Deposito
Deposito
Deposito
Pengertian Deposito
Deposito (Time Deposito) merupakan salah tempat bagi nasabah untuk melakukan
transaksi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada
setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank, bunga yang
diberikan kepada para deposan, merupakan bunga yang tertinggi. Jika dibandingkan dengan
simpanan giro atau tabungan. Sehingga deposito oleh sebagian bank adalah sebagai dana
modal.
Pengertian Deposito - Menurut Undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-
pokok Perbankan Indonesia “Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian
antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.”
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia “Deposito
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.”Deposito adalah salah satu dari
produk bank yang memberikan bunga cukup tinggi dengan batas waktu penyimpanan
berjangka dan uang anda tidak boleh diambil sebelum habis masa waktunya atau belum
jatuh tempo. Deposito memiliki beberapa jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan.
Selain uang anda aman karena dijamin oleh LPS, uang anda pun akan berkembang sesuai
dengan suku bunga yang ditetapkan oleh bank. Dibandingkan dengan menabung, deposito
memiliki keunggulan yang lebih besar yaitu bunga yang cukup tinggi. Namun tahukah anda
bahwa deposito di bank juga memiliki resiko juga. Deposito berlaku untuk bank - bank
negeri maupun swasta seperti: BNI, Mandiri, BRI, BPR, Bank Permata, Bank BJB, BTN,
Bukopin, BCA, Bank Mega, OCBC NISP, Danamon, CIMB, May Bank, Bank Sinarmas, dan
lainnya.
Keuntungan bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang
tersimpan bisa lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relative panjang
dan frekuensi penarikan juga jaraang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk
menggunakan pembiayaandana tersebut.
1
Deposito berjangka juga memiliki batas minimal yang harus disetor yang besarnya
tergantung bank yang mengeluarkannya. Untuk menarik minat para deposan biasanya bank
menyediakan berbagai insentif tertentu atau bonus. Insentif diberikan untuk jumlah
nominal tertentu biasanya dalam jumlah yang besar. Insentif dapat berupa, special rate
(bunga lebih tinggi dari bunga yang berlaku umum) maupun insentif lainnya, seperti hadiah
atau cendramata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap
bank tertentu.
Disamping diterbitkan dalam mata uang rupiah deposito berjangka yang diterbitkan
dalam valuta asing(valas), biasanya diterbitkan oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan
pencairan dan bunga dilakukan menggunakan kurs devisa umum. Penerbitan deposito
berjangka dalam valas biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti U$ Dollar, Yen
Jepang atau DM Jerman.
a. Deposito Automatic Roll Over
Deposito berjangka yang berlaku terus secara otomatis walaupun jangka
waktu yang telah ditetapkan sudah habis. Misalnya suatu deposito berjangka 1 bulan
jatuh tempo pada tanggal 8 Oktober 2001, jika pada tanggal tersebut tidak ditarik oleh
deposan, maka bank secara otomatis akan memperpanjang deposito tersebut untuk
sebulan berikutnya, dengan tingkat bunga yang berlaku pada saat perpanjangan.
Jumlah dana yang didepositokan adalah pokok deposito ditambah dengan bungan
periode sebelumya.
b. Deposito Non Automatic Roll Over
Deposito berjangka yang tidak diperpanjang oleh bank jika deposito tersebut
telah jatuh tempo tapi belum dicairkan oleh pemiliknya, walupun deposito tetap
berada di bank deposan tidak mendapat bunga.
2. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6,12 bulan. Sertifikat
deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifikat
nama seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat
diperjualbelikan pada pihak lain. Pencairan bunga sertifkat dapat dilakukan dimuka, tiap
bulan atau jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai. Dalam praktiknya kebanyakan
deposan mengambil bunga dimuka.
Penerbitan nilai sertifikat depostio sudah tercetak dalam berbagai nominal dan
biasanya dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak
untuk jumlah nominal yang sama.
3. Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari
1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta
rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat
2
pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari
sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya
dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara
nasabah dengan pihak bank.
3
i. Nasabah menyerahkan bilyet deposito dan menandatangani slip penarikan yang
telah disiapkan oleh PDL
ii. PDL memberikan tanda terima peminjaman bilyet kepada nasabah. Kemudian
bilyet beserta slip penarikan dibawa ke kasir di kantor untuk dilakukan verifikasi
iii. Kasir memberikan PDL untuk membawakan uang kepada nasabah apabila
penarikan sampai dengan Rp. 1.000.000,-
iv. Apabila jumlah tarikan diatas Rp. 1.000.000,- maka kasir langsung membawakan
uang kepada nasabah
v. Proses diatas memerlukan waktu selama 1 hari
b. Melalui kantor bank
i. Nasabah datang ke kantor bank dengan membawa bilyet
ii. CS mengontrol bilyet yang telah jatuh tempo dan memberikan penjelasan
kepada nasabah serta melengkapi segala persyaratan administrasi setelah
lengkap diserahkan kepada kasir
iii. Kasir memvalidasi dan mendebet saldo deposito serta langsung menyerahkan
kepada nasabah
iv. Proses diatas memerlukan waktu maximal 20 menit
3. Penutupan Deposito
Penutupan deposito adalah proses penarikan dana deposito termasuk bunga
depositonya oleh nasabah yang telah jatuh tempo. Pada proses penutupan deposito
ini, nasabah tidak memperpanjang penyimpanan dananya atau roll over. Pengertian
deposito automatic roll over adalah nasabah bersangkutan menyimpan kembali
dana deposito yang telah jatuh tempo tersebut untuk periode penyipanan
berikutnya.
a. Proses penarikan dana deposito yang jatuh tempo bisa dilakukan dengan
pembayaran tunai, pemindahbukuan ke rekening tabungan atau giro di bank
tersebut, atau pemindah bukuan antar bank (transfer antar kliring).
b. Prosedur penutupan atau pencairan deposito yang jatuh tempo juga berbeda-
beda pada setiap bank, tergantung dari sistem yang berlaku pada bank tersebut.
Namun secara umum dapat di gambarkan sebagai berikut:
i. Nasabah atau deposan menyerahkan surat deposito berjangka atau bilyet giro
atau sertifikat deposito kepada pihak bank
ii. Petugas di bagian deposito melihat berkas atau file nasabah tersebut
iii. Bagian deposito menyiapkan slip pencairan deposito serta slip bunga yang
akan di bayarkan dan belum di cairkan.
iv. Nasabah akan membubuhkan tanda tangannya di belakang setiap slip tersebut
v. Tanda tangan ini di cocokan dengan hyang terdapat pada permohonan
pembukuan deposito nasabah pada saat pembukaan rekening. Bila sesuai,
deposito memberikan validasi dalam bentuk cap stempel dan paraf.
4
vi. Pembuatan tiket sesuai dengan cara penarikan dananya dan diserahkan ke
kepala bagian atau pejabat administrasi pada sistem dan nasabahnya akan
menerima pembayaran tunai dari teller atau bukti penarikan jika mengunakan
pemindahbukuan,
vii. Bagian deposito akan membubuhkan stampel “selesai tanggal ……” pada surat
depositi yang asli, aplikasi, atau kartu buga deposito. Jika mengunakan sistem
aplikasi deposito maka yang dilakukan adalah menutup nomor rekening
deposito tersebut.
Proses penarikan deposito bisa terjadi sebelim jatuh tempo atas permintaan
nasabah karena alasan tertentu, misalnya membutuhkan dana tersebut untuk
keperluan lain. Hal ini pada prinsipnyamelanggar perjanjia sebelumnya sehingga
pihak bank dirugikan. Proses penarikan deposito sebelum jatuh tempo bisa dilakukan
tetapi nasabah dikenakan denda atau penalty.
Penetapan denda atau penalty berbeda-beda tergantung kebijaksanaan
setiap bank. Secara umum denda ini berupa denda uang dalm jumlah nominal
tertentu yang di bebankam kepada nasabah atau pengurangan tingkat suku bunga
dengan oresentase tertentu. Timgkat suku bunga yang telah dikurango tersebut di
hitung saldo deposito dari awal pembukuan sampai waktu nasabah meminta
penarikan dananya.
5
waktu 6 bulan dan suku bunga sebesar 24% setahun. Tn. C bukan pemegang rekening giro
pada Bank Omega dan inilah transaksi yang dicatat oleh bank:
Karena simpanan berjangka yang dijual oleh bank tersebut. Diatas semuanya
berjangka pendek, akan digolongkan kedalam hutang jangka pendek.
2. Perhitungan bunga
Dengan mengasumsikan tanggal pembayaran bunga ketiga nasabah tersebut diatas
sama. Pada tanggal jatuh bulan pertama, Bank Omega – Jakarta akan menyisihkan beban
Bungan sebagai berikut :
Tn. A = 1/12*21%* Rp. 35.000.000 = Rp. 612.500
Tn. A = 1/12*22%* Rp. 20.000.000 = Rp. 366.500
Tn. A = 1/12*24%* Rp. 50.000.000 = Rp. 1.000.000
Jumlah seluruh antipasi bunga simpanan berjangka sebesar Rp. 1.979.167 tersebut
atas diatas harus dicatat karena akuntansi keuangan menganut faham accrual basis.
Pencatatan ini akan mendebit biaya dan mengkredit hutang jangka pendek.
Sekalipun belum dilaksanakan pembayaran , oleh bank harus dicatat peniyisihan
biaya bunga simpanan berjangka atas beban periode atau bulan berjalan. Maksud dari
pencatatan adalah untuk mendapatkan laporan keungan yang memberikan gambarn yang
benar akan posisi keuangan, sebagi penerapan azas atau konsep matching dalam akuntansi.
Ayat jurnal unutk mencatat transaksi ini sebagi berikut :
Pada saat ketika nasabah tersebut datang hendak mencairkan bunga simpanan
berjangka : Tn. A untuk keuntungan rekening gironya, Tn. B secara tunai, dan Tn. C dikirim
ke rekannya yang juga nasabah Bnk Omega cabang Bandung. Ayat Jurnal unutk mencatat
transaksi ini dijabarkan sebgai berikut :
Pada akhir tahun buku, biaya inii ditutup kedalam rekening laba rugi dengan ayat
jurnal penutupan sebagai berikut :
D: Ikhtisar Laba Rugi............................... Rp. 1.979.167
6
K: Bunga bungasimpanan berjangka.................. Rp. 1.979.167
3. Pencairan Simpanan Berjangka Yang Telah Jatuh Tempo
Simpanan berjangka, sesuai dengan perjanjian, baru dapat dicairkan pleh si
pemegang pada saat jatuh waktu. Bagi simpanan berjangka yang telah jatuh tempo tapi
belum dicairkan oleh si pemegang, sebaiknya oleh bank memisahkan rekening ini kedalam
kelompok simpanan berjangka yang sudah jatuh tempo dan dijabarkan sebagi hutang jangka
pendek karena sifatnya yang sewaktu-waktu dapat dicairkan oleh si pemegang. Pemisahan
ini dilakukan secara berkelompok atas beberapa rekening simpanan berjangka yang telah
jatuh tempo.
Tujuan dari penyajian ini adalah untuk medukung penyajian laporan keuangan yang
dapat dipergunakan untuk tujuan analisa keuangan, pengelolaan likuiditas bank. Sebagai
contoh apabila simpanan berjangka Tn. A telah jatuh tempo dan belum dicairkan olehnya,
mka Bank Omega akan memisahkan rekening ini bersama-sama dengan rekening lainnya
dengan membukukan :
Rekening simpanan berjangka yang telah jatuh tempo akan tetap tampl atau
outstanding pada neraca hingga pemilik rekening yang bersangkutan datang utnuk
mencairkannya. Pencatatan ini perlu dilakukan bank unutk tujuan penyisihan alat likuid,
biasanya kaas, untuk memenuhi kewajiban apabila si nasabah datang untuk mencairkan
tunai.
Apabila kemudian Tn. A datng hendak mencairkan simpanan berjangka tersebut
secara tunai, Bank Omega akanmenghilangkan rekening simpanan berjangka yang telah
jatuh tempo tersebut dengan mencatat ayat jurnal sebagai berikut :
Dengan demikin a, rekening simpanan berjangka Tn. A akan tidak ktampaklagi dalam
pembukuan Bank Omega.
7
Adakala simpanan berjangka nasabah dicairkan sebelum jatuh waktuny. Dalam kasus
seperti ini, bank seharusnya memberikan suku bunga yang berbeda dari suku bunga yang
telah disepakati semula atau yang telah dicatat salam sertifikat simpanan berjangka.
Dengan demikian, terhadap seluruh bunga yang telah dibayarkan kepada pemegang
simpanan berjangka harus dilakukan perhitungan ulang. Dengan perkataan lain, pemegang
rekening simpanan berjangka akan dikenakan denda (penalty). Penalty merupakan selisih
antara bunga yang seharusnya dibayarkan dengan mempergunakan suku bunga yang baru
kepada pemegang rekening dengan bunga yang telah dibayarkan kepada si pemegang
rekening.
Penalty, dalam pencatatan akuntansi, akan diberlakukan sebagi keuntungan bank
yang akan digolongkan sebagai rekening pendapatan operasional lainnya. Sebagai contoh
apabila Tn. C yang telah memiliki rekening simpanan berjangka selama 3 bulan, kemudian
hendak mencairkan rekeningnya untuk disetorkan bagi keuntungan rekening giro temannya
Tn. B, maka Bank Omega akan memberikan bunga kepadanya sebesar 19% setahub dan
memukukannya sebagai berikut :
Perhitungan bunga yang harud dibayarkan :
19%*3/12* Rp. 50.000.000....................= Rp 2.375.000
Bunga yang telah dibayarkan :
24%*3/12* Rp. 50.000.000....................= Rp 3.000.000
Jumlah yang seharusnya dikembalikan..= Rp 625.000
Pada saaat Tn C hendak mencairkan simpanan berjangka yang dimilikinya tersebut,
hasil pencairannya harus dikurangi dulu dengan denda atau penalty sebesar Rp. 625.000
tersebut. Kemudian oleh Bank akan dicatat sebagi berikut :