 2008 untuk merubah
bunyi pasal 4 ayat 1 sehingga berbunyi “ Dari harga sebagaimana
tersebut pada pasal 3 diatas, para pihak akan mengusahakan pinjaman
dari bank sebesar Sin $ 1.384.000,- “(satu juta tiga raus delapan puluh
empat ribu dollar singapura)” menurut keterangan saksi-saksi : Nuzul
Firman dan Bambang Irawan Ginting, ST., dipersidangan yang
menerangkan bahwa maksud perubahan bunyi pasal 4 ayat 1 perjanjian
sehingga berbunyi sebesar Sin $ 1.384.000,- “(satu juta tiga raus delapan
puluh empat ribu dollar singapura)” adalah sama dengan nilai Rp
9.000.000.000,- (sembilan milyar rupiah), karenanya bukti P. 15 ternyata
pada tanggal 26 Februari 2009 Pembanding I dan II mengajukan dan
menerima uang (pembeyaran kapal melalui fasilitas Kredit BRI) dari Turut

Hal.43 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Tergugat IV (BRI cabang Tanjung Pinang) berdasarkan akta perjanjian
Kredit No. 01 tanggal 1 April 2009 sebesar Rp 12.000.000.000,- (dua
belas milyar rupiah), sementara beban pembayaran angsuran hutang
Pembanding I kepada Turut Tergugat IV (BRI) dengan jaminan kapla-
kapal aquo merupakan beban hutang bersama, dengan kelicikan
Pembanding I dan II untuk meminta Terbanding menandatangani Akta
Pernyataan No. 06 tanggal 1 April 2009 setelah dibuatnya Ata Kredit oleh
Pembanding I dan II, kemudian uang pinjaman ternyata digunakan untuk
membayar hutang Bank Bukopin (over kredit), maka alasan keberatan
tersebut harus ditolak;
11. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 18, justru pendapat
Pembanding I yang tidak mendasar dan beralasan hukum, dan sudah
sepatutnya Pembanding I melihat kembali fakta hukum berupa
pembayaran-pembayaran hutang atas nama Pembanding I oleh
Terbanding (bukti P. 17, 19,20,21,22,34 dan 35), lantas dimana kewajiban
hukum Pembanding I atas hutang yang dibuatnya ? kalaupun
dihubungkan dengan janji Pembanding I dan II menurut Akta No. 06
tersebut, karenanya alasan keberatan Pembanding I pada angka 18
membuktikan itikat buruknya dengan alasan mengada-ada, maka harus
ditolak;
12. Bahwa alasan keberatan Pembanding I pada angka 19 s/d 29, adalah
pengulangan pendapat pendapat Pembanding I yang mengada-ada,
karenanya telah tepat pertimbangan putusan Hakim Pengadilan Negeri
Tanjung Pinang. Alasan Pembanding I yang memposisikan sebagai
pembuat kapal faktanya tidak pernah melakukan penyerahan (levering)
atas kapal-kapal aquo sudah sepatutnya Pembanding I memahami
terlebih dahulu maksud penyerahan (leviring) dalam aspek yuridis, bukan
pemahaman harfiah kapal dibuat kemudain dioperasikan oleh Tergugat III
(Pembanding III) sebagai bentuk penyerahan, apalagi alasan-alasan
Pembanding I lebih kepada alasan keberatan emosional sebagai akibat
dari itikat buruknya sendiri dan tidak mampu berargumentasi secara
yuridis.

II. Alasan Keberatan Pembanding II :

Bahwa alasan keberatan Pembanding II pada pokoknya sama dengan


alasan keberatan Pembanding I dimana Pembanding II adalah selaku Direktur
PT Anggun Segara (Pembanding I) dan selaku pribadi yang ikut dalam

Hal.44 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


perjanjian kerjasama dengan Terbanding serta pihak-pihak pemodal lainnya,
namun demikian untuk tidak mengulang hal-hal yang telah ditanggapi terhadap
Pembanding I, maka Terbanding akan menanggapi alasan-alasan Pembanding
II sebagai berikut:
1. Bahwa alasan keberatan Pembanding II pada angka 1 terhadap
pertimbangan putusan halaman 86 paragraf 1, yang menyangkal
pembayaran hutang Pembanding I dari Terbanding dan seolah-olah uang
pembayaran hutang dari Terbanding sebagai hasil penjualan tiket adalah
alasan yang sangat mengada-ada dan tidak sesuai menurut fakta hukum,
karena benar seperti yang dipertimbangakan dalam putusan, faktanya
pengoperasian kapal dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab dari
Pembanding I, Pembanding II dan Pembanding III yang tidak pernah
melaporkan apalagi menyetorkan hasil penjualan tiket pengoperasian
kapal-kapal yang dikelolanya dan pembayaran hutang dari Terbanding
seolah-olah dari uang hasil penjualan tiket adalah alasan yang tidak
masuk akal dan tidak menurut fakta yang sebenarnya, dimana uang
pembayaran hutang Pembanding I dan II adalah uang milik Terbanding
yang karena bujukan Pembanding I dan II meminta Terbanding untuk
menanggulangi dalu hutangnya ketika macetnya pembayaran hutang
pada Turut Tergugat IV, maka berdasarkan Akta Pernyataan No. 06
tanggal 1 April 2009 oleh Pembanding II kembali membujuk dan meminta
Terbanding untuk menanggulangi membayar tunggakan hutang
Pembanding I dan II pada Turut Tergugat IV (BRI), dengana janji-janji
Terbanding akan mendapatkan saham yang lebih besar, karena
membayarkan hutangnya akibatnta Terbanding telah dibohongi dan
dirugikan akibat bujukan membayarkan hutang Pembanding I sejumlah Rp
1.350.000.000,- (satu milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah) (vide Bukti
P.17 s/d P. 22), dan sekarang (dalam memori banding) Pembanding II
seenaknya menyangkal tanpa sadar dan dan alasan yang jelas, maka
haruslah ditolak;
2. Bahwa alasan keberatan Pembanding II pada angka 2 mengenai
pertimbangan putusan halaman 87 paragraf 1 tentang pembayaran
asuransi kapal adalah pertimbangan hukum yang tepat dan benar sesuai
fakta, karena sebelum Terbanding mengetahui bahwa kapal-kapal
tersebut ternyata didaftarkan oleh Pembanding II atas namanya secara
pribadi, yang dioperasikan dan dikelola oleh Pembanding I dengan
Pembanding III (vide bukti P.3,P.4,P.5,P.28,P.29, P.30, P.31,P32,P.36
dan P.37) Pembanding II membujuk dan meminta Terbanding untuk

Hal.45 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


menanggulangi dulu pembayaran asuransi kapal yang menjadi syarat
perjanjian kredit Pembanding I dan II pada Turut Tergugat IV (BRI) adalah
fakta pengeluaran dan kerugian Terbanding yang harus dibayar oleh
Pembanding I dan II, sebagai akibat dari perbuatan ingkat janji
Pembanding I dan II, karenanya alasan Pembanding II pada angka 2
tersebut tidak berdasar dan beralasan hukum dan harus ditolak;
3. Bahwa alasan keberatan Pembanding II angka 3, terhadap tertimbangan
hukum halaman 88 paragraf 3 dan 4 mengenai pendaftaran kapal-kapal
oleh Pembanding II dengan alasan :
“..... dikarenakan Pembanding II/Tergugat II khawatir pada suatu waktu
nantinya akan menimbulkan permasalahan baru atas kepemilikan kapal
tersebut, padahal PT Anggun Segara tidak mempunyai kepastian maupun
modal atas kepemilikan ke 4 (empat) a quo tersebut, jadi apakag salah kalau
ternyata kesepakatan bersama tersebut sebagaimana yang disepakati ternyata
pihak lain yang tidak ikut bersepakat menolak hasil kesepakatan bersama
tersebut dan apakah bias dikategorikan Pembanding II/Tergugat II melakukan
perbuatan ingkar janji?”

Alasan keberatan tersebut diatas adalah asumsi dan khayalan


Pembanding II saja karena jelas tidak berdasar dan beralasan hukum,
membuktikan itikad buruk Pembanding II bahwa niat buruk untuk menipu
Terbanding sudah ada sejak awal dilakukannya perjanjian tersebut,
karena faktanya Surat Perjanjian (Bukti P.3 dan P.4) seperti kesaksian
Bambang Irawan Ginting (staf/pegawai Pembanding I dan II) yang
mengakui bahwa semua perjanjian tersebut dibuat atas permintaan
Pembanding I dan II yang kemudian disepakati, faktanya diingkari oleh
Pembanding I dan II sendiri, karenanya alasan Pembanding II pada angka
3 tersebut jelas tidak berdasar dan beralasan hukum dan harus ditolak;
4. Bahwa alasan keberatan Pembanding II pada angka 4 terhadap
pertimbangan putusan halaman 89 paragraf 3, Terbanding sependapat
dengan pertimbangan tersebut karena memang faktanya jawaban dan
alasan keberatan Pembanding I dan Pembanding II ini hanya alasan yang
dibuat-buat saja, janji Pembanding II untuk memberikan kedudukan
Terbanding sebagai pemegang saham dalam penyertaan modal dalam
perusahaan PMA adalah fakta yang tidak terbantahkan sebagai awal dari
bujukan Pembanding I dan II untuk meraup uang Terbanding saja, seperti
kata pepatah “ habis manis sepah dibuang” secara etika bisnis yang buruk
yang dilakukan Pembanding I dan II terhadap Terbanding karena
Terbanding berkewarganegaraan asing Pembanding merasa bisa
seenaknya saja memperlakukan Terbanding dengan dalih yang dibuat-
buat seolah-olah penanaman modal dari Terbanding illegal dan dengan
argumentasi mendasaarkan pula pada Undang-undanag No. 25 tahun

Hal.46 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


2007 tentang PMA seolah-olah ingkar janjinya Pembanding I dan II
sebagai alasan pembenaran dan pemaaf adalah terbukti alasan yang
dibuat-buat, dan faktanya permohonan pengurusan pendirian PMA pada
Notaris Desi Indriani dibatalkan oleh Pembanding II dan mengambil
uangnya yang merupakan uang setoran modal Terbanding tanpa
persetujuan Terbanding dan para pemodal lainnya, sementara
Pembanding II meminta Terbanding dan para pemodal lainnya, sementara
Pembanding II meminta Terbanding sebagaimana fakta persidangan dari
keterangan saksi Nuzul Firman dan Bukti P.24 s/d P.26, sesuai janji
Pembanding II yanag akan memberikan bukti surat-surat saham
penanaman modal Penggugat dalam perusahaan PMA maka sesuai
permintaan Pembanding II sendiri mengurus RPTKA (Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Rangka Penggunaan Tenaga Kerja
Asing) dan Terbanding menyetorkan uang sejumlah Rp USD 1.200 (seribu
dua ratus dollar amerika) atas nama Tergugat I (PT ANGGUN SEGARA)
atau sejumlah Rp 11.760.000,- ( sebelas juta tujuh ratus enam puluh ribu
rupiah) dengan kurs waktu itu USD 1 (satu dollar amerika) senilai Rp
9.800,- (sembilan ribu delapan ratus rupiah), maka alasan keberatan
tersebut harus ditolak;
5. Bahwa alasan keberatan Pembanding II pada angka 5 terhadap
pertimbangan putusan halaman 90 paragraf 4, Terbanding sependapat
dengan pertimbangan tersebut karena memang faktanya Pembanding II
mengajukan permintaan kredit dan menerima perjanjian sebesar Rp
12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah) melebihi dari kesepakatan
semula (Rp 9 Milyar) dengan akta pernyataan No. 06 seolah jadi
pembenar, namun masalahnya tujuan dari penggunaan uang kelebihan itu
yang telah pula menyimpang dari kesepakatan bersama, sebagaimana
fakta persidangan, dimana uang pinjaman dari BRI terbukti digunakan
oleh Pembanding II untuk membayar hutang Pembanding III di Bank
Bukopin sebagai setoran modal Pembanding III, tanpa sepengetahuan
dan persetujuan Terbanding maka jelas alasan keberatan tersebut harus
ditolak;
6. Bahwa alasan keberatan Pembanding II pada angka 6 terhadap
pertimbangan putusan halaman 93 paragraf 4, Terbanding sependapat
dengan pertimbangan tersebut karena memang faktanya mulai dari
inisiatif, perencanaan dan pelaksanaan kerjasama tersebut adalah berasal
dari Pembanding II dan faktanya juga semua penyetoran uang modal para
pihak termasuk Terbanding adalah diterima oleh Pembanding II selakau

Hal.47 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Direktur PT Anggun Segara (Pembanding I) dan selaku pribadi,
Pembanding II tidak dapat membuktikan dimana setoran modalnya yang
15 % itu, fakta juga terbukti dipersidangan penggunaan uang setoran
modal (pembelian kapal) tidak sesuai dengan spesifikasi kapal yang
dibuat Pembanding I dengan harga yang disepakati, faktanya lagi terbukti
berdasarkan Bukti P. 27 Pembanding II sendiri telah menyatakan bahwa
penggunaan uang pinjaman BRI untuk pembayaran hutang pada Bank
Bukopin atas pinjaman Pembanding III (PT Kurnia Sentosa) dengan
agunan kapal KM Mutiara Mas yang kemudian baru diketahui Terbanding
bahwa ternyata kapal KM Mutiara Mas sudah ada dan sudah pernah
dijadikan jaminan hutang sebelumnya oleh Pembanding III bersama
dengan Pembanding I dan II, tanpa sepengetahuan dan persetujuan
Terbanding, maka jelaslah alasan keberatan harus ditolak;
7. Bahwa alasan keberatan Pembanding II pada angka 7, mengenai sita
jamiana yang tidak berhasil dilaksanakan, Terbanding akan menanggapi
secara tersendiri;
8. Bahwa alasan keberatan Pembanding II pada angka 8 s/d 10, adalah
pengulangan dari alasan-alasan yang dibuat-buat dan karenanya telah
pulah ditanggapi sebagaimana tersebut diatas dan Terbanding
sependapat dengan putusan Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Pinang;
9. Bahwa fakta-fakta yang tidak terbantahkan oleh Pembanding I dan II
adalah fakta-fakta hukum persidangan sebagaimana yang telah
dipertimbangkan dapal putusan Hakim Pengadilan Negeri Tanjung
Pinang, sebagai berikut:
 Bahwa Pembanding I (PT Anggun Segara) sebagai perusahaan yang
bergerak dibidang pembangunan dan penjualan kapal (Shipyard)
dengan Pembanding II (baik selaku pribadi maupun selaku Direktur PT
Anggun Segara) terbukti telah memperoleh keuntungan dari
penujualan kapal-kapal miliknya : KM Mutiara Mas 1, KM Mutiara
M<as2, KM Mutiara Mas 3 dan KM Mutiara Mas, dari setoran modal
para pihak/pemodal termasuk uang modal dari Terbanding;
 Bahwa tida ada satupun bukti yang diajukan dipersidangan yang
membuktikan bahwa Pembanding II ada atau ikut menyetor uang/modal
pembangunan kapal-kapal a quo, karenanya terbukti Pembanding II
tidak ada menyetorkan uang modalnya sesuai perjanjian yang telah
disepakati dan faktanya harga kapal yang dijual oleh Pembanding I
tidak sesuai menurut spesifikasi kapal yang diperjanjikan;

Hal.48 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


 Bahwa setelah kapal-kapal aquo selesai dibangun oleh Pembanding I
dan II (selaku Direktur PT Anggun Segara) terbukti tidak melakukan
penyerahan (Leviring) atas kapal-kapal a quo kepada para pihak
pemilik modal termasuk Penggugat/Terbanding;
 Bahwa Pembanding II (baik selaku pribadi maupun selaku Direktur PT
Anggun Segara) terbukti telah mengingkari perjanjian pasal 4 ayat 1
addendum/Perubahan Surat Perjanjian Kerjasama No. 01-
Add/MAS-MOM3/VII/2008 tanggal 8 November 2008 dengan
mengajukan pinjaman (kredit) sebesar Rp 12.000.000.000,- (dua belas
milyar rupiah) dari yang seharusnya sebesar Rp 9.000.000.000,-
(sembilan milyar rupiah) dan terbukti berdasarka pengakuan
Pembanding II (vide P. 27) bahwa uang pinjaman BRI digunakannya
untuk menutupi setoran modal Pembanding III atas pinjaman
hutangnya pada Bank Bukopin;
 Bahwa Pembanding I (PT Anggun Segara) dan Pembanding II (bauk
selaaku Direktur PT Anggun Segara) terbukti telah memperoleh
keuntungaan dari kelebihan penerimaan pembayaran melaluio
fasilitas kredit investasi dari Turut Tergugat IV (Bank BRI) sebesar
Rp 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) yang angsuran pembayaran
hutangnya berdasarkan Akta No 6 telah pula dibayar oleh Terbanding;
 Bahwa Pembanding III terbukti tidak menyetorkan modal sebagaimana
mestinya, dimana setoran modal Turut Tergugat III dan Tergugat
III/Pembanding III sebesar Rp 1.526.520.900,- (satu milyar lima ratus
dua puluh enam juta lima ratus dua puluh ribu sembilan ratus rupiah)
diperoleh dari pinjaman Tergugat III/Pembanding III (PT Kunia
sentosa) pada Bank Bukopin dengan agunan kapal KM Mutiara
Mas 1 dan KM Mutiara Mas 2 yang diangunkan oleh Pembanding II,
tanpa sepengetahuan Penggugat/Terbanding dan tidak pernak
disepakati atau disetujui oleh Penggugat/Terbanding sebelumnya;
 Bahwa Pembanding II mengingkari janjinya untuk memberikan surat
saham bukti pemilikkan modal Penggugat atas kepemilikan kapal-kapal
a quo dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing, faktanya
pengurusan PMA dibatalkan oleh Pembanding II pada Notaris Desi
Indriani dan uang pengurusan Sin $ 5.000 (lima ribu dollar singapura)
dari uang modal para pihak termasuk Terbanding telah diambil dan
dinikmati oleh Pembanding II;

Hal.49 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


 Bahwa perbuatan Pembanding II yang bertindak untuk dan atas nama
dirinya sendiri secara pribadi telah mendaftarkan kapal-kapal a quo
sebagai miliknya berdasarkan akta-akta pendaftaran kapalk (Bukti P.
29 s/d P. 32) tersebut yang dilakukan Pembanding II dihadapan
Pejabat Pendaftaran dan Pencatatan Balik Nama Kapal in casu Kepala
Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Pinang adalah perbuatan
ingkat janji menurut pasal 8 Surat Kesepakatan Bersama Nomor
01/MAS-M1M2/VII/2008 tertanggal 8 Juli 2008 tentang pendaftaran
kapal yang disepakati atas nama Tergugat I/Pembanding I (PT Anggun
Segara);
 Bahwa dengan serangkaian perbuatan-perbuatan Pembanding I,
Pembanding II (baik selaku pribadi maupun selakau Direktur PT
Anggun Segara) dan Pembanding II (baik selaku pribadi maupun
selaku Direktur PT Kurnia Sentosa) yang dilakukan dengan cara-cara
tersebut diatas adalah suatu perbuatan yang disengaja oleh para
Pembanding dan nyata-nyata telah melanggar hak subyektif
Penggugat/Terbanding dan akibat perbuatan tersebut jelas telah
menimbulkan kerugian bagi Penggugat/Terbanding baik secara materil
maupun immateril, maka perbuatan Pembanding I, II dan III terbukti
sebagai perbuatan ingkar janji (wanprestaasi) oleh karenanya
perjanjian kerjasama tersebut haruslah dibatalkan dan
Penggugat/Terbanding berhak menuntut ganti keerugian meliputi biaya
yang nyataa-nyata telah dikeluarkan Penggugat/Terbanding berikut
dengan keuntungan yang seharusnya diperoleh oleh
Penggugat/Terbanding sebagaimana yang telah dipertimbangkan
dalam putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang;

III. Tentang Pelaksanaan Sita Jaminan


Majelis Hakim Banding yang kami hormati,

Bahwa Majelis hakim Pengadilan Negeri Tanjung Pinang telah


mengeluarkan Penetapan No. 20/Pdt.G/2011/PN TPI tanggal 2 November
2011 tentang Penetapan Sita Jaminan terhadap objek barang bergerak dan
tidak bergerak milik Tergugat I/Pembanding I dan Tergugat II/Pembanding II
sebagai berikut:
1. Sebidang tanah berikut bangunan tempat usaha galawan kapal PT
Anggun Segara (Shipyaed) yang terletak dijalan Raya Haji Fisabillilah

Hal.50 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Gg. Gurindam Indah No 59 A. Kel, Sei Jang, Kec. Bukit Bestari Kota
Tanjung Pinang;
2. 1 9satu) buah bangunan rumah tinggal beserta tanah peretapakannya
yang terletak dijalan Rambutan No. 9 RT.08 RW 02 Kel. Kampung Baru
Kec. Tanjung Pinang Barat, kota Tanjung Pinang;
3. 1 (satu) unit kapal motor MV Cinta Indomas GT. 68 No.1008/Gga;
4. 1 (satu) unit mobil merk Toyota Camry warna hitam No. Pol.BP 333 TT;
5. 1 (satu) unit mobil merk Honda Accord warna putih keluaran tahun 2009
No. Pol PB 333 MY;
Bahwa pelaksanaan Penetapan Hakim Majelis tentang Sita Jaminan tanggal
2 Novemper 2011 tersebut sempat molor atau tertunda beberapa hari dan
baru kemudian pada tanggal 11 November 2011 oleh sdr. Wasrizal, SH.,
Jurusita pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang berpendapat dan
menyimpulkan sendiri bahwa sita jaminan tidak dapat dilaksanakan
berdasarkan petunjuk dari sdr. Mulyono, SH.,MH., Panitera/Sekretaris
Pengadilan Negeri Tanjung Pinang dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Bahwa terhadap obyek penyitaan beripa sebidang tanah berikut
bangunangan galangan kapal PT. Anggun Segara ( Shipyard) yang
terletak dijalan Raya Haji Fisabilillah Gg. Gurindam Indah No. 59 A, Kel.
Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjung Pinang, tidak dapat
dilaksanakan karena adanya keberatan dari sdr. Sudarman alias Aan (
abang kandung dari Sugiarto alias Tuti/Tergugat II/Pembanding II)
dilokasi penyitaan yang mengaku telah membeli obyek sitaan a quo
hanya berdasarkan foto copy Akta Jual Beli tertanggal 8 November 2011
dari Melly (Tergugat I/Pembanding I) yang merupakan istri dari Sugiarto
(Tergugat II/Pembanding II), meskipun pada saat itu
Penggugat/Terbanding menyampaikan keberatan dengan alasan bahwa
Penetapan harus dilaksanakan dulu, karena jual beli dilakukan setelah
adanya penetapan in casu jual beli tanggal 8 November 2011
sedangkan penetapan tanggal 2 November 2011 dan kalupun ada
keberatan dari pihak lain sebaiknya menempuh upaya hukum
perlawanan, tetapi oleh sdr. Wasrizal, SH (juru sita) atas petujuk dari
Panitera (melalui sambungan handphone) dilokasi menyatakan bahwa
tetap tidak bisa dilaksanakan karena obyek sitaan sudaah dijual oleh
tergugat I/Pembanding I;
2. Bahwa terhadap obyek penyitaan berupa i (satu) buah bangunan rumag
tinggal beserta tanah pertapakannya yang terletak di jalan Rambutan No
9, TR 08 RW. 02, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Yanjuung

Hal.51 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Pinang Barat, Kota Tanjung Pinang, tidak dapat dilaksanakan karena
adanya keberatan dari sdr. Sudarman alias Aan (abang kandung dari
Sugiarto/Tergugat II/Pembanding II) dilokasi yang mengaku telah
membeli obyek sitaan rumah a quo hanya berdasarkan foto copy Akta
Jual Beli tertanggal 8 November 2011 yang diperoleh dari Melly
(Tergugat I/Pembanding I) yang merupakan istri dari Sugiarto (Tergugat
II/Pembanding II), meskipun pada saat itu Penggugat/Terbanding
menyampaikan keberatan dengan alasan penetapan harus tetap
dilaksanakan dulu, karena jual beli dilakukan setelah adanya penetapan
in casu jual beli tanggal 8 November 2011 sedangkan penetapan
tanggal 2 November 2011, dan kalupun ada keberatan adri pihak lain
sebaiknya menenpuh upaya hukum perlawanan, tetapi oleh jura sita
atas petunjuk Panitera Pengadilan Negeri Tanjung Pinang (melalui
sambungan handphone) dilokasi menyatakan tetap tidak bisa
dilaksanakan karena obyek sita sudah dijual oleh Pembanding I dan II;
3. Bahwa terhadap obyek penyitaan terhadap 1 (satu) kapal motor MV .
Cinta Indomas GT 68 Nomor 1008/Gga, tidak dapat dilaksanakan
karena ketika berada dilokasi galangan kapal, obyek kapal dimaksud
tidak ditemukan, meskipun pada saat itu kami informasikan bahwa kapal
yang menurut sifatnya barang bergerak memang tidak berada di
galangan kapal, tetapi berada dipelabuhan Tanjung Pinang, karena
sedang beroperasi, namun oleh juru sita atas petunjuk Panitera (melalui
sambungan handphone) dilokasi penyitaan menyampaikan bahwa oleh
karena dalam penetapan Hakim tidak jelas menyebutkan dimana letak
obyek kapal tersebut berada, sehingga jurusita tidak dapat begitu saja
melaksanakan penetapan Hakim Ke Pelabuhan, meskipun
Penggugat/Terbanding telah menyampaikan protes bahwa dalam
penetapan juga tidak disebutkan bahwa obyek kapal tersebut berada di
galangan kapal, tetapi mengapa mencarinya di galangan, namun tetap
saja tidak dilaksanakan;
4. Bahwa terhadap obyek penyitaan berupa : 1 (satu) unit mobil merk
Toyota Cammry warna hitam No.Pol BP 333 TT dan 1 (satu) unit mobil
merk Honda Accord waarna putih keluaran tahun 2009 No.Pol BP 333
MY, juga tidak dapat dilaksanakan karena kedua obyek sitaan tersebut
tidak ditemukan dirumah kediaman Tergugat II/Pembanding II, bahkan
juru sita atas petujuk Panitera (melalui sambungan handphone) dilokasi
menyampaikan bahwa tidak mungkin mencari-cari kedua mobil tersebut
dijalan raya;

Hal.52 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Bahwa Penggugat/Terbanding sangat keberatan tidak sependapat dengan
tindakan sdr. Wasrizal, SH selaku Juru sita dan Mulyono, SH.,MH
Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Tanjung Pinang yang tidak
melaksanakan penetapan Hakim sebagaimana yang mestinya menurut
hemat kami, sdr. Wasrizal, SH., selaku juru sita dan Panitera tidak
memahami tugas dan fungsinya serta telah melampaui kewewenangannya
dan telah keliru menafsirkan pelaksanaan penetapan Hakim tersebut,
karena kalaupun ada keberatan dari pihak lain terhadap penyitaan sudah
sepautunya menurut Penggugat.Terbanding diajukan melalui upaya hukum
gugatan perlawanan, bukan dengan memutuskan sendiri tidak dapat
melaksanakan penetapan adalah sebagai pelanggaran hukum acara yang
berlaku (ex. Pasal 207-230 RBg) dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI
No. 05 tahun 1975, dan oleh karenanya Penggugat/Terbanding telah pula
menyampaikan laporan kepada Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru dengan
surat No. 024/Per./Pdt.G/KH-HDR/XII/11 tanggal 1 Desember 2011.
Bahwa faktanya obyek barang sitaan a qou adalah benar milik dari dan
berada dalam penguasaan Tergugat I dan II/Pembanding I dan II hingga
saat ini. Mendapat informasi adanya penetapan penyitaan, jaminan, maka
Tergugat I dan II/Pembanding I dan II dengan sengaja memindahtangankan
dengan cara “ jual beli olok-olok” (akal-akalan) Tergugat I dan
II/Pembanding I dan II) tanpa menunjukkan asli Akta atau bukti telah
terjadinya pengaalihan hak (Sertfikat) yang seolah-olah barang yang akan
disita a quo telah dijual kepada sdr. Sudarman alian Aan yang merupakan
abang kandung dari Tergugat II/Pembanding II sendir, sehingga penetapan
penyitaan jaminan tidak dapat dilaksanakan adalah bukti nyata itikat buruk
Tergugat I dan II/Pembanding I dan II guna menghindari tanggung jawabnya
sebelum putusan dijatuhkan.
Bahwa atas laporan Penggugat/Terbanding tersebut, Pengadilan Tinggi
Pekanbaru telah pula melalukan pemeriksaan terhadap
Penggugat/Terbanding pada tanggal 11 Januari 2011 oleh Tim Pemeriksa.
Bahwa berdasarkan surat Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor:
W4.U/01171/AT.02.05/II/2012 tanggal 7 Februari 2012 perihal
Menindaklanjuti Rekomendasi Dari Laporan Hasil Pemeriksaan ( LHP)
terhadap surat pengduan Sdr. Hendie Devitra dan Rekan, pada pokoknya
telah menyampaikan Rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan terhadap
terlapor Sdr. Wasrizal, SH dan Sdr. Mulyono, SH, berupa hukuman disiplin
tingkat ringan berupa teguran tertulis adalah bukti adanya pelanggaran oleh

Hal.53 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Juru sita dan Panitera Pengadilan Negeri Tanjung Pinang yang tidak
melaksanakan penetepan sita jaminan tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, karenanya untuk menjamin pula agar
gugatan dan tuntutan Penggugat/Terbanding dalam perkara ini nantinya
dibayar atau dilaksanakan oleh Tergugat I/Pembanding I dan Tergugat
II/Pembanding II atau agar tidak sia-sia (illusoir), maka cukup beralasan
apabila Penggugat/Terbanding memohon kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru berkenan untuk meletakkan sita
jaminan (conservatoir beslag) terhadap harta-harta benda milik Tergugat
I/Pembanding I dan Tergugat II/Pembanding II baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak tersebut dan memrintahkan jurusita untuk
melaksanakan penetapan tersebut.

Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan mempelajari dengan


seksama Berita Acara Persidangan dan surat-surat yang timbul dalam perkara
a quo sebagaimana tersebut dalam berkas perkara No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI,
salinan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI
tanggal 8 Desember 2011 dan Memori Banding serta Putusan Sela No.
41/PDT/2012/PTR tanggal 4 Juni 2012, Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai
berikut :

DALAM PROVISI

Menimbang, bahwa putusan Hakim Tingkat Pertama yang menolak


gugatan provisi Penggugat/Terbanding didasarkan pada pertimbangan bahwa
sita persamaan terhadap barang-barang milik Para Tergugat/Para Pembanding
yang dituntut Penggugat/Terbanding dalam provisi bukan materi gugatan
provisi, pertimbangan demikian menurut pendapat Pengadilan Tinggi sudah
tepat dan benar, karena itu Pengadilan Tinggi sependapat dengan putusan
provisi Hakim Tingkat Pertama ;

DALAM KONPENSI

Dalam Eksepsi.

Menimbang, bahwa putusan Hakim Tingkat Pertama yang menolak


eksepsi Para Tergugat/Para Pembanding didasarkan pada pertimbangan
bahwa alasan-alasan eksepsi yang dikemukakan Para Tergugat/Para

Hal.54 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Pembanding tidak beralasan karena selain tidak jelas juga sudah memasuki
materi perkara, pertimbangan tersebut menurut pendapat Pengadilan Tinggi
sudah tepat dan benar, karena itu Pengadilan Tinggi sependapat dengan
putusan eksepsi Hakim Tingkat Pertama ;

Dalam Pokok Perkara.

Menimbang, bahwa putusan Hakim Tingkat Pertama yang


mengabulkan sebagian gugatan Penggugat/Terbanding dan menyatakan
Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III wanprestasi, membatalkan perjanjian No.
01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008, perjanjian No. 01/MAS-
M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta addendumnya sepanjang
mengenai kepentingan dan uang setoran Penggugat/Terbanding dan
menghukum Tergugat I,II/Pembanding I,II secara tanggung renteng
mengembalikan uang setoran milik Penggugat/Terbanding sebesar Rp.
6.926.760.000,- dan membayar ganti rugi sebesar 2.016.767.000,- kepada
Penggugat/Pembanding, pada pokoknya didasarkan pada pertimbangan bahwa
bukti-bukti yang diajukan Penggugat/Terbanding dan Turut Tergugat I,II/Turut
Terbanding I,II dapat membuktikan kebenaran dalil-dalil gugatan
Penggugat/Terbanding, sedangkan bukti-bukti yang diajukan Para
Tergugat/Para Pembanding tidak dapat melemahkan bukti-bukti
Penggugat/Terbanding ;

Menimbang, bahwa sesuai bukti-bukti surat yang diajukan


Penggugat/Terbanding yang saling bersesuaian dengan bukti-bukti surat dari
Turut Tergugat I,II/Turut Terbanding I,II dan sesuai pula dengan pengakuan
Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III dan Turut Tergugat I,II/Turut Terbanding I,II
telah terbukti bahwa Penggugat/Terbanding, Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III
dan Turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III telah mengadakan perjanjian
usaha patungan pengadaan dan pengoperasian empat unit kapal motor
penumpang (ferry) sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian No.
01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 jo. Surat Perjanjian No. 01/MAS-
M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta addendumnya (bukti
P.3/T.II.1, P.4/T.II.2, P.5/T.II.3) ;

Menimbang, bahwa menurut bukti P.3/T.II.1, P.4/T.II.2, P.5/T.II.3 para


pihak dalam Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 jo.
Perjanjian No. 01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta

Hal.55 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


addendumnya adalah Penggugat/Terbanding, Tergugat II,III/Pembanding II,III
dan Turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III, sedangkan Tergugat
I/Pembanding I tidak tercantum sebagai pihak ;

Menimbang, bahwa sekalipun dalam Surat Perjanjian No. 01/MAS-


M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008, Tergugat I/Pembanding I tidak tercantum
sebagai pihak, namun pasal-pasal dalam perjanjian tersebut mengatur hak-hak
dan kewajiban-kewajiban Tergugat I/Pembanding I yaitu hak untuk menerima
uang setoran modal dari para pemegang saham, hak untuk mendaftarkan
kepemilikan kapal motor penumpang (ferry) yang dipesan atas nama Tergugat
I/Pembanding I, hak untuk bekerjasama dengan PT Kurnia Sentosa (Tergugat
III/Pembanding III) dan kewajiban untuk membuat empat unit kapal motor
penumpang (ferry), kewajiban untuk mempertanggung jawabkan keuangan
hasil kerjasama dengan Tergugat III/Pembanding III ;

Menimbang, bahwa hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang diberikan


atau yang dimiliki Tergugat I/Pembanding I tersebut pada hakekatnya adalah
hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari pihak yang membuat perjanjian,
sehingga hak-hak dan kewajiban-kewajiban tersebut telah menempatkan
Tergugat I/Pembanding I sebagai pihak dalam perjanjian tersebut ;

Menimbang, bahwa salah satu pihak dalam Surat Perjanjian No.


01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 jo. Surat Perjanjian No. 01/MAS-
M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta addendumnya yaitu Tergugat
II/Pembanding II adalah direktur Tergugat I/Pembanding I, maka dalam
pembahasan perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 jo.
perjanjian No. 01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta
addendumnya, kepentingan Tergugat I/Pembanding I sekaligus telah diwakili
oleh Tergugat II/Pembanding ;

Menimbang, bahwa memperhatikan kode nomor surat pada surat-


surat perjanjian tersebut yaitu No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 dan No. 01/MAS-
M0M3/VII/2008 adalah kode nomor surat yang digunakan Tergugat
I/Pembanding I membuktikan bahwa Tergugat I/Pembanding I adalah pihak
dalam perjanjian tersebut ;

Menimbang, bahwa bukti P.15 yaitu Akta No. 01 tanggal 1 April 2009
membuktikan bahwa Tergugat I/Pembanding I memiliki hak yang istimewa

Hal.56 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


terhadap keempat unit kapal motor penumpang (ferry) milik
Penggugat/Terbanding, Tergugat II,III/Pembanding II,III dan Turut Tergugat
I,II,III/Turut Terbanding I,II,III, karena keempat unit kapal motor penumpang
(ferry) tersebut dinyatakan milik Tergugat II/Pembanding II dan karenanya
dapat dijadikan sebagai jaminan atas kredit investasi Tergugat I/Pembanding I
di PT BRI Tbk Cabang Tanjung Pinang ;

Menimbang, bahwa bukti P.28 yaitu Surat Perjanjian Kerjasama No.


01/MAS-KS/2009 tanggal 31 Maret 2009 yang menjadi dasar hukum bagi
Tergugat III/Pembanding III dalam mengoperasikan keempat unit kapal motor
penumpang (ferry) milik Penggugat/Terbanding, Tergugat II,III/Pembanding II,III
dan Turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III adalah untuk melaksanakan
pasal 9 Surat Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008.
Sehingga kalau Tergugat I/Pembanding I bukan pihak dalam Perjanjian No.
01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008, Tergugat I/Pembanding I tidak
berhak menandatangi bukti P. 28 ;

Menimbang, bahwa berdasarkan adanya hak-hak dan kewajiban-


kewajiban Tergugat I/Pembanding I khususnya dalam Surat Perjanjian No.
01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008, kedudukan Tergugat
II/Pembanding II sebagai direktur Tergugat I/Pembanding I dan nomor surat
perjanjian adalah surat-surat yang dikeluarkan oleh Tergugat I/pembanding I,
Pengadilan Tinggi berkesimpulan bahwa kedudukan Tergugat II/Pembanding II
dalam Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 jo. Perjanjian
No. 01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta addendumnya
selain sebagai pribadi juga sebagai direktur Tergugat I/Pembanding I, dengan
kata lain Tergugat I/Pembanding I adalah pihak dalam Perjanjian No. 01/MAS-
M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 jo. Perjanjian No. 01/MAS-M0M3/VII/2008
tanggal 11 Agustus 2008 beserta addendumnya sehingga Tergugat
I/Pembanding I terikat dengan perjanjian tersebut, karena itu sudah benar
gugatan Penggugat/Terbanding yang menarik Tergugat I/Pembanding I sebagai
pihak dalam gugatan a quo ;

Menimbang, bahwa Surat Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008


tanggal 8 Juli 2008 antara lain mengatur hal-hal sebagai berikut :

­ Modal untuk pengadaan keempat unit kapal motor penunpang (ferry)


tersebut adalah dari Penggugat/Terbanding, Tergugat I,II,III/Pembanding

Hal.57 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


I,II,III dan Turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III dengan persentase
yang telah ditetapkan (pasal 3) ;

­ Pendaftaran keempat kapal motor penumpang (ferry) di Kantor Administrator


Pelabuhan Tanjung Pinang adalah atas nama Tergugat I/Pembanding I
(pasal 8) ;

­ Pengelolaan keempat unit kapal motor penumpang (ferry) tersebut


diserahkan kepada Tergugat III/Pembanding III dengan kewajiban bagi
Tergugat III/Pembanding III untuk membuat pembukuan keuangan dan
melaporkan pembukuan keuangan tersebut kepada Penggugat/Terbanding,
Tergugat II/Pembanding II dan Turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III
(pasal 9) ;

Menimbang, bahwa bukti P.6 s/d P.14 berupa kuitansi penerimaan


uang oleh Tergugat I/Pembanding I membuktikan bahwa
Penggugat/Terbanding telah melaksanakan kewajiban dalam Perjanjian No.
01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan Perjanjian No. 01/MAS-
M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta addendumnya yaitu telah
menyetorkan uang penyertaan modal kepada Tergugat I/Pembanding I
seluruhnya berjumlah Rp. 5.750.000.000,- ;

Menimbang, bahwa Tergugat I/Pembanding I adalah pihak yang


disepakati membuat empat unit kapal motor penumpang (ferry) melalui
Tergugat II/Pembanding II, kemudian Tergugat I,II/Pembanding I,II menyatakan
bahwa keempat unit kapal motor penumpang (ferry) pesanan tersebut telah
selesai dibuat dan telah diserahkan kepada Tergugat II/Pembanding II, namun
demikian mengenai serah terima tersebut tidak pernah dilaporkan atau
diberitahukan kepada Penggugat/Terbanding dan Turut Tergugat I,II/Turut
Terbanding I,II yang juga sebagai pemilik modal ;

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II/Penggugat II adalah


direktur Tergugat I/Pembanding I, sehingga yang tampil/mewakili Tergugat
I/Penggugat I dan Tergugat II/Penggugat II person yang sama, karena itu untuk
membuktikan suatu perbuatan hukum yang terjadi antara Terrgugat
I/Pembanding I dengan Tergugat II/Pembanding II harus ada saksinya.
Demikian halnya dengan penyerahan keempat kapal penumpang (ferry) dari
Tergugat I/Pembanding I kepada Tergugat II/Pembanding II sebagaimana dalil

Hal.58 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


sangkalan Tergugat I,II/Pembanding I,II, karena yang menyerahkan dan yang
menerima orang yang sama, hal tersebut harus dibuktikan kebenarannya,
apalagi pemilik dari keempat kapal motor penumpang (ferry) tersebut bukan
hanya Tergugat II/Pembanding II saja tetapi masih ada pemilik modal lainnya,
sehingga harus ada yang menyaksikan ;

Menimbang, bahwa dengan demikian kalau Tergugat I/Pembanding I


telah menyelesaikan kewajibannya, seharusnya dilakukan serah terima barang
yang disaksikan oleh Penggugat/Terbanding, Tergugat II,III/Pembanding II,III
dan turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III selaku pemilik modal ;

Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan Para Tergugat tidak


satupun yang menerangkan bahwa Tergugat I/Pembanding I telah
menyelesaikan kewajibannya dalam pembuatan empat kapal penumpang
(ferry) tersebut, sehingga sangkalan Tergugat I,II/Pembanding I,II yang
menyatakan Tergugat I/Pembanding I telah menyerahkan keempat unit kapal
motor penumpang (ferry) pesanan kepada Tergugat II/Pembanding II tidak
beralasan hukum ;

Menimbang, bahwa perbuatan Tergugat I/Pembanding I yang tidak


pernah melaporkan/memberitahukan penyelesaian kewajibannya dan tidak
pernah menyerahkan keempat unit kapal motor penumpang (ferry) kepada
Penggugat/Terbanding dan Turut Tergugat I,II/Turut Terbanding I,II, telah
membuktikan bahwa Tergugat I/Pembanding I belum memenuhi prestasinya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.29 s/d P.32 ternyata


Tergugat II/Pembanding II telah mendaftarkan hak kepemilikan keempat kapal
motor tersebut menjadi atas nama Tergugat II/Pembanding II sendiri, padahal
dalam pasal 8 Surat Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008
telah disepakati bahwa pendaftaran keempat unit kapal motor tersebut adalah
atas nama Tergugat I/Pembanding I ;

Menimbang, bahwa alasan Tergugat II/Pembanding II yang


mendaftarkan keempat unit kapal motor atas namanya agar tidak campur aduk
dengan kekayaan Tergugat I/Pembanding I tidak dapat dibenarkan, oleh karena
pendaftaran keempat kapal motor atas nama Tergugat I/Pembanding I sudah
disepakati baik oleh Tergugat I/Pembanding I maupun oleh Tergugat

Hal.59 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


II/Pembanding II sehingga kesepakatan tersebut harus dipatuhi dan
dilaksanakan ;

Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan sebelumnya


bahwa Tergugat I/Pembanding I tidak pernah mempertanggung jawabkan
kewajibannya yaitu tidak melaporkan penyelesaian pembuatan keempat kapal
motor dan tidak menyerahkan keempat kapal motor kepada
Penggugat/Terbanding dan Turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III,
bahkan tanpa ada pemberitahuan dan persetujuan dari Penggugat/Terbanding,
Tergugat II/Pembanding II dan Turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III,
keempat unit kapal motor tersebut oleh Tergugat II/Pembanding II telah
diserahkan kepada Tergugat III/Pembanding untuk dioperasikan mengangkut
penumpang rute Tanjung Pinang – Batam PP ;

Menimbang, bahwa hasil operasional dari keempat kapal motor


tersebut oleh Tergugat II,III/Pembanding II,III juga tidak dilaporkan ke
Penggugat/Terbanding dan Turut Tergugat I,II,III/Turut Terbanding I,II,III,
padahal dalam Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan
Perjanjian No. 01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 telah
disepakati keuangan dari hasil operasional keempat kapal motor penumpang
(ferry) tersebut harus dilaporkan kepada pemilik modal ;

Menimbang, bahwa perbuatan-perbuatan Tergugat I,II,III/Pembanding


I,II,III tersebut tidak sesuai atau menyimpang dari kesepakatan yang dimaksud
dalam Surat Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan
Surat Perjanjian No. 01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 artinya
prestasi yang telah dipenuhi oleh Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III tidak sesuai
dengan Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan
Perjanjian No. 01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 dan fakta
demikian membuktikan bahwa Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III wanprestasi ;

Menimbang, bahwa perbuatan-perbuatan Tergugat I,II,III/Pembanding


I,II,III yang tidak sesuai atau menyimpang dari Perjanjian No. 01/MAS-
M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan Perjanjian No. 01/MAS-M0M3/VII/2008
tanggal 11 Agustus 2008 telah menimbulkan kerugian materiil yang besar bagi
Penggugat/Terbanding, sehingga tidak logis dan tidak adil jika eksistensi
perjanjian-perjanjian yang menyangkut Penggugat/Terbanding tersebut tetap
dipertahankan ;

Hal.60 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Menimbang, bahwa lagi pula dalam hal terjadi wanprestasi, pihak
yang dirugikan diberikan hak menuntut pembatalan perjanjian, maka
berdasarkan alasan-alasan diatas beralasan hukum untuk menyatakan batal
Perjanjian No. 01/MAS-M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan Perjanjian No.
01/MAS-M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta addendumnya
sepanjang yang menyangkut Penggugat/Terbanding ;

Menimbang, bahwa karena itu sudah tepat dan benar putusan Hakim
Tingkat Pertama yang menyatakan Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III
wanprestasi dan menyatakan batal Surat Perjanjian No. 01/MAS-
M1M2/VII/2008 tanggal 8 Juli 2008 dan Surat Perjanjian No. 01/MAS-
M0M3/VII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 beserta addendumnya ;

Menimbang, bahwa Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III telah


dinyatakan terbukti wanprestasi, sehingga memberikan hak kepada
Penggugat/Terbanding untuk menuntut pengembalian haknya berupa modal
atau uang yang telah disetorkan kepada Tergugat I,II/Pembanding I,II dan
tuntutan uang ganti rugi, karena itu putusan Hakim Tingkat pertama yang
menghukum Para Tergugat/Para Pembanding mengembalikan uang yang telah
disetor Penggugat/Terbanding dan menghukum Para Tergugat/Para
Pembanding membayar ganti rugi, sudah tepat dan benar ;

DALAM REKONPENSI

Menimbang, bahwa mengenai putusan Hakim Tingkat Pertama dalam


gugatan rekonpensi yang menolak gugatan Penggugat Rekonpensi seluruhnya
dengan alasan dalil Penggugat Rekonpensi/Pembanding I yang menyatakan
Tergugat Rekonpensi/Terbanding telah mencemarkan nama baik Penggugat
Rekonpensi/Pembanding I yaitu memberitakan di media massa bahwa
Penggugat Rekonpensi/Pembanding I melakukan penipuan terhadap Tergugat
Rekonpensi/Terbanding sehingga relasi-relasi memutuskan hubungan dengan
Penggugat Rekonpensi/Pembanding I yang merugikan Penggugat
Rekonpensi/Pembanding I, tidak didukung bukti-bukti, pertimbangan tersebut
sudah tepat dan benar, karena itu Pengadilan Tinggi sependapat dengan
putusan Hakim Tingkat Pertama ;

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Hal.61 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


Menimbang, bahwa dengan dipertahankan dan dikuatkannya putusan
Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No. 20/Pdt.G/2010/PN.TPI tanggal 8
Desember 2011, berarti baik dalam peradilan tingkat pertama maupun dalam
tingkat banding Tergugat I,II Konpensi/Penggugat I,II Rekonpensi/Pembanding
I,II dan Tergugat III Konpensi/Pembanding III berada dipihak yang kalah,
karena itu Tergugat I,II Konpensi/Penggugat I,II Rekonpensi/Pembanding I,II
dan Tergugat III Konpensi/Pembanding III harus dihukum untuk membayar
biaya-biaya yang timbul karena perkara ini secara tanggung renteng dalam dua
tingkat peradilan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas


Pengadilan Tinggi sependapat dengan putusan Hakim Tingkat Pertama,
sehingga putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No.
20/Pdt.G/2010/PN.TPI tanggal 8 Desember 2011 dapat dipertahankan dan
dikuatkan ;

Menimbang, bahwa selanjutnya dalam pemeriksaan tingkat banding,


Pengadilan Tinggi melalui Putusan Sela No. 41/PDT.2012/PTR tanggal 4 Juni
2012 telah memerintahkan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang untuk
meletakkan sita jaminan atas barang-barang berupa :

1. Sebidang tanah berikut bangunan tempat usaha galangan kapal PT


Anggun Segara (Shipyard) terletak di Jl. Raja Haji Fisabilillah Gg.
Gurindam Indah No. 59 A Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari,
Kota Tanjung Pinang ;
2. Sebuah bangunan rumah tinggal beserta tanah pertapakannya terletak di
Jl. Rambutan No. 9 RT 08 RW 02 Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan
Tanjung Pinang Barat, Kota Tanjung Pinang ;
3. Satu unit kapal motor MV Cinta Indomas GT 68 No. 1008/Gga ;
4. Satu unit mobil merk Toyota Camry warna hitam No.Pol. BP 333 TT ;
5. Satu unit mobil merk Honda Accord warna putih, keluaran tahun 2009
No.Pol. BP 333 MY ;

Menimbang, bahwa sesuai Berita Acara Sita Jaminan No.


41/PDT/2012/PTR jo. No. 20/PDT-G/2011/PN.TPI, pada tanggal 29 Juni 2012
Jurusita Pengadilan Negeri Tanjung Pinang telah meletakkan sita jaminan atas
barang-barang berupa :

Hal.62 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


1. Sebidang tanah berikut bangunan tempat usaha galangan kapal PT
Anggun Segara (Shipyard) terletak di Jl. Raja Haji Fisabilillah Gg.
Gurindam Indah No. 59 A Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari,
Kota Tanjung Pinang ;
2. Sebuah bangunan rumah tinggal beserta tanah pertapakannya terletak di
Jl. Rambutan No. 9 RT 08 RW 02 Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan
Tanjung Pinang Barat, Kota Tanjung Pinang ;
3. Satu unit kapal motor MV Cinta Indomas GT 68 No. 1008/Gga ;
4. Satu unit mobil merk Toyota Camry warna hitam No.Pol. BP 333 TT ;
5. Satu unit mobil merk Honda Accord warna putih tahun 2009 No.Pol. BP
333 MY ;

Menimbang, bahwa oleh karena putusan Hakim Tingkat Pertama


yang mengabulkan gugatan Penggugat/Terbanding dipertahankan dan
dikuatkan, maka sita jaminan yang telah diletakkan atas barang-barang
tersebut harus dinyatakan sah dan berharga ;

Mengingat, pasal 199 s/d pasal 205 RBg, UU No. 20 tahun1947 dan
pasal-pasal lain dari undang-undang yang bersangkutan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I :

­ Menerima permohonan banding Tergugat I,II,III /Pembanding I,II,III ;


­ Menguatkan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No. 20/Pdt.G/2011/PN.TPI
tanggal 8 Desember 2011 yang dimohonkan banding ;
­ Menyatakan sah dan berharga sita jaminan sebagaimana tersebut dalam
Berita Acara Sita Jaminan/Conservation Beslag No. 41/PDT/2012/PTR jo.
No. 20/PDT.G/2011/PN.TPI tanggal 29 Juni 2012 ;
­ Menghukum Tergugat I,II,III/Pembanding I,II,III untuk membayar biaya-biaya
yang timbul karena perkara ini secara tanggung renteng dalam dua tingkat
peradilan, yang untuk tingkat banding sebesar Rp. 150.000,- ;

Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan


Tinggi Pekanbaru pada hari Selasa tanggal 3 Juli 2012 oleh kami H. MABRUQ
NUR, SH.,MH Hakim Ketua Majelis, HERU MULYONO ILWAN, SH.,MH dan

Hal.63 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR


TANI GINTING, SH.,MH Hakim Anggota berdasarkan Penetapan Ketua
Pengadilan Tinggi Pekanbaru No. 41/Pen.Pdt/2012/PT.PTR tanggal 23 April
2012. Putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang yang terbuka
untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut dengan didampingi Hakim-hakim
Anggota, dibantu DIYAH FAJAR SARI Panitera Pengganti pada Pengadilan
Tinggi tersebut, tanpa dihadiri Tergugat I, II, III/Pembanding I, II, III,
Penggugat/Terbanding dan Para Turut Tergugat/Para Turut Terbanding.

Hakim Anggota; Hakim Ketua;

HERU MULYONO ILWAN, SH.,MH H. MABRUQ NUR, SH.,MH


.

TANI GINTING, SH.,MH

Panitera Pengganti

DIYAH FAJAR SARI

Biaya proses:
1. Meterai Rp 6.000,-
2. Redaksi Rp 5.000,-
3. Leges Rp 3.000,-
4. Pemberkasan Rp 136.000,-
Jumlah Rp 150.000,-
===========
(seratus lima puluh ribu rupiah)

Hal.64 dari 64 hal. Put. 41/PDT/2012/PTR

Anda mungkin juga menyukai