Anda di halaman 1dari 9

Maj Ked Gi.

Desember 2013; 20(2):161-169

Penatalaksanaan Fraktur Kompleks


Zygomatikomaksilaris Sinistra
dengan Miniplate Osteosynthesis
Pedro Bernado*, Prihartiningsih***, dan Cahya Yustisia Hasan**
*
Program Studi Ilmu Bedah Mulut dan Maksilofasial PPDGS Fakultas kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada
Bagian Ilmu Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada
**

***Bagian Bedah Bedah Mulut RSUP Dr. Sardjito


*Jl. Denta No. 1 Sekip Utara No 1 Yogyakarta, e-mail: pedrobernado.pb@gmail.com

ABSTRAK

Wajah terletak lebih ke anterior secara anatomis oleh sebab itu mudah mendapatkan trauma. Os Zigoma merupakan tulang
yang menonjol pada wajah dan akan menahan gaya bentur terbesar pada wajah. Tulisan ini melaporkan penatalaksanan fraktur
kompleks zigomatikomaksilaris sinistra dengan miniplate osteosynthesis.Seorang laki-laki 22 tahun dirujuk ke Bagian Bedah
Mulut RSUP Dr Sardjito dengan riwayat kecelakaan lalulintas tiga minggu sebelum masuk RS. Pasien mengeluh daerah pipi kiri
terasa tebal dan dirasa lebih datar dari pipi kanan. Pemeriksaan klinis terdapat parestesi nervus infraorbita sinistra, displace
tulang daerah infraorbital rim sinistra, diskontinuitas regio sinus maksilaris sinistra. Radiografis CT axial dan koronal serta CT
Scan 3D tampak fraktur melibatkan infraorbital rim sinistra, fraktur sinus maksila sinistra, fraktur pada sutura zigomaticofrontalis
dan pada sutura zigomatikotemporalis. Penatalaksanaannya dilakukan open reduction internal fixation (ORIF) fraktur kompleks
zigomatikomaksilaris dengan miniplate osteosynthesis di bawah anestesi umum. Pasca operasi gejala parestesi berangsur-
angsur berkurang, defek infraorbital rim terkoreksi dan pipi kiri tampak kembali prominen. Prognosis kasus ini dubia ad bonam.
ORIF dengan miniplate osteosynthesis dapat memulihkan deformitas wajah dengan hasil malar eminensia kembali prominen
dan membuat kondisi dekompresi nervus infraorbita sinistra yang mendukung proses pemulihan sensorisnya.
Maj Ked Gi; Desember 2013; 20(2): 161–169

Kata Kunci: fraktur kompleks zigomatikomaksilaris, miniplate osteosynthesis, ORIF

ABSTRACT: Management of Zygomaticomaxillaris Sinistra Complex Fractures with Osteosynthesis Miniplate. Face lies in a
prominent position so that this area is often susceptible to trauma. Os zygomaticum is an area that holds the heaviest impact on facial
trauma. This paper reports one case about zygomaticomaxillary complex fractures management with miniplate osteosynthesis.
A 22 years old man was referred to the Department of Oral Surgery Dr Sardjito Hospital with a history of traffic accident three
weeks before admission. He felt that his left cheek was thick and flatter than the right one. Clinical examination found that the left
infraorbita nerve was paresthesized, the bone on the left infraorbital rim region was displaced and the left maxillary sinus region
was discontinued. Radiography examination using CT axial and coronal, and 3D CT scan showed both of the left infraorbital rim
and maxillary sinus were fractured, as well as the zygomaticotemporalis suture and the zygomaticofrontalis suture. An Open
Reduction Internal Fixation (ORIF) of the zygomaticomaxillary complex fractures with miniplate osteosynthesis was performed
under general anesthesia. The result showed that the postoperative paresthesia symptoms were gradually diminished, the
infraorbital rim defects were corrected and the prominent left cheek was recontructed. The prognosis was dubia ad bonam. It can
be concluded that ORIF with miniplate osteosynthesis reconstructs the facial deformity, recovers the malar eminence prominency.
The nerves decompression will favor the recovery process of the left infraorbita sensory.
Maj Ked Gi; Desember 2013; 20(2): 161–169.

Keywords: zygomaticomaxillary complex fractures, miniplate osteosynthesis, ORIF

161
Pedro B., dkk.: Penatalaksanaan Fraktur ...

PENDAHULUAN prosesus zigomatikus ke kaudal. Jika melibatkan


Pasien dengan riwayat cedera kepala erat kaitannya fraktur orbita maka dapat ditemui gangguan
dengan trauma yang terjadi pada daerah wajah.18 penglihatan berupa diplopia. Selain itu juga dapat
Letak anatomis wajah lebih ke anterior, oleh disertai enoptalmus dan eksoptalmus.5
sebab itu membuatnya lebih mudah mendapatkan Jika tanda dan gejala suatu trauma
trauma.2 Os Zigoma merupakan tulang yang mengindikasikan adanya injuri zigomatik, langkah
menonjol pada wajah dan akan mendapatkan yang terbaik untuk memastikan dan mengevaluasi
gaya bentur terkuat pada wajah yang mengalami kerusakan adalah melalui pemeriksaan radiografis
trauma.2 Tulang zigomatik sangat erat hubungannya khusus CT scan. Plain radiografi menjadi alternatif
dengan tulang maksila, tulang dahi serta tulang sekunder. CT scan diambil pada potongan dengan
temporal, dan karena tulang tulang tersebut interval 3 mm pada potongan axial dan koronal.
biasanya terlibat bila tulang zigomatik mengalami Potongan axial untuk mengevaluasi arkus zigomatikus,
fraktur sehingga lebih tepat disebut fraktur kompleks dinding orbita dan sinus maksilaris. Potongan
zigomatik. Beberapa penulis menganggap sebagai koronal mengevaluasi sutura frontozigomatikus,
fraktur komplekszigomatikomaksilar.3 Sejarahnya infraorbital rim dan lateral orbital rim.4
pernah digunakan istilah fraktur “tripot” untuk Pada fraktur tanpa displacement dan
mendiskripsikan fraktur yang melibatkan dinding asimtomatik cukup dengan menginstrusikan diet
orbita lateral, sutura zigomatikomaksilaris dan lunak 3-4 minggu. Pada fraktur dengan displacement,
sutura zigomatikotemporalis, kemudian digunakan perubahan kontur muka, gangguan membuka
istilah yang lebih tepat yaitu fraktur kompleks mulut, parestesi, dan gangguan penglihatan perlu
zigomatikomaksilaris (Zigomaticomaxillary Complex dilakukan perbaikan fraktur dengan operasi. Akses
Fractures/ZMC fractures.)4 operasi didapat dari insisi subsiliar, infraorbita,
Fraktur kompleks zigomatik dapat terjadi lateroorbita, transkonjungtiva dan juga intraoral
sebagai fraktur yang berdiri sendiri atau bersama (insisi paramarginal). Perlu dilakukan pemasangan
dengan fraktur sepertiga tengah tulang fasial lain miniplate atau mikroplatedengan diameter sekrup 2
dan merupakan fraktur yang paling umum di atau 1,3 mm untuk stabilisasi dan fiksasi. Pemasangan
dalam kelompok ini. Pada penelitian sebelumnya miniplate minimal pada dua lokasi, meliputi daerah
ditemukan insidensi fraktur zigomatikus 22,2% infraorbita, latero-orbita, dan intraoral pada
hingga 51,19%.3 Dingman5 mengklasifikasikan jenis krista zigomatikoalveolaris.6 Tujuan dari artikel
fraktur berdasarkan kestabilan perawatan dengan ini adalah untuk memaparkan metode tata cara
reduksi tertutup, dan menyatakan bahwa fraktur fraktur kompleks zygomatik-omaksilaris sinistra
dengan lateral displacement dan atau dengan menggunakan miniplate osteosynthesis.
comminuted kurang stabil jika dirawat dengan
reduksi tertutup.
LAPORAN KASUS
Fraktur ZMC dapat ditandai dari adanya
Seorang laki-laki 22 tahun di rujuk ke Bagian
pembengkakan yang disertai dengan hematom
Bedah Mulut RSUP Dr Sardjito tiga minggu pasca
periorbita dan perdarahan subkonjungtiva, kontur
kecelakaan lalulintas dengan keluhan utama pipi
muka tidak simetris, krepitasi, perdarahan hidung
kiri dan daerah bawah mata kiri terasa tebal, pipi
pada sisi yang mengalami fraktur. Pada palpasi,
kiri dirasakan lebih datar daripada pipi kanan.
diastase tulang dapat dirasakan pada daerah
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien
infraorbita, pada tepi orbita dan pada daerah crista
mengalami kecelakaan lalu lintas kendaraan
zigomaticoalveolaris. Parestesi, hipoestesi atau
bermotor roda dua, riwayat pingsan positif, ada
anestesi dapat menyertai pada bagian pipi, hidung
riwayat perdarahan hidung kiri. Pasien dirawat inap
dan bibir atas yang merupakan daerah persarafan
selama satu minggu dengan diagnosis cedera kepala
nervus infraorbitalis. Gangguan membuka mulut
ringan dan kemudian perawatan rawat jalan selama
dapat terjadi akibat rotasi dan pergeseran dari

162
g laki-laki 22 tahun di rujuk ke Bagian Bedah Mulut RSUP Dr Sardjito tiga minggu pasca
LAPORAN KASUS
lintas dengan keluhan utama pipi kiri dan daerah bawah mata kiri terasa tebal, pipi kiri
Seorang laki-laki 22 tahun di rujuk ke Bagian Bedah Mulut RSUP Dr Sardjito tiga minggu
Maj Ked Gi. Desember 2013; 20(2):161-169
datar daripada pipi kanan. Dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami
kecelakaan lalulintas dengan keluhan utama pipi kiri dan daerah bawah mata kiri terasa tebal, pi
lintas kendaraan bermotor
satu minggu. roda didua,
Pasien datang riwayat
poli Bedah pingsan
Mulut positif,
Pemeriksaan ada hubungan
intraoral riwayat rahang
perdarahan
atas dan hidung
dirasakan lebih datar daripada pipi kanan. Dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien meng
RSUP dr Sardjito dengan kondisi mual (-), muntah rahang bawah maloklusi angel klas I kanan dan kiri.
awat inap
kecelakaan selama
(-),
lalu
pusing satu minggu
(-) , VAS: 3, GCS:15, dengan
pipi kiri
rodadiagnosis
dan bawah cedera
Pemeriksaan kepala
positif,ringan
radiologis panoramik dan kemudian
tampak
matalintas kendaraan
kiri terasa bermotor
tebal, tidak ada dua, riwayat
keluhan penglihatan. pingsan ada riwayat perdarahan
fraktur dinding sinus maksilaris sinistra. Hasil CT
h
Kondisi sistemik pasien baik.
at
kiri.jalan selama
Pasien satuinap
dirawat minggu.
selama Pasien
satu datang
minggu di poli Bedah
dengan diagnosis Mulut RSUPkepala
cedera dr Sardjito
ringan dengan
scan axial tampak fraktur depresed zigoma sinistra ke
dan kem
Pemeriksaan reflek mandibula, mandibular sinus maxilaris sinistra dengan hematosinus sinistra
range of motion, membuka mulut dan tutup mulut (Gambar 3). CT scan koronal tampak dasar orbita
muntah (-),
perawatan pusing
rawat jalan(-)selama
dan pemeriksaan
, TMJ
VAS: 3, batas
satu
dalam
GCS:15,
minggu. pipi kiri dan
normal. Pasien
Palpasi datang
bawah mata
di polisutura
utuh dan fraktur Bedah kiriMulut
terasaRSUPtebal,
zigomatikofrontalis drtidak
(Gambar
ada de
Sardjito
basis mandibula kanan dan kiri tidak ditemukan 4). 3D CT scan dengan kesan fraktur depresed
kondisi mual diskontinuitas.
atan. Kondisi(-),sistemik
muntah pasien
(-), pusing
Inspeksi (-) tampak
baik.
muka , VAS: asimetri
3, GCS:15, pipi kiri
sepanjang danzigomatikomaksila
sutura bawah mata kiri terasa
hingga infra tebal, tida
pada sepertiga wajah bagian tengah. Pipi kiri orbital rim sinistra ke arah posterior, fraktur dinding
keluhanreflek
ksaan penglihatan.
mandibula,
terkesan Kondisi
tidak sistemik
mandibular
prominent pasien
dibanding range baik.
sisi kananofdanmotion, membuka
sinus maksilaris sinistra,mulut
fraktur dan tutup pada
non displace mulut dan
terasa tebal di pipi kiri (Gambar 2). Pemeriksaan sutura zigomatikofrontalis dan zigomatikotemporalis
Pemeriksaan
mata tampakreflek mandibula,
ketinggian dan kiri range
mandibular
bola mata kanan (Gambar of 5).
motion, membuka
Pasien didiagnosis mulut fraktur
mengalami dan tutup mulu
MJ dalam segaris
batas dengannormal. Palpasi
reflek berkedip basis
dalam batas mandibula
normal, kanan dan kiri
kompleks zigo-matikomaksilaris tidak ditemukan
sinistra.
pemeriksaanterdapat
TMJ ekimosis
dalam sirkumorbital
batas normal.kanan dan kiri,
Palpasi basis mandibula
Persiapan dilakukan kanan dan kiri
sebelum operasi dengan tidak ditem
nspeksi muka tampak
ekimosis asimetri
lebih dominan padapada sepertiga
mata kiri (Gambar 1), wajah bagian
pemasangan tengah.
interdental Pipi
wiring kiri terkesan
menggunakan arch tidak
tes diplopia negatif, tes otot-otot bola mata dalam
diskontinuitas. Inspeksi muka tampak asimetri pada sepertiga bar dari regiowajah
16-26bagian
dan 36-46 tengah.
denganPipi kiri terkesan
anetesi
batas normal. Tes reflek kornea positif dan tampak
nding sisi kanan dan terasa tebal di pipi kiri (Gambar 2). Pemeriksaan mata tampak
lokal satu hari sebelum tindakan operasi. Profilaksis
kelopak mata kiri bagian bawah tampak lebih ke antibiotik injeksi IV Ampicillin 2 gram diberikan satu
prominent dibanding sisi kanan
inferior dibandingkan dengandan terasa tebal di
mata kanan. pipi kiri (Gambar 2). Pemeriksaan mata ta
jam sebelum operasi.
mata kanan dan kiri segaris dengan reflek berkedip dalam batas normal, terdapat ekimosis
Pemeriksaan neurosensoris klinis, light touch,
ketinggian bola mata kanan dan kiri segaris dengan reflekPasien
dengan usapan lembut menggunakan cotton butt
berkedip dalam teranestesi
dalam stadium batas normal,
dengan terdapat
ET eki
nan dan kiri, ekimosis
dapat diperoleh lebih
daerah dominan mataoral
padadefisit
yang mengalami kirikanan dilakukan tindakan antiseptik ekstraoral
(Gambar 1), tes diplopia negatif, tes
dan dilanjutkan di intraoral dengan larutan iodin
sirkumorbital neurologis
kanan dan kiri, ekimosis
(parestesi) lebihmata
daerah inferior dominan
kiri, pada mata kiri (Gambar 1), tes diplopia negat
povidon 10%, pemasangan duk steril dan oropharing
mata dalam daerah
bataspipinormal.
kiri, daerahTes
hidungreflek kornea
kiri, daerah bibir atas positif dan tampak
pack. Proteksi mata pasienkelopak matamatres
dengan subkutan kiri bagian
otot-otot bolakiri.
mata dalampinbatas
Pemeriksaan pricktestnormal. Tes ujung
menggunakan reflek kornea positif dan tampak kelopak mata kiri b
horisontal kelopak mata atas dan bawah dengan
sonde runcing pada daerah yang defisit neurologis
ebih ke inferior dibandingkan dengan mata kanan.benang Silk 3.0 (tarsoraphy)
bawah tampak lebih ke
didapatkan inferior
hasil dibandingkan
yang positif dengan mata kanan.
(nyeri masih dirasakan).

Gambar Gambar 1. Foto


1. Foto klinis pasien
klinis pasien ekstraoral
ekstraoral Gambar 2. Foto 2.
Gambar klinis
Fotoekstraoral
klinis dengan
ekstraoral deng
mbar 1. Fotodengan
klinis pasien
dengan ekstraoral
kesan ekimosis sirkumorbital
kesan ekimosis sirkumorbital Gambar
kesan2. Foto
pipi klinis
kiri yang datar ekstraoral dengan
kesan pipi kiri yang datar
ngan kesan ekimosis sirkumorbital kesan pipi kiri yang datar
163
Pemeriksaan neurosensoris klinis, light touch, dengan usapan lembut menggunakan
Pemeriksaan neurosensoris klinis, light touch, dengan usapan lembut menggunakan cotton
butt dapat diperoleh daerah yang mengalami defisit neurologis (parestesi) daerah inferior ma
iotik injeksi
kofrontalis IV Ampicillin
ekstraoral 2 (Gambar
gram didiberikan
dan dilanjutkan
dan zigomatikotemporalis intraoral
5). Pasien satularutan
dengan jam sebelum
didiagnosis iodin povidonope
10

m teranestesi dengan
oropharing
zigomatikomaksilaris sinistra. pack.ET oralmata
Proteksi kanan dilakukan
pasien dengan tindakan
subkutan matres hor
dalamPedrostadium teranestesi
B., dkk.: Penatalaksanaan Fraktur ... dengan ET oral kanan dilakukan
ebelum operasi dengan bawahpemasangan
dengan benang Silk 3.0wiring
interdental (tarsoraphy)
menggunakan
ntraoral dengan larutan iodin povidon 10%, pemasangan duk
dilanjutkan
n 36-46 dengan di intraoral
anetesi lokaldengan satu hari larutan iodin povidon
sebelum tindakan operasi. 10%, pemas
ata pasien
Ampicillin dengan
2 gram subkutan
diberikan satu matres
jam sebelum operasi.horisontal kelopak mata
k. Proteksi mata pasien dengan subkutan matres horisontal ke
m teranestesi dengan ET oral kanan dilakukan tindakan antiseptik
.0 (tarsoraphy)
benang Silk 3.0 (tarsoraphy)
ntraoral dengan larutan iodin povidon 10%, pemasangan duk steril dan

ta pasien dengan subkutan matres horisontal kelopak mata atas dan

0 (tarsoraphy) Gambar
Gambar3. Rontgen
3. Rontgen CTaxial
CT Scan Scan axial Gambar

Gambar 5. Rontgen 3D CT Scan


nnCT
mbarCT 3.Scan
axial axial
Rontgen CT Akses
Scan Gambar Scan4. Rontgen CTRontge
Scan
bedah dari ekstraoral denganGambar
axial 4.
Scan Gambar
Gambar 4. 4. Rontgen
Rontgen CT Scan CT
Koronal Koronal
insisi di infraorbita dilaku

hingga daerah infraorbital rim sinistra. Debridement garis fraktur d

granulasi dan kalus, ditemukan defek 5-7 mm berupa fraktur co


4

Gambar 5. Rontgen 3D CT Scan


raoral dengan insisi di infraorbita dilakukan dengan scalpel 15, diseksi

m sinistra. Debridement garis fraktur di infraorbital rim dari jaringan


Gambar 5. Rontgen 3D CT Scan
Gambar 5. Rontgen 3D CT Scan
Gambar
kan defek 5-7 5. Rontgen
mm berupa 3D CTterbagi
fraktur comminuted Scandalam dua
bedah dari ekstraoral
4 dengan insisi di infraorbita dilakukan denga
straoral164dengan insisi di infraorbita dilakukan dengan scalpel 1
infraorbital rim sinistra. Debridement garis fraktur di infraorbi
uksi fragmen tulang comminuted infraorbital rim dilakukan dengan menyusun dua buah
Rekonstruksi fragmen tulang comminuted infraorbital rim dilakukan dengan menyusun dua buah
tulang membentuk infraorbital rim. Fragmen dibuat dua lubang kecil dengan bur fissure
fragmen tulang membentuk infraorbital rim. Fragmen dibuat dua lubang kecil dengan bur fissure
mudian melalui dua lubang kecil tersebut fragmen tulang difiksasi dengan
Maj Ked benang
Gi. Desember 2013; synthetic
20(2):161-169

kecil kemudian melalui dua lubang kecil tersebut fragmen tulang difiksasi dengan benang synthetic
le 4.0 (Gambar 8.). Setelah terfiksasi sempurna, dimulai tahap pemasangan miniplate
resorbableAkses
4.0 bedah dari ekstraoral dengan insisi di
(Gambar (Gambar 6). Tahap berikutnya adalah pengepasan
8.). Setelah terfiksasi sempurna, dimulai tahap pemasangan miniplate
infraorbita
hesis intraoral dilakukan
pada zigoma dengansinistra.
buttres scalpel 15, diseksi plate osteosynthesis infraorbita sinistra. Plate yang
hingga daerah infraorbital rim sinistra. Debridement digunakan adalah miniplate 1.6 mm (midface plate)
osteosythesis intraoral pada zigoma buttres sinistra.
garis fraktur di infraorbital rim dari jaringan granulasi dengan bentuk plate semilunar 10 holes. Plate
Plate yang digunakan untuk intra oral adalah stright miniplate 2 mm 6 holes yang
dan kalus, ditemukan defek 5-7 mm berupa fraktur
Plate yang digunakan untuk intra oraldiadaptasikan adalah stright mengikuti infraorbital rim dengan
miniplate 2 mm 6 holes yang
comminuted terbagi dalam dua serpihan tulang yang posisi kurang lebih 3-5 mm di bawah orbital rim.
sikan mengikuti permukaan
terpisah dari infraorbitaldinding sinus
rim. Akses bedahyang masih
intraoral Screwstabil ke zigoma
menggunakan buttres
tipe 1.6 mm di arah
midfaceauto drive
diadaptasikan mengikuti permukaan dinding sinus yang masih stabil ke zigoma buttres di arah
dengan insisi paramarginal regio 21-27 kemudian screw panjang 5 mm. Total digunakan 6 screw
nya. Terpasang 4 screws
dilanjutkan denganminiplate 2 mm
diseksi hingga tampakdengan
fraktur panjang 5 mm
pada daerah (Gambar
fraktur 9).rimPenjahitan
infraorbital (Gambar 8).
superiornya. Terpasang 4 screws miniplate 2 mm dengan panjang 5 mm (Gambar 9). Penjahitan
comminuted dinding sinus maksilaris sinistra yang Rekonstruksi fragmen tulang comminuted infraorbital
al dengan penjahitan subkutan dengan synthetic resorbable
mengalami displacement. 4.0 dan
rim dilakukan dengan penjahitan
menyusun dua buah kutan
fragmen
ekstraoral dengan penjahitan subkutan dengan synthetic resorbable 4.0 dan penjahitan kutan
Reposisi fragmen tulang zigoma buttres tulang membentuk infraorbital rim. Fragmen dibuat
benangdengan
nilondilakukan
5.0 teknik
benang interupted.
nilon
dari 5.0 teknik
intraoral Penjahitan
elevatorintraoral
interupted.
dengan Penjahitan
Elle dengan
dua benang
lubang kecil
intraoral
dengan
dengan synthetic
bur fissure resorbable
kecil kemudian
benang synthetic resorbable
(Gambar 7), bersamaan dengan itu dilakukan melalui dua lubang kecil tersebut fragmen tulang
lapisan4.0
submukosa dan mukosa pada bukal sinistra. difiksasi dengan benang synthetic resorbable 4.0
pada lapisan
pemasangan submukosa
skinhook dan mukosa
daerah insisi bukal sinistra.
infraorbita
untuk melihat proses reposisi infraorbital rim (Gambar 8). Setelah terfiksasi sempurna, dimulai

Gambar
Gambar6.6.Hasil
Hasilreposisi frakturinfraorbita
reposisi fraktur infraorbita
rim rim Gambar Gambar 7. fraktur
7. Reposisi Reposisi fraktur
ZMC ZMC
dengan Elle dengan El
bar
Ked 6.
Gi.Hasil reposisi
sinistra fraktur infraorbita
Juli 2013;20(1):***
Juli 2013;20(1):*** rim Bernado
sinistra Bernado Gambar 7. Reposisi
dkk., Penatalaksanaan
dkk., Penatalaksanaan
elevator fraktur
Fraktur Kompleks
Fraktur ZMC
Kompleks dengan
elevator Elle…
Zygomatikomaksilaris
Zygomatikomaksilaris …
sinistra elevator

5
5

Gambar 8. Miniplate osteosynthesis (Mid face Gambar 9. Miniplate 2 mm stright 8 holes pada
plate) 1.6 mm semilunar 10 holes pada infra orbital maksila
rim Gambar Gambar
9. Miniplate
9. Miniplate
2 mm stright
2 mm stright
8 holes8 pada
holes p
ambar
Gambar
8. Miniplate
8. Miniplate
osteosynthesis
osteosynthesis
(Mid face
(Midplate)
face plate)
maksilamaksila
6 mm1.6
semilunar
mm semilunar
10 holes
10 pada
holesinfra
padaorbital
infra orbital
rim rim
165
Pada hari
Pada kehari
limakepasca
lima pasca
operasioperasi
pasienpasien
dipulangkan
dipulangkan
saat hasil
saatevaluasi
hasil evaluasi
kondisikondisi
umum umum
dan d
Gambar 9. Miniplate 2 mm stright
Gambar 8. Miniplate osteosynthesis (Mid face plate)
maksila
1.6 mm semilunar 10 holes pada infra orbital rim
Gambar 9. Miniplate 2 mm stright 8 holes pada
Gambar
Pedro B., Miniplate
8.dkk.: osteosynthesis
Penatalaksanaan (Mid face plate)
Fraktur ...
maksila
1.6 mm semilunar 10 holes pada infra orbital rim
Pada hari ke lima pasca operasi pasien dipulangkan saat hasil evaluasi kondisi
tahap pemasangan miniplate osteosythesis intraoral Pada hari ke lima pasca operasi pasien
Pada buttres
hari kesinistra.
lima pasca operasi pasien dipulangkan saat hasil evaluasi kondisi
umum umum dan
vital signs stabil, luka operasi membaik, nyeri,saat
pada zigoma dipulangkan mual, hasil muntah
evaluasi terkontrol,
kondisi mampu
dan mobilisa
Platestabil,
yang digunakan untukmembaik,
intra oral adalah vital signs stabil, luka operasi membaik, nyeri, mual,
vital signs luka operasi nyeri, mual, muntah terkontrol, mampu mobilisasi, diet cair
via oral2 dan
stright miniplate mm 6mampu
holes yang BAB/BAK.
diadaptasikan Medikasi
muntahyang diberikan
terkontrol, mampuadalah antibiotik,
mobilisasi, analgetik dan
diet cair via
oral dan mampu BAB/BAK. Medikasi yang diberikan
viamengikuti
oral dan permukaan
mampu BAB/BAK. dinding sinus yang masih
Medikasi yang diberikan adalah antibiotik, analgetik dan ruboransia.
stabil keHasil kontrol pasien setelah 14 hari adalah
zigoma buttres di arah superiornya. pascaantibiotik,
operasianalgetik
tampakdan ruboransia.
kesan tulang Hasil
pipi kiri promin
kontrol pasien setelah 14 hari pasca operasi tampak
Hasil kontrol
Terpasang pasien
4 screws setelah2 mm
miniplate 14 hari
dengan pasca operasi
panjang tampak kesan tulang pipi kiri prominen simetris
kesan tulang pipi kiri prominen simetris dengan pipi
dengan9).pipi
5 mm (Gambar kananekstraoral
Penjahitan dan perasaan
dengan tebal di pipi kiri berangsur-angsur berkurang
dengan pipisubkutan
penjahitan kanan dengan
dan perasaan tebal di pipi
synthetic resorbable kanankiridanberangsur-angsur
perasaan tebal di pipi kiriberkurang.
berangsur-angsur
Dilakukan
4.0 danpemeriksaan berkurang (Gambar 10). Dilakukan pemeriksaan
penjahitan kutan plain radigrafi panoramik
dengan benang nilon (Gambar 11.) pasca 11.) operasi di dapat orienta
pemeriksaan plain radigrafi
5.0 teknik interupted. Penjahitan panoramik (Gambarplain
intraoral dengan 11.)radigrafi
pascapanoramik
operasi (Gambar pasca operasi
di dapat orientasi miniplate
benang osteosynthesis
synthetic resorbable 4.0 pada lapisan di dapat orientasi miniplate osteosynthesis baik dan
baikditerima.
dan dapat diterima.
submukosa dan baik
osteosynthesis danbukal
mukosa dapatsinistra. dapat diterima.

A (A) (B)
B
ed Gi. Juli Gambar A
2013;20(1):***Gambar 10. Foto preoperasiBernado
(A) dandkk.,
Foto Penatalaksanaan
10. Foto preoperasi (A) dan Foto pasca operasi
pasca operasi hari Fraktur
ke 14 (B)
Kompleks Zygomatikomaksilaris
hari keB14 (B) memperlihatkan pipi
memperlihatkan pipi kiri kembali prominen
kiri kembali prominen
Gambar 10. Foto preoperasi (A) dan Foto pasca operasi hari ke 14 (B) memperlihatkan p
kiri kembali prominen

6
L
Gambar 11. Rontgen
Gambar Panoramik
11. Rontgen memperlihatkan
Panoramik memperlihatkan orientasi
orientasi posisi miniplate
posisi miniplate
6

166
USI

Pasien dalam laporan kasus ini mengalami fraktur kompleks zigomatikomaksila. Benturan pa
Maj Ked Gi. Desember 2013; 20(2):161-169

DISKUSI zigomatikomaksilari buttres, hanya diplopia, trismus


dan edema periorbita tidak dijumpai pada kasus ini.11
Pasien dalam laporan kasus ini mengalami
fraktur kompleks zigomatiko-maksila. Benturan Pemeriksaan neurosensoris klinis pada distribusi
pada malar eminensia mendorong os.zigoma ke nervus infraorbita sinistra dengan light touch dan pin
inferior, mendesak sinus maksilaris sehingga terjadi prick menunjukkan adanya injuri ringan saraf perifer
fraktur comminuted dinding sinus maksilaris sisi yaitu neuropraksia (klasifikasi Seddon) atau cedera
bukal. Riwayat perdarahan hidung sebelah kiri pasca saraf tipe satu (klasifikasi Sunderland).12,13 Insidensi
kecelakaan karena adanya hematosinus. Fraktur gangguan sensoris jangka panjang pada fraktur
pada sutura zigomatikomaksilaris yang tampak kompleks zigoma yang melibatkan cedera nervus
pada infraorbital rim sinistra tampak pada pipi infraorbita dilaporkan mencapai 45%.7 Prognosis
kiri pasien yang menjadi datar pasca kecelakaan. untuk cedera saraf tipe satu atau neuropraksia adalah
Mekanisme fraktur tulang zigoma terjadi karena baik, dimana akan terjadi remielinisasi dari segmen
benturan langsung yang biasanya mengenai bagian yang terlibat dan diperkirakan penyembuhan akan
yang prominen pada wajah seperti eminensia malar terjadi dalam 2-12 minggu.19
menyebabkan rusaknya struktur tulang wajah yang Penegakan diagnosis pada kasus fraktur
lebih lemah daripada zigoma yaitu ke maksila, kompleks zigomatikomaksila meliputi beberapa
arkus zigomatikus, prosesus frontalis dan sutura tahapan yaitu pengumpulan riwayat medik pasien,
zigomatikomaksilaris.6 Fraktur kompleks zigomatik pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiologis.
disebabkan oleh benturan tumpul rendah energi Pemeriksaan radiologis awal pada kasus ini dengan
pada lateral orbital rim dan eminensia malar pada plain radiografi panoramik kemudian dilakukan
saat kecelakaan kendaraan bermotor atau kekerasan pemeriksaan CT scan axial dan koronal pada regio
fisik. Fraktur ini adalah tersering setelah fraktur nasal wajah serta dilanjutkan dengan pemeriksaan 3D CT
pada cedera wajah dan lebih sering pada laki-laki untuk visualisasi tiga dimensi daerah fraktur wajah.
usia 20-40 tahun.7 Setiap pasien dengan fraktur sepertiga tengah
Etiologi fraktur kompleks zigomatiko- wajah direkomendasikan dilakukan pemeriksaan CT
maksilaris pada kasus ini adalah karena trauma scan pada arah axial dan koronal. Plain radiografi
kecelakaan kendaraan bermotor roda dua. Dalam menyediakan informasi yang terbatas dan biasanya
literatur selain kecelakaan lalu lintas, etiologi pada tidak mencukupi untuk perencanaan preoperatif.7
trauma wajah dapat meliputi tindakan kekerasan, Umumnya pada injuri wajah, pencitraan dengan CT
olahraga, terjatuh, injuri karena perang, luka tembak scan sudah cukup untuk diagnosis dan menentukan
dan adanya kecelakaan kerja. Dua etiologi yang perawatan. 3D CT merupakan media yang
dominan adalah kecelakaan lalu lintas dan tindak lebih dapat diterima ahli bedah dengan akurasi
kekerasan.8 interpretasi lebih besar dibandingkan CT scan axial
konvensional.10
Tanda klinis khas fraktur komplek zigoma
yang muncul pada kasus ini adalah kondisi malar Tindakan open reduction internal fixation
eminensia yang menjadi datar. Hal tersebut terjadi (ORIF) pada kasus ini dilakukan lebih dari tiga minggu
pada 70-86 % kasus fraktur komplek zigoma.9 Tanda pasca trauma. Operator mengalami kendala adanya
khas lain dari fraktur komplek zigoma yang muncul jaringan fibrous saat reduksi os. zigomatikum dan
dalam kasus ini adalah parestesi nervus infraorbita. rekontruksi pada fraktur comminuted yang terjadi
Insidensi gangguan sensoris nervus infraorbita pada infraorbital rim dan dinding sinus maksila
akibat trauma os. zigoma adalah 18-83%.10 sinistra. Menurut literatur, reduksi fraktur kompleks
Beberapa temuan fisik pada kasus fraktur kompleks zygmoatik menjadi lebih sulit dengan berjalannya
zigomatikomaksila yaitu meliputi diplopia, trismus, waktu, jika diperlukan operasi dapat ditunda
nyeri periorbital, edema dan ekimosis periorbita, hingga 10 hari untuk menunggu edema menghilang.
hemoragi subkonjungtiva, hilangnya prominen pada Setelah dua minggu tulang yang mengalami displace
malar, tulang irreguler pada infraorbital rim dan menjadi terikat dengan jaringan fibrous, tetapi lebih

167
Pedro B., dkk.: Penatalaksanaan Fraktur ...

baik dilakukan koreksi primer daripada menetapkan lain bahwa penatalaksaan kasus fraktur kompleks
rekonstruksi sekunder, reduksi dalam prakteknya zigomatikomaksilaris unilateral menggunakan
dapat dicapai hingga 6 minggu setelah trauma dan sistem miniplatedan crews 1,5 mm terbukti efektif,
kadang lebih dari itu.2 Reduksi tulang wajah harus menunjukkan hasil estetis baik dan rata-rata
ditunda jika pasien mempunyai injuri yang harus komplikasi yang rendah.7
diutamakan dan pada kondisi mengancam jiwa.5
Indikasi dilakukan prosedur ORIF pada kasus ini KESIMPULAN
adalah adanya os. zigoma yang mengalami depressed
Telah dilaporkan kasus reposisi dan fiksasi
ke arah posterior dan inferior, os. zigoma tidak
dengan menggunakan miniplate osteosynthesis pada
stabil karena melibatkan tiga daerah fraktur yaitu
kasus fraktur komplek zigomatikomaksilaris sinistra.
infraorbital rim dari sutura zigomatikomaksila, sutura
Prosedur ORIF yang dilakukan dapat memulihkan
zigomatikofrontalis dan sutura zigomatikotemporalis.
deformitas wajah pada bagian sepertiga tengah
Fraktur dengan displace terjadi pada infraorbital rim
wajah dengan hasil malar eminensia kembali
dan sutura zigomatikomaksila, fraktur disertai fraktur
prominen dan diperoleh kondisi dekompresi nervus
comminuted regio dinding sinus maksilaris sinistra
infraorbita sinistra sehingga mendukung proses
dan infraorbital rim sinistra. Indikasi lain adalah
pemulihan pada cedera saraf perifer neuropraksia
untuk mengembalikan fungsi estetik.1 Westernmark
nervus tersebut dengan hasil hilangnya jejas persisten
dkk.17 dalam penelitiannya menyarankan untuk
dan prognosis baik.
melakukan reduksi fraktur dan pemasangan fiksasi
rigid pada infraorbiatal rim untuk menurunkan
insidensi gangguan sensoris nervus infraorbita. DAFTAR PUSTAKA
Peneliti lain merekomendasikan tindakan fiksasi 1. Banks P, Brown A. Fracture of facial skeleton.
pada fraktur zigoma yang tidak stabil hubungannya London: MPG Books Ltd; 2001. H.132
dengan pemulihan sensoris nervus infraorbita.
2. Rana M, Warraich R, Tahir S, Iqbal A, Constantin
Mereka menyarankan menggunakan miniplate
VS, Eckardt AM, Gellrich NC. Surgical treatment of
osteosynthesis yang dibandingkan fiksasi kawat dan
zygomatic bone fracture using two points fixation
fiksasi pada infraorbital rim memberikan prognosis
versus three point fixation-a randomised prospective
yang lebih baik untuk pemulihan sempurna fungsi
clinical trial. Trials. 2012; 13: 36.
nervus infraorbita dibandingakan hanya dilakukan
reposisi dengan atau tanpa menggunakan fiksasi 3. Banks P. Fraktur sepertiga tengah skeleton fasial
kawat Kirschner.16. Peneliti sebelumnya sependapat menurut Kelley. Edisi 4 terj. Yogyakarta: Gadjah
bahwa penggunaan miniplate osteosynthesis Mada University Press; 1992. H. 39-51
disarankan pada kasus fraktur zigoma tidak stabil 4. Thaller SR, Mc Donald WS. Facial trauma. New
dengan displacement karena dalam penelitiannya York: Marcel Dekker; 2004. H. 251.
ditemui masih adanya 50% defisit neurologis nervus 5. Manson PN. Fracture of the zygoma. In: Booth PW,
infraorbita pada fiksasi dengan kawat sedangkan Dchendel SA, Hausamen JE. Maxillofacial surgery,
pada penggunaan miniplate defisit neurologis hanya Ed 2. St. Louis: Churchill Livingstone Elsevier. 2007.
mencapai 22,1%.11 Pada kasus ini telah dilakukan H. 122.
reduksi dan fiksasi fraktur pada infraorbital rim 6. Budihardja AS, Masykur R. Fraktur wajah, trauma
dengan miniplate osteosynthesis (mid face plate 1.6) oral dan maksilofasial. Jakarta: Penerbit Buku
dengan enam buah crews 5 mm. Pada kontrol hari Kedokteran EGC; 2012. H.144-152,165
ke 14 sensasi tebal di pipi dirasakan mulai berkurang
7. Dolan RW. Zygomatic complex and internal orbital
yang menandakan telah terjadi dekompresi serabut
fractures. In: Dolan RW. Facial plastic reconstruction
saraf nervus infraorbita sinistra setelah dilakukan
, and trauma surgery. New York: Marcel Dekker;
reduksi dan fiksasi pada fraktur regio infraorbita
2004.
sinistra. Hal ini seperti yang disampaikan peneliti

168
Maj Ked Gi. Desember 2013; 20(2):161-169

8. Thomas DW, Hill CM. Etiology and chaging patterns 15. Westermark A, Jensen J, Pederson SS. Zygomati
of maxillofacial trauma. In: Boothb PW, Dchendel fracture and infraorbital nerve distrubance.
SA, Hausamen JE. Maxillofacial surgery. Ed 2. St. Miniplate osteosynthesis vs other treatment
Louis: Churchill Livingstone Elsevier; 2007. H. 3. modalities. Oral Surg Oral Diagn. 1992; 3: 27
9. Ellis E, El-Attar A, Moos KF. An analysis of 2,067 16. Vriens JP, Mooks KF. Morbidity of the infraorbital
cases of zigomatico-orbital fracture. J oral Maxillofac nerve following orbitozygomatic complex fractures.
Surg. 1985; 43: 428. J Craniomaxillofac Surg. Des 1995; 23(6): 363.
10. Bailey JS, Goldwasser MS. Management of zygomatic 17. Man DK, Bax WA. The influence of the mode of
complex fracture, In: Miloro M. Peterson’s principles treatment of zygomatic bone fracture on the healing
of oral and maxillofacial surgery. 2nd Ed. London: process of the infraorbital nerve, Br J Oral Maxillofac
BC Deker Inc; 2004. H. 446,457. Surg. Okt 1998; 26 (5): 419.
11. Laskin DM, Abubaker AO. Decision making in 18. Young CC, editor. Facial fractures, mescape reference.
oral maxillofacial surgery. Chicago: Quintessence WebMD LLC; 2011 Sep, Website: http://emedicine.
Publishing Co Inc; 2007. H. 63-64. medscape.com/article/84613-overview diunduh
12. Labanc JP. Maxillofacial nerve injuries: evaluation, pada 1 Desember 2012
classification, and management. In: Fonsesca 19. Hasse PN, Gealt WC, Pereira CCS, Cordazzi LF, Filho
RJ, Walker RV, Betts NJ, Barber HD. Oral and OM, Junior IRG, Clinical and r a d i o g r a p h i c
Maxillofacial Trauma Vol 2. Ed 2. Philadelphia: WB evaluation of surgical treatment of zygomatic
Saunders company; 1997. H. 913-924. fracture using 1.5 miniplate system. Open Journal of
13. Quan D, Bird SJ, Nerve conductions studies and stomatology. 2011; 1, 172-178.
electromyography in the evaluation of peripheral
nerve injuries. The university of pennsilvania
orthopaedic journal. 1999; 12 :45-51.

169

Anda mungkin juga menyukai