Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi Jamur

Jamur adalah kelompok organisme eukariota, dan dimasukkan kelompok ini karena sel-selnya
sudah memiliki membran inti sel. Ciri-ciri jamur yaitu, selnya eukariotik, bentuk tubuhnya ada
uniseluler dan multiseluler. Tidak memiliki klorofil, cara hidupnya adalah hidup sebagai tumbuhan
heterotrof, memiliki dinding sel yang disebut kitin, dan dapat bereproduksi secara seksual dan
aseksual. Jamjur dibagi menjadi enam divisi, yaitu:
a. Myxomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)
b. Oomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)
c. Zygomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa tidak bersekat
Reproduksi : Seksual : Dengan perkawinan hifa
Aseksual : Dengan spora vegetatif dan fragmentasi miselium
Contoh : Rhyzopus oryzae
d. Ascomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, sporanya bernama askospora
Reproduksi : Seksual : Pembetukkan askospora
Aseksual : Membentuk konidia spora dan tunas
Contoh : Neuspora crassa (jamur oncom)
e. Basidiomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, tubuh berbentuk, dapat dilihat tanpa mikroskop
Reproduksi : Seksual : Dengan perkawinan hifa
Aseksua : Spora konidia
Contoh : Auricolasia polythica
f. Deuteromycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, tidak memiliki alat reproduksi seksual
Reproduksi : Aseksual : Dengan konidia
Contoh : Chladosporium (yang menyebabkan penyakit kulit)
(Waluyo, 2012)

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik. Jamur ada yang tergolong mikrobia ada juga
yang tidak. Jamur yang tergolong mikrobia contohnya adalah khamir dan jamur benang atau molds.
Khamir adalah jamur yang tumbuh dalam bentuk uniseluler dan biasanya memperbanyak diri
dengan cara tunas. Jamur ini tersebar di alam, dapat ditemukan di tanah, debu, serta buah, dan
daun pada banyak tanaman. Nampak seperti permukaan buih atau sedimen tebal pada jus buah
dan cairan saccharine.

Contoh jamur yang kedua adalah jamur benang atau molds. Molds adalah jamur berfilamen yang
bersifat parasit dan berkembak biak dengan spora seksual dan aseksual. Merupakan suatu
kelompok heterogenis yang besar dari suatu tumbuhan, seperti organisme yang membentuk
subdivisi Thallophyta. Contoh molds adalah Rhizopus sp, Penicillium sp, Aspergillus sp, dan Monilia
sp.

Salah satu makhluk hidup yang memiliki daya reproduksi tinggi adalah fungi. Fungi merupakan
kelompok mikrobia eukariotik heterotrofik yang tersebar luas di alam dan bersifat saprofit.
Pembagian fungi didasarkan atas sifat khas struktur dan cara reproduksinya, yaitu Zigomycetes,
Ascomycetes, Basydiomycetes, dan Deutromycetes.

Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil
tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1 sampai 5
µm lebarnya dan panjangnya dari 5 sampai 30 µm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi
beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas,
namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang dalam hal ukuran dan bentuk-bentuk sel-
sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau
organ-organ penggerak lainnya.

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasar nya terdiri dari sua bagian, yaitu miselium dan spora (sel
resisten, istirahat, atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa gilamen yang dinamakan
hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10 µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang berdiameter 1 µm.
(Hidayat, 2006)

Tubuh jamur dikenal dengan nama talus, soma atau struktrur somatik yang pada dasarnya terdiri
dari struktur berupa benang-benang bercabang yang disebut hifa. Hifa tersebut menyebar pada
permukaan ataupun dalam substrat dan kumpulan dari hifa tersebut dinamakan miselium hifa jamur
ada yang mempunyai sekat yang dikenal dengan istilah septum yang membangi hifa tersebut
menjadi sel-sel uninukleat (berinti satu) ataupun multinukleat (berinti banyak). Hifa yang mempunyai
septum tersebut dinamakan speta yang tidak mempunyai septum disebut asepta atau senosit. Talus
atau hifa jamur dapat dibedakan atas dua bagian yaitu:
a. Hifa vegetatif: tumbuh mengarah kedalam substrat dan berfungsi untuk mengabsorbsi nutrisi.
b. Hifa generatif: tumbuh mengarah keluar dan berfungsi untuk perkembangbiakan.
Ada tiga macam morfologi hifa yaitu:
1. Asepta atau senosit. Hifa ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
2. Septa dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel- sel berisi
nukleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan
perpindahan nukleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain. Sungguh setiap ruang suatu
hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membran sebagaimana halnya pada sel yang khas,
setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septa dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu
nukleus dalam setiap ruang
(Hidayat, 2006)

Kebanyakan struktur jamur berukuran besar terbentuk dari ayaman/ agregar hifa. Pada tahap-tahap
tertentu dari siklus hidup kebanyakan jamur, miselium akan terorganisir membentuk anyaman-
anyaman yang longgar ataupun padat yang dapat dibedakan dari hifa biasa sebagai berikut:
1.Prosenkim yaitu ayaman hifa yang agak kendor, tersusun secara pararel, tiap-tiap hifa masih jelas
dan mudah dilepaskan dan merupakan suatu bentuk memanjang.
2. Peudoparenkim yaitu ayaman hifa yang lebih padat, tiap-tiap hifa sudah hilang sifat individunya
dan tidak dapat dipisahkan dan bentuknya agak oval.
3.Rizomorf yaitu anyaman hifa yang sangat padat, merupakan suatu unit yang terorganisir dan titik
tumbuhnya mirip dengan titik tumbuh ujung akar.
4.Sklerotium yaitu anyaman hifa yang keras, padat dan merupakan bentk istirahat yang tahan
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan.
5.Stroma yaitu suatu struktur padat yang merupakan massa dari hifa yang berbentuk seperti
bantalan.
(Hidayat, 2006)

Miselium dapat vegetatif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa dari miselium somatik menembus
ke dalam medium untuk mendapat zat makanan. Miselium reproduksi bertangung jawab untuk
pembentukkan spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Miselium suatu kapang
deapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terjalin
lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terorganisasi, seperti pada jamur. (Hidayat, 2006)

Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaahan ilmiah dasar, terutama yang berkaitan dengan
morfogenesis (proses terorganisasinaya sel-sel menjadi struktur jaringan). Mereka akan menjadi
semakin penting di dalam proses-proses komersial untuk menyediakan produk-produk yang
bermanfaat, termasuk antibiotik seperti penisilin. Namun terdapat kebutuhan yang lebih banyak
akan bahan-bahan antifungi, sejajar dengan bahan antibakteri, yang daya racunnya lebih rendah
namun lebih efektif untuk penyakit-penyakit mikotik. Adanya kesadaran yang lebih tinggi mengenai
mikotoksin dan toksisitasnya akan memerlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap serangan
kapang pada produk-produk pangan. (Hidayat, 2006)

Cendawan dapat bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntukan dibandingkan
dengan jasad – jasad renik lainnya lebih kurang mampu. Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat
tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat
kebanyakan bakteri. Demikian pula, kapang dan khamir umumnya dapat bertahan terhadap
keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroba yang lain.
(Hidayat, 2006)

Anda mungkin juga menyukai