BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pelayanan jasa perbankan ?
2. Bagaimana ciri pelayanan Bank yang baik ?
3. Bagaimana Dampak Pelayanan Bank yang diberikan ?
4. Bagaimana jenis-jenis pelayanan jasa perbankan yang berupa
penghimpunan dana dari masyarakat ?
5. Bagaimana jenis-jenis pelayanan jasa perbankan yang berupa pemberian
kredit, surat pengakuan utang dan warkat, transfer, factory, kartu kredit,
dan wali amanat ?
C.Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nafi Mubarak M.H, Hukum Dagang, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,2014), hal 220
2
Ibid, hal 220
4
a. Tanggung Jawab
Petugas pelayanan harus bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya, dan
menyelesaikan setiap pekerjaan dan tugas sampai tuntasdengan baik. Dalam arti
tidak ada pekerjaan yang tertunda dan tidak ada masalah yang timbul dari
pekerjaannya.
b. Tenang
Petugas pelayanan jangan mudah panic melihat jumlah nasabah yang mungkin
semua minta di layani dengan cepat dan baik. Berusahalah tetap tenang.
Kepanikan bukannya menyelesaikan masalah justru menambah kelutnya situasi.
c. Toleran
Petugas bank yang langsung melayani nasabahnya harus memiliki sikap toleran
atau tenggang rasa. Dalam sikap ini petugas harus menghargai pendapat
nasabah, dan bersikap mengalah. Apabila nasabah telah berkata yang telah
minyinggungkan perasaan, tetap berjiwa besar dan penuh kesabaran dalam
menghadapinya.
d. Senyum
Dalam menyambut kedatangan nasabah hendaklah memasang senyum,
karena pada saat awal kedatangan nasabah maka nasabah tersebut merasa
nyaman dan di hargai oleh petugas pelayanan.
5
Ciri – ciri pelayanan yang baik tersebut harus dapat di jalankan oleh para
petugas fornt liner agar tujuan dari pelayanan tersebut dapat tercipta dan bank
dapat menarik minat nasabahnya agar senantiasa menghimpun dananya di bank.
Para petugas fornt liner harus menjaga betul sikap saat melayani nasabahnya agar
Bank tidak kehilangan nasabahnya.
6
3
Muchdarsyah Sinungan, Strategi Manajemen Bank, (Jakarta : Rineka Cipta,1994), hal 63
4
Nafi Mubarak M.H, hal 220
5
Hermansyah, Hukum perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2006), hal 45-46
6
Kasmir, Bank dan Lembaga-Lembaga Keuangan Lainnya(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2002),
hal 74-75
8
1. Memberikan Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa latin credere yang artinya
kepercayaan. Dalam masyarakat, pengertian kredit sering disamakan
dengan pinjaman, artinya bila seseorang mendapat kredit bearti mendapat
pinjaman. Dengan demikian, kredit dapat diartikan sebagai tiap-tiap
perjanjian suatu jasa (prestasi) dan adanya balas jasa (kontra prestasi) di
masa yang akan datang.
Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di
Indonesia telah dirumuskan dalam Undang-Undang Pokok Perbankan
No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (11) yang menyatakan bahwa kredit
adalah penyediaan uang/ tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
Dalam praktik sehari-hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk
perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materiil. Dan
sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban
dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan maupun bukan
kebendaan.
Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut
bersifat penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan
10
9
Teguh P. Mulyono, Manajemen Prekreditan Komersil, (Yogyakarta: BPFE,1987), hal 37
11
11
Kasmir, Manajemen Perbankan,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2002)
15
12
Chatamarrasjid Ais, Hukum Perbankan Nasional Indonesia (Jakarta : Kencana Prenada Group
2005) hal 90
13
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006),
hal 362
14
Hermansyah, hal 115
16
15
Nafi Mubarrak, hal 230-231
16
Ibid, hal 233-234
17
Ibid, hal 234
17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan