Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai usaha pokok menghimpun


dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkannya dalam bentuk kredit atau pembiayaan berdasrkan prinsip
syari’ah. Selain usaha pokok tersebut, bank juga memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan perdaran uang.
Dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan dalam dunia perbankan
banyak sekali mengalami perkembangan yang cukup pesat. Di tandai dengan
banyak Bank Swasta maupun Bank pemerintah yang membuka Cabang-Cabang
mereka di daerah maupun di kota-kota besar yang berada di seluruh Indonesia, hal
ini merupakan strategi Bank dalam meningkatkan pelayanan prima kepada
nasabahnya. Di masing-masing Bank selalu berusaha untuk menampilkan suatu
kelebihannya agar dapat merebut pasar di kalangan nasabah. Pada dasarnya setiap
Bank baik Bank Swasta maupun Bank Pemerintahan mempunyai strategi khusus
dalam meningkatkan pelayanannya tidak heran terjadi persaingan di antara Bank
yang semakin tajam.
Adapun pokok bahasan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan bank
dalam rangka lalu lintas pembayaran dan peradaran uang antara lain mencakup
pengiriman uang, kartu kredit, dan lain sebagainnya yang akan dijelaskan dalam
bab selanjutnya. Sebagai badan usaha jasa khususnya di bidang jasa Keuangan
Bank sebaiknya lebih menonjolkan sisi pelayanannya yang terbaik, karena
pelayanan yang terbaik merupakan salah satu faktor menarik minat nasabah agar
dapat menghimpun dananya di Bank sehingga Bank dapat menarik laba
semaksimal mungkin dari himpunan dana dan penyaluran nasabah.
Apabila Bank tidak memperhatikan pelayanan prima kepada nasabah, maka
kemungkinan besar nasabah akan memindahkan dananya ke Bank lain yang
menurut nasabah pelayanannya sangat memuaskan dan memberikan rasa aman
dan nyaman.
2

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pelayanan jasa perbankan ?
2. Bagaimana ciri pelayanan Bank yang baik ?
3. Bagaimana Dampak Pelayanan Bank yang diberikan ?
4. Bagaimana jenis-jenis pelayanan jasa perbankan yang berupa
penghimpunan dana dari masyarakat ?
5. Bagaimana jenis-jenis pelayanan jasa perbankan yang berupa pemberian
kredit, surat pengakuan utang dan warkat, transfer, factory, kartu kredit,
dan wali amanat ?

C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian pelayanan jasa perbankan.


2. Untuk mengetahui ciri pelayanan Bank yang baik
3. Dampak Pelayanan Bank yang diberikan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan jasa perbankan yang berupa
penghimpunan dana dari masyarakat.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan jasa perbankan yang berupa
pemberian kredit, surat pengakuan utang dan warkat, transfer, factory,
kartu kredit dan wali amanat
3

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Pelayanan Jasa Perbankan

Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang umumnya bertugas sebagai


penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Fasilitas yang di tawarkan oleh Bank saat
ini sudah banyak sekali macamnya, mulai dari fasilitas yang berhubungan dengan
penghipunan dana, penyaluran dana dan fasilitas pegadaian.
Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi
atau perorangan kepada masyarakat, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat
dimilki. Pelayanan yang di berikan di Bank sangat berpengaruh terhadap tingkat
kepuasan dari nasabah, bahkan dapat berdampak pada tingkat minat nasabah
untuk dapat menghimpunan dananya di Bank. Apabila pelayanan Bank yang
buruk maka tidak sedikit nasabah yang akan memindahkan dananya ke Bank lain.
Jasa bank adalah semua aktifitas bank, baik yang secara langsung maupun
tidak langsung berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga
intemediasi. Yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan,
sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagai lembaga yang
memberikan jaminan kepada nasabahnya.1
Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana, dan
memeberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana
merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa
bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.2
Jadi Pelayanan Jasa Perbankan adalah semuah aktifitas bank, baik yang
secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
bank sebagi lembaga intemediasi untuk menhimpun dana, menyalurkan dana, dan
menerbitkan jasa bank lainnya.

1
Nafi Mubarak M.H, Hukum Dagang, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,2014), hal 220
2
Ibid, hal 220
4

B. Ciri Pelayanan Bank yang Baik

Menurut pendapat Fandy Tjiptono (2003,127) “Daya tarik suatu bank


tidak hanya terletak pada kantornya yang lengkap dengan fasilitasnya, ataupun
alat – alatnya yang serba canggih, tetapi juga dari citra dan pelayanan dari
karyawannya”. Kemampuan petugas pelayanan menghayati sopan santun ini,
merupakan sarat mutlak demi citra perusahaan itu sendiri. Untuk itu para
karyawan hendaknya mengharuskan diri melaksanakan hal – hal di bawah ini :

a. Tanggung Jawab
Petugas pelayanan harus bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya, dan
menyelesaikan setiap pekerjaan dan tugas sampai tuntasdengan baik. Dalam arti
tidak ada pekerjaan yang tertunda dan tidak ada masalah yang timbul dari
pekerjaannya.

b. Tenang
Petugas pelayanan jangan mudah panic melihat jumlah nasabah yang mungkin
semua minta di layani dengan cepat dan baik. Berusahalah tetap tenang.
Kepanikan bukannya menyelesaikan masalah justru menambah kelutnya situasi.

c. Toleran
Petugas bank yang langsung melayani nasabahnya harus memiliki sikap toleran
atau tenggang rasa. Dalam sikap ini petugas harus menghargai pendapat
nasabah, dan bersikap mengalah. Apabila nasabah telah berkata yang telah
minyinggungkan perasaan, tetap berjiwa besar dan penuh kesabaran dalam
menghadapinya.

d. Senyum
Dalam menyambut kedatangan nasabah hendaklah memasang senyum,
karena pada saat awal kedatangan nasabah maka nasabah tersebut merasa
nyaman dan di hargai oleh petugas pelayanan.
5

e. Kontak mata dengan nasabah


Tataplah mata nasabah agar nasabah merasa di perhatikan dengan sungguh –
sungguh. Jangan terlalu sering mengalihkan pandangan ke tempat lain, ini
akan mengganggu konsentrasi nasabah.

f. Ambil hati nasabah


Petugas pelayanan harus mampu mengambil hati nasabah. Jika perlu
memuji nasabah dengan secara halus, dan mengankat harga dirinya agar ia
merasa betah dengan pelayanan yang di berikan bank tersebut.

g. Hentikan kerja lain


Apabila petugas sedang melakukan pekerjaan lain misalnya menulis atau
menerima telepon. Letakan alat tulis dan bereskan meja agar terlihat rapih
baru lah mempersilahkan nasabah. Apabila sedang menerima telepon maka
teruskan pembicaraan di telepon tetapi tolehkan pandangan ke hadapan
nasabah lalu anggukan kepala kepada nasabah sambil tersenyum, seakan –
akan mempersilahkan mempersilahkan nasabah menunggu sebentar.

h. Akhiri dengan basa – basi


Setelah jawaban di peroleh, jangan lupa mengakhiri pembicaraan dengan
ucapan – ucapan salam.

Ciri – ciri pelayanan yang baik tersebut harus dapat di jalankan oleh para
petugas fornt liner agar tujuan dari pelayanan tersebut dapat tercipta dan bank
dapat menarik minat nasabahnya agar senantiasa menghimpun dananya di bank.
Para petugas fornt liner harus menjaga betul sikap saat melayani nasabahnya agar
Bank tidak kehilangan nasabahnya.
6

C. Dampak pelayanan Bank yang di berikan

Konstribusi tingkat pelayanan yang di terima konsumen yang sedemikian


kecil, telah menjadikan tingkat pelayanan yang di berikan. Suatu perbuatan yang
di lakukan pasti mempunyai damak yang baik dan dampak yang buruk, apalagi
menyangkut pelayanan terhadap nasabah. Karena bank merupakan perusahaan
jasa di bidang keuangan, maka pelayanan merupakan kunci utama dalam
menjalankan bisnisnya.
Dr. H. Bahrul Kirom (2012,13) menyatakan bahwa Pada banyak
perusahaan di dunia, tingkat pelayanan yang membuat konsumen merasa puas
adalah pelayanan yang berpihak kepada konsumen. Jika pelayanan berpihak
kepada konsumen, maka konsumen akan merasa bahwa kepentingannya di
perhatikan.
Dari pernyataan di atas yang mengungkapkan bahwa suatu pelayanan yang
di fokuskan kepada kepentingan konsumen, maka konsumen akan merasa nyaman
dan kepentingannya di penuhi. Maka dari itu, apabila pelayanan yang
mementingkan kepentingan konsumen tersebut dapat di pentingkan maka akan
timbul dampak baik dari sebuah pelayanan yang telah di berikan.
Dampak pelayanan yang Baik :
a. Hemat biaya mencari nasabah lima kali lipat daripada memelihara
b. Rata – rata nasabah yang merasa puas terhadap pelayanan yang di berikan
oleh bank, mereka akan menceritakan kebaikan – kebaikan bank tersebut
kepada orang – orang terdekatnya.
c. Meningkatkan persepsi nasabah terhadap kualitas keseluruh

Dampak pelayanan yang buruk:


a. Nasabah kecewa akan menceritakannya kepada masyarakat.
b. Hanya sebagian kecil nasabah yang menyampaikan complain kepada
petugas bank
c. Sebagian besar nasabah tidak menyampaikan keluhannya kepada petugas
bank secara langsung.
7

D. Penghimpun Dana dari Masyarakat

Bank adalah pelayanan masyarakat dan wadah perantaara keuangan


masyarakat. Oleh karena itu, bank harus selalu berada di tengah masyarakat agar
arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan
pada masyarakat yang kekurangan dana.3 Disisi lain dana yang berasal dari
masyarakat mempunyai peran yang sangat penting, yang pada prinsipnya
merupakan dana yang harus dikelola oleh bank dengan sebaik-baiknya agar
memperoleh keuntungan .4
Dalam dunia perbankan, dana yang berasal dari masyarakat luas ini terdiri
dari tabungan, simpanan giro, dan deposito.5
1. Tabungan
Menurut pasal 1 butir 9 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,
tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakuakan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek,bilyet, giro dan atau lainnya yang dipersmakan dnegan itu.
Alat penarikan tabungan tergantung bank masing-masing. Namun
biasanya terdiri dari:6
a. Buku tabungan, yaitu buku yang dipegang oleh nasabah, dimana berisi
catatan saldo tabungan, penariakan, penyetoran, dan pembenahan-
pembenahan yang mungkin terjadi.
b. Slip penarikan, yaitu formulir penarikan dimana nasabah cukup
menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan
nasabah untuk menarik sejumlah uang.
c. Kwitansi, yaitu bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang
fungsinya sama dengan slip penarikan, dimana tertulis nama penarik,
nomor penarik, jumlah uang dan tanda tangan penarik.
d. Kartu yang terbuat dari plastik, yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat
dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari

3
Muchdarsyah Sinungan, Strategi Manajemen Bank, (Jakarta : Rineka Cipta,1994), hal 63
4
Nafi Mubarak M.H, hal 220
5
Hermansyah, Hukum perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2006), hal 45-46
6
Kasmir, Bank dan Lembaga-Lembaga Keuangan Lainnya(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2002),
hal 74-75
8

tabungannya, baik di bank ataupun mesin Automated Teller Machine


(ATM).
2. Simpanan Giro (Demand-Deposit)
Menurut pasal 1 angka 8 undang-undang No. 10 Tahun 1998, giro
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek,bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya,atau
dengan pemindahan buku.
Jenis sarana penarikan dana dalam rekening giro adalah sebgai
berikut:7
a. Cek (Cheque), yaitu surat perintah pembayaran sejumlah uang tanpa
syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro
nasabah.
b. Bilyet giro (BG), yaitu surat perintah dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabha untuk memindah bukukan
sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak
penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama tau bank
lainnya.
c. Alat pembayaran lainnya, yaitu surat perintah kepada bank yang
dibuat secara tertulis pada kertas yang ditandatangani oleh pemegang
rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu
kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank yang berbeda.
3. Deposito
Menurut pasal 1 angka 7 Undang-undang No. 10 tahun 1998, deposito
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasrkan perjanjian Nasabah Penyimpanan dengan bank. Jenis-
jenis deposito antara lain :8
a. Deposito berjangka, yaitu depositi yang diterbitkan menurut jangka
waktu tertentu (semisal 1,3,6,12, sampai 24 bulan) atas nama dan
tidak dapat dipindahtangankan.
b. Sertifikat deposito, yitu deposito yang diterbitkan menurut jangka
waktu tertentu (biasanya 2,6,3,12, dan 24 bulan) atas unjuk dalam
7
Ibid, hal 66-70
8
Nafi Mubarak. M.H, hal 223
9

bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindah tangankan


kepada pihak lain.
c. Deposito in call, yaitu deposito yang berjangka dengan waktu minimal
7 hari dari paling lama 30 hari, diterbitkan atas nama dan biasanya
dalam jumlah besar.

E. Pemberian Kredit, Surat Pengakuan Utang dan Warkat,


Transfer,Factory,Kartu Kredit, dan Wali Amanat

1. Memberikan Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa latin credere yang artinya
kepercayaan. Dalam masyarakat, pengertian kredit sering disamakan
dengan pinjaman, artinya bila seseorang mendapat kredit bearti mendapat
pinjaman. Dengan demikian, kredit dapat diartikan sebagai tiap-tiap
perjanjian suatu jasa (prestasi) dan adanya balas jasa (kontra prestasi) di
masa yang akan datang.
Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di
Indonesia telah dirumuskan dalam Undang-Undang Pokok Perbankan
No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (11) yang menyatakan bahwa kredit
adalah penyediaan uang/ tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
Dalam praktik sehari-hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk
perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materiil. Dan
sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban
dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan maupun bukan
kebendaan.
Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut
bersifat penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan
10

kegiatan usahanya sehingga kredit (dana bank) yang diberikan tersebut


tidak lebih dari poko produksi semata.9
Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan tidak terbatas pada
penerima kredit, tetapi terjaganya kepercayaan akan kejujuran dan
kemampuan dalam mengembalikan pinjaman itu tepat pada waktunya.
Dengan kata lain, seseorang atau perusahaan yang akan menentukan
kredit harus mempunyai kredibilitas, atau kelayakan seseorang untuk
memperoleh kredit. Kredibilitas tersebut harus memenuhi lima syarat
yang bisa dikenal dengan 5C, yaitu sebagai berikut :
a. Character, yaitu sifat atau watak pribadi debitur untuk memperoleh
kredit, misalnya kejujuran, sikap motivasi, usaha dan lain sebagainya.
b. Capital, adalah kemapuan modal yang dimiliki dalam rangka untuk
memenuhi kewajiban tepat pada waktunya, terutama dalam likuiditas,
solvabilitas,rentabilitas,dan solidaritasnya.
c. Capacity, adalah kemampuan debitur untuk melaksanakan kegiatan
usaha atau menggunakan dana/kredit dan mengembalikannya.
d. Collateral, adalah jaminan yang harus disediakan sebagai
pertanggungjawaban bila debitur tidak dapat melunasi utangnya.
e. Condition of economic, adalah keadaan ekonomi suatu negara secara
keseluruhan yang memengaruhi kebijakan pemerintah dibidang
moneter, khususnya berhubungan dengan kredit perbankan.

Kredit yang masih diberlakukan sampai saat ini diantaranya adalah


sebagai berikut :

a. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), adalah kredit yang


diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank-bank dalam rangka
menunjang pembiayaan usaha suatu bidang yang sudah ditentukan,
diantaranya ialah :
1) Kredit Usaha Tani (KUT)
2) Kredit kepada Koperasi Unit Desa (KUD)
3) Kredit kepada Bulog untuk pengadaan pangan dan gula

9
Teguh P. Mulyono, Manajemen Prekreditan Komersil, (Yogyakarta: BPFE,1987), hal 37
11

4) Kredit investasi yang diberikan oleh bank-bank pembangunan


LKBB.
b. Peranan Kredit dalam Perokonomian
Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perokonomian karena dapat membantu seseorang atau badan usaha
yang sedang mengalami kesulitan keuangan untuk mengembangkan
usahanya. Dengan adanya kredit yang diberikan, diharapkan akan
dapat memajukan kegiatan ekonomi serta meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Peranan kredit dalam pereokonomian antara lain sebagai berikut :
1) Meningkatkan produksi atau produktivitas
2) Meningkatakan daya guna barang
3) Memajukan perkembangan dunia keuangan
4) Memperlancar pemasaran barang
5) Mempermudah pembayaran didalam maupun diluar negeri atau
sebgai alat hubungan Internasional.
6) Memajukan lalu lintas peredaran uang
7) Membuka lapangan kerja baru
8) Sebagai salah satu alat untuk menjaga kestabilan ekonomi.
c. Kredit yang tidak ditunjang oleh kredit likuiditas Bank Indonesia,
diantaranya :
1) Kredit Usaha Kecil (KUK)
2) Kredit ekspor
3) Kredit kepada kontraktor nasional
4) Kredit produksi, impor dan penyaluran pupuk, serta obat hama
untuk bimas,
5) Kredit investasi kecil (kredit modal kerja permanen)
6) Kredit investasi (kredit modal kerja sampai dengan Rp.
75.000.000,00)
7) Kredit kepada guru
8) Kredit mahasiswa indonesia
9) Kredit asrama mahasiswa
12

d. Kebaikan dan keburukan kredit


Kebaikan kredit diantaranya :
1) Meningkatkan produktivitas
2) Memperlancar konsumsi barang atau jasa
3) Memperlancar tukar-menukar atau perdagangan
4) Memperlancar arus peredaran uang dan barang
Keburukan kredit diantaranya :
1) Produk yang dihasilkan akan mengalami kelebihan (over
production), sehingga dapat menjatuhkan harga barang.
2) Timbul spekulasi dalam perdagangan, sehingga membawa akibat
yang tidak baik.
3) Dapat menimbulkan inflasi (kenaikan harga barang), karena
meningkatkan jumlah uang yang beredar.
4) Kredit konsumtif dapat mendorong masyarakat untuk hidup
melebihi kemampuannya.
5) Kredit produktif memberi kesempatan kepada orang-orang atau
badan mendirikan badan usaha untuk mencoba-coba atau secara
ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan, sehingga
mengakibatkan kegagalan atau jatuh pailit.10
2. Pengiriman Uang (transfer)
Pengiriman uang (transfer) adalah salah satu pelayanan bank kepada
masyarakat dengan bersedia melaksanakan amanat nasabah untuk
mengirimkan sejumlah uang, baik dalam rupiah maupun dalam valuta
asing yang ditujukan kepada pihak lain (perusahaan, lembaga, atau
perorangan) di tempat lain baik didalam maupun luar negeri.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud
dengan pengiriman uang (transfer) adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh bank untuk mengirim sejumlah uang yang ditujukan kepada pihak
tertentu dan di tempat yang tertentu. Pengiriman uang tersebut dilakukan
atas permintaan nasabah atau untuk keperluan dari bank yang
bersangkutan.
10
Zainal Asikin,Pengantar Hukum Perbankan Indonesia (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
2016) hal 148-150
13

Menurut Drs. Muhammad Djumhana, S.H. dalam bukunya Hukum


Perbankan di Indonesia, cara transfer tersebut dapat dilakukan dengan
surat bukti transfer melalui :
a. Surat atau pos (mail transfer/MT)
b. Teleks/telegram (telegrafic transfer/TT)atau kawat.
c. Cara memberikan wesel tunjuk diantara sesama kantornya, tetapi bisa
pula dengan penarikan atas saldo kredit yang ada pada bank
koresponden secara telegram,wesel tunjuk,atau dengan cek.
d. Melaui sarana elektronik lainnya (electronic funds transfer
system)seperti melalui ATM.

Dalam transfer uang tersebut dikenal Surat Bukti pengirim uang


Dalam Negeri, yang menurut ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia
No.4/996/UUPB/PbB tanggal 13 Desember 1968, sekurang-kurangnya
harus memuat :

a. Amanat pengiriman uang dari bank pemberi perintah kepada bank


penerima/pembayar transfer.
b. Nama, dan tempat bank yang memberi amanat (pengiriman transfer)
c. Nama dan tempat bank penerima transfer
d. Jumlah bersih uang yang dikirimkannya,atau yang harus
dibayarkannya.
e. Tanggal pengiriman uang
f. Tanggal penegeluaran surat bukti pengiriman transfer (SBPT) yang
harus dilakukan oleh bank penerima transfer.
g. Nomor urut pengiriman uang dari bank pengirim
h. Tanda tangan pejabat yang berwewenang dari bank yang
menegluarkan SBPT.
i. Disamping syarat-syarat tersebut diatas, ketentuan-ketentuan lain
perlu memerhatikan :
1) Formulir SBPT dapat dijadikan satu dengan formulir tanda
pelunasan penerimaan (kuitansi) dihalaman SBPT
14

2) Setelah penerimaan menandatangani kuitansi tersebut jumlah uang


SBPT dapat diterima tuani atau disetorkan pada bank dimana yang
bersangkutan memiliki rekening
3) SBPT yang dikeluarkan oleh bank peserta klirimg harus langsung
dapat diterima sebagai bahan perhitungan kliring (warkat kliring).
4) Tentang sistem cover yang baik, yakni pengaturan likuiditas
antakantor cabang dari bank yang bersangkutan apabila transfer
tersebut dilakukan antarkantor cabang, diatur lebih lanjut oleh
Bank Indonesia.11
3. Kartu Kredit (Credit Card)
Kartu kredit (credit card) adalah alat pembayaran pengganti uang
tunai atau cek. Menurut Suryahadibroto dan Prakoso, kartu kredit adalah
alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-waktu dapat
digunakan konsumen untuk ditukarkan dengan produk barang dan jasa
yang diinginkannya pada tempat-tempat yang menerima kartu kredit
(merchant) atau bisa digunakan konsumen untuk menguangkan kepada
bank penerbit atau jaringannya (cash advance).
Pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan kartu kredit adalah
pemegang kartu kredit (card holder), penerima pembayaran dengan kartu
kredit (merchant), dan penerbit kartu kredit (issuer).
Pemegang kartu kredit adalah pihak yang telah memenuhi seluruh
persyaratan yang telah ditetapkan oleh penerbit sehingga berhak
memegang dan menggunakan kartu kredit tersebut. Penerima bayaran
dengan kartu kredit, biasanya pemilik tempat perbelanjaan dan hiburan,
seperti pasar swalayan, hotel, restoran, dan perusahaan jasa lainnya.
Adapun pihak penerbit kartu kredit adalah bank dan perusahaan khusus.
Berkaitan dengan itu, menurut Drs,Muhammad Djumhana,S.H.,
berdasrkan cara pembayarannya, jenis kartu kredit terdiri dari :
a. Charge card, yaitu kartu yang bisa digunakan sebagai alat
pembayaran yang pelunasan tagihannya secara keseluruhan saat
tagihan itu datang.

11
Kasmir, Manajemen Perbankan,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2002)
15

b. Credit card, yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat


pembayaran yang pelunasan tagihannya dapat dilakukan secara
bertahap atau di cicil, dan kepada pemegang kartu diberikan kredit
yang jumlahnya dibatasi.
Selain dua jenis kartu diatas, sekarang juga berkembang yang disebut
debit card, yaitu kartu yang berfungsi sebgai alat pembayaran yang
praktis sebagai pengganti uang tunai, yang dapat dibelanjakan sebatas
kredit yang diberikan, dimana setiap transksi memotong secra otomatis
rekening pemegang kartu, contoh : kartu debit dari BCA dan kartu
Mandiri , dimana pemegang kartu tersebut mempunyai rekening
misalnya berupa tabungan.12
4. Surat pengakuan utang dan warkat
Bank dapat memberikan surat pengakuan utang, baik utang berjangka
panjang maupun berjangka pendek.13 Surat pengakuan utang berjangka
panjang dapat berupa obligasi. Sedangkan surat pengakuan utang
berjangka pendek adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 100-
209 k KUHD, yang dalam pasar uang dikenal dengan Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU), yaitu promes dan wesel ataupun jenis lain.
SBPU bisa diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia
atau dengan Lembaga Keuangan yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. 14
Karakter yuridis dari SBPU adalah:
a. Merupakan instrumen jangka pendek
b. Tingkat likuiditasnya tinggi
c. Tidak mempunyai pasar fisik
d. Berfungsi sebagai sarana mobilitas dana
e. Berfungsi juga sebagai sarana pengendalian moneter
f. Berfungsi juga sebagai rujukan penetapan tingkat suku bunga
g. Ditujukan hanya untuk surat berharga tertentu

12
Chatamarrasjid Ais, Hukum Perbankan Nasional Indonesia (Jakarta : Kencana Prenada Group
2005) hal 90
13
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006),
hal 362
14
Hermansyah, hal 115
16

Menurut pasal 6 undang-undang No. 8 tahun 1997 tentang dokumen


perusahann, warkat adalah dokumen tertulis yang bentuk dan
penggunaannya ditetapkan menurut aturan tertentu dan merupakan bukti
transaksi, mislanya : cek, bilyet giro, surat perintah pembyaran, wesel,
dan lain-lain.
Sedangkan warkat bank adalah surat yang digunakan dalam kegiatan
perbankan, baik dalam lalu lintas uang maupun sebagai surat berharga.
Jenis warkat dalam lalu lintas uang seperti : cek, wesel, bilyet giro, surat
bukti transfer dari luar kota dan sebgainya. Warkat bank sebagai surat
berharga seperti seperti sertifikat deposito.15
5. Usaha Anjak Piutang (Factory)
Menurut pasal 1 ayat 8 keputusan Presiden No.61 Tahun 1988 tentang
Lembaga Pembiayaan, anjak piutang adalah usaha yang melakukan
pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri.
6. Wali Amanat
Menurut pasal 1 butir 15 undang-undang Perbankan, wali amanat
adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum untuk
mewakili kepentingan pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian
antara bank umum dengan entern surat berharga yang bersangkutan.
Keberdayaan antara kegiatan Pasar Modal di Indonesia memegang
peran yang sangat vital, terutama dalam kaitannya dengan penerbitan
efek bersifat utang. Wali amanat merupakan pihak yang secara
profesional ditunjuk untuk melakuakan pengawas bagi kepentingan
seluruh kreditur efek yang bersifat utang.16
Manfaat dari keberadaan wali amanat antara lain sebagai berikut:17
a. Memenuhi salah satu persyaratan atas penerbitan obligasi
b. Meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli obligasi yang
diterbitkan

15
Nafi Mubarrak, hal 230-231
16
Ibid, hal 233-234
17
Ibid, hal 234
17

c. Menambah kepercayaan investor atas bonafiditas emiten.


18

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Pengertian pelayanan jasa perbankan


Jasa bank adalah semua aktifitas bank, baik yang secara langsung
maupun tidak langsung berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai
lembaga intemediasi.
2. Penghimpun dana dari masyarakat, antara lain: Tabungan, Simpanan
giro, dan Deposito
3. Macam-macam
a. Pengertian kredit yang lebih mapan ntuk kegiatan perbankan di
Indonesia telah dirumuskan dalam Undang-Undang Pokok Perbankan
No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (11) yang menyatakan bahwa kredit
adalah penyediaan uang/ tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
b. Pengiriman uang (transfer) adalah salah satu pelayanan bank kepada
masyarakat dengan bersedia melaksanakan amanat nasabah untuk
mengirimkan sejumlah uang, baik dalam rupiah maupun dalam valuta
asing yang ditujukan kepada pihak lain (perusahaan, lembaga, atau
perorangan) di tempat lain baik didalam maupun luar negeri
c. Kartu kredit (credit cart ) adalah alat pembayaran pengganti uang
tunai atau cek.
d. Menurut pasal 6 undang-undang No. 8 tahun 1997 tentang dokumen
perusahann, warkat adalah dokumen tertulis yang bentuk dan
penggunaannya ditetapkan menurut aturan tertentu dan merupakan
bukti transaksi.
e. Menurut pasal 1 butir 15 undang-undang Perbankan, wali amanat
adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum untuk
19

mewakili kepentingan pemegang surat berharga berdasarkan


perjanjian antara bank umum dengan entern surat berharga yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai