1
Adapun nisab dan kadar zakat emas dan [perak seperti yang
disyariatkan hadis Nabi SAW. Yang diriwayatkan dari Ali Ibn Thalib
adalah perak 200 dirham (kurang lebih 642 gram perak), kadarnya
2,5%per tahun, sedangkan nisab nya emas 20 dinar (kurang lebih 91,92 )
kadarnya 2,5%. Sedangkan nisabnya uang sama dengan nisabnya emas
dan perak yaitu uang yang dimiliki sama seniali dengan nisab emas dan
perak jika dirupiahkan.
2. Harta perniagaan
Nisab dan kadar harta perniagaan disandarkan pada nisab dan
kadar emas dan perak.
3. Harta pertanian
Mengenai zakathasil pertanian ini timbul perbedaan pendapat
dikalangan ulama, Abu Hanifah menyatakanbahwa tanaman yang wajib
dikeluarkan zakat mencakup semua jenis taneman yang tumbuh dari
bumi, baik dalam jumlah yang sedikit maupun banyak.
Sementara itu, as-Shaibani dan mayoritas fuqaha menyatakan
bahwa tanaman yang wajib dizakatkan adalah tanama yang bersifat
mengenyangkan dan dapat disimpan. Adapun nisab dan kadar zakatnya
hasil panen zakat adalah lima wasaq atau kurang lebih 815 kg.
sedeangkan kadar zakat hasil pertanian terjadi perbedaan sesuai dengan
perbedaan cara penairan. Apabila dialiri dengan pengairan alami yang
tidak memerlukan biyaya maka zakatnya 10%, tetapi bila pengairannya
memerlukan biyaya maka zakatnya 5%.
4. Harta binatang
2
36-45 ekor 1 ekor anak unta betina 2 thn
lebih
46-60 ekor 1 ekor anak unta betina 3 thn Sudah kawin
lebih
61-75 ekor 1 ekor anak unta betina 4 thn
lebih
76-90 ekor 2 ekor anak unta betina 2 thn
lebih
91-120 ekor 2 ekor anak unta betina 3 thn
lebih
Lebih dari 1 ekor anak unta 2 thn
120 ekor betina untuk sekitar 40 lebih
ekor unta atau setiap
50 ekor unta
Sapi/kerbau
30 ekor 1 ekor anak sapi 1 thn
lebih
40 ekor 1 ekor anak sapi 2 thn
lebih
Kambing
40-120 ekor 1 ekor kambing
121-200 2 ekor kambing
ekor
201-300 3 ekor kambing
ekor
Lebih 300, Lebih dari 3 ekor
maka per
100 ekornya
1 ekor
kambing
3
C. Perspektif Ilmu Ekonomi Islam
Menurut Monzer Kahf, Ilmu Ekonomi Islam di definisikam sebagai
ilmu yang mengkaji proses dan penanggulangan kegiatan manusia yang
berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat
muslim. Fiqhul Mu’amalat yaitu menetapkan bagian atau kerangka hukum
dari ekonomi islam, dimana landasannya adalah Al-Qur’an dan hadits Nabi
Muhammad SAW. Menjelaskan tentang perintah untuk berzakat dan
berperilaku adil dalam melakukan perdagangan, seperti tidak membedakan
suku, ras dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Metwally, ilmu ekonomi islam di definisikam
sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku muslim dalam suatu
masyarakat islam yang dilandaskan pada Al-Qur’an, hadits, ijima’ dan qiyas.
Ijima’ adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hokum dalam
agama berdasarkan Al-Qur’an dan hadits dalam suatu perkara yang terjadi.
Sedangkan qiyas adalah penetapan suatu dalam perkara yang baru dan belum
ada pada masa sebelumnya. Pondasi islam adalah iman dan ibadah, dalam
kehidupan sehari-hari kita diajarkan tentang berbuat baik kepada orang lain.
Sama halnya seperti zakat. Zakat adalah hal terpenting dalam struktur
keuangan ekonomi islam, dikarenakan jika seorang muslim telah mencapai
nishabnya maka mereka diwajibkan untuk membayar zakat atau memberikan
sebagian hartanya kepada orang yang tidak mampu. Zakat termasuk pajak
yang dikumpulkan dari orang kaya muslim dan diberikan kepada orang-orang
yang tidak mampu seperti fakir miskin.
Menurut Manna ilmu ekonomi islam di definisikan sebagai ilmu
pengetahuan social yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang dilihat
oleh nilai-nilai islam. Islam tidak melarang kaum muslim untuk mengetahui
masalah-masalah ekonomi kaum non-muslim, tetapi islam menganjurkan
untuk mempelajari masalah-masalah minoritas dan mengenai kemanusiaan
pada umumnya. Jika dilihat dari definisi zakat, Manna berpendapat bahwa
zakat merupakan sumber utama pendapatan didalam pemerintah negara islam,
oleh karena itu zakat dipandang sebagai ibadah yang tidak dapat digantikan
4
dengan pembiayaan negara apapun. Manna membedakan jenis pajak yang
dibayarkan dalam negara islam yaitu zakat dari orang muslim, sedangkan
jizyah dari orang non-muslim. Namun, keduanya bersumber dari rujukan yang
sama yaitu Al-Qur’an dan hadits dengan tujuan untuk menciptakan
kesejahteraan umat.
Berdasarkan beberapa definisikan diatas dapat disimpulkan bahwa ada
keterkaitan antara ilmu ekonomi islam dan zakat. Dimana ilmu ekonomi islam
adalah bidang ilmu yang mengkaji tentang perilaku ekonomi islam yang
didasarkan pada nilai-nilai islam dan dilandaskan pada Al-Qur’an, hadist,
ijima’ dan qiyas. Sedangkan zakat adalah bagian dari pembahasan ilmu
ekonomi islam yang masuk pada system fiscal atau pendapatan utama negara
islam dan lembaga islam dengan tujuan mensejahterakan umat yang kurang
mampu dan memeratakan pendapatan.
5
dalam masyarakat untuk menolong penduduk miskin yang tidak mampu
menolong dirinya sendiri.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa zakat seharusnya jadi
pendapatan permanen bagi orang-orang yang tidak mampu, namun tidak
menjadi ketergantungan dalam hidup orang-orang tersebut. Dengan adanya
zakat maka dapat digunakan sebagai pelatihan dan modal untuk membuka
usaha kecil-kecilan dan pada akhirnya mereka dapat berusaha secara mandiri.
Para ilmuwan menyarankan bahwa zakat digunakan untuk alat counter
cyclical atau alat kebijakan negara untuk mengatasi pergerakan siklus
ekonomi, dengan tidak mendistribusikan seluruh zakat dan sisanya digunakan
sebagai dana untuk berjaga-jaga atau dana hal yang tak terduga.
Ditinjau dari system ekonomi islam, zakat adalah instrument fiscal atau
pendapatan utama negara islam, dengan tujuan keadilan sosio-ekonomi dan
distribusi kekayaan dan pendapatan yang didasarkan pada komitmen terhadap
persaudaraan antar manusia. Dimana zakat secara aklamasi dipandang sebagai
bagian tak terpisahkan dari filsafat moral islam, yaitu pengetahuan budi
pekerti manusia yang beradab tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan
manusia.
Jika ditinjau dari perspektif ekonomi islam, zakat adalah factor
pendorong untuk memperbaiki kondisi masyarakat terutama pada masalah
ekonomi, karena dengan adanya distribusi zakat maka akan terjadi
pertumbuhan kesejahteraan dalam arti luas, dikarenakan berpedoman pada
asas keadilan. Dimana zakat merupakan perwujudan sumber keuangan yang
penting dari umat islam untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak
mampu tanpa meletakkan beban pada negara.
Para pakar ekonomi islam berpendapat bahwa zakat juga sebagai
pengaman social, karena pengelolaan zakat harus dapat menetralisasi
keresahan social dan mengatasi kemiskinan. Dimana keresahan social itu
termasuk kesenjangan social, yaitu suatu keadaan ketidak seimbangan social
pada masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan. Kesenjangan social
sangat terlihat antara orang kaya dengan orang miskin, dan dengan adanya
zakat kita bisa memeratakan pendapatan dan kesejahteraan umat muslim.
6
Namun sampai saat ini masih banyak lembaga zakat yang hanya menghimpun
dan menyalurkan zakat, jadi cara pandang amil zakat tersebut harus diubah
seiring berjalannya waktu dengan meningkatkan kemampuan dan peran
mereka sebagai pengentas kemiskinan.
Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa zakat dapat
menjadi sumber potensi untuk menghapus kemiskinan dengan berdasarkan
prinsip islam yaitu kekayaan harus menyandangkan system kesejahteraan
yang bertumpu pada fungsi zakat itu sendiri, dimana sebagai bentuk syukur
atas segala hal yang telah dianugerahkan Allah SWT. Dalam pengembangan
ekonomi, pengelolaan zakat perlu kerjasama dalam segala kegiatan ekonomi,
produksi, distribusi produk dan jasa, dimana kerjasama ini menjadi tujuan
dalam rangka pendayagunaan zakat yang melibatkan peran masyarakat.
Dengan ini maka pendayagunaan sumber keuangan zakat memenuhi
perbaikan kondisi masyarakat dan harus memerlukan proses pertanggung
jawaban publik. Dalam zakat perlu adanya pengawasan untuk menghindari
penyelewangan dalam distribusinya.
Perolehan jumlah zakat dari tahun ke tahun, waktu ke waktu mengalami
fluktuasi atau ketidak tetapan, dimana dapat menunjukkan dua ketetapan yaitu
kelesuan (resesi) dan ketegaran (ekspansi). Pertama kelesuan (resesi) adalah
kondisi ketika menurunnya pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan
penurunan jumlah lapangan kerja dan lainnya, sering diasosiasikan dengan
turunya harga-harga barang. Kedua ketegaran (ekspansi) yaitu pertumbuhan
ekonomi, dalam displin ekonomi cenderung mendominasi fluktuasi ekspansi
karena untuk memotivasi agar bisa mengetahui pertumbuhan ekonomi dalam
perspektif kesejahteraan. Dalam mengatasi kemiskinan, tidak hanya dilihat
dari fluktuasinya, namun juga dilihat dari beberapa strategi yang dibutuhkan,
misalnya perluasan kesempatan kerja, perubahan structural dan pendistribusi
pendapatan yang menguntungkan pendapatan perseorangan.
Dapat disimpulkan dari berbagai uraian diatas bahwa sebagian orang
berpendapat zakat sebagai alat untuk menyalurkan bantuan pemenuhan
kebutuhan kaum fakir miskin dan bersifat hanya sebagai konsumtif saja.
Namun disisi lain terdapat pandangan bahwa zakat sebagai saluran bagi
7
pengumpulan dana dan penggerakan dana masyarakat, disini zakat juga
berfungsi sebagai pemutaran roda ekonomi secara terus-menerus.
8
Harta itu dengan sengaja atau memiliki potensi untuk berkembang.
Berkembang berarti menghasilakn keuntungan, pemasukan, atau
diistilahkan produktif.
9
kapitalisme dan eksploitasi, dalam islam seorang pengusaha atau pembisnis
harus menerapkan prinsip keadilan dan juga dalam pemerataan kesejahteraan
masyarakat.
Dalam pandangan islam dalam harta orang kaya terdapat hak-hak orang
yang tidak mampu dan harus dikeluarkan melalui zakat, infak dan sedekah
guna untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup orang miskin. Visi zakat
dirumuskan sebagai mengubah mustahiq atau orang yang berhak menerima
zakat menjadi muzakki atau orang yang sudah mampu membayar zakat. Visi
ini meggaris perolehan zakat yang harus bisa mengurangi jumla kaum fakir
miskin. Jika zakat sudah dibayarkan kepada fakir miskin dan mereka tetap
menjadi fakir miskin, berarti visi tersebut tidak berjalan atau ada
penyelewengan visi dan misi zakat. Dana zakat yang terkumpul harus bisa
didayagunakan pemanfaatannya sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi
social dan sekaligus fungsi ekonomi yaitu konsumtif dan produktif.
Manajemen zakat :
10
membuat kalender pembuatan zakat mal terpadu untuk meningkatkan
masyarakat muzaki akan waktu haul.
3. Kerjasama BAZ/LAZ dengan masjid
Lembaga amil zakat dapat melakukan kerja sama dengan institusi
masjid karena wilayah kerja BAZ biasanya terbatas. Kalau BAZ
melakukan kerjasama dengan masjid dalam pengerakan dana zakat,
tentulah dana zakat banyak terhimpun.
Daftar Pustaka
Khasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modern. Malang : UIN Maliki Press
Rosalinda. 2014. “ekonomi islamteori dan aplikasi pada aktivitas ekonomi”.
Jakarta: rajawali.
11
12