Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil
Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Peran dari
Aparatur Sipil Negara (ASN) memegang peranan strategis dalam penerapan
berbagai kebijakan publik yang ada di Indonesia guna untuk mencapai tujuan
nasional bangsa.
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui
pendidikan. Guru sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) berperan
penting di dalamnya. Guru diharapkan dapat membentuk karakter dari dalam
dirinya untuk menjadi ASN yang berkompeten, profesional, berintegritas, dan
berkomitmen. Tanggung jawab guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada
tugas dalam merencanakan pengajaran. Guru harus melakukan inovasi dalam
proses pembelajaran serta mampu mendesain strategi pembelajaran dan
menerapkan berbagai media pembelajaran secara efektif guna meningkatkan
motivasi, minat, dan hasil belajar peserta didik.
Kondisi pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMA Negeri 4
Tidore Kepulauan terbilang baik, namun terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang
memiliki nilai di bawah rata-rata. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
penggunaan media di dalam proses pembelajaran. Hal ini didukung dengan
terbatasnya alat-alat praktikum di laboratorium IPA yang menyebabkan peserta
didik sulit untuk memahami materi yang diajarkan terutama materi yang berkaitan
dengan pengukuran. Di dalam materi pengukuran peserta didik dituntut harus bisa
mengetahui cara menghitung/mengukur suatu benda dengan benar. Hal ini tentu
berdampak pada hasil belajar siswa yang semakin menurun.

1
Berdasarkan uraian masalah di atas, upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menggunakan media
audio visual berupa video pembelajaran khususnya materi pengukuran agar
peserta didik dapat mengamati serta menerapkan cara-cara mengitung/mengukur
suatu benda dalam pemecahan soal.
B. Tujuan
Tujuan dari aktualisasi nilai-nilai dasar ini untuk membentuk ASN yang
profesional yaitu ASN yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar
profesi ASN dengan melakukan inovasi dalam proses pembelajaran sehingga
guru mampu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran agar dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika.
C. Manfaat
Dengan pelaksanaan aktualisasi yang akan dilakukan, maka diharapkan
dapat bermanfaat bagi:
1. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Maluku Utara, sebagai wujud peningkatan mutu pendidikan melalui nilai-
nilai ANEKA yang diaktualisasikan dalam proses belajar mengajar guru di
sekolah.
2. Lingkungan sekolah, agar dapat bermanfaat untuk guru secara kolektif
sehingga menjadi guru yang professional dan selalu menerapkan nilai-nilai
ANEKA serta menjadi guru yang kreatif dan inovatif yang bisa
menumbuhkan semangat peserta didik dalam proses belajar mengajar.
3. Peserta Latsar, untuk menambah wawasan atau informasi baru mengenai
pengetahuan tentang pentingnya penggunaan media dalam proses belajar
mengajar Fisika pada SMA Negeri 4 Tidore Kepulauan.
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan pada SMA Negeri 4
Tidore Kepulauan yang akan berlangsung pada bulan Agustus sampai
September tahun 2019.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Gambaran Umum Organisasi


SMA Negeri 4 Tidore Kepulauan merupakan sekolah negeri menengah atas
yang terdapat di Kota Tidore Kepulauan, Kecamatan Oba, Kelurahan Payahe.
Sekolah ini dirikan pada tanggal 06 Juli 1989 dengan awalnya sebagai SMU
PGRI.
Pada tahun 2004 bulan maret sekolah diganti menjadi SMA Negeri 1 Oba dan
tanggal 14 Juli 2008 Walikota Tidore Kepulauan yang waktu itu dipimpin oleh
Bapak Drs. Ahmad Mahifa menerbitkan SK perubahan nomenklaturnya menjadi
SMA Negeri 4 Tidore Kepulauan.
SMA Negeri 4 Tidore Kepulauan dipimpin oleh Kepala Sekolah yang
bernama Bapak Said Lapandewa, S.Pd. Dari awal berdiri sampai sekarang telah
terjadi pergantian Kepala Sekolah sebanyak delapan kali. Jumlah guru yang ada
pada SMA Negeri 4 Tidore Kepulauan terdiri atas 5 orang guru laki-laki dan 19
orang guru perempuan. Jumlah ruang di SMA Negeri 4 Tidore Kepulauan terdiri
atas 9 ruang belajar, 1 ruang Laboratorium MIPA dan 1 ruang Perpustakaan.
1. Visi dan Misi Sekolah
1) Visi Sekolah
“Menciptakan sekolah masa depan yang mandiri dan unggul dalam IPTEK
dan IMTAQ”
2) Misi Sekolah
a. Mengoptimalkan fungsi atau peran warga sekolah dalam peningkatan mutu
pendidikan
b. Menciptakan suasana sekolah yang berbudaya dan agamais
c. Meningkatkan daya saing siswa yang berorientasi pada prestasi akademik
dan non akademik
3) Tujuan Sekolah
a. Menciptakan peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia

3
b. Mempersiapkan peserta didik yang berpribasi religious, jujur, kreatif,
gemar membaca dan peduli lingkungan
c. Membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan, keterampilan,
teknologi yang berdasarkan potensi lokal dan global agar mampu bersaing
dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
d. Menanamkan kepada peserta didik sikap ulet dan gigih dalam
berkompetensi serta beradaptasi dengan lingkungan
2. Tugas dan Fungsi Organisasi
1) Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagi educator, manager,
administrator dan supervisor.
a. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru).
b. Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas
1) Menyusun perencanaan jangka panjang, jangaka menengah dan jangka
pendek
2) Mengelola kurikulum tingkat satuan pendidikan
3) Mengembangkan program pembelajaran
4) Melaksanakan program pembelajaran
5) Mengevaluasi guru dalam melaksanakan pembelajaran
6) Mengelola penerimaan siswa baru
7) Mengelola pengelompokkan siswa
8) Mengorganisasikan kegiatan
9) Mengarahkan kegiatan
c. Kepala Sekolah selaku Administrator bertugas menyelenggarakan
administrasi
d. Kepala Sekolah selaku Supervisor
2) Tugas Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah berperan sebagai perpanjangan tangan dari kepala
sekolah. Wakil kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya di bantu oleh
beberapa kaur.

4
1. Kepala urusan kurikulum
a. Menyusun program-program kurikulum
b. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
c. Menyusun pelaksanaan tugas guru dan jadwal pelajaran. Mengatur
penyusunan program pengajaran (program semester, program satuan
pelajaran dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum.
d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
e. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.
f. Mengatur pemanfaatan MGMP dan koordinasi mata pelajaran
g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
h. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinasi mata pelajaran
i. Mengatur mutasi siswa
j. Melakukan supervisi administrasi dan akademis
k. Menyusun laporan secara berkala dan setiap kegiatan selesai dilaksanakan
2. Kepala urusan kesiswaan
a. Menyusun program–program kesiswaan
b. Mengatur rencana dan pelaksanaan program pembimbingan bersama BP/BK
c. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 6 K (Keamanan,
Kebersihan,Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan & Kerindangan).
d. Mengatur dan membina program kegiatan keorganisasian siswa
e. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan.
f. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan pengelolaan keuangan
OSIS.
3. Kepala urusan sarana prasarana
a. Merencanakan analisa kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses
belajar mengajar.
b. Merencanakan program pengadaannya.
c. Mengatur pemanfaatan sarana prasarana
d. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian
e. Mengatur pembakuannya
f. Menyusun laporan

5
4. Kepala urusan hubugan dengan masyarakat
a. Menyelenggarakan bakti social, karyawisata.
b. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar pendidikan)
c. Menyusun laporan pelasanaan kegiatan kehumasan
3) Tata Usaha
a. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas staff tata usaha
c. Pengelolaan keuangan dan rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah
d. Pengurusan administrasi peralatan dan perlengkapan sekolah
e. Administrasi dalam Pembinaan dan pengembangan karier pegawai.
f. Penyusunan administrasi pemeliharaan sekolah
g. Penyusunan dan penyajian data / statistik sekolah
h. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketatausahaan secara
berkala.
4) Guru
Tugas dan fungsi guru ini didasari oleh beberapa pedoman dan peraturan
perundangan yang berlaku, diantaranya :
1. Tugas guru:
Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,  Pasal 20 Undang-
Undnag No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan
Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, yakni :
1) Merencanakan pembelajaran;
2) Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3) Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4) Membimbing dan melatih peserta didik/siswa;
5) Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok
yang sesuai; dan
7) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan.

6
2. Fungsi guru
Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas guru
yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang
terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undnag-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :
1) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2) Menjunjung tinggi peraturan  perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
3) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis;
4) Memelihara komitmen secara profesional  untuk meningkatkan  mutu
pendidikan; dan
5) Memberi teladan dan menjaga nama baik  lembaga, profesi,  dan
kedudukan sesuai dengan  kepercayaan yang diberikan kepadanya.

7
3. Struktur Organisasi
Keputusan Kepala Sekolah Nomor 821.2/01/2019
KOMITE KEPALA SEKOLAH
ALFAGI ALI SAID LAPANDEWA, S.Pd
Nip. 19610909 198403 1 013

KASUBAG. TATA USAHA

JEMI HAMISI, S.Pd


Nip. 19810501 200604 2 033

WAKASEK KURIKULUM WAKASEK SAPRAS WAKASEK HUMAS WAKASEK KESISWAAN


MARYANI DJAFAR, S.Pd IRNAH LANEGGE, S.Pd WIRJA ABD. RAHMAN, S.Pd HALIMA M. ALTING, S.Pd

KOORDINATOR BK
YUSNIAR, S.Pd

PEMBINA OSIS PEMBINA PRAMUKA


WIRJA ABD. R., S.Pd AULIASARI MARJAN, S.Pd

PENGELOLA LABORATORIUM PENGELOLA PERPUSTAKAAN

RAHMAWATI KASIM, S.Pd

LAB. KOMPUTER LAB. IPA


LAMANISA R. SAPUTRA, S.Pd RISKA LAILA DIN, S.Pd

WALI KELAS X WALI KELAS XI WALI KELAS XII

IPA 1 IPA IPA

MUTMAINNAH NASIR, S.Pd RAHMAWAT KASIM, S.Pd


RISKA LAILA DIN, S.Pd

IPA 2 IPS 1 IPS 1

AULIASARI MARJAN, S.Pd MARWA JAHIM, S.Pd MIRANY I. UMASUGI, S.Pd

IPS IPS 2 IPS 2

AMINA ISMAIL, S.Pd MURNI KADIR, S.Pd IRNAH LAENGGE, S.Pd

GURU-GURU

8 Didik
Peserta
B. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS dan Indikator
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007) yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik
terdiri dari dua macam, yaitu; akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban
kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat
dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by example),
adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga
memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula,
terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja yang baik
yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehingga dengan
adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai
solusi.
2) Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi. Tujuan dari adanya
transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok
internal dan eksternal;

9
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan;
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
3) Integritas
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak,
kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi,
dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.
4) Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi
dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi
dalam responsibilitas perorangan dan responsibilitas institusi.
a. Responsibiltas Perseorangan:
1. Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan tindakan
yang telah dilakukan
2. Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan
3. Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan
b. Responsibilitas Institusi:
1. Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya
2. Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan
3. Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan
kompetensinya

10
4. Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan fungsinya
untuk melindungi sumber daya organisasi.
5) Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang. Keadilan merupakan landasan utama
dari akuntabilitas.Keadilan harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan
pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari
karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6) Kepercayaan
Kepercayaan adalah asa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.Rasa
keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas
tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya
peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai
kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan
kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber
daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
8) Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan adalah
mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja

11
yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
9) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.: adalah sebuah
usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan
akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
4) Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan.
5) Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan

12
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan UU ASNNo 5 Tahun 2014, kode etik dan kode perilaku
ASN adalah :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabatyang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

13
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang
ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi

14
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
5) Tanggung Jawab
6) Kerja Keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil
Adapun indikator anti korupsi adalah :
a. Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri
pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa;
b. Mampu menjelaskan cara-cara menghindari perilaku dan tindak pidana
korupsi;
c. mamenjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya
korupsi di lingkungannya (kesediaan, isentifikasi dan internalisasi); dan
d. Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat, dan bangsa.

6. Managemen ASN

15
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
Hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN adalah gaji, tunjangan, fasilitas,
cuti, jaminan pensiunan, jaminan hari tua, perlindungan, dan pengembangan
kompetensi.
Kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai
ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang- undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

16
Selanjutnya peran dari pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
7. WoG (Whole of Government)
Whole-of-Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.
Ada beberapa faktor yang membuat pemerintah tertarik menerapkan
WoG. Pertama, adalah adanya dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Kedua, untuk mengurangi
ketimpangan antar sector sehingga bisa seiring sejalan. Ketiga, khususnya
dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya disintegrasi
bangsa.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah
dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level
tertentu.(1) Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat
dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, spanof control atau rentang
kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah
mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal
untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka
koordinasi dapat dilakukan lebih mudah. (2) Membentuk lembaga koordinasi
khusus, pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan

17
WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan
setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikannya. (3) Membentuk gugus tugas, gugus tugas merupakan
bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang
sifatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah
satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam , proses
koordinasi tadi. (4) Koalisi sosial, koalisi sosial ini merupakan bentuk
informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu
membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain adalah kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan institusi,nilai
dan budaya organisasi, serta kepemimpinan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik
yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah pelayanan
yang bersifat adminisitratif, pelayanan jasa, pelayanan barang, pelayanan
regulative. Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat dibedakan
dalam 5 (lima) macam pola pelayanan. Pertama, pola pelayanan teknis
fungsional, pola pelayanan satu atap, pola pelayanan satu pintu, pola
pelayanan terpusat dan pola pelayanan elektronik.
8. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik
(Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang pelayanan publik).
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama,
adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi

18
yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan
dan/atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Selain dengan pendekatan sebagaimana dijelaskan di atas, para ahli
menggunakan pendekatan cara individu mengkonsumsi barang/jasa yang
mereka butuhkan dan implikasinya pada individu yang lain dalam
membedakan mana yang disebut sebagai barang/jasa publik dan barang/jasa
privat. Barang jasa publik adalah barang yang memiliki rivalitas dan
ekskludabilitas yang rendah serta dapat dikonsumsi secara bersama-sama.
Kebalikannya, barang/jasa yang memiliki ciri-ciri tingkat ekskludabilitas dan
rivalitas yang tinggi maka barang/jasa tersebut dimasukan dalam kategori
sebagai barang/jasa privat. Cara konsumsi yang demikian disebut sebagai
individual consumption.
Di masa yang lalu, para ilmuwan mendefinisikan pelayanan publik
sebagai semua jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Paradigma yang melihat pelayanan publik seperti ini sering disebut sebagai
paradigma kuno atau OldPublic Administration (OPA). Perkembangan
paradigm pelayanan publik yang sudah mulai memnuculkan peran swasta
dalam menyediakan pelayanan publik terjadi pada masa New
PublikManagement (NPM). Kemudian NPM berevolusi lagi menjadi New
Public Service (NPS). Paradigma ini menekankan pentingnya keberadaan
negara dalam menyiapkan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Negara ada dan menunjukkan eksistensi dan keberpihakan terhadap
penyediaan layanan dasar bagi masyarakatnya.

19
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

UNIT KERJA : SMA NEGERI 4 TIDORE KEPULAUAN


IDENTIFIKASI ISU : 1. Belum tersedianya alat-alat praktikum di laboratorium IPA
2. Kurangnya penggunaan media pembelajaran
3. Rendahnya hasil belajar siswa
ISU YANG DIANGKAT : Kurangnya penggunaan media pembelajaran
GAGASAN PEMECAHAN ISU : Menggunakan video pembelajaran sebagai media untuk meningkatkan hasil belajar siswa

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 TIDORE KEPULAUAN MELALUI
MEDIA AUDIO VISUAL”

IDENTIFIKASI USG

No MASALAH U S G ∑
1 Belum tersedianya alat-alat praktikum di laboratorium IPA 4 4 4 12
2 Kurangnya penggunaan media pembelajaran 5 4 5 14
3 Rendahnya hasil belajar siswa 5 4 4 13

20
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata Pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1.1 Datang ke sekolah Saya datang ke sekolah Melakukan Disiplin, sopan, dan
konsultasi tepat waktu tepat waktu dengan konsultasi dengan jujur
dengan kepala berpakaian rapi. kepala sekolah
sekolah Menerapkan sikap : untuk
akuntabilitas, komitmen menyampaikan isu
mutu, etika publik, serta gagasan yang
nasionalisme, anti korupsi di rancang dalam
agenda Habituasi,
1.2 Memberi salam dan Saya memberi salam
sesuai dengan visi
berjabat tangan dengan intonasi suara yang
sekolah yaitu
dengan guru dan baik, berjabat tangan
“Menciptakan
pegawai yang hadir dengan sikap tubuh yang
sekolah masa depan
sopan.
yang mandiri dan
Menerapkan sikap :
unggul dalam
etika publik, komitmen
IPTEK dan
mutu
IMTAQ”.

1.3 Mengisi daftar hadir Daftar hadir Saya mengisi daftar hadir
Hal ini juga sejalan
yang telah diisi dengan jujur. Menerapkan

21
sikap : dengan salah satu
akuntabilitas, etika publik, misi sekolah yaitu
anti korupsi menciptakan suasana
sekolah yang
1.4 Mengikuti apel pagi Catatan arahan Saya mengikuti apel pagi
berbudaya dan
dari kepala dengan semangat dan
agamais.
sekolah penuh perhatian.
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, anti korupsi
1.5 Menemui kepala Saya menemui kepala
sekolah sekolah dengan berpakaian
rapi dan sopan.
Menerapkan sikap :
etika publik, akuntabilitas,
komitmen mutu
1.6 Menyampaikan Saya menyampaikan
maksud dan tujuan maksud dan tujuan
menemui kepala sekolah
dengan bahasa yang baik
dan jelas.
Menerapkan sikap :
Akuntabilitas, etika publik,

22
nasionalisme
1.7 Menyerahkan Saya menyerahkan
rancangan aktualisasi rancangan aktualisasi
dengan sikap tubuh yang
sopan.
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
komitmen mutu
1.8 Mendengarkan Catatan arahan Saya mendengarkan
arahan kepala dari kepala arahan kepala sekolah
sekolah sekolah dengan penuh perhatian
Menerapkan sikap :
Akuntabilitas, etika publik
1.9 Menyampaikan Saya menyampaikan rasa
terima kasih dan terima kasih dengan
meninggalkan tersenyum ramah dan
ruangan bersalaman kemudian
meninggalkan ruangan
kepala sekolah dengan
sopan
Menerapkan sikap :
Akuntabilitas, etika publik,
komitmen mutu

23
2 Menyiapkan 2.1 Menentukan materi Silabus Saya menentukan materi Menyiapkan
perangkat pembelajaran pembelajaran melalui perangkat
pembelajaran melalui silabus silabus dengan teliti pembelajaran sesuai
Menerapkan sikap : dengan visi sekolah
Akuntabilitas, etika publik, yaitu “Menciptakan
komitmen mutu sekolah masa depan
2.2 Menyusun Rencana RPP dan Saya menyusun Rencana
yang mandiri dan
Pelaksanaan LKPD Pembelajaran (RPP) dan
unggul dalam
Pembelajaran (RPP) Lembar Kerja Peserta
IPTEK dan
dan Lembar Kerja Didik dengan cermat
IMTAQ”.
Peserta Didik Menerapkan sikap :
(LKPD) Akuntabilitas, etika publik,
Hal ini juga sejalan
komitmen mutu,
dengan salah satu
nasionalisme
misi sekolah yaitu
2.3 Mengumpulkan Bahan ajar Saya mengumpulkan
mengoptimalkan
bahan ajar yang bahan ajar yang relevan
fungsi atau peran
relevan melalui buku melalui buku maupun
warga sekolah dalam
maupun internet internet dengan selektif
peningkatan mutu
agar menghasilkan bahan
pendidikan.
ajar yang bermutu
Menerapkan sikap :
Akuntabilitas, etika publik,

24
komitmen mutu
2.4 Melakukan Catatan hasil Saya melakukan konsultasi
konsultasi dengan konsultasi dengan kepala sekolah dan
kepala sekolah dan wakasek mengenai
wakasek mengenai perangkat pembelajaran
perangkat yang telah dibuat dengan
pembelajaran yang sopan
telah dibuat Menerapkan sikap :
Etika publik, akuntabilitas
2.5 Melakukan perbaikan Hasil revisi Saya melakukan perbaikan
jika diperlukan dengan sungguh-sungguh
Menerapkan sikap :
Etika publik, akuntabilitas
3 Melaksanakan 3.1 Menyusun instrumen Soal/tes Saya menyusun instrumen Melaksanakan
penilaian tes kemampuan awal tes kemampuan awal penilaian
kemampuan peserta didik dengan cermat, teliti dan kemampuan awal
awal peserta menggunakan bahasa peserta didik sesuai
didik Indonesia yang baik dan dengan visi sekolah
benar. yaitu “Menciptakan
Menerapkan sikap : sekolah masa depan
Etika publik, nasionalisme yang mandiri dan
3.2 Membagikan soal Saya membagikan soal
unggul dalam
kepada peserta didik kepada peserta didik

25
dengan adil IPTEK dan
Menerapkan sikap : IMTAQ”.
Etika publik, nasionalisme,
anti korupsi Hal ini juga sejalan
3.3 Meminta peserta Saya meminta peserta
dengan salah satu
didik untuk didik untuk menyelesaikan
misi sekolah yaitu
menyelesaikan soal soal yang diberikan
mengoptimalkan
yang diberikan dengan teliti dan jujur
fungsi atau peran
Menerapkan sikap :
warga sekolah dalam
Akuntabilitas, etika publik,
peningkatan mutu
anti korupsi
pendidikan.

3.4 Mengumpulkan hasil Hasil Saya mengumpulkan hasil


tes peserta didik pekerjaan tes peserta didik dengan
siswa tertib
Menerapkan sikap :
Nasionalisme,
Akuntabilitas, etika publik,
anti korupsi
3.5 Menyimpulkan nilai Daftar nilai Saya menyimpulkan nilai
tes peserta didik pretes tes peserta didik dengan
jujur
Menerapkan sikap :

26
Akuntabilitas, etika publik,
anti korupsi
4 Menyiapkan 4.1 Menentukan konsep Saya menentukan konsep Menyiapkan media
media pembelajaran yaitu pembelajaran agar sesuai pembelajaran sesuai
pembelajaran “pengukuran” dengan silabus dengan visi sekolah
Menerapkan sikap : yaitu “Menciptakan
Akuntabilitas, etika publik, sekolah masa depan
komitmen mutu yang mandiri dan
4.2 Menyiapkan video Video Saya menyiapkan video
unggul dalam
tentang pengukuran pembelajaran pengukuran dengan
IPTEK dan
“pengukuran” cermat, teliti dan tanggung
IMTAQ”.
jawab
Menerapkan sikap :
Hal ini juga sejalan
Akuntabilitas, etika publik
dengan salah satu
misi sekolah yaitu
4.3 Menyiapkan alat-alat Alat-alat Saya menyiapkan alat-alat
mengoptimalkan
pendukung (laptop, pendukung pendukung (laptop, LCD)
fungsi atau peran
LCD) (laptop, LCD) yang sesuai
warga sekolah dalam
Menerapkan sikap :
peningkatan mutu
Akuntabilitas, etika publik
4.4 Melakukan Catatan hasil Saya melakukan konsultasi pendidikan.
konsultasi dengan konsultasi dengan kepala sekolah
kepala sekolah mengenai video dan alat

27
pendukung dengan penuh
perhatian
Menerapkan sikap :
Akuntabilitas, etika publik
4.5 Melakukan perbaikan Catatan hasil Saya melakukan perbaikan
jika dibutuhkan revisi dengan sungguh-sungguh
Menerapkan sikap :
Etika publik, akuntabilitas
5 Melakukan 5.1 Masuk ke kelas tepat Saya masuk ke kelas tepat Melakukan kegiatan
kegiatan waktu sesuai jadwal pada waktu yang pembelajaran
pembelajaran ditentukan sesuai jadwal menggunakan video
menggunakan Menerapkan sikap : pembelajaran sesuai
video akuntabilitas, komitmen dengan visi sekolah
pembelajaran mutu, etika publik, yaitu “Menciptakan
nasionalisme, anti korupsi sekolah masa depan
5.2 Berdo’a bersama Saya dan siswa berdo’a
yang mandiri dan
sebelum memulai bersama dengan khidmat
unggul dalam
pembelajaran dan khusyuk sebelum
IPTEK dan
memulai pembelajaran
IMTAQ”.
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
Hal ini juga sejalan
nasionalisme
dengan salah satu
5.3 Mengabsen siswa Absensi/daftar Saya mengabsen siswa

28
hadir siswa dengan suara yang jelas misi sekolah yaitu
Menerapkan sikap : mengoptimalkan
akuntabilitas, etika publik, fungsi atau peran
nasionalisme warga sekolah dalam
peningkatan mutu
5.4 Melaksanakan Saya melaksanakan
pendidikan.
pembelajaran sesuai pembelajaran yang sesuai
dengan RPP yang dengan RPP
telah dibuat Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu

5.5 Membagi peserta Saya membagi peserta


didik kedalam didik secara acak tanpa
beberapa kelompok membedakan suku, agama
secara acak dan ras
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu
5.6 Membagikan LKPD Saya membagikan LKPD
kepada peserta didik kepada peserta didik

29
dengan sikap tubuh yang
baik
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme

5.7 Menayangkan video Saya menayangkan video


pembelajaran pembelajaran yang sesuai
dengan materi
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu

5.8 Memberikan Saya memberikan


penjelasan terkait penjelasan terkait video
video yang secara rinci dan dengan
ditampilkan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen

30
mutu
5.9 Meminta peserta Saya memimta peserta
didik untuk mengisi didik untuk mengisi LKPD
LKPD dengan jujur sesuai
kemampuan mereka
masing-masing
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu
5.10 Mengumpulkan Saya mengumpulkan
LKPD LKPD dengan tertib
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu
5.11 Menutup kegiatan Saya menutup kegiatan
pembelajaran dengan pembelajaran dengan
berdo’a bersama dan berdo’a bersama dan
bersalaman bersalaman dengan
tersenyum ramah
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,

31
nasionalisme, komitmen
mutu
6 Melaksanakan 6.1 Menyiapkan soal Soal Saya menyiapkan soal Melaksanakan
penilaian dengan penuh tanggung penilaian
kemampuan jawab kemampuan akhir
akhir peserta Menerapkan sikap : peserta didik sesuai
didik akuntabilitas, etika publik, dengan visi sekolah
nasionalisme, komitmen yaitu “Menciptakan
mutu sekolah masa depan
6.2 Membagikan soal Saya membagikan soal
yang mandiri dan
kepada peserta didik kepada peserta didik
unggul dalam
secara adil
IPTEK dan
Menerapkan sikap :
IMTAQ”.
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
Hal ini juga sejalan
mutu
dengan salah satu
6.3 Meminta peserta Saya meminta peserta
misi sekolah yaitu
didik untuk didik untuk
mengoptimalkan
menyelesaikan soal menyelesaikan soal yang
fungsi atau peran
yang diberikan diberikan secara teliti,
warga sekolah dalam
jujur dan tanggung jawab
peningkatan mutu
untuk menyelesaikan soal
pendidikan.
yang diberikan

32
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu
6.4 Mengumpulkan hasil Hasil post tes Saya mengumpulkan hasil
post tes peserta didik tes peserta didik dengan
tertib
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu
6.5 Memeriksa hasil Saya memeriksa hasil
pekerjaan peserta pekerjaan siswa secara
didik teliti, adil dan tidak
diskriminatif terhadap
siapapun
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu
6.6 Menyimpulkan nilai Daftar nilai Saya menyimpulkan nilai
akhir peserta didik post tes akhir peserta didik dengan
cermat dan jujur

33
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu
6.7 Melakukan Saya melakukan
perbandingan hasil perbandingan hasil pretes
pretes dan post tes dan post tes secara teliti
Menerapkan sikap :
akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu
6.8 Menarik kesimpulan Data Saya menarik kesimpulan
peningkatan dengan tepat
hasil belajar Menerapkan sikap :
peserta didik akuntabilitas, etika publik,
nasionalisme, komitmen
mutu

34

Anda mungkin juga menyukai