Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alfinia Milanova

NIM : 201821006

Judul Bambu sebagai komponen struktural dan non struktural pada bangunan
rumah
Jurnal Departemen Teknik Sipil
Tahun 2010
Penulis Dahlan Kosasih
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui fungsi bambu dalam komponen struktural dan
nonstruktural pada bangunan rumah.
2. Mengetahui karakteristik bambu untuk komponen bangunan.
3. Mengetahui macam- macam sambungan bambu.
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Isi Pada bangunan perumahan, bambu dapat dipakai sebagai komponen
struktural maupun non struktural. Adapun komponen bangunan
perumahan yang dapat dibuat dari bambu antara lain adalah pondasi,
lantai, dinding, pintu, jendela, rangka atap dan atap.
a. Pondasi
Bambu yang bersentuhan dengan tanah, baik dipermukaan maupun yang
ditanam dapat rusak dalam waktu enam bulan sampai dua tahun. Untuk
memperoleh kekuatan yang memadai, sebaiknya digunakan bambu
berukuran besar, tebal dan jarak antar nodia pendek. Jika ukuran besar
tersebut tidak diperoleh, maka beberapa bambu dengan diameter kecil
dapat diikat dengan tali sebagai satu kesatuan. Idealnya bambu yang
dipakai untuk pemikul beban tidak bersentuhan dengan tanah dan
diletakkan diatas batu atau beton. Dalam hal ini harus dipilih bambu
yang ukuran besar dan kaku.

b. Lantai
Penggunaan lantai bambu pemasangannya dibuat lebih tinggi dari
permukaan tanah, terdiri atas dek dan rangka structural yang dapat
meningkatkan kenyamanan dan lebih sehat. Agar mudah dilakukan
pemeriksaan secara rutin, maka ketinggian lantai dibuat minimal
setengah meter dari permukaan tanah.

c. Dinding
Komponen utama dari dinding bambu adalah tiang dan balok yang
merupakan satu rangkaian struktural. Rangka structural ini diperlukan
untuk memikul berat sendiri, pengaruh angin, gempa, cuaca serta gaya-
gaya tumbukan yang sering ditimbulkan oleh penghuni. Untuk
memperoleh rangka struktural yang efisien, peranan cara
penyambungan batang-batang struktural sangat menentukan
d. Rangka atap
Kuda – kuda dan stuktur rangka atap dari bambu biasanya dibuat secara
tradisional yang terdiri dari hubungan, gording dan balok kasau,
menggunakan alat sambung berupa tali ijukdan pasak dengan kekuatan
rendah. Untuk memperlebar atap maka diperlukan tambahan tiang
tengah. Apabila terjadi lendutan yang besar berarti sambungan yang
digunakan kurang baik.
e. Atap
Atap dari bambu dapat dibuat dengan dua lapis bambu setengah bulat.
Lapis pertama bagian kulit luar berada di bawah, sedang lapis kedua
kulit luar berada di atas.
f. Sambungan bambu
Untuk mengatasi salah satu kendala dalam pengguanaan struktur dari
bambu, hal yang perlu dilakukan adalah dengan memperbaiki bentuk
atau model daripada sambungan bambu yang sudah ada. Ada beberapa
penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dari
sambungan bambu yang pada akhirnya dapat pula menigkatkan
kekuatan dari struktur bambu tersebut. Bentuk – bentuk sambungannya
antara lain.
Kesimpulan 1. Bambu dapat digunakan sebagai alternative pengganti kayu dan
baja.
2. Bambu dapat digunakan sebagai komponen struktural dan
komponen nonstruktural pada bangunan.
3. Bambu dapat digunakan pada dinding, lantai, pondasi, atap, dan
rangka atap.

Anda mungkin juga menyukai