Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan industri perlu melakukan audit manufacturing, untuk dapat
meyakinkan apakah fungsi manufacturing perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan
upaya yang tepat dan memadai untuk mencapai tujuan perusahaan dan sekaligus
memberikan saran untuk meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan
keterampilan, bahan dan peralatan, dana serta informasi, menjadi barang atau jasa yang
siap dipasarkan oleh perusahaan tersebut kepada konsumen atau pemakainya.

Semua kegiatan operasional dalam perusahaan haruslah didasarkan pada standar-


standar yang berupa prosedur dan rencana yang disusun dalam rangka mencapai sasaran
yang diharapk an dalam pengelölaan perusahaan umumnya dan pengelolaan bidang
operasional khususnya. Dalam bidang manufacturing, sasaran yang diharapkan adalah
tepat jumlah. tepat mutu. tepat dari hasil produksi/operasi, dan dengan biaya rendah, Oleh
karena itu pelaksanaan audit manufacturing dalam suatu perusahaan. haruslah menunjang
pencapaian sasaran tersebut. terutama dapat memperoleh keyakinan bahwa fungsi
manufacturing telah dilak sanakan sesuai dengan ketentuan yang berupa rencana atau
standar yang digunakan, dan bila terjadi penyimpang an, saran-saran apa yang dapat
dilakukan untuk memperbaikinya.

Audit manufacturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebijakan


yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyeleng garakan
upaya untuk mencapai tujuan dihidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari
pencapaian tujuan tersebut. Atas dasar pengujian tersebut. maka dirumuskan temuan dari
audit manufacturing. Selanjutnya dasar temuan tersebut. harus dicari dan dirumuskan
saran untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Audit Manuf akturing?

2. Bagaimana pengauditan dalam Audit Manufakturing?

3. Apa saja Ruang Lingkup utama dalam pengauditan Manufakturing?

C. TUJUAN DIBUATNYA MAKALAH INI

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Audit Manufakturing

2. Untuk mengetahui bagaimana pengauditan dalam Audit Manufakturing


3. Untuk mengetahui Apa saja Ruang Lingkup utama dalam pengauditan
Manufakturing.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGANTAR AUDIT MANUFAKTURING


Pelaksanaan audit manufacturing mencakup seluruh lingkup fungsi manufacturing
dan lingkup fungsi manajemen. Lingkup fungsi operasional dalam suatu perusahaan
mencakup bidang. bagian atau fungsi yang terdapat dalam organisasi perusahaan, jadi
dalam lingkup manufacturing tercakup semua kegiatan yang terkait dalam usaha untuk
mentransformasikan masukan berupa tenaga dan keahlian, bahan dan peralatan, dana
serta informasi, menjadi keluaran berupa barang atau jasa.
Semua masukan diubah menjadi barang dan/atau jasa melalui teknologi proses,
yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan transformasi tersebut. Perubahan
pada teknologi mengubah cara suatu masukan digunakan terhadap lainnya dan mungkin
pula produk yang dihasilkan.
Jenis masukan yang digunakan untara satu industri dengan industri lainnya
berbeda. Operasi perusahaan manufaktur mobil memerlukan masukan berupa modal dan
energy untuk mesin. fasilitas, dan peralatan, sedangkan masukan berupa material menjadi
dasar proses konversi dari bahan baku menjadi barang jadi.
Operasi di industry jasa, menggunakan masukan yang berbeda deng an yang
dipakai di industry manufaktur. Sebagai contoh, operasi jasa penerbangan memerlukan
masukan berupa modal untuk penyediaan pesawat terbang dan fasilitas, tenaga kerja yang
sangat terlatih (pilot, pemeliharaan pesavat), tenaga kerja biasa, dan sejumlah besar
energy. Kebutuhan masukan bahan baku pada industry jasa sangat sedikit dibandingkan
suatu perusahaan manufaktur. Jasa utama yang ditawarkan oleh suatu jasa penerbangan
adalah transportasi, meskipun jasa lain seperti pemesanan hotel dan angkutan udara juga
diberikan.
Sistem transformasi informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua
macam lingkungan yang perlu diperhatikan. Pertama. fungsi bisnis lain atau tingkat
manajemen yang lebih tinggi. didalam perusahaan tetapi di luar fung si operasi, mungk in
mengubah kebijakan. sumber daya perkiraan, asumsi, tujuan. atau kendala Sebagai
akibatnya, sistem transformasi pada fungsi operasi perlu beradaptasi untuk menyesuai
kan dengan keadaan lingkungan intemal baru. Kedua. lingkungan di luar perusahaan
mungkin perubahan dilihat dari segi hukum, politik, sosial, atau ekonomi, sehing ga
mengakibatkan perubahan pula pada masukan, keluaran, ataupun sistem transformasi
operasi. Perubahan yang terus-menerus dalam lingkung an operasi tampaknya telah
menjadi sesuatu yang lazim, bukan lagi sebagai pengecualian.
Pengelolaan sistem transformasi memerlukan pengendalian terus-menerus
terhadap sistem dan lingkungan. Suatu perubahan pada lingkung an dapat menyebabkan
manajemen mengubah masukan, keluaran, sistem pengendalian, maupun sistem
transformasi itu sendiri. Sebagai contoh, perubahan kondisi ekonomi mungkin
menyebabkan manajer operasi merevisi perkiraan permintaan dan pada akhirnya
merekrut lebih banyak tenaga kerja dan memperbesar kapasitas produksi. Demikian pula
apabila terjadi penurunan mutu kapasitas produksi. Demikian pula apabila terjadi
penurunan mutu produk. manajer operasi akan mengkaji ulang prosedur pengendalian
mutunya sehingga membawa kembali sistem transformasi ke jalurnya yang benar. Peran
manajer operasi adalah mengendalikan sistem transformasi dan lingkungannya agar dapat
merencanaka), mengendalikan, dan memperbaiki sistem.
Masukan yang terdapat dalam proses transformasi dari fungsi manufacturing.
terdiri dari sumber daya manusia (tenaga dan keterampilan), bahan dan peralatan, metode
kerja dan dana. Semua masukan ini harus merupakan obyek audit. Audit dilakukan
terhadap masukan itu meliputi: jumlah atau kuantitas, mutu atau kualitas. waktu biaya
serta datanya sendiri. Disamping itu audit terhadap masukan tersebut dilakukan baik
dalam perencanaannya, maupun dirtam pelaksanaannya dan administrasinya.
Pelaksanaan audit terhadap masukan ditujukan untuk memperoleh keyakinan bahwa
pengadaan, penyimpanan, administrasi dan penggunaan masukan yang telah dilakukan
dalam pelaksanaan kegiatan fungsi manufacturing dari perusahaan tertentu telah
memenuhi ketaatan, ekonomis, efektivitas, dan efisiensi.
Pelaksanaan audit pada fungsi manufacturing mencakup pula audit terhadap
proses transformasi yang merupakan kegiatan pengolahan atau pelaksanaan aktivitas
menghasilkan keluaran yang berupa barang atau jasa. Audit yang dilakukan terhadap
proses transformasi ini meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan
pengendalian kegiatan pengerjaan keluar an tersebut, Disamping itu dalam audit ini ter
kait pula tentang jumlah pengerjaan yang dilakukan. yang dapat menunjukkan tingkat
produktivitas, mutu proses pengerjaan, waktu yang menunjukkan lamanya dan saat batas
waktu yang diperlukan, dan biaya yang dikeluarkan bagi proses pengerjaan tersebut serta
data yang tersedia. masih berlaku dan dapat dipercaya Dengan pelak sanaan audit
manufacturing pada proses transformasi maka dapat diketahui tentang prestasi dalam
proses transformasi, apakah telah sesuai dengan ketentuan. kebijakan dan peraturan yang
ada, dan dapat pula mencerminkan tingkat produktivitas, rendemen. efektiv itas dan
efisiensi dari pros es transformasi tersebut. Sehing ga dengan demikian akan dapat
memberikan keyakinan apakah telah dilakukan upaya yang memadai bagi pencapaian
tujuan dalam kegiatan transformasi yang dilaksanakan perusahaan ini.

B. PENGERTIAN DAN DEFINISI AUDIT MANUFAKTURING

Audit manufakturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas


kebujakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam
menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan
efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut. Peran fungsi Audit Manufakturing dalam
perusahaan adalah meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan
keterampilan. bahan dan peralatan. dana serta informasi menjadi barang atau jasa yang
siap dipasarkan oleh perusahaan tersebút kepada konsumen atau pemakainya.

1. Ada banyak alasan untuk melakukan audit manufaktur:

 Memastikan prosedur mencerminkan praktek nyata (apa yang kita katakan


adalah apa yang kita lakukan).

 Temukan ketidak akuratan sehingta mereka dapat dengan cepat dikoreksi

 Mengungkapkan konsistensi dari suatu proses (dan orang ke orang atau hari
ke hari)

 Menunjukkan pendekatan proaktif untuk perbaikan proses dan.

 Mendorong berkelanjutan tindakan korektif.

2. Audit manu faktur yang baik memerlukan:

 Pengumuman di muka. Manufaktur audit tidak dimaksudkan untuk


menangkap orang yang melakukan sesuatu yang salah. Sebaliknya, selama
audit Anda berharap untuk menangkap orang yang melakukan hal-hal yang
benar.

 Sebuah skema rating untuk mengklasifikasikan masalah ditemukan. Sebuah


skema rating memungkinkan Anda untuk masalah peringkat untuk
memprioritaskan tindakan perbaikan. Aksi ketika sebuah masalah ditemukan.
Tidak ada yang lebih mengecewakan daripada menemukan masalah dan
melakukan apa-apa tentang hal itu. Idealnya, karyawan yang bekerja pada
proses harus membantu dalam penyelesaian masalah yang ditemukan. Ini akan
meningkatkan kepekaan karyawan terhadap masalah.

 Terlatih auditor. Auditor harus mengenal dengan baik wilayah mereka


mengamati dan dengan teknik-teknik audit.

3. Sasaran yang diharapkan adalah:

 Tepat jumlah

 Tepat mutu

 Tempat hasil produksi / operasi.

 Biaya yang rendah


4. Audit manu facturing melaku kan pengujian-2 atas :

 Ketaatan atas kebijakan yang telah digariskan dalam bidang operasional

 Efisiensi

 Efektifitas.

5. Audit manu facturing mencakup:

 Lingkup fungsi manufacturing

 Lingkup fungsi manajemen

6. Lingkup kegiatan audit manufacturing mencakup 3 sisi,

 Sisi pertama adalah sistem transformasi, yang meliputi, Masukan, berupa:

a. Tenaga dan keahlian.

b. Bahan dan peralatan

c. Dana serta informasi

Proses, yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan trasformasi


Keluaran, berupa:

a. Barang atau

b. Jasa

 Sisi kedua adalah fungsi manajemen, yaitu :

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Pengendalian

 Sisi ketiga adalah standar kriteria yang digunakan, yaitu:

a. Jumlah

b. Mutu atau spesifikasi

c. Waktu dan biaya serta

d. Data yang tersedia


 Langkah-langkah audit manu facturing:

a. Merumuskan maksud & tujuan dari dilaksanakannya audit manufacturing

b. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan

c. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data & informasi yang


bersifat umum tentang objek audit

d. Menyusun program & prosedur audit yang akan dilaksanakan

e. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program &


prosedur audit yang mencakup pengumpulan & pemeriksaan data serta
mengadakan wawancara

f. Mengolah & menganalisis hasil temuan

7. Lingkup audit manajemen:

 Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufacturing


perusahaan yang ditetapkan

 Audit mengenai desain sistem manufacturing yang dijalankan yang


mencakup:

a. Pemilihan lokasi

b. Pengaturan tata letak

c. Keadaan bangunan & sarana penunjang

d. Teknologi yang digunakan

e. Proses manuf acturing yang dijalankan

f. Keadaan mesin & peralatan

 Audit mengenai penerapan sistem manufacturing. yang mencakup:

a. Perencanaan & program operasi / produksi

b. Pembelian & pengadaan bahan

c. Pelaksanaan manufacturing Persediaan & pengiriman barang jadi serta


pergudangannya Biaya, serta

d. Pemeliharaan peralatan
C. RUANG LINGKUP AUDIT MANUFAKTURING

Ruang Lingkup Audit Produksi terdiri dari:

1. Perencanaan Produksi (Production Planing) meliputi:

 Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedul / MPS)

 Bagaimana menerjemahkan ramalan penjualanan (Sales Forecast) dan


jadwal produksi (Production Schedule) sehingga dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.

 Jadwal produksi optimal yang meminimalkan biaya persediaan dan


biaya set up produksi

 Tingkat persediaan yang optimal.

Bagaimana kebijakan manajemen dalam menentukan tingkat


persediaan sehubungan dengan metode pengendalian persediaan yang harus
mempertimbangkan faktor- faktor:

a. Lead time

b. Inventory carrying cost

c. Ordering cost

d. Risiko kekurangan persediaan

e. Safety stock

 Perencanaan Line Balancing (Keseimbanagan Lintas Produksi)

o Adakah indikasi terjadinya bottleneck dalam lini produksi.

o Bagaimana keseimbangan loading operator dan mesin dalam lini


produksi.

 Follow - up Anggaran Produktivitas vs Aktual Biya Produksi

o Bagaimana manajemen menentukan anggaran produksi.

o Dimana terjadi penyimpangan (inefisiensi produksi) dan bagaimana


manajemen mengatasinya.

 MIS Produksi
o Bagaimana Sistem pelaporan (report) pada bagian produksi

o Apakah laporan yang ada dapat menggamburkan keadaan yang ada


bagian produksi, sehingga memudahkan pihak manajemen dalam
melakukan pengambilan keputusan

o Arus dokumen

o Bagian distribusi pelaporan.

2. Quality control

Quality Control terdiri dari:

 Tingkat kualiatas Produksi per- periode

 Faktor apa yang menyebabkan % rate yang tinggi, bagaimana


manajemen melakukan pengendalian atas kualitas produksi.

 Sampling Plan

 Apakah sampling plan sudah mempertimbangkan risiko produsen,


risiko konsumen dan biaya pemeriksaan

 Apakah rejection rate dan servise rate yang tinng disebabkan oleh
karena sampling plan yang buruk.

 Penerapan Total Quality Management (TQM)

 Apakah perusahaan sudah dapat menerimal menerapkan TQM

 Peta Kontrol

 Apakah fungsi / kegunaan peta control sebagai alat pengendalian


proses dan alat untuk mengestimasi kemampuandari proses sudah
dapat dipahami dan diterapkan.

 Standart Spesif ikasi / kualitas produk

 Penilaran kewajaran atas batas batas toleransi dan keinginan konsumen


atau spesitikasi produk.
3. Produktivitas dan Efisiensi:

 Produktivitas Tenaga Kerja

 Efisiensi dan Produktivitas Bahan.

4. Metode dan Standar Kerja

Metode dan standart tenaga kerja meliputi:

 Waktu Baku (Standart Time)

 Sudahkan waktu baku penyelesaian pekerjaan ditetapkan dengan cara


atau metode yang benar yaitu mempunyki tingkat kepercayaan dan
ketelitian yang cukup baik bagi kepentingan penjadwalan produksi,
penetapan kapasitas produksi, penilaian performa system kerja

 Sistem Kerja

 Bagaimana dengan keadaan lingkunganb (kondisi) tempat kerja yang


di hubungkan dengan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam
bekerja.

 Standart Operating Procedures (SOP)

 Apakah pengaturan kecepatan mesin sudah sesuai dengan kemampuan


fisik yang menjalankan dan sampai sejauh mana operator mentaati
SOP tersebut.

5. Maintenance

Maintenance meliputi:

 MIS Maintenance

 Apakah MIS yang ada sudah dapat menjamin kemungkinan


diterapkannya Preventive Maintenance Policy.

 Preventive Maintenance
 Apakah perusahaan sudah menjalankan Preventive Maintenance dalam
bentuk apa?

 Pedoman Maintenance

 Apakah prosedur permintaan kerja pemeliharain yaitu dalam rangka


biaya dan muntenance time.

 Bagaimana dengan availability system produksi yang di dukung oleh


system pemeliharaan.

6. Organisasi Manajement Produksi

a. Tujuan /Sasaran Departemen Produksi

b. Penilaian Struktur Organisasi:

o Rentang pengendalian

o Tingkat Sentralisasi Koordinasi dan jalur komunikasi

o Tingkat Formalitas Rasio Administratif

o Tingkat Spesialisasi Fungsional

o Tingkat Absensi Pegawai Tum Over Pegawai

7. Plant Lay Out v Beberapa knitenia penilaian terhadap layout yang ada antara lain:

Beberapa kriteria penilaian terhadap layout yang ada antara lain:

 Fleksibilitas Lay Out

 Efektifitas dan Efisinsi material flow pattern

 Minimum material handing oleh direct labour

 Minimum jarak material handling

 Minimum frekuensi perpindahan material


 Penggunaan ruang yang ekonomis

 Pengaturan tata letak gudang yang efisien

 Keselamatan dan keamanan kerja

8. Value Analysis / value Engineering

 Sudah adakah program VE/VA di perusahaan

 Bagaimana efektifitasnya dan hambatan hambatan apa yang dihadapi dalam


penerapannya.

 Berapa besar biaya yang dapat dihemat.

9. Data Pokok

B.H. Walley dalam bukunya * Production Management Hardbook" (1980).


memberikan data pokok untuk audit manufacturing sebagai berikut:

 Proses Produksi

Jenis Proses Produksi apakah yang sedang dipertimbangkan:

o Pengelompokan / penetapan pekerjaan

o Proses

o Lini

 Kendala kebijakan (Policy Constraints)

Kendala apakah yang merupakan kendala untuk proses produksi, misalnya:

o Penerimaan pes anan langsung dari pelanggan Membuat Persediaan.

o Penggunaan mesin yang ting gi karena intensifnya modal.

o Jajaran produk yang kecil atau besar


o Waktu penyerahan yang cepat.

 Persaingan (Competition)

Apakah para pesaing lebih baik di banding perusahaan sendiri dalam hal
berikut:

o Biaya Produksi Waktu penyerahan pesanan (terutama


keterandalannya)

o Mutu dan keterandalan Produk.

o Jajaran Proxduk dan kemampuan untuk menghasilkan produk khusus.

 Pabrik dan Mesin

o Umur

o Jumlah

o Penggunaan dan kerusakan (waktu yang dihabiskan untuk perawatan)

o Tipe dan tempat pembelian

 Hubungan Industrial

o Komposisi dan besarnya jumlah tenaga kerja rincian umur

o Catatan hubungan industrial

o Skema atau jadwal konsultasi dan partisipasi dalam operasi

 Informasi Operasi

Pengukuran operasi akan membantu memberi petunjuk bagaimana proses


produksi beroperasi dalam bisnis itu.

 Organisasi

o Jenis organisasi
o Organisasi actual - rincian menurut bagian dan fungsi, tingkat.
manajemen.

o Batasan tentang peran: wewenang, kekuasaan, tanggung jawab

o Sasaran

 Penggunaan Sumber Daya

o Mesin

o Bahan Mentah

o Tenaga kerja

 Produk dan Produksi

o Waktu pesanan

o Kelompok pesanan dan besarnya jumlah pesanan

o Jumlah barang dalam jajaran produk.

 Informasi Biaya

o Biaya produksi

o Biaya produksi dan / atau biaya operasi perjam

o Sumbangan perjam dari mesin - mesin utama

o Biaya bahan Biaya tenaga kerja langsung. tidak langsung. biaya umum
pekerjaan.

 Produktivitas

o Nilai tambah tiap: produk, mesin. jam kerja, pekerja langsung.

o Efisisensi dan pendayagunaan tenaga kerja.


o Pendayagunaan dan efisiensi mesin.

 Jam Kerja

o Jam lembur

o Istirahat dan kelong garan lain yang sudah disetujui

o Perbandig an antara tenaga kerja langsung dan tidak langsung.

 Sistem Produksi

o Perencanaan dan pengendalian produksi

o Akuntansi man ajemen

o Pengendalian mutu (Quality Control) Sistem imbalan

o Sistem pembayaran

o Pencatatan Pekerjaan

 Tata Ruang dan Pabrik

o Produksi

o Pekerjaan yang sdang berjalan

o Penyimpanan umum

10. Data Lain

Data lain dalam audit manufacturing meliputi:

 Keterkaitan dengan Lingkungan

a. Teknologi

b. Gambaran teknologi atau teknik yang digunakan dalam perusahaan

 Perubahan Budaya
a. Perputaran Pekerjaan

b. Kemangkiran

BAB III

KESIMPULAN

Audit manufakturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebujakan yang


telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyeleng garakan upaya untuk
mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan. dan efektivitas dari pencapaian tujuan
tersebut.

a. Data Pokok

B.H. Walley dalam bukunya "Production Management Handbook" (1980). memberikan


data pokok untuk audit manufakturing sebagai berikut:

1. Proses Produksi

2. Kendala Kebijakan

3. Pola Permintaan

4. Persaingan

5. Pabrik dan Mesin

6. Hubungan Industrial

7. Informasi Operasi

8. Organisasi

9. Penggunaan Sumber Daya

10. Produk dan Produksi

11. Informasi Biaya


12. Produktivitas

13. Jam Kerja

14. Sistem Produksi

15. Tata Ruang dan Pabrik

b. Langkah-langkah Audit Manajemen

1. Merumuskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya audit manufakturing.

2. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan.

3. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang


bersifat umum tentang obyek audit.

4. Menyusun program dan prosedur audit yang dilaksanakan.

5. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program dan prosedur
audit yang mencakup pengumpulan dan pemeriksaan data serta mengadakan
wawancara.

6. Mengolah dan menganalisis hasil temuan.

7. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting dan saran perbaikan.

c. Berdasarkan maksud dan tujuan dari pelaksanaan audit manufakturing. Maka kemudian
ditentukan lingkup audit manajemen yang akan dilakukan, yang dapat berupa:

1. Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufakturing perusahaan


yang ditetapkan.

2. Audit mengenai disain sistem manufakturing yang dijalankan, yang mencakup


pemilihan lokasi, pengaturan tata letak, keadaan bangunan dan sarana penun jang,
teknologi yang digunakan, proses manufak turing yang dijalankan. keadaan mesin
dan peralatan.
3. Audit mengenai penerapan sistem manuf ak turing. yang mencakup perencanaan dan
program operasi/produksi. pembelian dan pengadaan bahan, pelaksanaan
manufacturing, persediaan dan pengiriman barang jadi serta pergudanganya. Biaya.
Serta pemeliharaan peralatan.

d. Sistem transformasi informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua macam
lingkungan yang perlu diperhatikan:

1. Fungsi bisnis lain' atau tingkat manajemen yang lebih tinggi di dalam perusahaan
tetapi di luar fungsi operasi mungkin mengubah kebijakan, sumber daya.
perkiraan, asumsi, atau kendala. Sebagaimana akibatnya sistem informasi pada
fungsi operasi perlu beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan
internal yang baru.

2. Lingkungan di luar perusahaan mungkin mengalami perubahan dilihat dari segi


hukum, politik, sosial atau ekonomi, sehingga mengakibatkan peruhahan pada
masukkan, keluaran maupun sistem informasi operasi. Perubahan yang terus
menerus dalam lingkungan operasi tampaknya telah menjadi sesuatu y ang lazim,
bukan lagi sebagai pengecualian.

e. Ruang Lingkup Audit Manufakturing

1. Sistem Transformasi: mehputi masukkan. proses dan keluaran.

2. Fungsi Manajemen: perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

3. Standar kriteria yang digunakan: jumlah. mutu atau spesifikasi, waktu dan biaya serta
daya yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA

Tunggal, Amin Widjaja. AUDIT MANAJEMEN KONTEMPORER Edisi Revisi. Harvarindo.


2000

Sumber lain:

 http://www.google.com//auditmanufakturing

Anda mungkin juga menyukai