Disusun oleh:
NAMA :RIKSON SIREGAR
NIM : 519 3122019
DOSEN PENGAMPU :Ir .Firdaus .M,kes
MEDAN,2MEI 2020
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I – PENDAHULUAN................................................................................................ 4
Latar Belakang............................................................................................................ 4
Rumusan Masalah........................................................................................................ 5
Tujuan......................................................................................................................... 5
BAB II – PEMBAHASAN................................................................................................. 6
Pengertian.................................................................................................................... 6
Pengetahuan Dasar Api ............................................................................................... 8
Klasifikasi Kebakaran/Pengelompokkan Kebakaran.....................................................
10
Faktor penyebab terjadinya kebakaran.........................................................................
12
Proses Terjadinya Kebakaran...................................................................................... 14
Pola Meluasnya Kebakaran......................................................................................... 15
Bahaya dan Dampak Kebakaran .................................................................................
18
Mencegah dan Menanggulangi Kebakaran....................................................................
19
Teori Cara Pemadaman Api ........................................................................................
23
Media Pemadaman Api................................................................................................
23
Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya................................................
26
BAB III – PENUTUP......................................................................................................... 30
Kesimpulan ................................................................................................................. 30
Saran .......................................................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak
terkendalinya sumber energi. Siklus ini berisi rangkaian demi rangkaian
panjang peristiwa (event dinamic) yang dimulai dari pra kejadian, kejadian dan
siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan
tercipta apabila kondisi dan beberapa syarat pencetusnya terpenuhi, utamanya
pada saat pra kejadian.
Kebakaran selalu menelan banyak kerugian baik moril, materil
bahkan sering kali juga keselamatan manusia. Bila kebakaran tersebut menimpa
fasilitas publik misalnya Pasar, Pabrik Industri, Gedung Swalayan, Perumahan
dan lain sebagainya maka yang menderita kerugian tentu masyarakat banyak. Di
lihat dari segi rehabilitasi fasilitas maka kecelakaan akibat kebakaran
memerlukan waktu yang relatif lama belum lagi kerugian yang mustahil
direcoveri seperti arsip, barang antic, sertifikat dan lain sebagainya. Oleh karena
itu mencegah terjadinya kebakaran merupakan pilihan utama dalam teknologi
penanggulangan kebakaran. Dari sisi legal formal disebutkan dalam UU No. 1
Tahun 1970 “Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja
untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”. Kemudian diikuti
dengan peraturan lain misalnya: Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
dan lain sebabagainya menyebutkan dalam Pasal ayat 1 “Pengurus atau
Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di tempat kerja”.
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap
orang dan kecelakaan yang berakibat fatal. Kebakaran ini dapat mengakibatkan
suatu kerugian yang sangat besar baik kerugian materil maupun kerugian
immateriil. Sebagai contoh kerugian nyawa, harta, dan terhentinya proses atau
jalannya suatu produksi/aktivitas, jika tidak ditangani dengan segera, maka akan
berdampak bagi penghuninya. Jika terjadi kebakaran orang-orang akan sibuk
sendiri, mereka lebih mengutamakan menyelamatkan barang-barang pribadi
daripada menghentikan sumber bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat
disayangkan karena dengan keadaan yang seperti ini maka terjadinya kebakaran
akan bertambah besar. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan
pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran semakin
meningkat. Penduduk semakin padat, pembangunan gedung-gedung
perkantoran, kawasan perumahan, industri yang semakin berkembang sehingga
menimbulkan kerawanan dan apabila terjadi kebakaran membutuhkan
penanganan secara khusus.
B.Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud api dan kebakaran?
2) Apakah yang dimaksud dengan mencegah dan menanggulangi kebakaran?
3) Apakah potensi/penyebab kebakaran itu?
4) Bagaimanakah cara mencegah kebakaran?
C.Tujuan
a) Menjelaskan pengertian api dan kebakaran
b) Menyebutkan dan menjelaskan tentang unsur-unsur api serta
pemadamannya dan proses terjadinya api
c) Menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi kelas kebakaran
d) Menyebutkan tahapan-tahapan pengembangan api/kebakaran
e) Menyebutkan dan menjelaskan potensi/penyebab kebakaran
f) Menyebutkan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bekerja di sebuah laboratorium ataupun di perusahaan – perusahaan industri
jelas tak bisa lepas dari kemungkinan kecelakaan kerja atau bahaya yang salah
satunya adalah kebakaran. Aspek bahaya ini menjadikan pekerja laboratorium
ataupun diperusahaan membuat dan menciptakan suatu sistem keselamatan
kerja. Selain itu perlu dipahami pula bagaimana proses terjadinya kebakaran,
bahan-bahan kimia apa saja yang mudah terbakar serta bagaimana cara
penanggulangannya secara benar.
Bahasan ini akan kami uraikan secara lengkap mulai dari definisi api dan
kebakaran. Api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya
cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui
reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi
beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan
api. Sedangkan,kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh api,
yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa
dan harta.
Definisi umumnya kebakaran adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang
tidak dikehendaki, sedangkan defenisi khususnya adalah suatu peristiwa
oksidasi antara tiga unsur penyebab kebakaran.
Ditinjau dari jenis api, dapat dikategorikan menjadi jenis api jinak dan liar. Jenis
api jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api
liar tidak dapat dikuasai. Inilah yang dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori
segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu
dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus
membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk
memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
2. Busa Mekanik
Busa ini terbentuk karena adanya proses mekanis yaitu berupa adukan dari
bahan – bahan pembentuk busa yang terdiri dari cairan busa, air bertekanan, dan
udara.
Untuk melaksanakan proses pembentukan busa ini dipergunakan alat –
alat pembentuk busa. Proses pembentukan busa adalah sebagai berikut : Air
dicampurkan degan cairan busa sehingga membentuk larutan busa (Foam
Solution). Kemudian udara dicampurkan pada larutan busa dengan proses
mekanis yaitu adanya pengadukan atau peniupan udara maka terbentuklah busa
mekanis. Bahan baku busa mekanis antara lain : Fluoro Protein (FP70),
Fluorocarbon Surfactant (AFFF), Hydrocarbon Surfactant (Louryl Alcohol).
J. Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya
1. Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A.
Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air.
Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan
warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.
2.Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat
pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.
Menahan radiasi panas.
Bukan penghantar arus listrik.
Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi
kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).
Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
Tidak berbahaya.
Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat elektronik.
Sekali pakai pada tiap kejadian.
Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi
kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :
Ø Bukan penghantar listrik
Ø Tidak merusak peralatan
Ø Non Toxic (tidak beracun)
Ø Bersih tidak meninggalkan bekas
Ø Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran
Ø Penggunaan yang multi purpose (semua kelas kebakaran)
Ø Bisa digunakan berulang-ulang
Ø Lebih tepat digunakan di dalam ruang
3 Busa Mekanik (Mechanical Foam Extinguisher)
Sistem pendorong ; tekanan dorong diperoleh dari gas CO2, baik dengan cara
tabung gas (Gas Cartrige) maupun tekanan tersimpan (Stored Pressure).
Konstruksinya terdiri dari berbagai jenis :
· Tipe gas Cartrige
· Tipe stored-pressure
· Pemakaian APAR jenis busa
Pada kepala bejana sering dilengkapi dengan katup pengatur, dan pada nozzle
terdapat sistem pengisi ventury untuk memasukkan udara gelembung busa.
Keuntungan yang dimiliki APAR tipe ini dibandingkan dengan tipe busa kimia,
adalah :
Daya pemadamannya tinggi.
O Aliran busa dapat dikendalikan oleh operator, sehingga
memudahkan pemadaman.
Sifat karat dari larutannya tidak setinggi alumunium sulfat.
Teknik atau cara penyampaian busa ketempat bakaran adalah :
Dinginkan wadah cairan yang terbakar.
Selama air masih keluar dari pemancar busa jangan sekali – kali air tersebut
Dimasukkan ketempat yang terbakar.
Bila busa telah keluar dari pemancar, arahkan ketempat yang terbakar.
Pemasukan busa boleh dengan secara gravitasi atau ditembakkan kebagian
dalam dinding wadah yang terbakar.
Bila api sudah padam, tetap dilakukan pendinginan dan penyemprotan busanya
diarahkan keluar dari tempat yang terbakar.
4 Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B
dan C. CO2 atau karbondioksida dalam keadaan biasa wujudnya adalah gas
yang tidak berwarna, tidak bau, lebih berat dari udara, tidak mengganggu
kesehatan (sementara) serta tidak menghantar listrik.
Penggunaan sebagai media pemadam pada kebakaran, cairan CO2 berubah
wujudnya menjadi gas dan mengisap panas dari sekelilingnya serta sumber
nyala dan mendesak udara keluar dari sekitar sumber serta proses pembakaran.
Sebagai cairan CO2 disimpan dalam silinder dengan tekanan 1000-1200 psi.
Digunakan terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C. Umumnya
APAR tipe ini mempunyai corong/nozzle penyemprot yang lebar.
Sifat-sifatnya antara lain :
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Non Toxide (tidak beracun).
Bukan penghantar listrik.
Tidak merusak peralatan (elektronik/mesin)
Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang
terbakar.
Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
Tekanan kerja sangat besar.
Cara-cara pemakaiannya :
Turunkan tabung CO2 dari tempatnya.
Lepaskan horn dari tempat jepitannya.
Putuskan lead seal (pen pengaman).
Pegang horn dengan tangan kiri dan arahkan keatas.
Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba alat ditempat
sebelum menuju kearah api).
Bila keadaan baik bawa ketempat kebakaran.
Semprotkan dengan mengarahkan horn kearah api dari arah datangnya angin
dan usahakan agar menutup keseluruhan daerah permukaan api.
5.Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B.
Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek
yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat
cair. Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan
pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
6. Fire Sprinkler System
Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg.
Mekanisme kerja sprinkler yaitu secara otomatis akan mengeluarkan air bila
kepala sprinkler terkena panas. Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap
kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
7. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B. Secara ringkas, penggunaan media
racun api berdasarkan klasifikasi bahan terbakar.Agar bisa bekerja cepat dalam
keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara pemasangan APAR
(Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :
· Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.
· Jarak jangkauan maksimum 15 m.
· Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
· Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.
· Diperiksa secara berkala.
· Bisa diisi ulang (Refill).
· Kekuatan konstruksi terstandar.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Api sangat berbahaya bagi manusia maupun alam karena bersifat
merusak dan memusnahkan suatu benda. Dari materi yang telah kami
sampaikan bahwa kebakaran merupakan kecelakaan yg disebabkan oleh
beberapa faktor ; Karena manusia, alam, maupun kedua – duanya. Kebakaran
bisa dicegah melalui beberapa cara, di antaranya yaitu mengikuti peraturan
yang sudah ditetapkan, misalnya menaruh barang mudah terbakar seperti
alkohol atau bahan bakar bensin ke tempat yang teduh dan jauh dari sumber
panas. Jika semua itu kita lakukan maka kelak kecelakaan seperti kebakaran
pun tak akan pernah terjadi.
B Saran
Kita dapat melakukan upaya tindakan preventif untuk mencegah bahaya
kebakaran. Diantaranya adalah : Menjauhkan barang mudah terbakar jauh
dari sumber panas atau cahaya matahari. Menggunakan peralatan K3 sebagai
upaya perlindungan dari segala bahaya termasuk bahaya kebakaran.
Menyediakan Fire Extinguisher atau alat pemadam api di setiap ruangan untuk
menghambat penyebaran api jika terjadi kecelaan kebakaran. Selalu mengikuti
prosedur dalam melakukan pekerjaan dan tidak ceroboh. Memisahkan barang
mudah terbakar ke tempat terbuka agar jauh dari barang – barang berharga dan
orang – orang di sekitarnya. Dan bila terjadi kebakaran kelak keselamatan
orang – orang dan barang berharga berada di tempat yang aman. Biasakan
bersikap hati – hati, waspada dan tidak ceroboh dalam menggunakan barang
atau bahan yang mudah terbakar