Anda di halaman 1dari 5

Nama : Resa Nurjanah

NIM : 176200007

Mata Kuliah : Ekonomi Internasional

Jurusan : Akuntansi

Kelas : Reguler pagi

Semester : VI

Dampak Positif Dan Negatif Dari Covid-19 Dalam Perekonomian Indonesia

Pada bulan Maret 2020 awal, Indonesia memulai perperangan untuk menghadapi
pandemi Virus Corona (Virus Covid 19) yang mulai masuk di Indonesia. Tentunya dengan
masuknya pertama kali Virus Corona (Virus Covid 19) di Indonesia akan memberikan
dampak secara tidak langsung untuk negara Indonesia yang paling terasa adalah dampak dari
Perekonomian dari negera Indonesia.

Pemerintah saat ini sudah melakukan sistem lock down, social distancing, yang
dimana semua kebijakan ini dibuat untuk meminimalisir penyebaran virus mematikan ini.
Tentunya kebijakan ini sudah dipikirkan terlebih dahulu, dan kebijakan ini juga diterapkan
oleh negara lain. Tentunya kebijakan ini membawa dampak positif dan juga dampak negatif,
terlebih ke dampak perekonomian bangsa.

Dampak negatif dari adanya pandemi Covid 19 ini diantaranya :

1. Kurs Dollar terhadap rupiah semakin tinggi

Dengan mulainya penerapan sistem lock down yang ditetapkan oleh pemerintah,
keadaan ekonomi Indonesia semakin lama semakin menurun. Bisa kita liat dimana
sekarang harga 1 USD sudah mencapai angka 16.000, yang dimana angka ini
merupakan angka terburuk sejak 20 tahun yang lalu, bahkan di saat terjadi krisis
moneter di tahun 1999, 1 USD bahkan tidak mencapai 16 ribu, tidak begitu buruk,
yang artinya bahwa dengan dampak lock down sangat terasa bagi keadaan ekonomi
bangsa dan tentunya ekonomi masyarakat hingga melewati krisis moneter 1999.
Secara dampak diperekonomian Indonesia sendiri, salah satu faktor dari Virus Corona
(Covid 19) menyebabkan kurs dollar terhadap rupiah meninggi hingga mencapat
16.000/$US. Bahkan laporan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
menunjukkan terjadi penurunan dalam beberapa minggu terkahir. Indeks Harga
Saham Gabungan merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh
Bursa Efek Indonesia.

2. Masyarakat kehilangan pendapatan

Dengan adanya lock down dan anjuran agar tetap tinggal di rumah, masyarakat jadi
tidak bisa mencari penghasilan terlebih bagi masyarakat yang kerjanya dibayar harian,
pastinya mereka akan sangat kena dampaknya. Terlebih dengan situasi dan kondisi
seperti sekarang ini harga barang kebutuhan pokok dan kesehatan naik dan juga
banyak diantaranya selain harganya mahal dan langka juga barangnya. Dan lagi biaya
sekolah bertambah, pembelian kuota internet untuk menunjang belajar dengan
teknologi.

3. Sektor pariwisata mengalami kerugian

Sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memiliki kontribusi devisa yang cukup
besar. Sektor pariwisata memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada
perekonomian Indonesia. Dampak jangka pendek dapat di rasakan secara langsung,
sedangkan dampak jangka Panjang dapat dilihat dengan bertambahnya pendapatan
nasional, namun dengan adanya Covid-19 kini semuanya tak lagi sama. Sektor
pariwisata yang sekarang mengalami kelesuan sehingga daya beli menurun secara
drastis karena berkurangnya pengunjung baik turis lokal maupun turis mancanegara,
yang secara otomatis pendapatan dan devisa yang di hasilkan dari sektor pariwisata
semakin menurun. Dengan di keluarkannya Surat Edaran Pemerintah pada 18 Maret
2020 lalu, segala kegiatan di dalam dan di luar ruangan di semua sektor yang terkait
pariwisata dan ekonomi kreatif ditunda sementara waktu demi mengurangi
penyebaran corona. Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh
sementara, sehingga pengangguran semakin bertambah karena pariwisata merupakan
salah satu wadah yang memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
tempat wisata maupun masyarakat dari luar.
4. Sektor industri mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku

Bukan hanya sektor pariwisata yang mengalami kelumpuhan sementara, tetapi para
karyawan dari jenis perusahaan lainnya ikut merasakan dampak dari pandemi Covid-
19. Yang dimana pekerjaan atau kegiatan yang biasanya dilakukan diluar rumah
secara langsung sekaran terpaksa harus dilakukan di dalam rumah. Serta ada banyak
pula karyawan yang terancam pemberhentian hak kerja (PHK) karena banyak
pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan dirumah, seperti halnya
kegiatan produksi yang bergantung pada mesin yang berada di tempat produksi. PHK
ini juga dilakukan karena kurangnya pembelian dari konsumen dan dibatasinya ekspor
ke negara tertentu sehingga akan menghambat ekspor dan mengurangi pendapatan
perusahaan, bahkan perusahaaan bisa mengalami kerugian. Ada pun penyebab lain
dari di PHK nya para karyawan yaitu karena kelangkaan bahan baku untuk diproduksi
yang di impor dari negara luar seperti dari negara Thiongkok sehingga akan
menghambat kegiatan industri. Perusahaan yang berhenti beroperasi dan peningkatan
jumlah angka pengangguran dapat menghambat dan mengurangi produk domestik
bruto (PDB) serta menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain dialami oleh sektor pariwisata, dampak pandemi covid 19 ini juga dialami oleh
sektor industri manufaktur, yang mana terjadi kelangkaan bahan baku, ini membawa
inflasi yang tinggi karena industri manufaktur tidak mampu memenuhi permintaan
konsumen.

5. Dan banyak sektor-sektor lain yang juga mengalami kerugian akibat dari adanya
pandemi covid 19 ini. Seperti : pusat perbelanjaan, toko-toko pinggir jalan, sektor
hiburan, perawatan/salon dan masih banyak lagi.

Virus corona (Covid-19) telah membuat perekonomian dalam negeri kontraksi.


Kementerian Keuangan (Kemenkeu) setidaknya mencatat ada delapan mudharat yang
disebabkan oleh wabah virus tersebut.

Pertama, sampai 11 April lebih dari 1,5 juta karyawan putus kerja atau pemutusan
hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan. Di mana 1,2 juta pekerja itu berasal dari
sektor formal, 265.000 dari sektor informal. 
Kedua, Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia di bawah level 50 yakni hanya
45,3 pada Maret 2020.

Ketiga, lebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara dibatalkan sepanjang Januari-


Februari, dengan rincian 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan
internasional.

Keempat, sekitar Rp 207 miliar kehilangan pendapatan di sektor pelayanan udara,


dengan sekitar Rp 48 miliar kehilangan disumbangkan oleh penerbangan dari China.

Kelima, angka turis menurun hingga 6.800 per hari, khususnya turis dari China. 

Keenam, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia memperkirakan penurunan


tingkat okupansi di sekitar 6.000 hotel di Indonesia dapat mencapai 50%. Ini bisa
mempengaruhi turunnya devisa pariwisata lebih dari setengah tahun lalu.

Ketujuh, impor Indonesia sepanjang Januari-Maret 2020 turun 3,7% year to date
(ytd).

Kedelapan, inflasi pada bulan Maret 2020 tercatat sebesar 2,96% year on year (yoy)
disumbang oleh kenaikan harga emas perhiasan serta beberapa harga pangan yang
melonjak. Meski, terjadi deflasi pada komoditas aneka cabai dan tarif angkutan udara.

Namun tidak dapat dipungkiri tentu saja ada dampak positif yang tumbuh di tengah krisis
pandemi ini, dampak positif dari adanya pandemi covid 19 ini diantaranya :

1. Produk lokal menjadi lebih diminati dan laku di pasaran

Perubahan prioritas konsumen tergambar dari data yang menunjukkan bahwa ada
peningkatan pembelian konsumen di bisnis hasil-hasil agrikultur seperti hasil
perkebunan, air konsumsi, toko daging, dan toko buah serta sayur. Begitu pun dengan
toko bahan-bahan pangan yang meningkat terhitung sejak awal Maret 2020.

2. Sektor jasa kirim (kurir antar jemput barang) mengalami peningkatan

Covid 19 telah mengubah perilaku konsumen, pemenuhan kebutuhan stok makanan


dan minuman pun caranya berubah. Jika sebelumnya konsumen masih bisa berjalan
atau berkendara untuk membeli, akibat pandemi virus, konsumen harus membeli
secara daring (online). Kalaupun pembelian dilakukan secara offline konsumen
cenderung memilih untuk membeli kebutuhan yang jaraknya dekat. Jasa kirim telah
menjadi alternatif untuk kegiatan belanja kebutuhan pokok. Jasa kurir antar dan
jemput barang mengalami peningkatan, pertumbuhan ini didasari oleh pelarangan
aktifitas di luar ruangan yang juga sudah diberlakukan di negara-negara lain.

3. Sektor farmasi mengalami peningkatan

Di masa pandemi covid 19 ini orang-orang berbondong-bondong membeli


perlengkapan kesehatan yang diharapkan untuk bisa memberikan perlindungan
kesehatan mereka dan menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat. Yang paling dicari
oleh masyarakat diantaranya : masker, hand sanitizer, hand wash, sabun antiseptik,
dan berbagai macam multivitamin.

4. Transaksi di pegadaian meningkat

Namun krisis covid-19 tetaplah krisis yang berdampak pada ekonomi. Para konsumen
cenderung untuk menahan diri melakukan konsumsi dan memilih untuk memiliki
uang secara tunai, terlebih banyak masyarakat yang sulit untuk mencari pendapatan
seperti pedagang misalnya, mereka lebih memilih menggadaikan barang-barang
mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.

5. Industri penyedia jasa internet (ISP) dan acara televisi meningkat

Menariknya, seiring dengan kebutuhan untuk transaksi jual beli secara online, belajar
secara online dan perintah untuk tetap bekerja dari rumah kemudian memberikan
dampak pada industri penyedia jasa internet (ISP) dan acara televisi. Salah satunya
untuk kegiatan belajar online yaitu meningkatnya konsumsi kuota internet untuk
menunjang belajar dengan teknologi dan siaran pendidikan belajar dari rumah yang di
tayangkan di acara televisi stasiun TVRI.

Anda mungkin juga menyukai