Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 7 :

1. Vindy Addina Wijaya ( 12405183116 )


2. Moh. Shila Khudin K.S ( 12405183119 )
3. Isniati Nabilla ( 12405183139 )
4. Sindi Yasika ( 12405183352 )
5. Muhammad Nashrudin ( 12405183189 )

Zakat dalam Ekonomi Islam

A. Pengertian zakat dan perannya


Secara bahasa zakat berarti an-numu wa az-ziyadah ( tumbuh dan
bertambah). Kadang-kadang dipakaikan dengan makna ath-thaharah (suci).
Al-barakah (berkah). Zakat, dalam pengertian suci adalah , membersihkan
diri, jiwa dan harta. Seseorang yangtelah membersihkan diri dan jiwanya dari
penyakit kikir, membersihkan hartanya dari hak orang lain. Sedangkan zakat
dalam pengertian berkah adalah sisa harta yang sudah dikeluarkan zakatnya
secara kualitatif akan mendapat berkah dan berkembang walaupun secara
kuantitatif jumlahnya berkurang.
Dalam ajaran zakat juga terkandung pendidikan kepada manusia untuk
selalu mempunnyai rasa ingin memberi, berinfak, dan menyerahkan sebagian
hartanya sebagai bukti kasih saying kepada sesame manusia. Islam tidak
membiarkan umatnya lemah, dan tidak membiarkan mereka terhimpit
kemiskinan. Alaah telah menentukan hak orang miskin dalam harta orang-
orang kaya sdecara tegas. Zakat diambil dari orang kaya dan diberikan
kepada orang miskin yang dengan zakat itu meraka dapat memenehi
kebutuhan materinya seperti makan, kebutuhan batin, seperti kebutuhan
menuntut ilmu dan kebutuhan lainnya.

B. Harta harta yang wajib dizakatkan


1. Emas, perak, dan uang

1
Adapun nisab dan kadar zakat emas dan [perak seperti yang
disyariatkan hadis Nabi SAW. Yang diriwayatkan dari Ali Ibn Thalib
adalah perak 200 dirham (kurang lebih 642 gram perak), kadarnya
2,5%per tahun, sedangkan nisab nya emas 20 dinar (kurang lebih 91,92 )
kadarnya 2,5%. Sedangkan nisabnya uang sama dengan nisabnya emas
dan perak yaitu uang yang dimiliki sama seniali dengan nisab emas dan
perak jika dirupiahkan.
2. Harta perniagaan
Nisab dan kadar harta perniagaan disandarkan pada nisab dan
kadar emas dan perak.
3. Harta pertanian
Mengenai zakathasil pertanian ini timbul perbedaan pendapat
dikalangan ulama, Abu Hanifah menyatakanbahwa tanaman yang wajib
dikeluarkan zakat mencakup semua jenis taneman yang tumbuh dari
bumi, baik dalam jumlah yang sedikit maupun banyak.
Sementara itu, as-Shaibani dan mayoritas fuqaha menyatakan
bahwa tanaman yang wajib dizakatkan adalah tanama yang bersifat
mengenyangkan dan dapat disimpan. Adapun nisab dan kadar zakatnya
hasil panen zakat adalah lima wasaq atau kurang lebih 815 kg.
sedeangkan kadar zakat hasil pertanian terjadi perbedaan sesuai dengan
perbedaan cara penairan. Apabila dialiri dengan pengairan alami yang
tidak memerlukan biyaya maka zakatnya 10%, tetapi bila pengairannya
memerlukan biyaya maka zakatnya 5%.
4. Harta binatang

jumlah zakat umur keterangan


hewan
Unta
5-9 ekor 1 ekor kambing
10-14 ekor 2 ekor kambing
15-19 ekor 3 ekor kambing
20-24 ekor 4 ekor kambing
25-35 ekor 1 ekor unta betina 1 thn Atau 2ekor unta
lebih jantan umur 2
tahun lebih

2
36-45 ekor 1 ekor anak unta betina 2 thn
lebih
46-60 ekor 1 ekor anak unta betina 3 thn Sudah kawin
lebih
61-75 ekor 1 ekor anak unta betina 4 thn
lebih
76-90 ekor 2 ekor anak unta betina 2 thn
lebih
91-120 ekor 2 ekor anak unta betina 3 thn
lebih
Lebih dari 1 ekor anak unta 2 thn
120 ekor betina untuk sekitar 40 lebih
ekor unta atau setiap
50 ekor unta
Sapi/kerbau
30 ekor 1 ekor anak sapi 1 thn
lebih
40 ekor 1 ekor anak sapi 2 thn
lebih
Kambing
40-120 ekor 1 ekor kambing
121-200 2 ekor kambing
ekor
201-300 3 ekor kambing
ekor
Lebih 300, Lebih dari 3 ekor
maka per
100 ekornya
1 ekor
kambing

5. Rikaz (harta terpendam)


Maksudnya ialah harta yang terpendam sejak zaman purbakala dan
ditemukan pada sebidang tanah yang tidak dimiliki oleh siapapun seperti
emas, perak, besi, timah, baja, dan lainsebagainya. Terhadap barang
terpendam ini wajib dikeluarkan zakatnya 1/5.

3
C. Perspektif Ilmu Ekonomi Islam
Menurut Monzer Kahf, Ilmu Ekonomi Islam di definisikam sebagai
ilmu yang mengkaji proses dan penanggulangan kegiatan manusia yang
berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat
muslim. Fiqhul Mu’amalat yaitu menetapkan bagian atau kerangka hukum
dari ekonomi islam, dimana landasannya adalah Al-Qur’an dan hadits Nabi
Muhammad SAW. Menjelaskan tentang perintah untuk berzakat dan
berperilaku adil dalam melakukan perdagangan, seperti tidak membedakan
suku, ras dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Metwally, ilmu ekonomi islam di definisikam
sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku muslim dalam suatu
masyarakat islam yang dilandaskan pada Al-Qur’an, hadits, ijima’ dan qiyas.
Ijima’ adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hokum dalam
agama berdasarkan Al-Qur’an dan hadits dalam suatu perkara yang terjadi.
Sedangkan qiyas adalah penetapan suatu dalam perkara yang baru dan belum
ada pada masa sebelumnya. Pondasi islam adalah iman dan ibadah, dalam
kehidupan sehari-hari kita diajarkan tentang berbuat baik kepada orang lain.
Sama halnya seperti zakat. Zakat adalah hal terpenting dalam struktur
keuangan ekonomi islam, dikarenakan jika seorang muslim telah mencapai
nishabnya maka mereka diwajibkan untuk membayar zakat atau memberikan
sebagian hartanya kepada orang yang tidak mampu. Zakat termasuk pajak
yang dikumpulkan dari orang kaya muslim dan diberikan kepada orang-orang
yang tidak mampu seperti fakir miskin.
Menurut Manna ilmu ekonomi islam di definisikan sebagai ilmu
pengetahuan social yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang dilihat
oleh nilai-nilai islam. Islam tidak melarang kaum muslim untuk mengetahui
masalah-masalah ekonomi kaum non-muslim, tetapi islam menganjurkan
untuk mempelajari masalah-masalah minoritas dan mengenai kemanusiaan
pada umumnya. Jika dilihat dari definisi zakat, Manna berpendapat bahwa
zakat merupakan sumber utama pendapatan didalam pemerintah negara islam,
oleh karena itu zakat dipandang sebagai ibadah yang tidak dapat digantikan

4
dengan pembiayaan negara apapun. Manna membedakan jenis pajak yang
dibayarkan dalam negara islam yaitu zakat dari orang muslim, sedangkan
jizyah dari orang non-muslim. Namun, keduanya bersumber dari rujukan yang
sama yaitu Al-Qur’an dan hadits dengan tujuan untuk menciptakan
kesejahteraan umat.
Berdasarkan beberapa definisikan diatas dapat disimpulkan bahwa ada
keterkaitan antara ilmu ekonomi islam dan zakat. Dimana ilmu ekonomi islam
adalah bidang ilmu yang mengkaji tentang perilaku ekonomi islam yang
didasarkan pada nilai-nilai islam dan dilandaskan pada Al-Qur’an, hadist,
ijima’ dan qiyas. Sedangkan zakat adalah bagian dari pembahasan ilmu
ekonomi islam yang masuk pada system fiscal atau pendapatan utama negara
islam dan lembaga islam dengan tujuan mensejahterakan umat yang kurang
mampu dan memeratakan pendapatan.

D. Tinjauan Ekonomi Fungsi Zakat


Zakat hanya memenuhi dimensi penyediaan dana. Sebab potensi dan
realisasi penerimaan zakat pertahun lebih kurang sebesar 7 triliun. Jumlah ini
seharusnya lebih besar lagi, mengingat banyaknya penduduk beragama Islam
di Indonesia. Namun ada beberapa hal yang harus dicermati. Pertama, zakat
hanya diambil dari hal tertentu, misalnya uang, pertanian, peternakan, dan
perdagangan. Kedua, zakat tidak dapat digunakan unruk sembarangan
kepentingan umum. Zakat, pada saat ini dibatasi untuk kepentingan umat
Islam. Zakat yang diberikan kepada umat Islam pun dibatasi delapan asnaf
yaitu, fakir, miskin, amil, orang yang berhutang, orang yang dalam
perjalanan menuntut ilmu dan kehabisan bekal, orang yang baru masuk Islam
dan hatinya masih lemah, dan orang yang memperjuangkan agama Islam.
Zakat merupakan jalinan hubungan antara orang yang tidak mampu dan
orang yang mampu atau orang miskin dengan orang kaya. Dengan adanya
zakat orang kaya bisa berinteraksi dengan orang miskin, memeratakan
pendapatan mereka, serta membantu dan menghilangkan kemiskinan. Karena
zakat merupakan instrument relegius yang mampu menbantu perindividu

5
dalam masyarakat untuk menolong penduduk miskin yang tidak mampu
menolong dirinya sendiri.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa zakat seharusnya jadi
pendapatan permanen bagi orang-orang yang tidak mampu, namun tidak
menjadi ketergantungan dalam hidup orang-orang tersebut. Dengan adanya
zakat maka dapat digunakan sebagai pelatihan dan modal untuk membuka
usaha kecil-kecilan dan pada akhirnya mereka dapat berusaha secara mandiri.
Para ilmuwan menyarankan bahwa zakat digunakan untuk alat counter
cyclical atau alat kebijakan negara untuk mengatasi pergerakan siklus
ekonomi, dengan tidak mendistribusikan seluruh zakat dan sisanya digunakan
sebagai dana untuk berjaga-jaga atau dana hal yang tak terduga.
Ditinjau dari system ekonomi islam, zakat adalah instrument fiscal atau
pendapatan utama negara islam, dengan tujuan keadilan sosio-ekonomi dan
distribusi kekayaan dan pendapatan yang didasarkan pada komitmen terhadap
persaudaraan antar manusia. Dimana zakat secara aklamasi dipandang sebagai
bagian tak terpisahkan dari filsafat moral islam, yaitu pengetahuan budi
pekerti manusia yang beradab tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan
manusia.
Jika ditinjau dari perspektif ekonomi islam, zakat adalah factor
pendorong untuk memperbaiki kondisi masyarakat terutama pada masalah
ekonomi, karena dengan adanya distribusi zakat maka akan terjadi
pertumbuhan kesejahteraan dalam arti luas, dikarenakan berpedoman pada
asas keadilan. Dimana zakat merupakan perwujudan sumber keuangan yang
penting dari umat islam untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak
mampu tanpa meletakkan beban pada negara.
Para pakar ekonomi islam berpendapat bahwa zakat juga sebagai
pengaman social, karena pengelolaan zakat harus dapat menetralisasi
keresahan social dan mengatasi kemiskinan. Dimana keresahan social itu
termasuk kesenjangan social, yaitu suatu keadaan ketidak seimbangan social
pada masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan. Kesenjangan social
sangat terlihat antara orang kaya dengan orang miskin, dan dengan adanya
zakat kita bisa memeratakan pendapatan dan kesejahteraan umat muslim.

6
Namun sampai saat ini masih banyak lembaga zakat yang hanya menghimpun
dan menyalurkan zakat, jadi cara pandang amil zakat tersebut harus diubah
seiring berjalannya waktu dengan meningkatkan kemampuan dan peran
mereka sebagai pengentas kemiskinan.
Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa zakat dapat
menjadi sumber potensi untuk menghapus kemiskinan dengan berdasarkan
prinsip islam yaitu kekayaan harus menyandangkan system kesejahteraan
yang bertumpu pada fungsi zakat itu sendiri, dimana sebagai bentuk syukur
atas segala hal yang telah dianugerahkan Allah SWT. Dalam pengembangan
ekonomi, pengelolaan zakat perlu kerjasama dalam segala kegiatan ekonomi,
produksi, distribusi produk dan jasa, dimana kerjasama ini menjadi tujuan
dalam rangka pendayagunaan zakat yang melibatkan peran masyarakat.
Dengan ini maka pendayagunaan sumber keuangan zakat memenuhi
perbaikan kondisi masyarakat dan harus memerlukan proses pertanggung
jawaban publik. Dalam zakat perlu adanya pengawasan untuk menghindari
penyelewangan dalam distribusinya.
Perolehan jumlah zakat dari tahun ke tahun, waktu ke waktu mengalami
fluktuasi atau ketidak tetapan, dimana dapat menunjukkan dua ketetapan yaitu
kelesuan (resesi) dan ketegaran (ekspansi). Pertama kelesuan (resesi) adalah
kondisi ketika menurunnya pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan
penurunan jumlah lapangan kerja dan lainnya, sering diasosiasikan dengan
turunya harga-harga barang. Kedua ketegaran (ekspansi) yaitu pertumbuhan
ekonomi, dalam displin ekonomi cenderung mendominasi fluktuasi ekspansi
karena untuk memotivasi agar bisa mengetahui pertumbuhan ekonomi dalam
perspektif kesejahteraan. Dalam mengatasi kemiskinan, tidak hanya dilihat
dari fluktuasinya, namun juga dilihat dari beberapa strategi yang dibutuhkan,
misalnya perluasan kesempatan kerja, perubahan structural dan pendistribusi
pendapatan yang menguntungkan pendapatan perseorangan.
Dapat disimpulkan dari berbagai uraian diatas bahwa sebagian orang
berpendapat zakat sebagai alat untuk menyalurkan bantuan pemenuhan
kebutuhan kaum fakir miskin dan bersifat hanya sebagai konsumtif saja.
Namun disisi lain terdapat pandangan bahwa zakat sebagai saluran bagi

7
pengumpulan dana dan penggerakan dana masyarakat, disini zakat juga
berfungsi sebagai pemutaran roda ekonomi secara terus-menerus.

E. Syarat syarat Harta


a. Milik sempurna
Harta yang wajib dizakatkan adalah harta milik penuh atau milik
sempurna, yakni berada dibawah kekuasan dan dibawah control orang yan
berzakat. Oreh karena itu seorang pedagang tidak wajib mengeluarkan
zakat terhadap keuntungan dagang yang belum sampai ke tanggannya.
b. Cukup senisab
Berarti batas minimal jumlah harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya bedasarkan ketentuan syara’. Ketentuan nisab ini menunjukan
bahwa zakat dibebankan hanya kepada orang kaya yang mempunyai harta
melebihi kebutuhan pokok minimal (standar).
c. Melebihi kebutuhan pokok
Pada dasarnya kebutuhan hidup manusian iti banyak dan beragam
seperti kebutuhan pokok (primer), sekunder, dan tersier. Oleh karena itu
zakat hanya di wajibkan terhadap orang yang hartanya sudah melebihi
kebutuhan pokok minimal.
d. Bebas dari hutang
Berarti dengan melunasi utang jumlah harta tidak akan mengurangi
nisab yang ditentukan. Bila pemilik harta, memiliki utang yang jika
dilunasi utangnya akan mengurangi nisab hartanya, maka ia tidak wajib
zakat.

e. Haul(melewati satu tahun)


Ketentuan batas waktu kewajiban untuk mengeluarkan zakat . harta
yang wajib dizakatkan adalah harta yang kepemilikannya lebih dari satu
tahun.
f. Harta itu berkembang

8
Harta itu dengan sengaja atau memiliki potensi untuk berkembang.
Berkembang berarti menghasilakn keuntungan, pemasukan, atau
diistilahkan produktif.

F. Prinsip Kesejahteraan dalam Islam


Ajaran islam secara implinsit maupun eksplisit menyatakan bahwa islam
telah mendorong peningkatan produktivitas masyarakat dan menekankan
kemiskinan. Islam sangat melarang dan mencegah pemborosan karena hal itu
tidak berguna atau mubazir. Islam sangat melindungi kekayaan dan sumber
daya masyarakat agar tidak terjerumus kepada pemborosan. Karena
pemborosan bisa menjerumuskan kita kepada hal-hal yang merugikan diri
sendiri misalnya perjudian dan lain sebagainya. Islam mengharuskan kita
untuk selalu bekerja keras dan bersyukur agar mencapai kesejahteraan.
Zakat dalam islam termasuk kompenen yang sangat penting dalam
system kesejahteraan islam. Dimana sudah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW cara pengelolaan zakat yang akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran dan mengurangi jumlah
kaum fakir miskin. Karena apabila kesejahteraan masyarakat meningkat maka
jumlah kaum miskin akan selalu berkurang.
Sector ekonomi islam sangat berkaitan erat dengan filsafat, karena
dengan adanya keterkaitan ini bisa merangsang individu untuk bekerja keras
dan menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pekerjaannya. Zakat juga
berkaitan dengan filsafat sehingga bisa menghasilkan perlindungan atas
kepemilikan hak milik perorangan sekaligus mencegah keserakahan.
Zakat adalah sebagai sarana untuk menyucikan jiwa dan harta, zakat
juga merupakan jaminan perlindungan, pengembangan dan peraturan
peredaran serta distribusi kekayaan. Dan juga cara memanfaatkannya sudah
diatur berdasarkan pada fungsi social bagi kepentingan masyarakat yang tidak
mampu.
Islam sangat melarang pemakaian harta hanya untuk kemewahan dan
pamer, karena dapat membahayakan diri sendiri dan menyebarkan kebencian
dan iri kepada orang lain. Islam juga melarang monopoli yang mengakibatkan

9
kapitalisme dan eksploitasi, dalam islam seorang pengusaha atau pembisnis
harus menerapkan prinsip keadilan dan juga dalam pemerataan kesejahteraan
masyarakat.
Dalam pandangan islam dalam harta orang kaya terdapat hak-hak orang
yang tidak mampu dan harus dikeluarkan melalui zakat, infak dan sedekah
guna untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup orang miskin. Visi zakat
dirumuskan sebagai mengubah mustahiq atau orang yang berhak menerima
zakat menjadi muzakki atau orang yang sudah mampu membayar zakat. Visi
ini meggaris perolehan zakat yang harus bisa mengurangi jumla kaum fakir
miskin. Jika zakat sudah dibayarkan kepada fakir miskin dan mereka tetap
menjadi fakir miskin, berarti visi tersebut tidak berjalan atau ada
penyelewengan visi dan misi zakat. Dana zakat yang terkumpul harus bisa
didayagunakan pemanfaatannya sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi
social dan sekaligus fungsi ekonomi yaitu konsumtif dan produktif.
Manajemen zakat :

1. Pengelolaan zakat Indonesia


Potensi zakat di Indonesia sebetunya sangat besar. Oleh karena itu di
Indonesia terdapat lembaga amil zakat, seperti BAZIS DKI, lembaga
ini berkenerja sebagai pemberdayaan zakat. Sedangkan,
pemberdayaan zakat terdapat 3 sarana, yang pertama fakir miskin
dalam bentuk produktif (bantuan modal, beasiswa dan layanan
kesehatan), sedangkan yang kedua sabilillah dalam bentuk bantuan
sarana, prasarana, dan pembiyayaan kegiatan keislaman, dan yang ke
tiga mualaf, gharimin dan ibnu sabil.
2. Optimalisasi fungsi masjid
Masjid adalah tempat yang selalu ada di setiap pelososok Indonesia.
Tempat yang paling dekat dengan komunitas muslim, baik dikantong
kantong kemiskian atau di pusat pusat kesejahteraan masyarakat.
Karena itu, intitusi masjid membuat data base tentang jumlah
penduduk muzakki dan jumlah penduduk mustahik. Kemudian,

10
membuat kalender pembuatan zakat mal terpadu untuk meningkatkan
masyarakat muzaki akan waktu haul.
3. Kerjasama BAZ/LAZ dengan masjid
Lembaga amil zakat dapat melakukan kerja sama dengan institusi
masjid karena wilayah kerja BAZ biasanya terbatas. Kalau BAZ
melakukan kerjasama dengan masjid dalam pengerakan dana zakat,
tentulah dana zakat banyak terhimpun.

Daftar Pustaka

Khasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modern. Malang : UIN Maliki Press
Rosalinda. 2014. “ekonomi islamteori dan aplikasi pada aktivitas ekonomi”.
Jakarta: rajawali.

11
12

Anda mungkin juga menyukai