Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL


Dosen Mata Kuliah: H. Yana Sutiana M. Ag

Disusun Oleh:

Muhammad Nurhidayat ( 1183010089 )

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
A. PENGERTIAN AKHLAK
Istilah akhlak sudah sangat akrab di tengah kehidupan kita. Mungkin hampir
semua orang mengetahui arti kata “akhlak” karena perkataan akhlak selalu di artikan
dengan tingkah laku manusia. Akan tetapi, agar lebih jelas dan meyakinkan, kata
“akhlak” masih perlu diartikan secara bahasa maupun istilah.
Sebenarnya, ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
kata akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), dan pendekatan terminologik
(peristilahan). Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim
masdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa-yukhliqu-ikhlaqan sesuai dengan
timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala-yuf’ilu-if’alan berarti as-sajiyah (perangai),
ath-thabi’ah (kelakuan,tabiat,watak kasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah
(peradaban yang baik), dan ad-din (agama).
Definisi akhlak secara substansial tampak saling melengkapi, dan memiliki
ciri akhlak, yaitu :
1. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga menjadi kepribadiannya.
2. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila.
3. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-maya
karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapatkan suatu pujian.

Dengan demikian secara terminologis pengertian akhlak adalah tindakan yang


berhubungan dengan tiga unsur penting yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Konsep
akhlak dalam Al-qur’an salah satunya, dapat di ambil dari pemahaman terhadap surat
Al-‘Alaq ayat 1-5, yang secara tekstual menyatakan perbuatan Allah SWT dalam
menciptakan manusia sekaligus membebaskan manusia dari kebodohan.

Makna akhlak memiliki karaktaristik berikut :

1. Akhlak yang didasari nilai-nilai pengetahuan ilahiah


2. Akhlak yang bermuara dari nilai-nilai kemanusiaan
3. Akhlak yang berlandaskan ilmu pengetahuan

Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang
disebut akal atau otak. Tidak semua orang dapat menggambarkan bentuk konkret dari akal.
Yang ada hanyalah menggambarkan bentuk fisikal otak yang terdapat di dalam kepala
manusia.

Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang berasal dari pengamatan pancaindra, dari
pengalaman yang sering disebut dengan pengetahuan empirik. Ilmu juga dapat berawal dari
cara berpikir manusia dengan menggunakan rasio. Sebagaimana ilmu yang berasal dari indra
keenam, yang dapat berbentuk ilham dan wahyu. Ilmu juga berasal dari dari kekuatan unsur-
unsur jiwa dan metafisika atau di luar jangkauan akal manusia, tetapi keberadaannya sangat
logis. Ilmu seperti ini sering disebut dengan pengetahuan intuitif karena didasarkan pada
kekuatan intuisi.

Semua tingkah laku manusia dipelajari oleh ilmu akhlak dari sisi latar belakang dan
gejala psikologisnya. Oleh karena itu, perbedaan mendasar antara ilmu akhlak dan sosiologi
behaviorism adalah pada titik sentral objek kajiannya. Dilihat dari beberapa pengertian ilmu
akhlak dan unsur-unsur yang terdapat didalamnya, ilmu akhlak sebagai ilmu yang tidak
berdiri sendiri karena berkaitan dengan tingkah laku manusia, dan ilmu akhlak sebagai ilmu
yang memiliki karakteristik yang sama dengan cabang ilmu lainnya dalam ilmu-ilmu sosial
dilihat dari berbagai pendekatan yang digunakan untuk mengetahui gejala jiwa manusia
dengan mengacu pada segala sesuatu yang konkret untuk mengetahui segala yang abstrak.

Dalam sosiologi segala yang nampak sebagaimana adanya pada yang tampak yang
sifatnya fenomenologis, sedangkan dalam ilmu akhlak segala yang tampak dalam bentuk
perbuatan tidak berarti sebagaimana gambaran original hati manusia karena isi hati bukan
sesuatu yang awalnya menampakkan diri. Dalam ilmu akhlak, perbuatan manusia berasal dari
isi hatinya hanya diri manusia, sedangkan yang paling mengetahui isi hati adalah Allah SWT.

Pada dasarnya, perbuatan manusia di motivasi oleh tiga hal, yaitu rasa takut,
mengharap keuntungan, dan tanpa pamrih. Teori yang dirumuskan berkaitan dengan akhlak
menggambarkan eksistensi ilmu akhlak, sedangkan konsep-konsep dari rumusan teoritis
melahirkan berbagai terma atau istilah yang baku.

B. PENGERTIAN ETIKA
Etika adal ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang disistematisasi dari
hasil pola pikir manusia. Dalam ensiklopedia Winkler Prins, dikatakan bahwa etika
merupakan bagian dari filsafat yang mengembangkan teori tentang tindakan dan alasan-
alasan diwujudkannya suatu tindakan dengan tujuan yang telah dirasionalisasi. Ide-ide
rasional tentang tindakan baik dan buruk telah lama menjadi bagian dari kajian filsuf. Salah
satunya adalah ajaran etika Epikuros tentang pencarian kesenangan hidup. Kesenangan hidup
merupakan barang yang paling tinggi nilainya. Tindakan seperti itu tidak akan membawa
kesenangan hidup. Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniah dan rohaniah

Tujuan etika Epikuros tidak lain dari didikan yang memperkuat jiwa yang
menghadapi berbagai keadaan. Dari pandangan filosofis Epikuros, dapat di ambil suatu
pemahaman tentang arti etika, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai tindakan
manusia yang menurut ukuran rasio dinyatakan dan diakui sebagai sesuatu yang substansinya
paling benar.

Dalam pergumulan politik, ekonomi, dan imu pengetahuan, dikenal etika politik,
ekonomi dan imu pengetahuan. Secara keseluruhan, semua konsep etika di hubungkan
dengan suatu pandangan tentang nilai-nilai yang di jadikan rujukan untuk lahirnya suatu
tindakan.
Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, banyak bermuncukan
pandangan tentang ilmu yang bebas nilai atau netralitas etik. Akan tetapi, pandangan tersebut
di bantah oleh imuwan lainnya karena ilmu pengetahuan yang bebas nilai akan menjadikan
manusia sebagai hamba ilmu pengetahuan yang cenderung rasionalistik dan sekularis, yang
ujung-ujungnya akan meniadakan keyakinan tentang kebesaran Tuhan yang telah
menciptakan alam semesta dan manusia.

Paradigma ilmiah adalah etika yang paling benar dari semua yang dirasionalisasi
sebagai kebenaran. Pandangan yang berhubungan dengan pengertian etika diatas, dapat
diambil suatu pemahaman bahwa etika adalah cara pandang manusia tentang tingkah laku
yang baik dan buruk, dan dari cara pandang itu dapat digali dari berbagai sumber, kemudian
dijadikan sebagai tolak ukur bagi suatu tindakan dengan pendekatan rasional dan filosofis.
Khusus sistem nilai yang absolut, keberadaannya diwujudkan oleh unsur imamen dan
transenden yang diakui oleh umar manusia.

C. PENGERTIAN MORAL
Moral merupakan istilah tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada
manusia sebagai individu maupun sebagai sosial. Moralitas bangsa, artinya tingkah laku
umat manusia yang berada dalam suatu wilayah tertentu di suatu negara. Apabila sebagai
tindakan baik atau buruk dengan ukuran adat, konsep moral berhubungan pula dengan
konsep adat yang dapat dibagi menjadi 2 macam adat, yaitu sebagai berikut :

1. Adat shahidah, yaitu adat yang merupakan moral suatu masyarakat yang sudah
lama dilaksanakan secara turun-temurun dari berbagai generasi.
2. Adat fasidah, yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakan oleh masyarakat,
tetapi bertentangan dengan agama islam, misalnya kebiasaan melakukan
kemusyrikan, yaitu sesajen di atas keburukan yang dilaksanakan setiap malam
selasa atau malam jum’at.

Berbicara tentang moral, berarti berbicara tentang tiga landasan utama


terbentuknya moral, yaitu sebagai berikut :

1. Sumber moral atau pembuat sumber. Dalam kehidupan bermasyarakat, sumber


moral dapat berasal dari adat kebiasaan. Pembuatnya bisa seorang raja, sultan,
kepala suku, dan tokoh agama. Mayoritas adat dilahirkan oleh kebudayaan
masyarakat yang penciptanya sendiri tidak dapat di ketahui.
2. Orang yang menjadi objek sekaligus subjek dari sunber moral dan
penciptanya. Moralitas sosial yang berasal dari adat, sedangkan objek dan
subjeknya adalah individu dan masyarakat yang sifatnya lokal karena adat
hanya berlaku untuk wilayah tertentu.
3. Tujuan moral, yaitu tindakan yang diarahkan pada target tertentu, misalnya
ketertiban sosial, keamanan, dan kedamaian., kesejahteraan dan sebagainya.
Kesimpulan dari pembahasan mengenai pengertian akhlak, etika, dan moral adalah
ketiga istilah tersebut memiliki kesamaan substansial jika dilihat secara normatif karena
ketiganya menguatkan suatu pola tindakan yang dinilai baik dan buruk, hanya pola yang
digunakan didasarkan ide-ide yang berbeda. Etika dinilai menurut pandangan filsafat tentang
munculnya tindakan dan tujuan rasional dari suatu tindakan. Akhlak adalah wujud dari
keimanan atau kekufuran manusia dalam bentuk tindakan sedangkan moral merupakan
bentuk tingkah laku yang diideologisasikan menurut pola hidup bermasyarakat dan bernegara
dan rujukannya.

Istilah akhlak secara sosiologis disamaartikan dengan istilah moral, etika, tata susila,
tingkah polah, perilaku, sopan santun, tata krama, handap asor bahasa sundanya manusia
dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai