Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat
dan Rahmat-Nya sehingga dapat tersusunnya laporan tentang spektrofotometer
uv-visible ini. Laporan tentang spektrofotometer uv-visible ini dibuat dengan
maksud untuk memberikan data-data dan analisa yang telah dilakukan selama
praktikum dengan modul spektrofotometer uv-visible.
Diharapkan laporan ini telah memenuhi ketentuan seperti yang ditetapkan
oleh kepala laboratorium kimia analisa instrument. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini,karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada asisten mata kuliah
Praktikum Kimia Analisa Instrument PTKI Medan yang telah membantu atas
dibuatnya laporan ini,semoga laporan ini dapat bermanfaat

Medan, 23 Februari 2019


Penulis

Kelompok I
DAFTAR ISI
Halaman

COVER
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN.......................................................i
LEMBAR ASISTENSI...................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan Praktikum...........................................................1
1.2 Prinsip Percobaan............................................................................1
1.3 Landasan Teori................................................................................1
1.3.1 Identifikasi Dan Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid Dari Ekstrak
Daun Trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr) Sebagai
Antibakteri Escherichia Coli..................................................1
1.3.2 Spektrophotometry..............................................................16
1.3.3 Spekktropotometer UV & UV-Visible..................................17

BAB II PROSEDUR KERJA


2.1 Alat dan Bahan.............................................................................19
a. Alat...............................................................................................19
b. Bahan...........................................................................................19
2.2 Prosedur Kerja..............................................................................20
a. Prosedur Kerja Preparasi larutan stock.......................................20
b. Prosedur Kerja Preparasi Sampel................................................20
c. Prosedur Kerja UV-Vis Spektrophotometer...............................21
BAB III GAMBAR RANGKAIAN
3.1 Gambar Peralatan..........................................................................22
3.2 Gambar Rangkaian.......................................................................23
3.3 Keterangan Gambar Rangkaian....................................................23
BAB IV DATA PENGAMATAN..................................................................24
DAFTAR ISI (Lanjutan)

Halaman
BAB V PENGOLAHAN DATA....................................................................29

5.1 Perhitungan Regresi Linier Sederhana.........................................29


5.2 Perhitungan Koefisien Korelasi Concentrasion vs
Adsorbansi.....................................................................................29
5.3 Perhitungan Konsentrasi Sampel X..............................................30
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan..................................................................................31
6.2 Saran............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun trembesi dalam
konsentrasi 10 % (b/v)........................................................................ 5

Tabel 1.2. Hasil Penentuan Knsentrasi Hambat Minimum (KHM) Dari


Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Butanol Daun Trembesi.................. 6

Tabel 4.1.Data Pengamatan Stock ..................................................................... 18

Tabel 4.2.Data Pengamatan Sampel................................................................... 20

Tabel 4.3.Data Pengamatan Spektrofotometer UV-Vis...................................... 21


Tabel 5.1.Perhitungan Konsentrasi vs Absorbansi.............................................. 22
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air, N-Heksana, Etilasetat,
Dan N-Butanol Daun Trembesi Terhadap E. coli Pada Konsentrasi
10 %............................................................................................ 11
Gambar 1.2. Hasil Uji KHM Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Butanol
Daun Trembesi Terhadap E. coli................................................ 13
Gambar 1.3. Proses Penyerapan Cahaya Oleh Zat Dalam Sel Sampel Cahaya
Sebelum Melewati Sel Sampe Lebih Terang Atau Lebih Banyak Di
Banding Cahaya Setelah Melewati Sel Sampel…………...… 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan Praktikum


1. Agar mahasiswa/i mampu untuk mengetahui susunan, cara kerja dan
penggunaan alat spektrofotometri;
2. Agar mahasiswa/i mengetahui hubungan konsentrasi terhadap absorbansi
pada pengukuran dengan spektrofotometer UV – Visibel.

1.2. Prinsip Percobaan


1. Berkas polikromatris diubah menjadi monokromatis;
2. Sinar yang diabsorbsi oleh bahan yang diselidiki sebanding dengan
jumlah (konsentrasi) bahan yang diselidiki;
3. Hukum Lambert-Beer.

1.3. Landasan Teori


1.3.1. Identifikasi dan Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid dari Ekstrak
Daun Trembesi (Albizia saman (Jacq). Merr) Sebagai Antibakteri
Escherichia coli
Pendahuluan

` Bakteri Escherichia coli (E. coli) merupakan salah satu penyebab


dari gangguan kesehatan manusia. Salah satu cara untuk
menanggulangi atau mencegah pertumbuhan bakteri E. coli adalah
dengan memanfaatkan bahan aktif dari tanaman yang dapat digunakan
sebagai antibakteri. Antibakteri merupakan senyawa yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri sehingga dapat digunakan untuk
kepentingan pengobatan terhadap gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh bakteri. Tanaman trembesi merupakan salah satu
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakeri Daun trembesi
dapat digunakan sebagai obat tradisional antara lain obat diare,
demam, sakit perut, dan sakit kepala. Daun trembesi yang dapat
digunakan sebagai obat diare erat kaitannya dengan pertumbuhan
bakteri E. coli dalam usus. Maka pada penelitian ini bagian tanaman
trembesi yang digunakan adalah bagian daunnya yang memiliki
potensi sebagai antibakteri E. coli. Ekstrak daun trembesi mampu
menghambat pertumbuhan bakteri (Escherichia coli, Candida
albicans, dan Staphylococcus aureus) dan berdasarkan skrining
fitokimia yang dilakukannya menunjukkan adanyasenyawa
flavonoid, tannin, steroid, saponin,terpenoid, dan glikosida kardiak
dalam ekstrak daun trembesi. Flavonoid merupakan salah satu
senyawa aktif pada tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai
antibakteri. Struktur flavonoid memiliki hubungan dengan
aktivitasnya sebagai antibakteri. Mekanisme flavonoid, seperti
quercetin sebagian besar disebabkan oleh penghambatan DNA gyrase.
Sophoraflavone G dan (-)-epigallocatechin gallate telah diusulkan
dapat menghambat fungsi membran sitoplasma, sedangkan
licochalcones A dan C dapat menghambat metabolisme energi
Senyawa flavonoid dalam bunga Retama raetam memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli.

Flavonoid dalam daun akway (Drimys Beccariana Gibbs)


mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan
Bacilus subtilis. Flavonoid dalam buah mahkota dewa berkontribusi
terhadap aktivitasnya sebagai antibakteri. Penelitian mengenai
senyawa flavonoid sebagai antibakteri pada ekstrak tanaman telah
banyak dilakukan, namun sejauh ini belum ada yang melakukan uji
aktivitas antibakteri senyawa flavonoid pada ekstrak daun trembesi
terhadap bakteri Escherechia coli. Dengan adanya kandungan
senyawa flavonoid dalam ekstrak daun trembesi, serta aktivitas
flavonoid sebagai antibakteri, maka perlu dilakukan pemisahan
senyawa flavonoid dalam daun trembesi, dan uji aktivitas antibakteri
senyawa flavonoid tersebut terhadap bakteri Escherichia coli.
Materi Dan Metode
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun trembesi
yang diperoleh di Jalan Kapten Tantular, Renon, Denpasar Bali.
Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Escherechia coli. Bahan
kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol (teknis), n-
heksana (teknis), etilasetat (p.a), n-butanol (p.a), akuades, asam asetat
(p.a), metanol (p.a), etanol (p.a), silika gel, aluminium klorida
(AlCl3), asam klorida (HCl) pekat, logam Mg, asam borat (H3BO3),
natrium hidroksida (NaOH), kalium bromida (KBr), NaCl, serbuk
MHA (Mueller Hinton Agar), antibiotik amoxicillin 3,0 % dan
meropenem 10%.

Peralatan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat
gelas dengan berbagai ukuran, corong pisah, statif dan klem,
pengaduk kaca, tabung reaksi, neraca, pipet tetes, blender, pisau, kain
kasa, kertas saring Whatman No. 1, penguap putar vakum (rotary
vacuum evaporator), autoklaf, inkubator, preforator, alat sentrifugasi,
mistar, alat vorteks, kaca arloji, cawan petri, aluminium foil, kapas,
penangas air, seperangkat alat kromatografi lapis tipis dan
kromatografi preparatif, lampu UV, seperangkat alat spektrofotometer
ultraviolet-visibel (UV-Vis), dan inframerah.

Cara Kerja

Sebanyak 1 kg serbuk kering daun trembesi dimaserasi dengan


etanol, kemudian disaring dan diuapkan pada tekanan rendah dengan
penguap putar vakum hingga diperoleh ekstrak pekat etanol. Ekstrak
pekat etanol dilarutkan dengan etanol : air (3:7) dan diuapkan dengan
penguap putar vakum hingga diperoleh ekstrak air. Ekstrak air
dipartisi beberapa kali dengan n-heksana, etilasetat, dan n-butanol.
Masing-masing ekstrak dilakukan uji flavonoid. Ekstrak yang positif
mengandung flavonoid selanjutnya diuji aktivitas antibakteri serta
penentuan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) terhadap bakteri
E.coli. Ekstrak positif flavonoid dan memiliki aktivitas antibakteri
selanjutnya dipisahkan dan dimurnikan dengan kromatografi kolom
dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak n-butanol :
methanol : kloroform (5:3:2). Isolat hasil kromatografi kolom
dilakukan uji flavonoid. Isolat positif flavonoid dilakukan uji
kemurnian dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan
campuran pelarut yang berbeda. Isolat relatif murni secara KLT
selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri serta diidentifikasi
dengan spektrofotometer UV-Vis dan Inframerah.

Hasil Dan Pembahasan

Ekstraksi dan Uji Fitokimia Senyawa Flavonoid dalam Daun


Trembesi

Ekstraksi 1,00 kg serbuk kering daun trembesi selama ± 24 jam


dengan menggunakan 5 L etanol teknis 96% menghasilkan 73,38 g
ekstrak kental etanol yang berwarna hijau pekat. Proses partisi
dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat, dan n-
butanol yang menghasil-kan 26,34 g ekstrak n-heksana, 8,12 g ekstrak
etilasetat, 19,37 g ekstrak n-butanol, dan 12,56 g esktrak air.
Selanjutnya masing-masing ekstrak dilakukan uji flavonoid. Hasil uji
fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak n-butanol yang paling positif
mengandung flavonoid karena saat penambahan pereaksi warna
menunjukkan adanya perubahan warna yang khas untuk senyawa
flavonoid, ekstrak etilasetat menunjukkan intensitas warna yang lemah
dan n- heksana tidak menunjukkan perubahan warna yang
mengindikasikan tidak mengandung senyawa flavonoid.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Trembesi

Hasil uji aktivitas antibakteri E. coli ekstrak n-butanol dipaparkan


pada Tabel 1 dan Gambar 1.

Tabel 1.1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Trembesi

Dalam Konsentrasi 10 % (b/v)

Bahan Uji Daya


Hambat
(mm)
Ekstrak Air -
Ekstrak n-heksana -
Ekstrak etilasetat -
Ekstrak n-butanol 6,3
Kontrol positif (amoxicillin 3,0%) -
Kontrol negatif -

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa ekstrak n-butanol daun trembesi


dalam konsentrasi 10 % (b/v) mampu menghambat pertumbuhan
bakteri E. coli dengan rata-rata diameter hambat sebesar 6,3
mm .Berdasarkan kategori daya hambat bakteri menurut Davis &
Stout (1971), hasil tersebut menunjukkan bahwa senyawa aktif yang
terkandung pada ekstrak n-butanol daun trembesi dapat menghambat
pertumbuhan bakteri E.coli dengan daya hambat antara 5-10 mm,
maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak n-butanol memiliki aktivitas
antibakteri yang sedang terhadap bakteri E. coli. Sedangkan ekstrak
air, n-heksana, dan etilasetat dari daun trembesi dalam konsentrasi
10% tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli. Kontrol
positif (amoxicillin 3,0 %) yang digunakan pada penelitian ini tidak
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, hal
tersebut disebabkan karena bakteri Escherichia coli resisten terhadap
antibiotik amoxicillin yang digunakan. Sehingga untuk selanjutnya
kontrol positif diganti dengan meropenem 10%.

Gambar 1.1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air, N-Heksana, Etilasetat,
Dan N-Butanol Daun Trembesi Terhadap E. coli Pada Konsentrasi 10 %

Tabel 1.2. Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Dari

Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Butanol Daun Trembesi

Konsentrasi Ekstrak n-butanol


Hambatan Diameter
(% b/v) (mm)
8 7,6
6 6,3
4 5,3
2 3,3
Kontrol Positif (meropenem10%) 24
Kontrol Negative (n-butanol) 2,3

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa ekstrak n- butanol daun trembesi


pada konsentrasi 2; 4; 6 dan 8 % menunjukkan adanya aktivitas
antibakeri E.coli dengan diameter hambat setelah dikurangi
dengan diameter hambat kontrol negatif didapatkan sebesar 1; 3;
4 dan 5,3 mm. Hal tersebut disebabkan oleh senyawa aktif
yang terkandung pada ekstrak n-butanol daun trembesi dapat
menghambat pertumbuhan bakteri E.coli. Data diatas
menunjukkan bahwa nilai KHM dari aktivitas antibakteri ekstrak
n-butanol positif ekstrak n-butanol daun trembesi flavonoid
yaitu pada 2 % (b/v) dengan diameter terhadap E. Coli
hambat 1 mm.

Gambar 1.2. Hasil Uji KHM Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-


Butanol Daun Trembesi Terhadap E. coli
1.3.2. Spektrophotometry
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia
analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel
baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi
antara materi dengan cahaya.Peralatan yang digunakan dalam
spektrofotometri disebut spektrofotometer.Cahaya yang dimaksud
dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi
dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah
elektron valensi.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga
sebagai radiasi elektromagnetik.Radiasi elektromagnetik yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari.Dalam
interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi
elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau
dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan,
spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang
(cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan
panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu
molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari
setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi.Elektron-elektron
yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar
(rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi
perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan
tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik.
Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron
yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat
hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron
terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang
radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur
konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel.Dimana zat yang
ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan
diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau
cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat
tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It
(perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi
(sampel). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 1.3. Proses Penyerapan Cahaya Oleh Zat Dalam Sel Sampel Cahaya
Sebelum Melewati Sel Sampel Lebih Terang Atau Lebih Banyak Di Banding
Cahaya Setelah Melewati Sel Sampel
1.3.3. Spektrophotometer UV dan UV – Visibel
Pengukuran absorbansi atau transmittansi dalam spektroskopi
ultaviolet dan daerah tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif spesies kimia. Absorbansi spesies ini berlangsung dalam
dua tahap, yang pertama yaitu M + hv – M*, merupakan eksitasi
spesies akibat absorbsi foton (hv) dengan waktu hidup terbatas (10-8 –
10-9 detik). Tahap kedua adalah relaksasi dengan berubahnya M*
menjadi spesies baru dengan reaksi fotokimia. Absorbsi dalam daerah
ultraviolet dan daerah tampak menyebabkan eksitasi elektron ikatan.
Puncak absorbsi (λmax) dapat dihubungkan dengan jenis ikatan-ikatan
yang ada dalam spesies. Spektroskopi absorbsi berguna untuk
mengkarakterisasikan gugus fungsi dalam suatu molekul dan untuk
analisis kuantitatif. Spesies yang mengabsorbsi dapat melakukan
transisi meliputi: (a) elektron π, σ, n; (b) elektron-elektron d dan f; (c)
transfer muatan elektron.
Daerah sinar tampak pada spektrum (artinya, tampak oleh mata
manusia) berhubungan dengan cahaya yang panjang gelombangnya
mencapai 400 – 800 nm. Cahaya ultraviolet menpunyai panjang
gelombang lebih pendek sekitar 200 – 400 nm. Banyaknya energi yang
berkaitan dengan cahaya ini ialah 37 – 75 kkal/mol untuk daeah sinar
tampak dan 75 – 150 kkal/mol untuk daerah sinar UV. Sistem gugus
atom yang menyebabkan terjadinya absorpsi cahaya disebut
chromophore / kromofer. Kromofor yang menyebabkan terjadinya
transisi σ menjadi σ* ialah sistem yang mempunyai elektron pada
orbital molekul σ. Orbital s atom A dan B berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya menghasilkan dua orbital molekul dalam molekul
AB. Satu orbital yang dihasilkan berenergi lebih rendah dan satu
orbital lainnya mempunyai energi lebih tinggi dari orbital s asalnya.
1.3.4. Hukum Lambert
Bila suatu cahaya monokromatis masuk kedalam larutan setebal b
maka sebagian energi akan diserap oleh molekul – molekul dalam
larutan. Pengurangan intensitas cahaya berbanding lurus dengan tebal
larutan.
1.3.5. Hukum Beer
Intensitas cahaya monokromatis yang masuk kedalam larutan,
maka sebagian energi akan diserap oleh molekul – molekul dalam
larutan. Pengurangan intensitas cahaya berbanding lurus dengan
pertambahan kadar zat dalam larutan.
1.3.6. Hukum Lambert Beer
Hukum Lamber – Beer merupakan gabungan kedua hukum diatas
yang menetapkan hubungan antara intensitas cahaya yang masuk
dengan intensitas cahaya yang keluar, merupakan fungsi dari teba
larutan dan kadar zar dalam larutan.
BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1. Alat dan Bahan


A. Alat Yang Digunakan
1. Tabung Nessler 50 ml : 6 buah
2. Erlenmeyer 100 ml : 3 buah
3. Erlenmeyer 200 ml : 1 buah
4. Erlenmeyer 300 ml : 1 buah
5. Rak Tabung Nessler : 1 buah
6. Pipet Volume 10 ml : 1 buah
7. Pipet Ukur 5 ml : 1 buah
8. Pipet Ukur 1 ml : 1 buah
9. Labu Ukur 100 ml : 1 buah
10. Bola Hisap : 2 buah
11. Corong : 1 buah
12. Batang Pengaduk : 1 buah
13. Beaker Glass 300 ml : 1 buah
14. Beaker Glass 500 ml : 3 buah
15. Botol Semprot : 2 buah
16. Gelas Ukur 10 ml : 1 buah
17. Gelas Ukur 50 ml : 1 buah
18. Spektrofotometer UV-Vis : 1 buah
19. Pipet Tetes : 2 buah

B. Bahan Yang Digunakan


1. Larutan Fe (stock) : 5 ml
2. Larutan HCl 1:1 : 11 ml
3. Larutan HONH2HCl 10% : 11 ml
4. Larutan O.phenontrolin : 55 ml
5. Larutan Buffer Asetat pH=10 : 55 ml
6. Air Mineral Merk Aqua : 10 ml
7. Air Mineral Merk Amoz : 10 ml
8. Air Isi Ulang : 10 ml
9. Air Sungai : 10 ml
10. Aquadest : 550 ml
11. Tissue : secukupnya

2.2. Prosedur Kerja


a. Prosedur Kerja Preparasi Larutan Stock
1. Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan;
2. Larutan stock Fe dituangkan ke dalam beaker glass, lalu dipipet
sebanyak 0,1 ; 0,3 ; 0,5 ; 0,7 ; 0,9 ml ke dalam tabung Nessler
berbeda dan diberi label;
3. Larutan HCl 1:1 dipipet masing-masing sebanyak 1 ml kedalam
larutan stock;
4. Larutan HONH2HCl 10% dituang kedalam beaker glass, lalu dipipet
masing-masing sebanyak 1 ml kedalam larutan stock;
5. Larutan O. phenontrolin dipipet masing-masing sebanyak 5 ml
kedalam larutan stock;
6. Larutan Buffer Asetat 50 % dipipet masing-masing sebanyak 5 ml
kedalam larutan stock;
7. Masing-masing larutan ditambahi aquadest hingga tanda batas
tabung Nessler;
8. Setiap penambahan dicatat perubahannya.
b. Prosedur Kerja Preparasi Larutan Sampel
1. Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan;
2. Sampel air mineral Aqua, air mineral Amoz, air isi ulang, dan air
sungai dituangkan ke dalam beaker glass, lalu dipipet masing-
masing sebanyak 10 ml ke dalam 4 erlenmeyer berbeda dan diberi
label;
3. Larutan HCl 1:1 dipipet masing-masing sebanyak 1 ml kedalam
larutan sampel;
4. Larutan HONH2HCl 10% dituang kedalam beaker glass, lalu dipipet
masing-masing sebanyak 1 ml kedalam larutan sampel;
5. Larutan O. phenontrolin dipipet masing-masing sebanyak 5 ml
kedalam larutan sampel;
6. Larutan Buffer Asetat 50 % dipipet masing-masing sebanyak 5 ml
kedalam larutan sampel;
7. Masing-masing larutan ditambahi aquadest hingga sebanyak 5 ml;
8. Setiap penambahan dicatat perubahannya.
c. Prosedur Kerja Spektrophotometer UV-Visibel
1. Alat diperiksa bahwa tidak terdapat sampel didalam cell
compartement;
2. Posisi setiap switch diperiksa, harus pada posisi off atau posisi
semula;
3. Power Switch dinyalakan;
4. Lampu dipilih yang sesuai, lampu dapat dinyatakan sesuai apabila
range panjang gelombang sesuai dengan yang akan diukur. Lampu
D2 untuk range 190-380 nm. Lampu W untuk range 300-680 nm;
5. Panjang gelombang diatur dengan diputar knop panjang gelombang
sesuai dengan bahan yang digunakan;
6. Hasil dilihat pada display, apabila telah terdapat lembah dan puncak
(peak)/ panjang gelombang maksimum maka, percobaan dapat
dimulai;
7. Cell – cell berisi blanko diletakkan pada reference dan sampel beam,
diatur agar absorbansinya 0 atau 100 % Y;
8. Cell berisi sampel diletakkan di Cell Compartment lalu diukur pada
sampel beam, dan hasilnya yang berupa consentration (ppm) dan
absorbansidibaca pada display.
BAB III
GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 3.1.1 Labu Ukur Gambar 3.1.2 Beaker Gambar 3.1.3 Botol
(100 mL) Glass (250 mL) Semprot

Gambar 3.1.4 Pipet Tetes Gambar 3.1.5 Pipet Ukur Gambar 3.1.6 Bola Isap

Gambar 3.1.7 Gelas Ukur Gambar 3.1.8 Tabung Gambar 3.1.9


Nessler 50 mL Spektrophotometer UV-
Visibel

Gambar 3.1 Gambar Peralatan


3.2 Gambar Rangkaian

Gambar 3.2 Gambar Rangkaian

1.3 Keterangan Gambar Rangkaian

1. Sampel Compartment : Sebagai tempat diletakkannya kuvet


2. 100 % T/ Zero Control : Untuk menghidupkan alat
3. Sensitivity Switch : Sebagai sensor pada alat.
4. Wavelength Selection : Untuk mengatur panjang gelombang
5. Power Selection :
6. Power Switch : Untuk menghidupkan alat
7. Mirror Lever : Untuk melihat level pada alat.
8. Deutrium Lamp Starter : Untuk mengukur sampel pada daerah UV
pada panjang gelombang 190-380 nm
9. Lamp Power Switch : Seabagai lampu penanda hidup alat.
10. Print Button : Untuk mencetak hasil data.
11. Duv Mode Selector :
12. Digital Read Out : Suatu sistem baca yang menangkap
besarnya isyarat listrik yang berasal dari
detector
BAB IV

DATA PENGAMATAN
a. Data Stock
Tabel 4.1. Data Pengamatan Stock
Vol.
Vol. Vol. Vol. Vol. O. Vol.
Buffer
No Sampel Stock HCl HONH2HCl Phenon- Aquade
Asetat
10 ppm 1:1 10% trolin st
pH 10
(ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml)
Larutan
1 Fe 3+ 1 0,1 1 1 5 5 37,9

ppm
Larutan
2 Fe 3+ 3 0,3 1 1 5 5 37,9

ppm
Larutan
3 Fe 3+ 5 0,5 1 1 5 5 37,9

ppm
Larutan
4 Fe 3+ 7 0,7 1 1 5 5 37,9

ppm
Larutan
5 Fe 3+ 9 0,9 1 1 5 5 37,9

ppm

b. Pengamatan Stock
1. Larutan stock Fe 3+ 0,1 ppm + HCl 1:1 larutan tidak berwarna
didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak
5 menit
berwarna

Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange

Larutan orange + Aquades larutan orange muda

2. Larutan stock Fe 3+ 0,3 ppm + HCl 1:1 larutan tidak berwarna


didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak
5 menit
berwarna

Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange

Larutan orange + Aquades larutan orange muda

3. Larutan stock Fe 3+ 0,5 ppm + HCl 1:1 larutan tidak berwarna


didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna
5 menit
Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange

Larutan orange + Aquades larutan orange muda

4. Larutan stock Fe 3+ 0,7 ppm + HCl 1:1 larutan tidak berwarna


didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna
5 menit
Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange


Larutan orange + Aquades larutan orange muda

5. Larutan stock Fe 3+ 0,9 ppm + HCl 1:1 larutan tidak berwarna


didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna
5 menit
Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange

Larutan orange + Aquades larutan orange muda

a. Data Sampel
Tabel 4.2. Data Pengamatan Sampel

Vol.
Vol. Vol. Vol. O. Vol.
Vol.H Buffer
Nama Sampe HONH2H Phenon- Aqua
NO Cl 1:1 Asetat
Sampel l Cl 10% trolin dest
(ml) pH 10
(ml) (ml) (ml) (ml)
(ml)

Air isi
1 10 1 1 5 5 28
ulang

2 Amoz 10 1 1 5 5 28

3 Air sungai 10 1 1 5 5 28

4 Aqua 10 1 1 5 5 28

b. Pengamatan Sampel

1. Air isi ulang + HCl 1:1 larutan tidak berwarna


didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna
5 menit
Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange

Larutan orange + Aquades larutan orange

2. Amoz+ HCl 1:1 larutan tidak berwarna


didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna
5 menit
Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange

Larutan orange + Aquades larutan orange muda

3. Air sungai+ HCl 1:1 larutan tidak berwarna


didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna
5 menit
Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange

Larutan orange + Aquades larutan orange

4. Aqua+ HCl 1:1 larutan tidak berwarna


didiamkan
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna
5 menit
Larutan tidak berwarna + O-Phenotralin larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer asetat pH 10 larutan orange

Larutan orange + Aquades larutan orange muda

Tabel 4.3. Data Pengamatan Spektrofotometer UV-Vis


Larutan Stock 10 ppm Fe+3

Bahan Konsentrasi Absorbansi


(ppm)
Blanko 0.0000 0.0010

Standar 1 1.0000 0.0020

Standar 2 3.0000 0.0025

Standar 3 5.0000 0.0029

Standar 4 7.0000 0.0038

Standar 5 9.0000 0.0041

Sampel 1 0.571 0.0015


(Air Aqua)
Sampel 2 0.254 0.0025
(Air Amoz)
Sampel 3 0.575 0.00335
(Air Isi Ulang)
Sampel 4 0.791 0.00395
(Air Sungai)

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1. Perhitungan Regresi Linier Sederhana


Tabel 5.1 Perhitungan Konsentrasi Vs Absorbansi
Konsentrasi Absorbansi
No. (ppm) XY X2 Y2
Y
X
1 0 0,0010 0 0 0,000001
2 1,0000 0,0020 0,00025 1,0000 0,000004
3 3,0000 0,0025 0,00075 9,0000 0,00000625
4 5,0000 0,0029 0,00145 25,0000 0,00000841
5 7,0000 0,0038 0,00262 49,0000 0,00001444
6 9,0000 0,0041 0,00369 81,0000 0,00001681
Σ 25,0000 0,0163 0,00514 165 0.00005091

Persaman yang digunakan untuk mendapatkan garis linier adalah :


y = a + bx
Dimana nilai b pada persamaan tersebut dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
n(ΣXY )−( ( ΣX ) ( ΣY ) )
b= 2
n ( Σ X 2 ) −( ΣX )
6(87,5 x 10)−( ( 25 ) ( 0,0163 ) )
b=
6 ( 165 ) −( 25 )2

0,1175
b=
365

b=0,00003219

Maka nilai a :

ΣY ΣX
ý= ; x=
n n

0,0163 25
ý= ; x́ =
6 6
ý=0,0027 ; x́ =4,167

Jadi :

a= y−b x
a=0,0027−0,0003219 ( 4,167 )
a=0,00357
Maka dari hasil perhitungan yang diperoleh di dapat persamaan regresi:
y = a + bx menjadi y = 0,00357 + 0,0003219 x

5.2. Perhitungan Koefisien Korelasi Concentration -vs- Absorbansi


n(ΣXY )−( ( ΣX ) ( ΣY ) )
R=
√ [ ( n ( Σ X ) )−( ΣX ) ][ (n ( Σ Y ) )− ( ΣY ) ]
2 2 2 2

6(0,0875)−( ( 25 ) ( 0,0163 ) )
R= 2 2
√ [ ( 6 ( 165 ) ) −( 25 ) ][ ( 6 ( 0,00005091 ) )−( 0,0163 ) ]
0,525−0,4075
R=
√ [ 990 ] −625 x [ 0,000305−0,000265 ]
−0,3550
R=
√ 365 x( 0,00004046)
0,1175
R=
√ 0,01476
0,1175
R=
0,1214
R=0,9678

5.3. Perhitungan Koefisien Determinasi ( R2)


R2=¿)2
= 0,9366

5.4. Perhitungan Konsentrasi Fe pada Sampel dengan Menggunakan


Persamaan Linear
Kadar Fe untuk seluruh sampel dapat dihitung dengan cara yang sama
dengan sampel diatas sehingga diperoleh nilai seperti pada Tabel 5.2

KONSENTRAS
NO. SAMPEL I ABSORBANSI
(ppm)
1 Air Sungai 0,791 0,00395
2 Air Isi Ulang 0,575 0,00335
3 Aqua 0,0571 0,0015
4 Amoz 0,254 0,0025

2. Kadar Fe untuk seluruh sampel

a) Sampel Air Sungai

Perhitungan Kadar Fe dalam sampel


y=a+bx
y=0,001375+ 0,003219 x
0,00395=0,001375+0,003219 x
x=16,5452 ppm

b) Sampel Air Isi Ulang

Perhitungan Kadar Fe dalam sampel


y=a+bx
y=0,001375+ 0,003219 x
0,004725=0,001375+0,003219 x
x=14,6784 ppm

c) Sampel Aqua

Perhitungan Kadar Fe dalam sampel


y=a+bx
y=0,001375+ 0,003219 x
0,002875=0,001375+0,003219 x
x=0,03875 ppm
d) Sampel Amoz

Perhitungan Kadar Fe dalam sampel


y=a+bx
y=0,001375+ 0,003219 x
0,003875=0,001375+0,003219 x
x=12,0378 ppm

5.5. Grafik Konsentrasi vs Absorbansi

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Absorbansi
Konsentrasi (ppm)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapar disimpulkan bahwa :
1. Didapat persamaan regresi y= a + bx menjadi
y=0 ,001375+ 0 , 0063219 x.
2. Dari pengolahan data diperoleh koefisien korelasi R=0,9861 dan
koefisien determinasi R2=88,095
3. Dari percobaan diperoleh R= (+) maka absorbansi berbanding lurus
dengan konsentrasi.

6.2. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum UV-VIS sebaiknya dilakukan dengan baik
dalam proses penambahan setiap larutan terhadap sampel yang akan diuji
sebaiknya dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang telah diberikan agar
didapatkan hasil yang diinginkan dan dapat berjalan dengan baik proses
praktikumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti,Sri.2017.Penuntun Praktikum Kimia Analisa Instrumen.PTKI Medan :


Medan

Kadek,I Pater Suteja, dkk. 2016. Indentifikasi dan Uji Aktivitas Senyawa
Flavonoid dari Ekstrak Daun Trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr)
Sebagai Antibakteri Escherichia coli. Jurnal MIPA. Universitas Udayana :
Bali

R.A.Day,JR,A.L.Underwood.2001.Analisis Kimia Kuantitatif.Penerbit


Erlangga : Jakarta

S.M.Khopkar.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik.Penerbit Universitas Indonesia:


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai