Anda di halaman 1dari 3

POLA RUANG 1

(PENENTUAN KAWASAN LINDUNG)

A. Pendahuluan
Perencanaan tata ruang wilayah adalah suatu proses yang melibatkan banyak pihak
dengan tujuan agar penggunaan ruang itu memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya
kepada masyarakat dan terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan. Penataan ruang
menyangkut seluruh aspek kehidupan sehingga masyarakat perlu mendapat akses dalam
proses perencanaan tersebut. perubahan struktur ruang atau penggunaan lahan dapat terjadi
karena investasi pemerintah atau investasi pihak swasta. Keberadaan dan lokasi investasi
swasta perlu menadapatkan izin pemerintah. Hal ini penting agar pemerintah dapat
mengarahkan struktur ruang atau penggunaan lahan yang menguntungkan dan mempercepat
tercapainya sasaran pembangunan. Sasaran pembangunan dapat berupa peningkatan
pendapatan masyarakat, penambahan lapangan pekerjaan, pemerataan pembangunan
wilayah, terciptanya struktur perekonomian yang kokoh, terjaganya kelestarian lingkungan,
serta lancarnya arus pergerakan orang dan barang ke seluruh wilayah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang maka
penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berdasarkan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional dengan terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan, terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan
buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia, dan terwujudnya perlindungan fungsi
ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

B. Pola Ruang
Hal utama dalam perencanaan tata ruang adalah berpijak pada aktivitas penduduk agar
dapat melakukan aktivitasnya dengan berdasar pada potensi yang ada sehingga kelestarian
sumberdaya alam tetap terjaga. Bahkan secara eksplisit dalam UU tersebut juga
dicantumkan perlunya suatu wilayah mempertahankan fungsi lindung kedalam 30%
wilayahnya.
Permasalahan yang seringkali tidak terhindarkan dalam pengembangan wilayah adalah
terjadinya konflik penggunaan ruang dan sumberdaya alam (Soemarwoto, 1992). Bahkan
pada dekade terakhir terlihat kecenderungan konflik pemanfaatan ruang telah mencapai
kondisi yang tidak efisien. Pemanfaatan sumberdaya alam dan ruang yang tidak terkendali
sebagai akibat dari meningkatnya perkembangan wilayah dapat menyebabkan kerusakan
fungsi lingkungan dan daya dukungnya. Hal ini nampak dari meningkatnya kerusakan
kawasan lindung dan daerah resapan air (Aca Sugandhy, 1994). Oleh karena itu dalam
pemanfaatannya memerlukan pendekatan pemanfaatan ruang yang komprehensif dan
terpadu.
Dalam suatu produk rencana tata ruang (RTRW), rencana pola ruang terbagi menjadi
dua peruntukan utama: peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya, yang
didalamnya mengatur peruntukan ruang untuk kegiatan pelestarian lingkungan, sosial,
budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.

C. Kawasan Lindung
Menurut Undang-undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 yang dimaksud dengan
kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
Kawasan lindung dapat diterapkan untuk mengatasi dan mengantisipasi ancaman kerusakan
lingkungan saat ini dan pada masa yang akan datang akibat kurangnya kemmapuan
perlindungan wilayah yang ada. Yang termasuk dalam kawasan lindung (Keppres 32 Tahun
1990; PP 26 Tahun 2008) adalah;
1. Kawasan yang memberikan perlindungan Kawasan Bawahannya. a. Kawasan Hutan
Lindung b. Kawasan Bergambut c. Kawasan Resapan air
2. Kawasan Perlindungan setempat. a. Sempadan pantai, b. Sempadan sungai, c. Kawasan
sekitar danau/waduk d. Kawasan sekitar mata air e. Ruang Terbuka Hijau Kota
3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya. a. Kawasan suaka alam, b.
Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, c. Kawasan pantai berhutan bakau, d.
Taman Nasional dan taman nasional laut, e. Taman hutan raya, f. Taman wisata alam
dan Taman Wisata Laut
4. Kawasan Lindung Geologi. a. Kawasan cagar alam geologi, b. Kawasan rawan bencana
alam geologi, c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
5. Kawasan Lindung lainnya a. Cagar biosfer, b. Ramsar, c. Taman buru, d. Kawasan
perlindungan plasma nutfah, e. Kawasan pengungsian satwa, f. Terumbu karang, g.
Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai