Anda di halaman 1dari 5

1.

Askep

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR TERBUKA TIBIA + FIBULA PADA AN. P

Tgl/jam masuk RS : Selasa tanggal 9 maret 2020 jam 08.00 WIB

Ruang : Trauma Centre

Diagnosa medis : Fraktur Terbuka Tibia + Fibula Dextra

Pengkajian
a) Identitas klien
Nama : An. P
Umur : 15 Tahun
Jenis kelamin : Laki – Laki
Agama :  Islam
Pekerjaan :  Siswa
Pendidikan :  SMP

b) Riwayat kesehatan sekarang


Klien dibawa ke RS dengan keluhan Fraktur Tibia + Fibula Dextra setelah
menagalami kecelakaan lalu lintas.
Pada saat dilakukan pengkajian ditemukan tulang Tibia merobek kulit dan
otot, perdarahan massif, serta kuku kaki kanannya sianosis. Pada saat
membersihkan luka, klien mengeluh nyeri. Tn. S merintih kesakitan, nyeri
tumpul dengan skala nyeri 4. Saat disentuh Tn. S merintih sakit selama 10
menit.

c) Pemeriksaan fisik
1. TTV :
TD : 100/80 mmHg
P : 16x/Menit
N : 100x/Menit
S : 37,5’ C
2. BB : 55 kg
3. TB : 170 cm

A. Analisis data

DS :
- Klien mengeluh nyeri saat membersihkan luka

DO :
- TD : 100/80 mmHg
- hasil pemeriksaan fisik ditemukan tulang Tibia merobek kulit dan otot 
- kuku kaki kanan sianosis
- perdarahan massif
- Klien merintih kesakitan
- Nyeri tumpul skala 4
- Klien merintih sakit selama 10 menit saat disentuh

B. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan Perfusi Jaringan b/d Fraktur Terbuka dan Proses Pembedahan


b. Resiko Tinggi Infeksi b/d Fraktur terbuka dan Kerusakan Jaringan
c. Resiko kekurangan volume cairan b/d Output Cairan yang Berlebihan

C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Gangguan Perfusi Kerusakan integritas - Observasi TTV klien,
Jaringan bd Fraktur jaringan dapat diatasi terutama TD
Terbuka dan Proses setelah tindakan perawatan - Jelaskan tentang
Pembedahan semua tindakan yang
Kriteria hasil : diprogramkan dan
- Penyembuhan luka pemeriksaan yang
sesuai waktu dilakukan
- Lakukan pendekatan
- Tidak ada laserasi, secara tenang dan beri
integritas kulit baik dorongan untuk
bertanya serta berikan
informasi yang
dibutuhkan
- Kolaborasi pemberian
terapi Heparin :
perhatikan
pembentukan tanda –
tanda antibody
antitrombosit oleh
penurunan tiba – tiba
dari jumlah trombosit
2 Resiko Tinggi Infeksi ybd Klien dapat beradaptasi - Kaji tingkat nyeri
Fraktur terbuka dan dengan nyeri - Observasi TTV klien,
Kerusakan Jaringan terutama suhu klien
Kriteria hasil : - Pertahankan tirah
Klien dapat melakukan baring selama fase
tindakan untuk mengurangi akut
nyeri dan klien kooperatif - Kurangi aktifitas yang
dengan tindakan yang berlebihan Bantu klien
dilakukan dalam aktifitas sesuai
kebutuhan
- Jelaskan penyebab
nyeri pada klien
3 Resiko kekurangan Kekurangan volume cairan - Kaji pemasukan /
volume cairan bd Output teratasi pengeluaran dan
Cairan yang Berlebihan hitung keseimbangan
Kriteria Hasil : cairan
- Terjadi peningkatan - Observasi TTV,
asupan cairan terutama suhu klien
- Tidak menunjukan tanda- - Anjurkan klien untuk
tanda kekurangan volume minum dan makan
cairan dengan perlahan sesuai
indikasi

D. Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Gangguan - Mengobservasi TTV klien, terutama TD S:-
Perfusi - Menjelaskan tentang semua tindakan yang
Jaringan bd diprogramkan dan pemeriksaan yang O : TD : 110/80 mmHg
Fraktur dilakukan
Terbuka dan - Melakukan pendekatan secara tenang dan A : masalah teratasi
Proses beri dorongan untuk bertanya serta berikan sebagian
Pembedahan informasi yang dibutuhkan
- Mengkolaborasikan pemberian terapi
Heparin : perhatikan pembentukan tanda – P : intervensi dilanjutkan
tanda antibody antitrombosit oleh
penurunan tiba – tiba dari jumlah
trombosit
Resiko Tinggi - Mengkaji tingkat nyeri S : klien masih merasa
Infeksi ybd - Mengobservasi TTV klien, terutama suhu nyeri
Fraktur klien
terbuka dan - Mempertahankan tirah baring selama fase O : S = 37c
Kerusakan akut
Jaringan - Mengurangi aktifitas yang berlebihan A : masalah teratasi
- Membantu klien dalam aktifitas sesuai sebagian
kebutuhan
- Menjelaskan penyebab nyeri pada klien P : intervensi dilanjutkan

Resiko - Mengkaji pemasukan / pengeluaran dan S : -


kekurangan hitung keseimbangan cairan
volume cairan - Mengobservasi TTV, terutama suhu klien O : S : 36c
bd Output - Menganjurkan klien untuk minum dan
Cairan yang makan dengan perlahan sesuai indikasi A : masalah teratasi
Berlebihan
P : intervensi dihentikan

2. Resume/Kesimpulan tentang jenis-jenis traksi yang digunakan dan untuk kasus apa traksi
itu digunakan?
Jenis-jenis traksi
1. Traksi Kulit

Traksi kulit digunakan untuk mengontrol sepasme kulit dan memberikan imobilisasi. Traksi
kulit apendikuler (hanya pada ekstrimitas digunakan pada orang dewasa) termasuk traksi
ektensi buck,traksi russel,dan traksi dunlop.
a. Traksi buck
Ekstensi buck (unilateral/billateral) adalah bentuk traksi kulit dimana tarikan diberikan pada
satu bidang bila hanya imobilisasi persial atau temporer yang diinginkan (smeltezer &
bare,2001).
b. Traksi rusell
Dapat digunakan pada fraktur flato tibia, menyokong lutut yang fleksi pada penggantung dan
memberikan daya tarik horizontal melalui pita traksi balutan elasis ketungkai bawah bila
perlu,tungkai dapat disangga dengan bantal agar lutut benar benar fleksi dan menghindari
tekanan pada tumit (smeltezer & bare,2001).
c. Traksi dunlop
Adalah traksi pada ektrimitas atas. Traksi horizontal diberikan pada lengan bawah dalam
posisi fleksi.
d. Traksi kulit bryant
Traksi ini gunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami patah tulang paha traksi bryant
sebaiknya tidak di lakukan pada anak-anak yang berat badannya lebih dari 30kg. Kalau batas
ini dilampaui maka kulit dapat mengalami kerusakan berat pada kulit.
2. Traksi skelet
Traksi skelet dipasang langsung pada tulang metode traksi ini digunakan paling sering
untuk menangani fraktur femur,tibia,humerus dan tulang leher kadang-kadang skelet traksi
bersifat seimbang yang menyokong ekstrimitas yang terkena memungkinkan gerakan pasien
sampai batas-batas tertentu dan memungkinkan kemandirian pasien maupun asuh
keperawatan sementara traksi yang efektif tetap dipertahankan yang termasuk skelet traksi
adalah sbb: (smeltezer & bare,2001).
a. Traksi rangka seimbang
Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada korpus
femoralis orang dewasa. Sekilas pandangan traksi ini tampak komplek, tetapi seseungguhnya
hanyalah satu pin rangka yang ditempatkan tramversal melalui femur distal atau tibia
froksimal (willson,1995).

b. Traksi 90-90-90
Traksi ini sangat berguna untuk anak-anak usia 3 tahun sampau dewasa muda kontrol
terhadap fragmen-fragmen pada fraktur tulang femur hemper selalu memuaskan dengan
traksi 90-90-90 penderita masih dapat bergerak dengan cukup bebas diatas tempat tidur
(wilson,1995).

Anda mungkin juga menyukai