Suctioning adalah tindakan pengisapan lendir ataupun benda asing yang terdapat dalam saluran
napas menggunakan alat penghisap sehingga memungkinkan terjadi proses pertukaran gas yang
adekuat pada klien yang tida mampu mengeluarkannya sendiri. Untuk membebaskan jalan pasien
dari lendir,
Tipe Suction :
1. Open suction system :
2. Closed suction system : pada px terpasang alat metolmekanik dan lendirnya banyak
Tujuan :
1. Jalan napas tetap bebas
2. Memperbaiki ventilasi pernapasan
3. Memeperbaiki O2 dan mencegah hipoksia
Indikasi :
1. Suara napas yang kasar
2. Batuk yang tidak adekuat/efektif
3. Work Of Breathing (WOB) yang meningkat
4. Adanya atelectasis paru terkait dengan retensi sputum
5. Merangsang refleks batuk pada pasien dengan penurunan kesadaran atau pengaruh obat
6. Perubahan radiologic yang mencurigakan retensi sekresi
Vacuum Setting for Suctioning Patients Based on age Setting
1. Pasien Adult (dewasa) : 120-150 mmHg
2. Pasien Children (anak) : 80-120 mmHg
3. Pasien Infant (bayi) : 60-80 mmHg
Prosedur Pelaksanaan :
1. Tindakan yang aseptic yang dilakukan pada saat diperlukan bukan suatu rutinitas
2. Tidak dilakukan 15-20 mnt sebelum pengambilan sampel AGD
3. Idealnya kateter suction adalah efektif menghisap secret dan risiko trauma jaringan yang
minimal
4. Diameter kateter tidak boleh melebihi ½ dari diameter bagian dalam lumen tube
Persiapan Alat
1. Alat penghisap lengkap
2. O2 dengan perlengkapannya O2 sentral
3. Bag and mask
4. Kateter suction steril
5. Sarung tangan steril
6. Kasa steril 2-3 lembar
7. Aqua steril
8. Air bersih dalam botol
9. Stetoskop
Ukuran Kateter Suction
Qs = Qa x 3 = F kateter
2
Qs = ukuran diameter eksternal kateter suction yang diperlukan
Qa = diameter internal artificial airway dalam millimeter
Misalnya Qa = 8 mm
Qs = 8 x 3 = 12 F
2
Jadi ukuran kateter suction yang digunakan adalah nomor = 12 F
Komplikasi
1. Hipoksemia
2. Trauma jaringan
3. Atelectasis
4. Hipotensi
5. Airways contriction
6. Cardiac arrest
7. Peningkatan TIK
8. Infeksi
Kesimpulan
Tindakan suctioning merupakan tindakan aseptic yang dilakukan pada saat diperlukan bukan
suatu rutinitas
Prinsif alat dan pelaksanaan 3A : Aseptik, Atraumatik, Asianotik
“JANGAN MEMBENARKAN SELALU KEBIASAAN, NAMUN BIASAKAN
MELAKUKAN YANG BENAR”