LARING FARING
MODUL IV.6
DISFONI
EDISI II
KOLEGIUM
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK
BEDAH KEPALA DAN LEHER
2015
IV.6 – Disfoni
DAFTAR ISI
A. WAKTU..............................................................................................................2
B. PERSIAPAN SESI..............................................................................................2
C. REFERENSI........................................................................................................2
D. KOMPETENSI...................................................................................................3
E. GAMBARAN UMUM........................................................................................3
F. CONTOH KASUS...............................................................................................3
G. TUJUAN PEMBELAJARAN.............................................................................3
H. METODA PEMBELAJARAN...........................................................................4
I. EVALUASI.........................................................................................................4
J. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF................................6
K. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR..........................7
L. DAFTAR TILIK.................................................................................................9
M. MATERI PRESENTASI....................................................................................9
N. MATERI BAKU...............................................................................................10
1
IV.6 – Disfoni
A. WAKTU
B. PERSIAPAN SESI
2. Kasus : Disfoni
C. REFERENSI
2
IV.6 – Disfoni
D. KOMPETENSI
1. Kompetensi Umum
a. Mampu membuat diagnosis disfoni berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
(Laringoskopi Indirek/ Laringoskopi Direk/ Fiber-Optic Laringoscopy
(FOL)/ foto polos leher AP dan lateral/ CT scan leher/ Waktu Fonasi
Maksimal/ Perceptual Analisis/ Voice Handicap Index (VHI))
b. Mampu melakukan tatalaksana serta merujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi bila diperlukan.
2. Kompetensi Khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil dalam :
a. Mengenali gejala dan tanda klinis penyakit yang menyebabkan disfoni
b. Melakukan keputusan untuk perlu tidaknya pemeriksan penunjang
seperti Laringoskopi Indirek/ Laringoskopi Direk/ Fiber-Optic
Laringoscopy (FOL)/ foto polos leher AP dan lateral/ CT scan leher/
Waktu Fonasi Maksimal/ Perceptual Analisis/ Voice Handicap Index
(VHI))
c. Mengenali faktor resiko terjadinya disfoni
d. Mampu melakukan tatalaksana konservatif dan operatif
e. Deteksi dini penyulit yang mungkin terjadi pada disfoni, dan merujuk
bila perlu
E. GAMBARAN UMUM
Disfoni adalah gangguan suara yang disebabkan kelainan pada laring, bukan
merupakan suatu penyakit tetapi merupakan gejala penyakit. Disfoni dapat
berupa suara parau (hoarseness), suara mendesah (breathy voice), suara kaku
(strain voice) sampai tidak bersuara (afoni). Penyebab disfoni adalah
kelainan pada laring dapat berupa infeksi/ peradangan, kelainan neurologis,
trauma laring, tumor jinak dan tumor ganas.
F. CONTOH KASUS
G. TUJUAN PEMBELAJARAN
Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk
alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian
3
IV.6 – Disfoni
H. METODA PEMBELAJARAN
Interactive lecture
Small group discussion.
Peer assisted learning (PAL).
Bedside teaching.
Task based medical education.
Journal reading and review.
Case simulation and investigation exercise.
Equipment characteristics and operating instructions.
Case study
Simulation and Real Examination Exercises (Physical and Device).
Demonstration and Coaching
Practice with Real Clients.
Continuing Professional Development
I. EVALUASI
1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre test dan post-test dalam bentuk
essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan yang bertujuan
untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk
mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre test dan post test terdiri
atas :
Anatomi dan fisiologi laring
Penegakan diagnosa
Penatalaksanaan
Follow up
2. Selanjutnya dilakukan “small group discussion” bersama dengan fasilitator
untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-
4
IV.6 – Disfoni
5
IV.6 – Disfoni
Jawaban : A
Jawaban : A
6
IV.6 – Disfoni
Jawaban : C
5. Pernyataan yang paling benar pada kasus papiloma laring pada anak :
A. Tidak mempunyai potensi berubah jadi ganas
B. Morbiditasnya rendah
C. Tidak ada hubungan dengan hormonal
D. Penyebab pasti adalah human papiloma virus
E. Pada saat operasi harus dilakukan dengan hati-hati jangan melukai
mukosa normal sekitarnya
Jawaban : E
Penuntun Belajar
Prosedur Pemeriksaan Laring
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika
harus berurutan)
2. Mampu
langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya
membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu
3. Mahir untuk kondisi diluar normal.
7
IV.6 – Disfoni
8
IV.6 – Disfoni
L. DAFTAR TILIK
KEGIATAN NILAI
Pemeriksaan Laringoskopi Langsung
1. Persiapan tindakan
2.Tindakan
Pemeriksaan Laringoskopi Serat Optik (FOL)
1. Persiapan tindakan
2. Tindakan
M. MATERI PRESENTASI
9
IV.6 – Disfoni
N. MATERI BAKU
1. DISFONI
a. Definisi
Disfoni adalah gangguan suara yang disebabkan kelainan pada laring,
bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan gejala penyakit.
Disfoni dapat berupa suara parau (hoarseness), suara mendesah (breathy
voice), suara kaku (strain voice) sampai tidak bersuara (afoni). Penyebab
disfoni adalah kelainan pada laring yang meliputi infeksi/ peradangan,
kelainan neurologis, trauma laring, tumor jinak dan tumor ganas.
b. Faktor Resiko
Trauma leher, operasi daerah leher, kelainan paru, kelaianan jantung dan
penyakit sistemik lain.
c. Etiologi
Etiologi yang sering dijumpai adalah : Infeksi/peradangan, kelainan
neurologis, trauma laring, tumor jinak dan tumor ganas. Etiologi yang
jarang dijumpai adalah gangguan psikologis seperti stress, obat-obatan,
hormonal, usia, variasi anatomi dan penyakit neuromuskuler.
d. Diagnosis
Anamnesis :
Anamnesis komprehensif :
o Keluhan utama :
- Durasi, hilang timbul, pernah normal lagi ?
o Faktor predisposisi :
- Dimulai dengan infeksi saluran napas akut? Teriak?
o Riwayat medis yang lalu :
- Trauma, pasca operasi/intubasi, hipotiroid?
o Simptom yang berhubungan dengan :
- Disfagi, batuk kronis, alergi, sesak napas
o Riwayat sosial :
- Pekerjaan, rokok, alkohol, vocal misuse/abuse
o Riwayat obat-obatan, terkait efek samping :
- Kekeringan mukosa
- Obat jantung bisa berefek samping batuk
- Hormon
Pemeriksaan fisik
o Pemeriksaan kepala dan leher :
- Inspeksi dan palpasi untuk melihat tumor koli, tiroid dan
pergerakan kartilago laring
10
IV.6 – Disfoni
o Pemeriksaan laring :
- Pemeriksaan dengan cermin
- Laringoskopi kaku/teleskop/fleksibel
o Pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan indikasi :
- Foto polos leher AP dan lateral
- CT scan leher
- Waktu Fonasi Maksimal
- Perceptual Analisis
- Voice Handicap Index (VHI)
a. Laringitis Akut
Definisi : adalah infeksi akut pada mukosa laring
Etiologi :
- Virus : adeno virus, influenza virus
- Bakteri : Streptokokus pneumoniae, Hemofilus influenzae,
Streptokokus hemolitikus
Gejala klinik :
- Suara parau samapi suara hilang
- Rasa tak enak dan nyeri di laring
- Batuk
- Sekret laring, awalnya sedikit menjadi banyak kental dan kadang ada
darah
- Mukosa laring merah dan udem
- Korda vokalis merah dan udem
Terapi :
- Istirahat
- Vocal rest
- Simptomatis : antipiretik dan ekspektorans
- Bila ada infeksi skunder oleh bakteri perlu antibiotika
c. Laringitis Difteri
Etiologi : C. Diphtheria
Patologi :
- Biasanya perluasan dari tonsilofaringitis difteri, jarang primer
- Pseudomembran dan udem pada mukosa korda vokalis dapat
menutup rima glotis,
menimbulkan parau dan sesak napas
Insidens : sering pada anak
Gejala klinik :
- Parau
- Panas subfibril
- Sesak napas inspiratoir
- Stridor inspiratoir
- Bull neck
Komplikasi :
- Seperti tonsilofaringitis difteri
- Dapat fatal karena obstruksi laring
Terapi :
- ADS
- Penicilin
- Isolasi
- Trakeotomi bila perlu
12
IV.6 – Disfoni
f. Nodul Vokal
Sinonim : singer’s nodule, teacher’s nodule
Nodul adalah benjolan kecil pada 1/3 anterior dan 1/3 tengah korda
vokalis, biasanya simetris kanan dan kiri. Terbentuk pada daerah yang
mendapat tekanan terbanyak ketika korda vokalis bertemu waktu vibrasi.
Tekanan berulang-ulang pada daerah yang sama sehingga menimbulkan
kerusakan dan pada proses penyembuhan timbul nodul
Etiologi :
- Vocal abuse/vocal misuse
- Sering pada anak-anak, guru, penyanyi
o Vocal abuse :
Perilaku atau kejadian yang menyebabkan trauma pada korda
vokalis, misalnya : banyak bicara, bersihkan tenggorok, batuk,
menghirup iritan, merokok, berteriak.
o Vocal misuse :
13
IV.6 – Disfoni
g. Granuloma Laring
Granuloma laring adalah benjolan yang biasanya di prosesus vokalis atau
ariteniod. Ada riwayat refluk, trauma laring atau intubasi
Gejala klinik :
- Suara parau
- Tenggorok terasa ngganjel
Terapi :
- Obat anti refluk
- BLM
h. Kista Laring
Gambaran umum:
- Lebih sering pada supra glotis
- Lebih sering kista retensi
- Bila besar bisa menimbulkan obstruksi
- Pada korda vokalis menimbulkan parau
Terapi : BLM
i. Papiloma Laring
Gambaran umum:
- Tumor jinak pada laring, dapat meluas ke faring, trakea dan
bronkus
- Sering pada anak-anak, dapat mengenai dewasa
Etiologi :
- Diduga ada hubungan kuat dengan human papiloma virus tipe 6
dan 11
- Diduga ada hubungan dengan hormonal
Gejala klinik :
- Suara parau progresif
- Dapat menyebabkan sesak sehingga perlu trakeotomi
- Sering residif, tumbuh kembali dengan cepat
Terapi :
- BLM, ekstraksi sebersih mungkin
- Bila residif dioperasi lagi
- Perlu trakeotomi bila sesak
- Bisa dicoba antiviral
14
IV.6 – Disfoni
Laringoskopi Direkta :
Laringoscope dewasa
Laringoscope anak-anak
Laringoscope bayi
Telescope 00 , 300 , 900
Fibre Optic Laryngoscope dan forcep biopsi
Forcep lurus dan upturn
Pompa Penyedot (Sucktion pump)
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Ballenger JJ. Disease of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck,
Philadelphia, Lea & Fabiger, 1993, chapter 34&35, pp.569-619.
2. Bailey BJ and Pillsburry III HC. Head and Neck Surgery –
Otolaryngology. Philadelphia, JB Lippincott Co, 2014.
3. Paparella MM, Shumrick DA, Gluckman JL, Meyerhoff WL.
Otolaryngology. Philadelphia. WBSaunders Co.,1991, chapter
29,31,33&34, pp. 2257-384.
4. Lee KJ. Essential Otolaryngology. Head & Neck Surgery. New York.
McGraw Hill, 8th Ed, Chapter 31, pp. 724-92
17