Anda di halaman 1dari 28

10

METODA PENYULUHAN
Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluhan adalah:
mengkomunikasikan Inovasi, dalam arti perilaku masyarakat tujuan agar tahu, mau, dan
mampu menerapkan inovasi demi tercapainya perbaikan mutu hidup nya. Dalam hubungan
ini perlu diingat bahwa sasaran penyuluh sangatlah beragam. Baik beragam mengenai
karakteristik Individu nya . Beragam lingkungan fisik dan sosialnya, dan beragam pula
kebutuhan-kebutuhannya. motivasi, serta tujuan yang diinginkannya . Dengan demikian,
tepatlah jika Kang dan Song (1984) menyimpulkan tentang tidak adanya metoda yang selalu
efektif untuk diterapkan di setiap kegiatan penyuluhan. Bahkan menurutnya. dalam banyak
kasus kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan dengan menerapkan beragam metoda
sekaligus yang saling menunjang dan melengkapi.
Karena itu, di dalam setiap penyuluhan harus memahami dan mampu memilih metoda
penyuluhan yang paling baik sebagai dari "cara yang terpilih" untuk tercapainya petunjuk
penjelajahan yang dilaksanakannya (Soesmono, 1975).
10.1. Prinsip Prinsip Metoda Penyuluhan
Satu hal yang harus dipertimbangkan oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan metode
penyuluhan adalah. Ia perlu memahami "prinsip prinsip" metoda penyuluhan, yang dapat
dijadikannya sebagai landasan untuk memilih metoda yang tepat. Tentang hal ini , suzuki
(1984) mengemukakan adanya beberapa prinsip metoda Penyuluhan yang meliputi:
a. Pengembangan untuk berfikir kreatif
Melalui penyuluhan , bukanlah dimaksudkan agar masyarakat sasaran selalu
menggantungkan diri kepada petunjuk nasehat , atau bimbingan penyuluh nya . Tetapi
sebaliknya , melalui penyuluhan harus mampu dihasilkan nya petani yang mampu
dengan upanyanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, serta mampu
mengembangkan kreativitas nya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang
yang diketahui nya untuk terus menerus dapat memperbaiki mutu-hidupnya.
Karena itu , pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu
memilih metoda yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan
kreativitas masyarakat sasarannya.
b. Tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran
Dapat dipastikan bahwa, setiap Individu sangat mencintai profesinya. karena itu
tidak suka diganggu (untuk meninggalkan pekerjaan. rutinnya) serta selalu
berperilaku sesuai dengan pengalamannya sendiri dan kenyataan-kenyataan yang
dihadapinya seharl-harl. Oleh sebab Itu, dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan
sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan metoda metoda yang dapat dilaksanakan
di lingkungan pekerjaan (kegiatan sasarannya) Hal ini dimaksudkan agar:
1. Tidak banyak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinnya
2. Penyuluh dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk masalah-
masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan mutu hidup mereka
3. Kepada sasaran dapat ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah
dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan
pekerjaannya sendiri sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat
oleh sasarannya
c. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
Sebagai makhluk sosial. setiap Individu akan selalu ber peniaku sesuai dengan kondisi
lingkungan sosialnya, atau setidak tidaknya akan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan
perilaku orang orang di sekitarnya.
Karena Itu. kegiatan penyuluhan akan lebih efisien jika diterapkan hanya kepada
beberapa warga masyarakat, terutama yang diakui oleh lingkungannya sebagai "panutan"
yang baik.
d. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran
Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah perilaku orang lain secara persuasif dengan
menerapkan sistem pendidikan. Adanya hubungan pribadi yang akrab antara penyuluh
dengan sasarannya, akan merupakan syarat yang harus dipenuhi, setidak-tidaknya akan
memperlancar kegiatan penyuluhan Itu sendiri. Keakraban hubungan antara penyuluh dan
sasaran Ini menjadi sangat penting. Karena dengan keakraban itu akan tercipta suatu
keterbukaan mengemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Di samping Itu, saran-
saran yang disampaikan penyuluh dapat diterima dengan senang hati seperti layaknya saran
seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.
e. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan
Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah perilaku sasaran,baik
pengetahuannya, sikapnya, atau keterampilannya. Dengan demikian, metoda yang diterapkan
harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan
sukahati atas kesadaran ataupun pertimbangan nalar nya sendiri melakukan perubahan-
perubahan demi perbaikan mutu-hidupnya sendiri . keluarganya, dan masyarakatnya. nya
10.2. Pendekatan-pendekatan Untuk Memilih Metoda Penyuluhan
Telaahan tentang pengertian Penyuluhan yang dikemukakan dalam Bab 1. menunjukkan
bahwa penyuluhan pada dasarnya merupakan:
a. Proses komunikasi, yang memiliki sifat khusus untuk mengkomunikasikan Inovasi di
dalam proses pembangunan
b. Proses perubahan perilaku melalui pendidikan, yang memiliki sifat khusus sebagai
sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa (adult education)
Bertolak dari pemahaman tentang pengertian penyuluhan seperti Itu pemilihan metoda
penyuluhan dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan pendekatan seperti berikut.
a. Metoda Penyuluhan dan Proses Komunikasi
Untuk memilih metoda berkomunikasi yang efektif , Totok Mardikanto (1982) mengenalkan
adanya 3 cara pendekatan yang dapat juga diterapkan dalam pemilihan metoda penyuluhan
,yaitu yang didasarkan pada: media yang digunakan, sifat hubungan antara penyuluh dan
sasaran nya, dan pendekatan psikososial yang dikaitkan dengan tahapan adopsinya.
1.) Metoda Penyuluhan menurut media yang digunakan
Berdasarkan media yang digunakan, metoda Penyuluhan dapat dibedakan menjadi 3,yaitu:
a). Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung ( melalui percakapan tatapmuka atau
lewat telepon). Maupun secara tak langsung (lewat radio, televisi, kaset dll).
b). Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan (foto, majalah, selebaran, poster, dll)
yang dibagi-bagikan , disebarkan, atau dipasang ditempat-tempat strategis yang mudah
dijumpai oleh sasaran (dijalan,pasar,dll)
c). Media terpoyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide, pertunjukan film, film strip,
dll.
jalah, selebaran, poster, auj. yang kan, atau dipasang di tempat-tempat strategls yang mudah
dijumpal oleh sasaran (di jalan, pasar, dll)
2) Metoda penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya Berdasarkan hubungan
penyuluh ke sasarannya, metoda penyuluhan dibedakan atas dua macam, yaltu:
a) komunikasi langsung, baik melalui percakapan tatap-muka atau lewat media-tertentu
(telepon, facimilie) yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasl secara langsung
(memperoleh respon) dari sasarannya dalam waktu yang relatif. b) komunikasi tak-langsung.
baik lewat perantaraan orang lain. lewat surat, atau media yang lain, yang tidak memung
kinkan penyuluh dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat.
3) Metoda penyuluhan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya
Seperti halnya dengan metoda penyuluhan berdasarkan media yang digunakan, metoda
penyuluhan menurut keadaan psiko sosial sasarannya Juga dibedakan dalam tiga hal, yaitu: a)
pendekatan perorangan, artinya penyuluh berkomunikasi secara pribadi orang seorang dengan
setiap sasarannya, misalnya, melalui kunjungan ke rumah, kunjungan di tempat- kegiatan
sasarannya, dll.
b) pendekatan kelompok, manakala penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran
pada waktu yang sama. seperti pada pertemuan di lapangan, penyelenggaraan latihan, dll.
c) pendekatan masal, Jika penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung dengan
sejumlah sasaran yang sangat banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya. misalnya
penyuluhan lewat TV, penyebaran selebaran, dll.
b. Metoda penyuluhan dalam pendidikan non formal
Salah satu ciri utama yang membedakan antara pendidikan formal dan pendidikan non-
formal adalah: bahwa penyelenggaraan pendidikan non formal (seperti halnya penyuluhan)
dapat diselenggarakan, "kapan saja dan di mana saja". Dengan demikian metoda yang akan
diterapkan di dalam pelaksanaan penyuluhan dapat menerapkan metoda pendidikan formal
(ceramah diskusi, belajar - penyuluhan dll).
Mandiri atau metoda yang tidak pernah diterapkan dalam sistem pendidikan formal
seperti: pameran, kunjungan ke rumah (anjang sana) ddl.
Ciri lain, kegiatan pendidikan non-formal (termasuk penyuluhan) selalu diprogram kan
sesuai dengan "kebutuhan sasaran" artinya berbeda dengan pendidikan formal yang telah
memiliki program yang dibakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus
mengikuti/menyesuaikan diri dengan program pendidikan tersebut. Setiap kegiatan
pendidikan non formal (kegiatan penyuluhan) harus menyesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan sasarannya. Dengan demikian, metoda penyuluhan yang akan dipillih harus selalu
disesuaikan dengan: karakteristik sasarannya, sumberdaya yang tersedia atau yang dapat
dimanfaatkan, serta Iingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselenggarakan kegiatan
penyuluhan tersebut.
c. Metoda penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa
Freire (1973) menyatakan bahwa pendidikan (terutama pendidikan orang dewasa,
penyuluhan) adalah merupakan proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh sebab
itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan ketergantunganatau
bentuk bentuk penindasan "baru".
Artinya, melalui pendidikan, sasaran didik harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
menyampaikan pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya, schingga di dalam proses
pendidikan tersebut kedudukan pendidik dan yang didik sama derajatnya.
Selaras dengan itu, salah satu ciri utama dari pendidikan orang-dewasa adalah:
keberhasilan pendidikan tidak tergantung pada seberapa banyak materi yang diajarkan, atau
seberapa jauh tingkat pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan , tetapi lebih
dicirikan pada seberapa Jauh program pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog
antara pendidik dan yang dididik. Karena Itu, pemilihan metoda pendidikan orang dewasa
(seperti halnya penyuluhan) harus lebih diutamakan pada metoda-metoda yang memung-
kinkan adanya dialog baik antara pendidik dan yang dididik maupun antara sesama peserta-
didik. Dengan demikian, metoda diskusi umumnya lebih baik dibanding dengan metoda
kuliah atau ceramah.
Di samping itu, harus selalu diingat bahwa sasaran penadidikan orang dewasa adalah
orang orang dewasa yang di samping telah memiliki pengalaman, perasaan dan harga diri
(yang tidak mudah dan tidak Ingin "digurui"), mereka umumnya Juga memiliki banyak
kegiatan (tidak memiliki banyak waktu untuk belajar). dan merupakan pribadi-pribadi yang
umumnya telah mengalami ke- munduran (baik kemunduran semangat belajar maupun
kemun- duran kemampuan fisiknya). Oleh karena itu, pemilihan metoda pendidikan orang
dewasa (termasuk penyuluhan) harus selalu mempertimbangkan:
1. Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu keg latan/ pekerjaan pokoknya.
2. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin.
3. Lebih banyak menggunakan alat peraga.
Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam pemilihan metoda pendidikan orang dewasa
(termasuk penyuluhan) adalah, bahwa program pendidikan harus lebih banyak mengacu
kepada pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi. dibandingkan dengan upaya
menambah pengalaman-belajar, baik yang berupa pengetahuan. sikap, maupun keterampilan-
keterampilan baru. Berkaitan dengan hal Ini. Scmidt (1974) menekankan agar pemilihan
metoda pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan) harus selalu mengacu kepada tujuan
yang ingin dicapai oleh program pendidikan yang pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu:
a) menata pengalaman masa lampau yang telah dimilikinya dengan cara "baru", dan
b) memberikan pengalaman baru (pengetahuan, sikap, ketrampilan)
Selaras dengan itu lebih lanjut diberikan acuan pemilihan metoda pendidikan yang
disesuaikan dengan kontinum proses belajarnya seperti terlihat pada Gambar 20.
Lebih lanjut, apapun metoda yang akan dipilih. Srinivasa (1977) mengingatkan agar selalu
mengacu kepada:
1. Pemecahan masalah sebagal pusat kegiatan belajar.
2. Merangsang kemampuan berpikir.
3. Pengembangan aktualisasi diri yang dapat berupa: pengembang kemampuan diri,
pengembangan konsep diri. dan pengembang daya Imajinasi yang kreatif.
10.3 Ragam Metoda Penyuluhan
Pada bagian awal Bab ini sudah disinggung. bahwa ragam metoda penyuluhan dapat
dibedakan menurut: media yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran, serta
pendekatan psikologisosial yang dilakukan penyuluhnya. Sehubungan dengan itu Totok
Mardikanto (1985) telan merangkum beragam metoda yang dapat diterapkan dalam kegiatan
penyuluhan, seperti terlihat dalam Tabel 7.
a. Metoda Individu-kunci/Kontak-tani
Individu-kunci (key person) adalah individu yang maju (induvatif) , termasuk dalam
golongan "penerapan-dini" yang atas kesadarannya bersedia (tanpa menuntut upah)
bekerja sama sebagai rekan sekerja penyuluh untuk melaksanakan kegiatan peny
luhan bagi warga masyarakat sekitar (terutama di lingkungan sosialnya sendiri).
Sebagat Individu yang Inovatif. la tertarik untuk melakukan pembaharuan dan
menerapkan setiap inovasi yang telah teruji berhasil/bermanfaat yang sesuai dengan
kondisi fisik dan sosial-budaya setempat. Di samping Itu, la memiliki rasa tanggung
jawab yang tinggi, dinamis. dan selalu merasa terpanggil untuk menggerakkan warga
masyarakat nya untuk melanjutkan perubahan-perubahan dalam segala aspek
kehidupan mereka demi perbaikan mutu hidup (kesejahteraan) setiap individu dan
masyarakat secara keseluruhan. Karena Itu, sering kali mereka menjadi pemimpin
dalam lembaga-lembaga sosial (kelompok atau organisasi) dan diakui masyarakatnya
panutan yang baik.
Metoda penyuluhan individu-kunci, adalah metoda yang menggunakan Individu-
Individu kunci sebagai sasaran utama penyuluhan. Artinya. di dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhannya, penyuluh selalu melakukan kontak-pribadi secara berkelanjutan dengan
Individu-Individu kunci tersebut. Untuk kemudian, selaras dengan karakteristik Individu-
kunci seperti yang dikemukakan di atas. mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan
penyuluhan tersebut kepada seluruh warga-masyarkatnya sebagai penyuluh "sukarela".
Metoda seperti ini sangat efektif dan efisien, sebab:
1. Penyuluh tidak perlu berhadapan langsung dengan seluruh warga masyarakat, sehingga
sangat menghemat waktu dan biaya yang seringkali merupakan kendala untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan.
2. Penyuluhan kepada masyarakat lebih efektif karena dilakukan sendiri oleh individu-kunci
yang sudah dikenal dan diakui sebagai panutan yang baik oleh masyarakat setempat. Bahkan
penyuluhan seperti ini lebih efektif dibanding Jika dilakukan sendiri oleh penyuluhnya.
terutama di lingkungan masyarakat yang masih sering belum dapat menerima, atau
mempercayai "wongliyo" atau "orang-luar" yang berasal atau berada di luar Iingkungan
sosial setempat.
Sayangnya, untuk menemukan Individu-Individu kunci seperti itu, sebagai tokoh
Informal individu-individu kunci tidak selalu mendapat tanggapan/pengakuan yang baik dari
pejabat/tokoh-formal setempat.
Untuk mengatasi hal ini, penyuluh dapat menempuh cara:
a) menanyakan kepada warga setempat. tentang siapa yang
dianggap/ditakuti oleh sebagian besar masyarakat: sebagai panutan
yang baik (dengan menggunakan teknik sosiogram).
b) konsultasikan individu-individu terpilih tersebut dengan
pejabat/tokoh-formal setempat untuk menentukan Individu-
individu kunci yang akan dijadikan rekan-sekerja penyuluh.
b. Surat menyurat
Metoda surat-menyurat, adalah metoda penyuluhan yang di lakukan oleh penyuluh
melalui pengiriman barang cetakan (gambar, leaflet. booklet. bulletin, newsletter, majalah,
dll) kepada sasarannya, baik perorangan (individu-Individu kunci yang anggota masyarakat
biasa maupun kelompok .
Metoda seperti Ini sángat efektif, terutama untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan
sasaran, untuk menggugah kesadaran, minat, dan menilai. sampai mencoba. ketrampilan
seringkali kurang efektif.
Meskipun metoda ini dianggap efektif. terutama untuk sasaran yang relatif laju (tingkat
pengetahuan dan kemampuan ekonominya). metoda seperti Ini akan lebih efektifi lagi kalau
digabungkan dengan metoda yang lain. khususnya metoda kelompok pendengar, pembaca,
dan pemirsa (KELOMPENCAPIR) atau metoda Individu-kunci.
c. Kunjungan (anjangsana dan anjang-karya)
Baik metoda anjang-karya maupun anjang sana. keduanya merupakan metoda
kunjungan, yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh dengan
melakukan kunjungan kepada sasarannya secara perorangan atau kelompok, baik
dirumah/tempat-tinggal (anjangsana) ataupun di tempat mereka biasa melakukan kegiatan
sehari-hari (anjang-karya).
Metoda Ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan untuk sasaran
yang setidak-tidaknya sudah pada tahapan "menilai", untuk mempengaruhi pikiran
dan ketrampilannya.
Untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensinya. metoda kunjungan
seperti Ini dikaitkan dengan metoda surat- menyurat. media-cetak, dan
Kelompencapir.
d. Karyawisata
Metoda karyawisata, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metoda kunjungan
(anjangsana dan anjang-karya). beda- nya adalah:
1. Penyuluh dengan mengajak sasaran penyuluhannya (per- orangan,
seringkali merupakan kelompok) mengunjungi obyek- obyek tertentu yang
sudah direncanakan/diplih. Jadi sasaran penyuluhan adalah yang diajak
dan bukannya yang dikunjungi.
2. Dalam karyawisata, kegiatan penyuluhan dibarengi dengan upaya
menghibur sasaran penyuluhannya.

Metoda karyawisata ini dimaksudkan untuk menambah wawasan (sikap dan


pengetahuan) sasaran penyuluhan untuk melakukan studi banding antara pengalaman
pengalaman yang sudah dimiliki dengan pengalaman pengalaman yang akan diperoleh
setelah mengunjungi obyek obyek yang dituju.
Didalam kegiatan karyawisata Di dalam kegiatan karyawisata. para peserta
dirangsang untuk melakukan pengamatan, berwawancara. tukarpikiran, berlatih keterampilan
tertentu, atau menimba pengalaman. sehingga sepulang mereka semakin terdorong untuk
mencoba pengalaman-pengalaman baru yang diperolehnya. Oleh sebab Itu, sangat efektif
untuk tahapan sebelum mencoba. khususnya pada tahapan minat dan menilai yang ditujukan
terutama untuk mempengaruhi minat dan pengetahuan pesertanya.
Metoda karyawisata ini, seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan yang menggunakan metoda lain (biasanya metoda pertemuan yang berupa kursus
atau pelatihan) baik yang sedang, telah atau akan dilaksanakan. Karena itu, metoda
karyawisata seringkali Juga merupakan bagian dari pelaksanaan metoda pertemuan, yang
disamping merupakan acara selingan untuk menghibur (mengurangi kejenuhan). juga untuk
menambah pengalaman yang menunjang materi yang telah disampaikan agar proses adopsi
(mencoba dan menerima) dapat lebih cepat dicapai.
Di samping itu, karyawisata juga dimaksudkan untuk menumbuhkan imajinasi dan
merangsang daya pikir kreatif pada diri sasarannya, berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang diperolehnya untuk berşwakarsa, swakarya, dan swadaya mencoba kegiatan-kegiatan
baru yang belum pernah didalam dan dilakukannya.
Sehubungan dengan itu, obyek-obyek yang akan dikunjungi hendaknya dipilih yang
memiliki kaitan erat dengan materi penyuluhan atau masalah-masalah dan potensi serta
peluang-peluang yang sedang dan akan dihadapi oleh sasarannya. Beberapa sasaran (obyek)
karyawisata yang terpilih. dapat berupa:
1. Individu atau kelompok yang memiliki! kesamaan kondisi (sumberdaya
alam, kemampuan ekonomi, dan kemudahan kemudahan) seperti! yang
dimiliki sasaran (peserta karya- wisata), tetapitelah melakukan kegiatan-
kegiatan dan mencapai prestasi (produksi. pendapatan, kesejahteraan) yang
lebih baik, dengan menerapkan inovasi-inovasi yang belum atau sedang
disuluhkan.
2. Lembaga-lembaga penelitian atau pusat-pusat Informasi yang diharapkan
dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru, menunjukkan alternatif-
alternatif (peluang baru, atau cara-cara pemecahan masalah yang sedang
atau akan dihadapi sasaran (peserta karyawisata) demi perbaikan mutu-
hidup mereka.
3. Pusat-pusat pelatihan, yang dapat memberikan pengalaman-pengalaman
baru (pengetahuan, ketrampilan).
4. Produsen sarana produksi, produsen alat/mesin, serta industri pengolah
hasil produk yang sesuai dengan kegiatan sasaran (peserta karyawisata).
yang diharapkan dapat merangsang kreativitas bagi tumbuhnya usaha-
usaha baru, menambah pengetahuan dan keterampilan baru serta
meningkatkan pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatannya sehari-hari.
5. Pusat-pusat kegiatan (pabrik, hamparan lahan pertanian yang sesuai
dengan kegiatan yang dilaksanakan sasaran (peserta karyawisata) sehari-
hari, dengan maksud untuk memberikan pengalaman-pengalaman baru:
baik mengenai apa yang sebaiknya dan harus dilakukan, pengelolaan
usaha, elos-kerja, dll.
Sebagai suatu metoda penyuluhan, kegiatan karya wisata seringkali sangat efektif,
tetapi memerlukan beaya yang besar dan memerlukan waktu khusus bagi pesertanya untuk
harus meninggalkan pekerjaan rutinnya yang seringkali sangat sulit ditinggalkan.
Di lain pihak, kegiatan karyawisata seringkali lebih menonjolkan kegiatan wisatanya
dapat memberikan hiburan bagi peserta, seringkali peserta kurang berminat atau tidak
memanfaatkan obyek-obyek yang dikunjungi sebagai sumber pengalaman dan bahan kajian
bandıng. Sebaliknya. Jika terlalu, banyak memberikan hiburan, yang mengendap dalam
benak dan perasaan peserta hanyalah wisatanya.
e. Demontransi
Istilah "demonstrasi" dalam bahasa sehari-hari sering kali rancu dengan istilah
"pameran", karena antara kedua istilah mengandung pengertian yang serupa yaitu.
"menunjukkan" mempertontonkan" pertontonkan" atau "menonjolkan" sesuatu dengan
maksud menarik perhatian orang yang melihatnya . Akan tetapi, di dalam pengertian metoda
penyuluhan. pameran lebih berkonotasi pada kata "display" atau menunjukkan dan
memamerkan sesuatu yang belum pernah atau jarang dipertunjukkan kepada khalayak umum,
sedang demonstrasi lebih sesuai dengan asal katanya "to demonstrate" yang berarti
menunjukkan, membuktikan, atau meragakan sesuatu senyata-nyatanya agar orang lain
mempercayainya.
Metoda demonstrasi, sering kali dipandang sebagai metoda yang paling efektif.
karena metoda seperti ini sesuai dengan kata pepatah "seeing is believing" yang dapat
diartikan sebagai "dengan melihat, kita menjadi percaya" atau percaya karena melihat.
Artinya, di dalam kegiatan penyuluhan, kepada sasaran penyuluhan perlu ditunjukkan
(diragakan) buktl-bukti yang nyata, yang dapat dengan mata kepala mereka sendiri, agar
mereka mempercayai segala sesuatu yang disuluhkan. Bila mereka sudah percaya. mereka
pasti lebih cepat terdorong untuk mencoba dan menerapkannya.
Oleh sebab itu, metoda demonstrasi hampir selalu diterapkan oleh setiap penyuluh,
meskipun sebenarnya metoda Ini lebih tepat diterapkan setidak-tidaknya pada tahapan
"minat" dan "menilai", karena memerlukan beaya yang relatif mahal.
Di dalam praktek penyuluhan, metode demonstrasi ini diterapkan dengan maksud:
membuktikan keunggulan sesuatu Inovasi yang dikenalkan, dan atau menunjukkan cara-kerja
yang benar yang seharusnya dikerjakan. Karena Itu, metoda demonstrasi dibedakan dalam:
1. "demonstrasi cara". yang lebih menonjolkan pada upaya menunjukkan
(dalam pengertian melatih) kepada sasaran penyuluhan tentang cara-
kerja yang benar, seperti: cara memupuk. cara menggunakan alat
sprayer, cara bertanam berbaris, dll. dan
2. "demonstrasi hasil", yang lebih menonjolkan pada upaya menunjukkan
(dalam pengertian membuktikan) kepada sasaran penyuluhan tentang
keunggulan Inovasi yang ditawarkan, seperti: demonstrasi benih
unggul, demonstrasi pemupukan berimbang. dll.
3. "demonstrasi cara dan hasil", yang dimaksudkan baik untuk
menunjukkan/melatih cara-kerja yang benar sekaligus
menunjukkan/membuktikan keunggulan inovasi yang ditawarkan.
Sehubungan dengan Itu ,pelaksanaan metoda demonstrasi perlu memperhatikan prinsip-
prinsip (Soekarmanto, 1978):
1. Untuk demonstrasi cara:
a) Perubahan yang didemonstrasikan harus dilandasi oleh alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan dengan didukung oleh data atau Informasi yang dapat
dipercaya
b) Perubahan yang didemonstrasikan harus dapat dilaksanakan oleh sasaran, sesuai
dengan sumberdaya yang tersedia dan pengetahuan serta ketrampilan yang dimiliki.
c) Perubahan yang ditawarkan harus ditindaklanjuti dengan kegiatan pelatihan yang
memadai.
2. Untuk demonstrasi hasil.
a). inovasi yang didemonstrasikan harus mampu bersaing dengan yang digantikan
atau yang telah dipraktekkan oleh sasaran penyuluhan , baik ditinjau dari segi teknis
(produk, mutu pelaksanaan kegiatan),ekonomis,(biaya pendapatan/keuntungan
manfaat dan resiko) serta dapat diterima oleh nilai-nilai sosial budaya setempat.
b). Memiliki peluang dan harapan keberhasilan yang tinggi jika diterapkan.
c). tidak menimbulkan masalah-masalah baru, baik secara teknis ekonomi maupun
sosial budaya.

Disamping itu, baik demonstrasi cara maupun demonstrasi hasil harus tetap memegang
prinsip:
a. sasaran penyuluhan tetap diberi kebebasan untuk memilih/menerapkan Inovasi atau
cara-cara yang diyakininya lebih baik (sesuai dengan kondisinya masing-masing).
b. setiap perubahan atau inovasi yang ditawarkan harus memberikan manfaat atau nilai
tambah, baik secara teknis, ekonomis maupun sosial budaya.
c. demonstrasi harus dilaksanakan dengan penuh kejujuran sehingga dapat dihindari
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari jika inovasi/perubahan yang
ditawarkan itu diterapkan/diadopsi oleh masyarakat sasaran penyuluhan nya.
Meskipun metode demonstrasi ini merupakan metode yang efektif, bukan berarti bahwa
metode demonstrasi ini mudah dilaksanakan . Sebab, disamping memerlukan biaya yang
relatif besar pelaksanaan demonstrasi ini menuntut banyak persyaratan yang seringkali sulit
dipenuhi.

Beberapa persyaratan penyelenggaraan demonstrasi yang harus diperhatikan:


a. Lokasi penyelenggaraan harus strategis (mudah dilihat) oleh masyarakat umum, yang
diharapkan sebagai sasaran penyuluhan nya. Jika diterapkan untuk penyuluhan
pertanian maka persyaratan teknis (keadaan lahan, keadaan pengairan, tingkat
kesuburan, dll) harus benar-benar mewakili kondisi lahan pada umumnya sehingga
dapat ditiru oleh sebagian besar petani setempat.
b. Harus dilaksanakan oleh demonstrator yang telah terpilih dalam artian:
1) sebagai demonstrator harus warga masyarakat setempat, sehingga
memberikan harapan bahwa Inovasi/cara-kerja yang didemonstrasikan
pasti dapat diterapkan oleh warga masyarakat setempat pula.
2) lebih diharapkan, demonstratornya merupakan Individu-kunci yang
selain dipercaya masyarakat setempat sebagai panutannya. Juga akan
dengan sukarela menyuluhkan kegiatan yang di demonstrasi kan Itu
kepada masyarakatnya
3) memiliki kemampuan (pengetahuan, ketrampilan. dan sumberdaya)
yang mewakili rata-rata kemampuan masyarakat setempat, sehingga
inovasi/perubahan yang didermonstrasikan merembes di kalangan
warga masyarakat setempat.
c) Demonstrasi harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan tidak boleh gagal atau
justru memberikan hasil yang lebih buruk dibanding d keblasaan-kebiasaan yang telah
dilaksanakan oleh warga setempat.
Demonstrasi yang tidak berhasil, justru akan menumbuhkan ketidakpercayaan masyarakat
sasaran kepada kegiatan-kegiatan yang diupayakan penyuluh di masa-masa mendatang. Jika
hal ini terjadi, akan sangat sulit bagi penyuluh yang bersangkutan untuk mengembalikan
simpati/kepercayaan masyarakatnya. Di samping beberapa persyaratan yang di dalam praktek
relatif sulit dipenuhi Itu, untuk meningkatkan efektivitas metoda demonstrasi perlu
dilaksanakan pula program-program ikutan atau dibarengi dengan penerapan metoda
penyuluhan yang lain yang akan menunjang atau memanfaatkan kegiatan yang
didemonstrasikan itu. Program-program ikutan atau metoda lain yang perlu dipersiap kan
adalah:
1) Kegiatan persiapan, yang berupa:
a) Perencanaan operasional, baik yang menyangkut: organisasi.
perlengkapan, sarana, maupun sumberdaya termasuk dana yang
diperlukan.
b) Latihan operasional bagi petugas yang diperlukan.
c) Latihan bagi calon demonstrator.
2) Program ikutan atau metoda penyuluhan lain yang berupa:
a) penyebaran Informasi : tentang penyelenggaraan demonstrasi
tersebut kepada masyarakat umum, baik secara lisan (perorangan.
Iewat pertemuan), media-cetak (pembuatan: poster. placard, leaflet.
maupun selebaran), lewat radio/ TV.
b) penyelenggaraan latihan/kursus yang memanfaatkan demonstrasi
tersebut, termasuk juga mengajak warga masyarakat (perorangan
atau kelompok) melihat demonstrasi (Farm Field Day).
c) Mengadakan pertemuan, kelompok-diskusl. dll. baik untuk
menunjang penyelenggaraan demonstrasi ataupun
memanfaatkannya sebagai bahan diskusi.
3. Program lanjutan, yang berupa:
a) pengorganisasian masyarakat sasaran untuk memanfaatkan/
mengembangkan hasil-hasil demonstrasi.
b) mengembangkan penyelenggaraan demonstrasi-demontrasi yang lainnya.
Khusus untuk penyuluhan pertanian, penerapan metode dengan tema strategi ini sering
dikaitkan dengan tujuan pengujian-lokal (petak-pengalaman). Artinya, dengan mengamati
hasil-hasil pengujian lokal (local verification trials) yang diselenggarakan, setiap setiap
penyuluhan dapat memanfaatkan petak-petak pengalaman yang dinilainya baik untuk
dikembangkan sebagai media demonstrasi.
Di samping itu, di dalam penyuluhan pertanian dikenal adanya beragam metode demonstrasi
yang masing-masing memiliki ciri yang berbeda baik materi luas/volume kegiatan maupun
tujuan yang ingin dicapai (Tabel 8).
f. Metoda Pertemuan Kelompok
Termasuk didalam metods pertemuan kelompok adalah ceramah,kuliah, diskusi dan kursus
atau pelatihan.
1. Ceramah
Metoda ceramah merupakan metode yang paling sederhana dan paling sering
diselenggarakan untuk mengubah kesadaran dan minat sasaran Penyuluhan.
Metode ceramah , umumnya diselenggarakan didalam suatu tempat tertentu ( terbuka atau
tertutup) dengan jumlah peserta yang relatif besar sekitar 50-500 orang tergantung kapasitas
ruangannya. Pada metode ini, penyuluh lebih banyak memegang peran untuk menyampaikan
dan menjelaskan materi penyuluhan dengan sedikit memberikan kesempatan kepada sasaran
untuk menyampaikan tanggapannya.
Karena besarnya jumlah sasaran, dalam metode ini sering kali digunakan alat bantu
berupa materi tertulis dan atau gambar terproyeksi untuk menarik perhatian dan memperjelas
materi yang disampaikan. Jika alat bantu seperti itu tidak tersedia, penyuluh harus pandai
membaca situasi dan membuat sasaran tetap memperhatikan ceramahnya. Kekurangtrampilan
Penyuluh untuk menyampaikan ceramah nya akan memberikan kesempatan kepada sasaran
untuk tidak memperhatikan (dengan bercakap cakap sendiri atau mengantuk).
Oleh sebab itu , waktu penyelenggaraan ceramah juga harus dibatasi maksimum 1-2 jam.
2. Kuliah
Metode kuliah sebenarnya tidak berbeda dengan metode ceramah, dalam arti peran:
penyuluhan yang relatif mendominasi kesempatan berbicara dan penggunaan alat-bantu
menyuluh maupun alat peraga yang digunakan.
Bedanya adalah:
a) Pada umumnya diselenggarakan pada ruangan tertutup.
b) Jumlah sasarannya relatif terbatas (maksimum 50 orang).
c) Sasaran Penyuluhan relatif memiliki kesempatan lebih banyak untuk menyampaikan
tanggapan dan meminta penjelasan kepada penyuluh nya.
Karena itu metode kuliah lebih efektif untuk mempengaruhi tingkat pengetahuan (dan sedikit
keterampilan) sasaran pada tahap dan minat dan menilai.
Beda dengan metode ceramah yang hanya sedikit sekali memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapan dan meminta penjelasan kepada penyuluh
nya, dalam penerapan metode kuliah ini seorang penyuluh harus benar-benar memiliki
persiapan yang baik baik yang berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi atau mengajar,
penguasaan materi penyuluhan, maupun sikapnya terhadap sasaran.
Khusus tentang sikapnya terhadap sasaran arboleda 1981 mengingatkan agar setiap
penyuluh dapat berperan sebagai seorang pedagang yang ingin mengobrol atau menjual habis
dagangannya tanpa harus khawatir bahwa barang dagangannya itu akan habis dijual. Bahkan
sebaliknya semakin banyak barang dagangan atau ilmu yang dikuasainya itu dijual dia justru
semakin banyak memperoleh barang dagangan atau pengalaman baru.
3.Diskusi
Berbeda dengan metode ceramah dan kuliah, pada metode ini sasaran yang memiliki
kesempatan yang lebih luas untuk menyampaikan informasi baik yang berupa pendapatnya
sendiri maupun tanggapannya atas Informasi yang disampaikan oleh penyuluh atau oleh
anggota/sasaran penyuluhan lainnya. disamping itu, berbeda dengan metode ceramah dan
kuliah peran penyuluh relatif kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai fasilitator atau
narasumber,dan bukannya semata-mata sebagai sumber informasi atau informan.
sebagai metode penyuluhan atau pendidikan orang dewasa metode ini dinilai paling sesuai
karena dalam metode ini setiap orang dinilai memiliki derajat yang sama sehingga sama pula
hak mereka untuk menyampaikan pendapatnya.
Sebagai metode penyuluhan, metode ini sangat efektif untuk bertukar informasi dan
menggali pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing pesertanya
karena itu sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, bahkan (jika dilaksanakan
di lapangan atau dengan bantuan peralatan tertentu) juga dapat meningkatkan keterampilan
sasaran titik sehingga metode ini sangat efektif untuk sasaran pada tahapan menilai dan
mencoba. sedangkan untuk tahapan sadar dari minat dinilai kurang efisien karena hanya
menjangkau sasaran yang relatif terlambat.
Bentuk-bentuk metode diskusi ini sangat beragam yang masing-masing memiliki
keunggulan dan kelemahannya sendiri sendiri sebagaimana dikemukakan di dalam lampiran.
Untuk menyelenggarakan suatu diskusi yang baik perlu diingat adanya 5 unsur yang
harus dipahami dan dipatuhi oleh setiap peserta diskusi yaitu:
a) ada materi tertentu yang akan didiskusikan, dan semua percakapan harus
selalu mengacu pada materi yang diskusikan itu.
b) diskusi harus berlangsung secara terpimpin, artinya ada pemimpin diskusi
yang mengarahkan percakapan dan mengatur lalu lintas pembicaraan
masing-masing peserta satu persatu secara bergantian. Tanpa adanya ke
terpimpinan diskusi akan mengarah kepada keributan keributan sehingga
tidak efisien serta seringkali menjadi tidak efektif untuk mendiskusikan
materi yang didiskusikan tersebut.
c) pemimpin diskusi harus dapat bersikap sebagai titik 2 pengarah dan
penasehat untuk memperjelas tujuan diskusi titik di samping itu, harus
dapat bertindak sebagai juru damai serta mampu untuk memupuk suasana
bermusyawarah.
d) diskusi harus berlangsung dalam suasana tidak resmi sehingga mampu
mengembangkan suasana yang santai dan memberikan iklim yang
memungkinkan semua peserta berani dengan bebas dan tentram atau tidak
canggung menyampaikan pendapatnya.
e) semua anggota harus menghargai serta mentaati keputusan kelompok
meskipun sebenarnya dia belum dapat menerimanya.
Sehubungan dengan itu di dalam pelaksanaan diskusi perlu diperhatikan:
a) Tempat duduk peserta sebaiknya melingkar sehingga masing-masing dapat
memandang anggota/peserta yang lain dengan bebas tidak terhalang oleh
yang lainnya. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing dapat saling
memperhatikan, untuk meningkatkan perhatian peserta terhadap jalannya
diskusi serta mengurangi situasi yang tidak diharapkan (misalnya peserta
bercakap-cakap sendiri, atau sementara orang lain berbicara ada yang
mengantuk).
b) Setiap anggota harus melayani kelompok dan berupaya mencapai
kesepakatan untuk mengambil keputusan kelompok. Sebaliknya kelompok
harus mampu memperhatikan dan memahami kebutuhan, pendapat, dan
perasaan masing-masing anggotanya. Sehingga keputusan yang diambil
benar-benar dapat diterima dan ditaati oleh seluruh anggotanya termasuk
yang semula tidak dapat menyetujuinya.
4. Kursus
berbeda dengan metode pertemuan kelompok yang lain. Seperti ceramah, kuliah, dan diskusi,
metode khusus ini memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
a. penyelenggaraan penyuluhan dengan metode kursus biasanya berlangsung selama
beberapa hari sampai beberapa bulan sedangkan pada metode pertemuan kelompok
yang lainnya hanya berlangsung sesaat atau paling lama hanya berlangsung beberapa
hari.
b. selama kursus, diterapkan beragam metode pertemuan kelompok yang lain (baik
ramah, kuliah, dan diskusi)bahkan seringkali digabung pula metode penyuluhan yang
lain seperti: demonstrasi, karya wisata , role playing, anjangsana, anjangkarya, dll
c. Khusus memerlukan pengorganisasian yang jelas terlebih dahulu yang menyangkut:
1. Kepanitiaan, baik mengenal personal yang dilibatkan maupun membagikan
tugas dan tanggung jawab masing-masing.
2. Persiapan materi khusus dan penyediaan perlengkapan yang diperlukan,
termasuk persiapan ruangan, alat bantu mengajar, dan alat-alat peraga yang
diperlukan.
3. Penetapan pengajar/pelatih/fasilitator yang andal untuk setiap materi maupun
setiap metode yang akan diterapkan.
4. Akomodasi dan konsumsi bagi peserta dan fasilitator.
d. tujuan khusus tidak hanya membekali sasaran dengan pengalaman belajar yang akan
digunakan untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan sudah dirasakan tetapi
seringkali justru lebih banyak membekali pengalaman belajar yang akan dapat digunakan
sasaran untuk melaksanakan tugas-tugas atau peran yang diterimanya, serta membekali
pengalaman yang berguna bagi pemecahan masalah atau pemenuhan kebutuhan di masa
mendatang yang mungkin belum dirasakan.

Karena itu di dalam pelaksanaan kursus, kepada masyarakat sasaran perlu diberikan:
1. Materi dasar yaitu pengalaman belajar yang harus diketahui yang merupakan dasar
atau landasan bagi pemahaman materi inti.
2. Materi inti, yaitu pengalaman belajar yang harus dipahami untuk dapat melaksanakan
tugas sesuai dengan peran yang akan diterima atau agar mampu memenuhi kebutuhan
atau memecahkan masalah masalah yang akan dihadapi sesuai dengan tujuan khusus
yang bersangkutan.
3. Materi penunjang, yaitu pengalaman belajar yang perlu diketahui untuk memperlancar
pelaksanaan tugas atau mempercepat pemecahan masalah/pemenuhan kebutuhan yang
akan dirasakan.
e. melalui kursus, diupayakan tidak sekedar mempengaruhi sikap dan pengetahuan sasaran,
tetapi seringkali justru lebih ditekankan kepada pembekalan pengetahuan dan keterampilan
keterampilan tertentu.
oleh karena itu , berbeda dengan metode pertemuan kelompok yang lain metode kursus ini
lebih efektif untuk mempengaruhi sikap pengetahuan dan keterampilan peserta yang berada
pada tahap sadar minat ,menilai, mau pun mencoba.
Satu hal yang perlu diperhatikan di dalam penyelenggaraan penyuluhan dengan penerapan
metode khusus adalah pemilihan tenaga pengajar/pelatih/fasilitator, yang harus memiliki
kualifikasi:
1. Menguasai ilmu yang akan diajarkan.
2. Memiliki cukup pengalaman mengajar atau melatih sebab seorang pakar bukan
jaminan sebagai pengajar/pelatih yang andal.
3. Memiliki pengalaman dalam profesi yang selaras dengan materi yang diajarkan, agar
memiliki wawasan yang luas dan mendalam di dalam penjelasan dan memberikan
contoh-contoh tentang aplikasi pengetahuan/keterampilan yang diajarkan.
g. Kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa/kelompencapir
KELOMPENCAPIR, sebenarnya merupakan kelompok yang secara rutin memberi
informasi dari media massa (radio, televisi, media cetak) yang dinilainya bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan atau untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapinya
dan mendiskusikan dalam pertemuan berkala yang telah mereka sepakati bersama.
Dengan demikian KELOMPENCAPIR sebenarnya adalah kelompok diskusi, tetapi
sumber informasi yang dimanfaatkan tidak bersumber/berasal dari penyuluh, melainkan dari
media massa karena itu kehadiran penyuluh tidak merupakan keharusan mutlak titik
penyuluhan hanya bertindak sebagai fasilitator atau menarik sumber untuk memperjelas
informasi yang dibahas serta memberi berikan arahan tentang segala sesuatu yang dinilai
penting bagi perbaikan mutu hidup seluruh warga kelompok yang bersangkutan karena itu
kehadiran penyuluh dapat juga diganti atau disertai oleh narasumber narasumber lain yang
sesuai dengan materi yang diskusikan.
seperti halnya metode diskusi, metode kelompencapir sangat efektif untuk mempengaruhi
sikap pengetahuan atau bahkan keterampilan anggotanya titik pada tahapan: sadar minat
menilai atau juga mencoba.
Untuk memperoleh informasi yang akan didiskusikan pada umumnya tidak seluruh
anggota harus berburu informasi tetapi untuk menugaskan beberapa orang yang
melaksanakan tugas tiket untuk mengumpulkan informasi yang penting penting dari
mendengarkan radio menonton televisi dan membaca majalah atau media massa yang lain.
Mengingat mahalnya biaya pengumpulan informasi (terutama dari media cetak)
kelompok ini dapat berlangganan sendiri atau bahkan memanfaatkan media massa yang
sudah dimiliki oleh anggotanya sendiri.
h. Pertemuan umum
pertemuan umum, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode pertemuan kelompok
bedanya adalah:
1. pada umumnya diselenggarakan di tempat terbuka sehingga dapat menampung jumlah
peserta yang jauh lebih besar dibandingkan pertemuan kelompok.
2. karena jumlah peserta sangat banyak kepada sasaran sama sekali tidak ada
kesempatan untuk menyampaikan pendapat pribadinya sendiri.
Karena itu, metode pertemuan umum hanya efektif untuk mempengaruhi sikap dan
pengetahuan sasaran guna membangkitkan kesadaran dan minat sasaran penyuluh nya.
sebagai metode penyuluhan dalam penyelenggaraan pertemuan umum harus diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. harus menarik perhatian masyarakat luas titik untuk itu dapat ditempuh melalui
beberapa cara yaitu:
a. pembicara harus orang yang sudah dikenal baik dan dirindukan
kehadiran/suaranya oleh masyarakat sasaran atau yang sama sekali belum
dikenal tetapi menimbulkan masyarakat untuk menghadirinya misalnya orang
asing.
b. dibarengi dengan pertunjukan pertunjukan atau dikaitkan dengan kegiatan lain
yang menarik perhatian masyarakat luas.
c. memerlukan publikasi seluas-luasnya terutama sekitar satu minggu sebelum
acara tersebut diselenggarakan.
2. pembicaraan harus memiliki kualifikasi yang baik sebagai ahli berpidato (orator)
,propaganda, atau bahkan sebagai penggerak massa atau bahkan sebagai agitator yang
mampu membangkitkan semangat dan minat masyarakat sasarannya.
3. Dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sesuai.
Sehubungan dengan itu, penyelenggaraan pertemuan umum seringkali menghadapi
kendala menyangkut pembiayaan baik harus disediakan oleh penyuluh maupun harus
dikorbankan oleh masyarakat sasarannya terutama yang berasal dari tempat jauh dan
kesulitan sarana penghubungan/pengangkutan baik pengorbanan dalam bentuk uang maupun
waktu untuk meninggalkan pekerjaan rutinnya.
Disamping itu, metode ini memiliki kelemahan lain yang berupa:
1. keterbatasan materi penyuluhan yang dapat diberikan dan diterima oleh masyarakat
sasarannya.
2. Karena jumlah pengunjung yang sangat besar apalagi jika pengeras suara kurang baik
materi yang disampaikan tidak jelas diterima dan dipahami sasaran titik sehingga
seringkali menyebabkan kegagalan komunikasi.
3. Beserta kurang memperhatikan materi yang disampaikan, baik karena gangguan
orang-orang di sekitarnya atau karena dia sendiri kelelahan selama di perjalanan dan
atau selama menunggu acara tersebut apalagi jika harus berdiri di terik matahari atau
terkena guyuran hujan.
4. jika dibarengi dengan pertunjukan, mungkin masyarakat sasaran lebih memperhatikan
hiburannya dan acara penyuluhan dianggap membosankan bahkan mengganggu
kesenangan yang.
i.Pameran
berbeda dengan metode penilaian umum yang hanya menyampaikan materi penyuluhan
secara lisan dalam penerapan metode pameran penyuluhan disampaikan baik secara lisan
tertulis, proyeksi atau bahkan dengan peragaan dan demonstrasi demonstrasi titik sedangkan
tujuan pameran itu sendiri juga sangat beragam mencakup:
1. mengenalkan sesuatu yang baru atau yang selama ini belum banyak diketahui
masyarakat luas.
2. Menjelaskan suatu produk atau cara yang sudah dikenal dan diterapkan oleh
masyarakat luas tetapi masih memerlukan penjelasan lebih lanjut agar mereka lebih
menyukai atau dapat melaksanakan dengan lebih baik atau lebih terampil.
3. Membanding-bandingkan keunggulan sesuatu produk atau teknologi dengan produk
atau teknologi lainnya sudah dikenal oleh masyarakat luas atau bakat yang ada pada
saat bersamaan ikut dipamerkan.
Oleh karena itu sebagai metode penyuluhan dengan pendekatan masalah metode pameran
sangat efektif (dan lebih efektif dibandingkan metode pertemuan umum) untuk
mempengaruhi sikap pengetahuan dan keterampilan sasaran yang dalam tahapan kesadaran,
minat, dan menilai atau bahkan mencoba.
efektivitas penggunaan metode pameran tersebut tidak hanya terletak pada cara penyampaian
pesan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (lisan, media cetak, terproyeksi, dan
demonstrasi) yang menarik, tetapi dalam kesempatan tersebut sasaran dapat:
1. berkomunikasi langsung dengan penyuluh untuk memperoleh penjelasan-penjelasan
yang lebih rinci
2. Mengamati peragaan yang didemonstrasikan
3. Merasakan atau menikmati (rasa, kenyamanan) produk-produk yang dipamerkan, atau
4. Mencoba sendiri segala sesuatu yang dirasakan.
Diitinjau dari penyelenggaraannya, pameran dapat dilaksanakan secara insidental atau
dikaitkan dengan event-event tertentu seperti kunjungan pejabat, peringatan hari-hari
bersejarah atau hari raya. Maupun diselenggarakan secara menetap di suatu tempat khusus
yang disediakan untuk keperluan pameran seperti museum, ruang pameran, tanaman hiburan,
ganggang dagang, tanah taman wisata, dan lain-lain. disamping itu, dilihat dari cara
penyelenggaraannya pameran dapat dilaksanakan di suatu tempat yang menetapkan atau
bahkan diselenggarakan melalui melalui pameran keliling.
Meskipun sebagai metode penyuluhan dengan pendekatan masa dinilai sangat efektif tetapi
penyelenggaraan pameran juga memiliki kelemahan-kelemahan terutama yang menyangkut:
1. Memerlukan biaya yang mahal karena disamping harus "baik" juga harus disajikan
dengan lebih "menarik" agar tidak mengecewakan pengunjungnya.
2. Kurang efektif menjangkau sasaran, manakala banyak pengunjung yang bukan
sasaran (terlalu banyak anak-anak)sehingga justru mengganggu pengunjung lain yang
sungguh-sungguh ingin memperoleh informasi.
3. Adanya sarana hiburan yang lebih menarik minat pengunjung seringkali mengganggu
efektivitas penyuluhan terutama jika hiburan tersebut menggunakan pengeras suara
yang berlebihan.
Manfaat lain dari penerapan metode ini adalah, karena pameran ini dapat diselenggarakan
sebagai wujud penghargaan pemerintah terhadap karya dan partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan nasional titik sekaligus sebagai sarana hiburan bagi warga masyarakat
luas yang pada umumnya sangat langka atau tidak terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah.
Sehingga penyelenggaraan pameran itu sendiri dapat lebih mendorong seluruh warga
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan karena mereka juga merasa
diperhatikan dan diakui keberadaannya titik apalagi, jika pameran ini diselenggarakan dalam
bentuk: pameran pembangunan atau dikaitkan dengan hari-hari penting seperti peringatan
proklamasi kemerdekaan ,hari Krida pertanian, hari kebangkitan Nasional, dll.

j. Pertunjukan
Penyuluhan dengan metode pertunjukan adalah kegiatan penyuluhan yang dikaitkan
dengan penyelenggaraan suatu pertunjukan atau kesenian baik yang dilaksanakan khusus
untuk keperluan penyuluhan atau yang dilaksanakan dengan penyampaian pesan pesan yang
ingin disampaikan kepada sutradara atau pemain/pemegang peran/pelakon agar disisipkan
dalam dialog atau adegan-adegan yang akan dimainkan titik Dengan demikian
penyelenggaraan pertunjukan sendiri hanya digunakan sebagai aturan atau media komunikasi
untuk menyampaikan pesan-pesan atau inovasi yang ingin disuluhkan.
Sebagai metode penyuluhan, penerapan media pertunjukan ini dapat sangat efektif
manakala penyampaian pesan (pemain) memang benar-benar memahami, menghayati dan
memerankannya dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesan mengada-ngada. Dibuat-
buat atau menggurui yang seringkali menimbulkan tanggapan yang kurang diharapkan.
Penyuluhan dengan metode pertunjukan juga akan tidak efektif manakala:
1. pertunjukan itu sendiri tidak menarik untuk ditonton, Mbak ditinjau dari produk cerita
yang dimainkan atau peragaan yang ditunjukkan oleh para pemerannya. Sehingga
pesan-pesan penyuluhan yang disampaikan juga menjadi tidak diperhatikan.
2. cerita yang begitu memikat perasaan penonton untuk larut di dalam setiap adegan atau
alur ceritanya sehingga adanya pesan-pesan penyuluhan dianggap mengganggu yang
menimbulkan kesan negatif terhadap kegiatan penyuluhan itu sendiri.
3. Penyampaian pesan oleh pemeran yang kurang baik atau adanya gangguan teknis
pada saat pasang penyuluhan itu disampaikan (misalnya: kerusakan pengeras suara,
gangguan lampu, dll).
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode pertunjukan adalah pertunjukan
tersebut harus menarik minat masyarakat sasaran atau aja dan memikatnya yang dapat
diusahakan melalui:
1. macam pertunjukan yang dimainkan, harus sesuai dengan minat/kesukaan sebagian
besar sasaran penyuluhan . bagi kebanyakan orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat
umumnya lebih menyukai kesenian tradisional (ludruk, ketoprak, wayang, sandiwara
dll.)tetapi bagi kalangan remaja/generasi muda mungkin lebih menyukai kesenian
populer (orkes dangdut, lawak) kesenian kontemporer (teater , dll).
2. pengatur lagu atau pemain juga harus yang sudah terkenal/disukai oleh masyarakat
sasaran.
3. penggunaan teknologi menarik.
Kendala umum yang dihadapi penyuluh untuk menerapkan metode ini adalah besarnya
biaya pertunjukan yang harus disediakan titik sehubungan dengan itu, penyuluhan tidak perlu
mengadakan pertunjukan khusus untuk penyuluhan nya tetapi cukup dengan menyampaikan
"titipan" pesan kepada sutradara/pemainnya pada saat ada pertunjukan pertunjukan yang
diselenggarakan oleh perorangan yang sedang mengadakan pesta,dll.
Sebagai metode penyuluhan metode ini mampu digunakan untuk mempengaruhi sikap,
pengetahuan, dan bahkan keterampilan-keterampilan tertentu. sehingga umumnya sangat
efektif untuk menggugah kesadaran menumbuhkan minat menilai atau bahkan bagi sasaran
dalam tahap mencoba meskipun sangat kecil manfaatnya.
k. Radio
Maksud dengan metode radio adalah kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan dengan
penggunaan radio sebagai saluran atau media komunikasi nya. Pada metode ini penyuluh
menyampaikan pesan penyuluhan siaran radio, sedangkan masyarakat sasaran dapat
menerima materi penyuluhan nya jika ia ikut mendengar siaran radio pada waktu dan
gelombang yang sesuai dengan jam siaran penyuluhan yang bersangkutan.
Metode radio ini berkembang di Indonesia sejak awal dasawarsa 70-an titik yang
diawali dengan mengadakan siaran pedesaan dan semakin lama semakin berkembang
terutama didukung oleh perkembangan teknologi yang mampu menghasilkan radio transistor
berukuran kecil atau radio saku dengan harga yang sangat murah.
Sebagai metode penyuluhan sebagian besar pesan penyuluhan disampaikan secara
searah karena penyebab tidak dapat berhadapan dan berkomunikasi langsung dengan
masyarakat sasarannya. Tetapi, metode ini masih dapat memberikan kesempatan kepada
masyarakat sasaran untuk menyampaikan informasi/tanggapannya dalam acara "kontak
pendengar" yang dibacakan dan ditanggapi langsung oleh penyiar/penyuluh nya.
Dengan adanya acara kontak pendengar itu sifat penyuluhan dengan menggunakan
metode radio ini dapat diterapkan tidak hanya dengan pendekatan massal tetapi dapat dengan
pendekatan kelompok maupun perorangan.
Sebagai metode penyuluhan metode ini hanya mampu menyampaikan informasi
secara lisan dan dalam waktu singkat maupun mencapai sasaran yang sangat luas sehingga
efektivitas serta relatif murah untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan sasaran yang
dalam tahapan sadar,, dan menilai titik meskipun melalui siaran radio dapat disampaikan
informasi yang bersangkutan keterampilan keterampilan tertentu tetapi karena sasaran tidak
melihat peragaannya penyampaian informasi tentang keterampilan menjadi kurang efektif.
Kelemahan penggunaan metode radio adalah:
1. Masyarakat sasaran terutama yang tingkat pengetahuan yang rendah relatif sulit
menangkap dan memahami pesan-pesan yang hanya diterima melalui pendengarannya
saja.
2. sering sulit didengar dengan baik manakala banyak gangguan selama penyiaran, baik
gangguan di studio siaran, di udara, maupun di tempat siaran itu diterima oleh
masyarakat sasarannya.
Karena hal-hal seperti itulah pengalaman di India metode radio ternyata tidak berhasil
meningkatkan pengetahuan masyarakat ( Dube,1976).
Sebagai metode penyuluhan siaran penyuluhan lewat radio juga menjadi kurang menarik
kalau disajikan hanya dalam bentuk ceramah titik karena itu penyajiannya harus sangat
beragam misalnya: laporan pandangan mata, laporan perjalanan, obrolan/percakapan atau
digabungkan dengan metode pertunjukan (sandiwara radio, dll) dan atau siaran-siaran
hiburan yang lain.
Tetapi, seperti halnya dengan metode pertunjukan penggabungan metode radio dengan
metode pertunjukan akan menghadapi kendala berupa manakala: macam pertunjukan tidak
disukai atau penyampaian pesan (pemerannya) tidak memahami serta menghayati dan
mampu memainkan perannya dengan baik.
Kelemahan lain dari metode radio adalah kesulitan dalam merancang program siaran
yang sesuai dengan kebutuhan seluruh (sebagian besar) masyarakat sasaran yang baik
mengenai materi yang ingin disampaikan maupun bentuk dan bahasa yang harus disajikan
titik bahayanya masyarakat dengan menghasilkan kesan pertama yang tidak menyenangkan
(karena materi penyuluhan tidak sesuai dengan kebutuhannya, atau bentuk dan bahasa yang
tidak disukai) akan sangat sulit membuat mereka untuk menyukai acara penyuluhan yang
disampaikan lewat radio. Sehubungan dengan hal tersebut metode radio akan semakin efektif
jika digabungkan dengan metode kelompencapir.

l. Kaset (pita-rekaman)
Selaras dengan perkembangan teknologi dan keberhasilan pembangunan yang mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat metode penyuluhan dengan memanfaatkan media
massa semakin berkembang. demikian pula metode penyuluhan dengan menggunakan radio
kemudian berkembang menjadi metode kaset.
Yang dimaksud dengan metode adalah suatu kegiatan penyuluhannya dimana pesan-
pesannya tidak disiarkan langsung melalui pemancar radio, tetapi direkam lewat kaset untuk
kemudian disebarluaskan kepada masyarakat sasaran.
Dibandingkan dengan metode radio, metode memiliki beberapa kelebihan dalam hal:
1. masyarakat sasaran dapat memilih materi penyuluhan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Penyuluhan dapat didengar lebih jelas sehingga akan dapat mencegah terjadinya salah
pengertian atau salah pemahaman di kalangan masyarakat sasarannya.
3. Materi yang sama dapat diulang ulang sesuai dengan kehendak masyarakat sasaran
titik karena itu metode ini semakin efektif untuk menyampaikan pesan-pesan untuk
mempengaruhi dan keterampilan bagi sasaran pada tahap menilai mencoba bahkan
untuk tahapan menerapkan.
4. Kelebihan lain dari metode ini kaset yang berisi pesan penyuluhan dapat digunakan
sebagai materi penyuluhan untuk radio, dan direkam lagi oleh masyarakat
pendengarannya. Sehingga dapat pula menjaga masyarakat sasaran yang lebih luas.
5. seperti halnya dengan metode radio metode kaset akan semakin efektif jika
digabungkan dengan metode kelompencapir
Kelemahannya adalah harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan radio.
Disamping itu metode kaset ini dinilai kurang efisien dibandingkan metode radio kalau
digunakan untuk menggugah kesadaran dan minat sasarannya. Baru tetapi karena pesan yang
terekam dapat dihapus jika dinilai sudah tidak berguna atau ketinggalan zaman dan diganti
dengan materi penyuluhan lain yang lebih baru. Penggunaan kas sebagai metode dan media
penyuluhan dapat biayanya.
m. Televisi
Metode televisi, sebenarnya tidak tidak jauh berbeda dengan metode radio hanya saja
disini dipakai televisi sebagai metode komunikasi yang digunakan oleh penyuluh maupun
masyarakat sasarannya .
Berbeda dengan metode radio penggunaan televisi (TV) sebagai media penyuluhan
memberikan kelebihan, karena masyarakat sasaran tidak hanya mendengar suara penyuluh
tetapi dapat pula melihat dan memperhatikan segala keragaan yang ingin diungkapkan
penyuluh baik melalui suara, gerakan-gerakan maupun contoh-contoh bagan demonstrasi-
demonstrasi atau percakapan. Dengan demikian penyuluhan metode TV dapat pula dinikmati
oleh seseorang yang menderita gangguan pendengaran atau bahkan tunarungu sekalipun.
Karena sifat penyuluhan dengan menggunakan media TV dapat dinikmati oleh sasaran baik
melalui suara maupun peragaan media TV dapat sangat efektif untuk mempengaruhi sikap
pengetahuan dan keterampilan sasaran yang berada dalam tahapan sadar sampai mencoba.
Beberapa kelemahan yang dapat diamati dari penggunaan metode TV adalah:
1. Memerlukan biaya mahal, yang harus dikeluarkan penyuluh (untuk studio, penyiapan
bahan penyuluhan, maupun biaya penyiarannya) , maupun yang harus ditanggung
oleh masyarakat sasarannya (untuk membeli pesawat TV, bayar pajak dan lain-lain).
2. untuk sebagian besar golongan masyarakat lapisan menengah ke bawah TV masih
dinilai sebagai barang mewah sehingga mereka lebih banyak memanfaatkannya untuk
hiburan dan hanya sedikit yang memanfaatkannya sebagai sumber informasi . Karena
itu penyuluhan dapat menerapkan metode TV akan lebih efisien jika digabungkan
dengan metode pertunjukan.
3. Penyampaian berita berita keberhasilan di satu pihak memang dapat menumbuhkan
motivasi sasarannya untuk berminat untuk mencoba inovasi yang ditawarkan tetapi,
jika berita keberhasilan tersebut disampaikan secara berlebihan apalagi jika ternyata
sumber daya yang dimiliki oleh saran tidak sesuai atau tidak memungkinkannya
menikmati keberhasilan serupa berita keberhasilan justru akan menimbulkan
kekecewaan kekecewaan (Depari 1989).
Jika keadaan seperti ini mepengatur lagu atau pemain juga harus yang sudah terkenal
atau disukai oleh masyarakat sasaran. Penggunaan teknologimang dialami oleh
sebagian masyarakat sasaran justru menumbuhkan sikap negatif terhadap mutu
penyuluhan termasuk metode TV.
4. karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, jam siaran TV relatif lebih terbatas
dan disamping itu sasarannya tidak mungkin menentengnya kemanapun ia pergi.
5. seperti metode radio, masih sedikit sengsara yang dapat belajar sendiri dari apa yang
ia dengar dan lihat. Karena itu, metode TV akan lebih efektif jika digabungkan
dengan metoda KELOMPENCAPIR.

n. Film
Sebagai metode penyuluhan, metode film sebenarnya sama saja dengan metode
pertunjukan hanya saja pertunjukan tersebut diwujudkan dalam bentuk pemutaran film.
Sebagai metode penyuluhan, metode ini seringkali lebih efektif dibanding metode
pertunjukan biasa karena sebagian masyarakat pedesaan kesempatan untuk menikmati
pertunjukan film masih merupakan barang langka titik sehingga adanya pertunjukan film itu
sendiri sudah cukup menarik minat masyarakat setempat untuk berbondong-bondong
menghadirinya.
Kelebihan dari metode ini adalah pertunjukan film merupakan pertunjukan "mobile"
yang dengan mudah berpindah-pindah dengan biaya yang relatif murah dibandingkan
pemindahan pertunjukan yang lain.
Sayangya metode film ini memerlukan biaya yang tinggi untuk proses pembuatannya
titik disamping itu seringkali lingkungan pembuatan film serta latar belakang sosial budaya
dari cerita yang disampaikan seringkali kurang sesuai dengan kondisi masyarakat sasarannya.
sebagai metode penyuluhan, metode film seringkali lebih efektif untuk mempengaruhi sikapz
pengetahuan, bahkan keterampilan, dibanding metode pertunjukan pada umumnya.
Karena itu metode ini sangat efektif diterapkan pada sasaran yang berada pada tahapan:
sadar, minat, menilai, sampai mencoba atau bahkan yang sudah menerapkan.

o. Media-cetak
Penyuluhan dengan metode media cetak adalah penyuluhan yang menggunakan
media cetak (hasil cetakan berupa : tulisan gambar atau campuran antara tulisan dan gambar)
sebagai saluran atau media komunikasi nya.
Metode media cetak sebenarnya juga tidak jauh berbeda dengan metode penyuluhan
lainnya yang memanfaatkan media massa sebagai saluran atau media komunikasinya,
seperti : radio,kaset dan televisi. kelebihannya adalah media ini relatif murah dan dapat
disimpan dengan mudah sehingga dapat lebih efektif untuk mempengaruhi pengetahuan dan
keterampilan yang. sebaliknya, media cetak kurang efektif untuk mempengaruhi sikap
sasarannya karena itu metode ini lebih sesuai jika diterapkan bagi sasaran yang berada pada
tahapan mencoba dan menerapkan.
Meskipun demikian media cetak juga dapat efektif untuk mempengaruhi
perasaan/sikap sasaran pada tahapan menggugah kesadaran dan minat mereka manakala
disampaikan dalam bentuk selebaran (pamflet,leaflet) atau dalam bentuk plakat dan poster
titik garis baru kelemahan utama dari metode ini adalah kurangnya efektif diterapkan bagi
sasaran yang buta huruf atau tidak memahami bahasa yang digunakan kecuali jika disertai
dengan gambar-gambar yang jelas dan komunikatif (menarik dan mudah dipahami) .

p. Kampanye
Metode kampanye sebenarnya merupakan pelaksanaan beragam metode yang telah
dikemukakan secara serentak pada waktu yang hampir bersamaan dan mencakup luas
wilayah yang sangat luas. Sebagai metode penyuluhan sebenarnya metode ini sekilas lebih
diutamakan untuk mempengaruhi sikap untuk menumbuhkan kesadaran dan minat
sasarannya titik akan tetapi sebenarnya melalui metode ini diharapkan agar proses adopsi di
kalangan sebagian besar masyarakat (seringkali bersifat regional dan nasional) dapat
berlangsung secara cepat artinya dalam selang waktu yang relatif pendek sebagian besar
masyarakat sasaran harus sudah mencapai tahapan adopsi untuk menghadapi keadaan darurat
atau masalah-masalah khusus (seperti Expolasi hama, wabah penyakit, ledakan jumlah
penduduk pemilihan umum dll). Oleh sebab itu metode ini dilaksanakan dengan
mengarahkan segenap daya upaya dan sumber daya yang tersedia bahkan seringkali tidak
memperhitungkan besar biaya atau korban yang dikeluarkan asal tujuannya tercapai atau
masalah yang dihadapi dapat segera terselesaikan. Satu hal yang perlu dicatat adalah
seringkali pelaksanaan kampanye ini merupakan filosofi penyuluhan sebagai upaya
perubahan perilaku melalui proses pendidikan tetapi dapat diijinkan (bahkan seringkali
dianjurkan) untuk menerapkan cara-cara pemaksaan. Keadaan seperti ini sebenarnya ini juga
disadari sebagai penyimpangan kegiatan penyuluhan tetapi tetap juga terus dilaksanakan
sebagai satu-satunya alternatif tindakan yang terbaik yang dapat dilaksanakan.
Praktek penerapan metode ini sebenarnya belum lama. di Amerika serikat baru
dikembangkan sejak awal dasawarsa 60-an di Indonesia juga dimulai hampir bersamaan pada
pelaksanaan program PADI SENTRA YANG BERKELANJUTAN DENGAN PROGRAM
BIMAS KELUARGA BERENCANA TRANSMIGRASI KOPERASI KESADARAN
HUKUM PERPAJAKAN DLL.

10.4. FUNGSI KEUNTUNGAN,dan Kerugian dari beragam metode penyuluhan.


DVAN DEN BOSCH DAN HAWKINS 1985 TELAH BERHASIL MEMBUAT RANGKUMAN
TENTANG FUNGSI KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI BERAGAM METODE
PENYULUHAN SECARA RINGKAS DISAMPAIKAN DALAM TABELAN KERUGIAN DARI
BERAGAM METODE PENYULUHAN.

Anda mungkin juga menyukai