Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA

Laporan Pendahuluan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Minggu Kedua


Departemen Keperawatan Medikal Bedah

OLEH :
SRI WINARTI
18631794

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2020
A. KONSEP DASAR PENYAKIT

DEFINISI

Infeksi saluran nafas bawah masih menjadi masalah utama dalam bidang
kesehatan. World Health Organization(WHO) melaporkan infeksi saluran nafas bawah
sebagai infeksi penyebab kematian paling sering di dunia dengan hampir3,5 juta
kematian per tahun.
Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli,
serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Pnemonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Silvia A. Prince).
Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspiri substansi asing, berupa radang
paru-paru yang disertai eksudasi dan konsilidasi dan dapat dilihat melalui gambaran
radiologis (NANDA NIC-NOC, 2015)
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. (Dahlan,
Zuh 2006).
Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan
oleh agen infeksisus (Smeltzer & Bare, 2001: 571). Pneumonia adalah peradangan paru
yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur (Medicastore).
Pneumonia adalah penyakit infeksius yang sering menyebabkan kematian.
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantong-kantong
udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan
menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak
bisa bekerja. Karena inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita
pneumonia bisa meninggal.
ETIOLOGI

Menurut Nanda Nic-Noc (2015) penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering
disebabkan oleh streptoccus pnemonia, melalui slang infus oleh staphylococcus
aureus sedangkan pada oemakaian ventilatr oleh P. Aeruginosa dan enterobacter. Dan
masa kini terjadi karena perubahan keadan pasien seperti kekebalan tubuh dan
penyakit kronis, polusi ligkungan, penggunaan antibiotic yang tidak tepat. Setelah
masuk paru-paru organism bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengahlahkan
mekanisme pertahanan paru, terjadi pnemonia. Selan di atas penyebab terjadinya
pnemonia sesuai penggolongannya yaitu:

 Bakteri
Bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia adalah : Diplococus pneumonia,
Pneumococcus, Streptococcus Hemoliticus aureus, Haemophilus influenza,
Basilus friendlander (Klebsial pneumonia), Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah
steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis

 Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum disebabkan oleh
virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus
merupakan penyebab utama pneumonia virus. Virus lain yang dapat
menyebabkan pneumonia adalah Respiratory syntical virus dan virus
stinomegalik.
 Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung. Jamur yang dapat menyebabkan pneumonia adalah : Citoplasma
Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides
Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia.

 Protozoa

Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada
penderita AIDS.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat Pnemonia

• Umur dibawah 2 bulan

• Tingkat sosio ekonomi rendah

• Gizi kurang

• Berat badan lahir rendah

• Tingkat pendidikan rendah

• Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah

MANIFESTASI KLINIS

1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi ringan.
Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euphoria dan lebih aktif dari
normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda mengingeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan
awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada
punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang saat
suhu turun,
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak.
Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebioh
besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali memanjang
sampai tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan
petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dpat mementap
selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai
infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari nyeri
apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengklakan
mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusu pada bayi.
8. Keluhan nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit
(rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi,
krekels.

PENATALAKSANAAN
Menurut Nanda Nic Noc (2015) kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu
berat, bisa diberikan antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih
tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru
lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan
oksigen tambahan, cairan intervena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita
akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2
minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:
 Oksigen 1-2L/menit.
 IVFD dekstrose 10%:NACl 0,9% = 3:1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan
sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
 Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip.
 Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan kesimbangan
asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic diberikan sesuai
hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
 Ampasilin 100mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
 Kloramfenikol 75mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital based:
 Sefatoksim 100mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
 Amikasin 10-15mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi strukstural (misal: Lobar, bronchial); dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrat, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrat nodul (lebih sering virus).
Pada pneumonia mikroplasma, sinar x dada mungkin bersih.
 GDA (Gas Darah Arteri)
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit
paru yang ada
 Pemeriksaan darah.
Pada kasus pneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah
netrofil) (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000-40.000/m dengan pergeseran
LED meninggi.
 LED meningkat.
Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat dan
komplain menurun, elektrolit Na dan Cl mungkin rendah, bilirubin meningkat, aspirasi
biopsi jaringan paru

 Rontegen dada
Ketidak normalan mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada. Foto thorax bronkopeumonia terdapat bercak-bercak infiltrat
pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi
pada satu atau beberapa lobus.

 Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah


Dapat diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal,bronskoskopi fiberoptik, atau
biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab, seperti bakteri dan
virus. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi
langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi
cara ini tidak rutin dilakukan karena sulit.
 Tes fungsi paru
Volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar), tekanan jalan nafas mungkin
meningkat dan complain menurun. Mungkin terjadi perembesan (hipokemia).
 Elektrolit
Natrium dan klorida mungkin rendah.
 Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka
Dapat menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV),
karakteristik sel raksasa (rubella).
WOC
organisme

Normal (sistem Sel nafas bagian bawah stapilokokus


pertahanan) terganggu pneumokokus

Trombus
Virus Eksudat masuk ke alveoli

Toksin, coagulase
Kuman patogen Alveoli
mencapai bronkioli
terminalis merusak
sel epitel bersilis, sel Sel darah merah, Permukaan lapisan pleura
goblet leukosit, pneumokokus tertutup tebal eksudat trombus
mengisi alveoli vena pulmonalis

Cairan edema+leukosit
ke alveoli Nekrosis
Leukosit + fibrin
mengalami konsolidasi hemoragik
Konsilidasi
paru Leukositosis

Suhu tubuh meningkat


Kapasitasital,
compliance
menurun, hemorogik
Risiko kekuragan volume cairan
hipertermi
Intoleransi aktivitas

Defisiensi pengetahuan

Produksi sputum Abses pneumatocele


meningkat (kerusakan jaringan
paurt)

Ketidakefektifan
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
pola nafas
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN PNEUMONIA
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, Usia, Jenis kelamin, Tempat/Tanggal lahir, Alamat
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
2. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran
e. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
f. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
g. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia
(malnutrisi)
h. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
i. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)
j. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda :
sputum:merah muda, berkarat
perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Bunyi nafas menurun
Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
k. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
l. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6-8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan
rumah
m. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
Pada pemeriksaan fisik sistem pernafasan akan dijumpai tanda dan gejala
sebagai berikut :
Inspeksi
- Amati bentuk thorax,
- Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya,
- Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma,
penggunaan otot Bantu pernapasan,
- Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal,
- Gerakan dada,
- Adakah tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea,
- Apakah ada tanda tanda kesadaran meenurun
- Pada bagian yang sehat akan terdengar sonor dan bagian yang sakit akan
terdengar redup (nada lebih tinggi dengan waktu terdengarnya suara lebih
singkat).
Palpasi
‾ Gerakan pernapasan
- Raba apakah dinding dada panas
- Kaji vocal premitus
- Penurunan ekspansi dada
Perkusi
‾ Didapatkan suara bronkial, suara bisik jelas,kadang-kadang terdengar suara
gesek pleura.Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru
normal
Auskultasi
‾ Hipersonor , adanya tahanan udara Pekak/flatness, adanya cairan dalan
rongga pleura
‾ Redup/Dullnes, adanya jaringan padat
‾ Tympani, terisi udara.
‾ Adakah terdenganr stridor
‾ Adakah terdengar wheezing
‾ Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan
B2 (Blood)
Inspeksi: Memperoleh kelemahan fisik umum
Palpasi: Denyut nadi perifer melemah
Perkusi: Batas jantung tidak mengalami pergeseran
Auskultasi: Tekanan darah biasanya normal. Jantung ekstra suara biasanya
tidak diperoleh.
B3 (Brain)
Klien dengan gangguan pneumonia akan sering kehilangan
kesadaran, sianosis diperoleh bila perifer perfusi jaringan berat gangguan.
Pada penilaian obyektif, wajah klien tampak meringis, menangis, merintih,
menggeliat, dan membentang.
B4 (Bladder)
Pengukuran volume urin yang berhubungan dengan asupan cairan.
Oleh karena itu, perawat perlu memantau keberadaan oliguria karena
merupakan tanda awal syok.
B5 (Bowel)
Pada klien Pneumonia dijumpai adanya konsolidasi abdomen. Klien
biasanya juga mengalami mual, muntah, nafsu makan menurun, dan
penurunan berat badan.

B6 (Bone)
Pada klien Pneumonia sering terjadi kelemahan otot yang dapat mengganggu
sistem pernafasan.

2. Diagnosa /Masalah Keperawatan


a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi dan obstruksi jalan
nafas
b. Ketidakefektifan pola nafas
c. Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, takipnea, demam
d. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory
e. Defisiensi pengetahuan b.d perawatan anak pulang
3. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan dan kreteria Intervensi Rasional


hasil
1. Ketidak Setelah dilakukan NIC label
efektifan bersihan tindakan keperawatan Respiratory Monitoring
jalan nafas b.d selama ..x .. jam
1. Untuk mengetahui
inflamasi dan diharapkan jalan nafas 1. Monitor vital sign (suhu,
keadaan umum klien.
obstruksi jalan nafas pasien bersih RR, Nadi)
NOC 2. Monitor respirasi dan
2. Penurunan bunyi napas
 Respiratory status: oksigenasi
dapat menunjukkan
ventilation 3. Auskultasi bunyi napas
atelektasis
 Respiratory status: 4. Anjurkan keluarga pasien
airway patency memberikan minuman 3. Untuk mencatat adanya
Kriteria hasil: hangat atau susu hangat suara napas tambahan.
 Mendomonstrasika 5. Kolaborasi dalam
4. Berguna untuk
n batuk efektif dan pemberian terapi nebulizer
melunakan secret
suara nafas bersih, sesuai indikasi
tidak ada sianosis 6. Berikan O2 dengan
5. Untuk melancarkan
dan dyspneu menggunakan nasal
mengencerkan dahak dan
 Menunjukkan jalan 7. Penghisapan (suction) sesuai
melancarkan jalan nafas.
nafas yang paten indikasi.

 Mampu 6. Untuk membantu pasien


mengidentifikasi
bernafas lebih
dan mencegah
baik/mengurangi sesak
faktor yang dapat
nafas
menghambat jalan
nafas
7. Merangsang batuk atau
pembersihan jalan nafas
suara mekanik pada faktor
yang tidak mampu
melakukan karena batuk
efektif atau penurunan
tingkat kesadaran.

2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC 1. Untuk memastikan ada


pola nafas tindakan keperawatan atau tidaknya sumbatan
1. Buka jalan nafas
selama ..x .. jam pada jalan nafas
2. Pastikan posisi untuk
diharapkan pola nafas 2. Agar pasien dapat
memaksimalkan ventilasi
pasien normal bernafas dengan
3. Auskultasi suara nafas, catat
NOC: optimal/lebih baik
adanya suara tambahan
3. Untuk mengetahui
 Respiratory 4. Monitor vital sign
status: ventilasi (pernafasan) dan status O2 adanya suara nafas
 Respiratory 5. Keluarkan secret dengan tambahan
status: airway batuk atau suction 4. Untuk mengetahui
patency kondisi pernafasan
 Vital sign status pasien dan status O2
5. Untuk mengeluarkan
Kriteria hasil:
secret yang
 Mendemonstrasi menghambat jalan
kan batuk nafas
efektif, suara
nafas yang
bersih, tidak ada
cyanosis,
dyspneu
 Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (irama
nafas, tidak
tercekik, tidak
ada nsuara nafas
abnormal)
 Tanda-tanda
vital dalam
rentang normal

3. Kekurangan Setelah dilakukan NIC


volume cairan b.d tindakan keperawatan 1. Monitoring status hidrasi 1. Untuk mengetahui status
intake oral tidak selama ..x.. jam (kelembaban membrane mukosa, hidrasi pasien
adekuat, takipnea, diharapkan kebutuhan nadi yang adekuat) secara tepat
demam volume cairan pasien 2. Atur catatan intake dan 2. Untuk memastikan jumlah
terpenuhi. output cairan secara akurat cairan yang masuk dan
NOC keluar
 Fluid balance 3. Beri cairan yang sesuai 3. Untuk memenuhi
 Hydration kebutuhan cairan pasien

 Nutritional Fluid monitoring:

status: food and 4. Identifikasi factor risiko 4. Untuk mengetahui factor

fluid intake ketidakseimbangan cairan risiko ketidakseimbangan

Kriteria hasil: (hipertermi, infeksi, muntah dan cairan dan mencegah

 Mempertahanka diare) secara dini factor tersebut

n urine output 5. Monitoring tekanan darah, 5. Komplikasi letal dapat

sesuai dengan nadi dan RR terjadi selama awal


usia, dn BB, BJ, periode pengobatan
urien normal, antimikroba. Kurva suhu
HT normal tubuh memberikan indeks
 Tekanan darah, respon pasien terhadap
nadi, suhu tubuh terapi. Hipotensi yang
dalam batas terjadi dini pada
normal perjalanan penyakit dapat
 Tidak ada tanda- mengindikasikan hipoksia
tanda dehidrasi, atau bakterimia.
elestisitas turgor Antipiretik diberikan
kulit baik, dengan kewaspadaan,
membran karena antipiretik dapat
mukosa lembab, mengakibatkan penurunan
tidak ada rasa suhu dan dengan demikian
haus yang IV teraphy: mengganggu evalusasi
berlebihan 6. Lakukan 5 benar pemberian kurva suhu
terapi infuse (benar obat, dosis, 6. Untuk memastikan terapi
pasien, rute, frekuensi) diberikan secara benar
7. Monitoring tetesan dan
tempat IV selama pemberian 7. Untuk memastikan
pemberian terapi diberikan
secara tepat
4. Intoleransi Setelah dilakukan NIC Activity Therapy 1. Untuk dapat memberikan
aktivitas b.d isolasi tindakan keperawatan 1. Kaloborasikan dengan tenaga program yang sesuai dan
respiratory selama ..x.. jam rehabilitasi medik dalam tepat.
diharapkan energi merencanakan program terapi 2. Untuk mengetahui
psikologis maupun yang tepat kemampuan pasien dalam
fisiologi pasien 2. Bantu pasien melakukan suatu aktivitas
terpenuhi mengidentifikasikan aktivitas 3. Untuk membantu pasien
NOC yang mampu dilakukan dalam beraktivitas
 Energy 3. Bantu untuk mendapatkan alat 4. Untuk dapat mengetahui
conervation bantuan aktivitas seperti kursi kekurangan pasien dalam
 Activity roda beraktivitas dan
tolerrance 4. Bantu pasien dan keluarga memberikan penanganan
 Self care: Adls untuk mengidentifikasi yang tepat
Kriteria hasil: kekurangan dalam aktivitas 5. Untuk bisa membuat

 Berpartisipasi 5. Bantu pasien mengembangkan pasien selalu termotivsi

dalam aktifitas motivasi dan peguatan dan besemangat

fisik tanpa 6. Monitor respon fisik, emosi, 6. Untuk mengetahui

disertai sosial, dan spiritual kesanggupan dan

peningkatan keinginan pasien dalam

tekanan darah, melakukan aktivitas

nadi, RR
 Mempu
melakukan
aktivitas sehari-
hari secara
mandiri
 Tanda tanda
vital normal
 Energy
psikomotor
 Level
kelemahan
 Mampu
berpindah:
dengan atau
tanpa bantuan
 Status
kardiopulmonari
adekuat
 Sirkulasi status
baik
 Status respirasi:
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat
5. Defisiensi Setelah dilakukan 1. Berikan penilaian tentang 1. Untuk bisa mengukur
pengetahuan b.d tindakan keperawatan tingkat pengetahuan pasien tingkat pengetahuan
perawatan anak selama ..x.. jam tentang proses penyakit keluarga pasien
pulang diharapkan yang spesifik 2. Untuk mempermudah
pengetahuan keluarga 2. Gambarkan tanda dan gejala keluarga pasien
pasien bertambah. yang biasa muncul pada mengerti tentang
NIC penyakit, dengan cara yang penyakit pasien dan
tepat dapat mengetahui tanda
 Knowlwdge:
3. Identifikasi kemungkinan dan gejalanya
disease process
penyebab dengan cara yang 3. Untuk mengetahui
 Knowledge:
tepat penyebab yang dapat
health Behavior
4. Diskusikan pilihan terapi menimbulkan penyakit
Kriteria Hasil: atau penanganan pasien menjadi semakin
memburuk
 Keluarga pasien
4. Untuk bisa memberikan
menyatakan
terapi yang tepat pada
paham tentang
pasien
penyakit,
kondisi,
prognosis, dan
program
pengobatan
 Keluarga pasien
mampu
melakukan
prosedur yang
dijelaskan
secara benar
 Keluarga pasien
mampu
menjelaskan
kembali apa
yang dijelaskan
perawat/tim
kesehatan
lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer,Suzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &Suddarth


volume 1.Jakarta:EGC
Nurarif, Amin Huda. 2015. Nanda. Nic Noc Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
Dochterman, Joanne McCloskey et al.2004.Nursing Interventions Classification
(NIC).Missouri : Mosby
Moorhead, Sue et al. 2008.Nursing Outcome Classification (NOC).Missouri : Mosby
Dahlan, Zul. 2006. Buku Ajar Ilmu Pernyakit Dalam. Jakarta: balai penerbit FKUI
World Health Organization. Global action plan for prevention and control of pneumonia.
2009.

Anda mungkin juga menyukai