Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

KROMATOGRAFI KERTAS DAN KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS


(KLT)

Nama : Geita Yulyan Firel

Nim/Bp : 18036052

Prodi : Kimia nk B

Kelompok : 7 (Tujuh)

Anggota : 1. Nadia

2. Syilla Nurvidayah

3. Tiwi Reflia

Dosen : 1. Dr. MAWARDI, M.Si

2. Dr. DESY KURNIAWATI, S.Pd, M.Si

Asisten Dosen : 1. Meri Novia Nurman

2. Rini Kristina Ali

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

KROMATOGRAFI KERTAS DAN KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS


(KLT)

Nama : Geita Yulyan Firel

Nim/Bp : 18036052

Prodi : Kimia nk B

Kelompok : 7 (Tujuh)

Anggota : 1. Nadia

2. Syilla Nurvidayah

3. Tiwi Reflia

Dosen : 1. Dr. MAWARDI, M.Si

2. Dr. DESY KURNIAWATI, S.Pd, M.Si

Asisten Dosen : 1. Meri Novia Nurman

2. Rini Kristina Ali

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KROMATOGRAFI KERTAS DAN KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS (KLT)

A. Tujuan
1. Dapat menggunakan metode kromatografi kertas untuk memisahkan suatu
campuran
2. Terampil menggunakan metode kromatografi dsebagai metode pemisahan
3. Dapat mengetahui penerapan dari KLT
4. Terampil menggunakan alat-alat untuk percobaan KLT

B. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis/ 26 Maret 2020
Waktu : 07.00-09.40
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UNP

C. Teori Dasar

Kromatografi pertama kali dikembagkan oleh Gorgon, Martin, dan Synge dengan
menggunakan kertas sebagai pengganti kolom. Pada kromatografi kertas, bahan kertas yang
digunakan adalah kertas saring khusus yang lebih murni daripada kertas ssaring biasa. Kertas
saring tersebut tersebut mengandung selulosa dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Selulosa
tersebut dapat mengikat molekul air dengan kuat melalui ikatan hidrogen.

Air yang terdapat pada selulosa tersebut bertindak sebagai fasa diam, sedangkan safa
geraknya adalah pelarut organik yang tidak polar. Mekanisme proses kromatografi kertas
adalah mekanisme partisi karena fasa diam dan fsaa geraknya berupa cairan. Dalam hal ini
fasa diam harus lebih polar dari fasa geraknya.

Teknik pemisahan kromatografi kertas ini didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen
dalam fasa gerak. Kecepatan bergerak komponen dalam eluen tidak sama cepatnya akibat
perbedaan kelarutan komponen dalam eluen. Halinilah yang pada akhirnya memberikan
terhadap masing masing komponennya.

Dengan emilih pelarut yang sesuai, maka ion ion logam dapat dipisahkan satu sama
lainnya setelah dilakukan pengembangan yang ccukup. Untuk menentukan komponen yang
terdapat pada kromatogram digunakan faktor retensi (Rf)

Rf= Jarak yang ditempuh noda/Jarak yang ditempuh eluen.

Kromatografi lapisan tipis merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
memisahkan suatu komponen dalam campurannya. Dalam kromatografi lapisan tipis.
Pemisahan dilakukan dalam suatu lapisan tipis dimana fasa diamnya disebarkan diatas suatu
pelat gelas. Pemisahan ini karena proses kesetimbangan yang berturut turut dari molekul
komponen antara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Perbedaan interkasi dari berbagai
molekul komponen dengan fasa diam menyebabkan komponen bergerak dalam kecepatan
yang berbeda sehinnga pada akhirnya kompinen tersebut akan terpisah satu sama lain.

Mekanisme pemisahannya adalah adsorbs karena fasa diamnya berupa padat dan fasa
geraknya cair yang didasarkan pada adsorbs kompne-komponennya pada adsorben.

Kekuatan adsorbs sebagai komponen cuplikan zat adsorbanitu tidak sama., sehinggan
komponen tersebut akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda (Tim Kimia Analitik,
2020).

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen
menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan
salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena
banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT
termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas. Kromatografi juga
merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun
cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya
hidrofobik seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi
kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis
fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan
isolasi senyawa murni skala kecil (Fessenden,2003).

Teknik KLT dikembangkan tahun 1938 oleh Ismailoff dan Schaiber. Adsorbent dilapiskan
pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam. Fase bergerak akan merayap
sepanjang fase diam dan terbentuklah kromatogram. Ini dikenal juga sebagai kromatografi
kolom terbuka. Metode ini sederhana, cepat dalam pemisahan dan sensitive. Kecepatan
pemisahan tinggi dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan.
Biasanya yang sering digunakan sebagai materi pelapisnya adalah silica gel, tetapi kadangkala
bubuk selulosa dan tanah diatome, kieselguhr juga dapat digunakan. Untuk fase diam
hidrofilik dapat digunakan pengikat seperti semen Paris, kanji, dispersi koloid plastik, silica
terhidarsi. Untuk meratakan pengikat dan zat pada pengadsorpsi digunakan suatu aplikator.
Sekarang ini telah banyak tersedia kromatografi lapisan tipis siap pakai yang dapat berupa
gelas kaca yang telah terlapisi, kromatotube dan sebagainya. Kadar air dalam lapisan ini harus
terkendali agar didapat hasil analisis yang reprodusibel (Khopkar, 2010).

KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap
maupuncuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik
seperti lemak dankarbohidrat. KLT dapat digunakan untuk menentukan eluen pada analisis
kromatografi kolom danisolasi senyawa murni dalam skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk
pengembang pada KLT disesuaikandengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Sebagai
fase diam digunakan silika gel, karena tidakakan bereaksi dengan senyawa atau pereaksi yang
reakstif. Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah nilai Rf, nilai Rf berguna untuk
identifikasi suatu senyawa. Nilai Rf suatusenyawa dalam sampel dibandingkan dengan nilai
Rf dari senyawa murni. Nilai Rf didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh
senyawa pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh olehpelarut sebagai
fase gerak (Wiryawan, 2008).
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan  yang mana analit – analit dalam
sampel terdistribusi antara dua fase yaitu fase diam dan gerak. Fase diam dapat berupa bahan
padat dalam bentuk molekul kecil atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung
padat atau dilapiskan pada dinding kolom. Fase gerak dapat berupa  gas atau cairan. Jika gas
digunakan sebagai fase gerak maka prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas.  Dalam
kromatografi cair dan juga kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan selalu cair
(Rohman, 2009).
Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan
distribusi suatu senyawa pada dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan
sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas adalah
salah satu pengembangan dari kromatografi kortesi yang menggunakan kertas sebagai
padatan pendukung fase diam. Oleh karena itu, disebut kromatografi kertas, sebagai fase
diam adalah air yang teradsorbsi pada kertas dan sebagai larutan pengembang biasanya
pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air .
Pemisahan kromatografi pianar (kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas)
pada umumnya dihentikan sebelum semua fase gerak melewati seluruh permukaan fase
diam. Solut pada kromatografi ini dialihkan dengan faktor relandasi atau jarak migrasi
solut terhadap jarak ujung fase geraknya. Faktor retordasi solut (R), didefinisikan sebagai
berikut :
Jarak yang ditempuh solut
RF =
Jarak ditempuh fase gerak

(Basset, 1994).

Pemisahan dengan  Kromatografi Lapis Tipis (KLT)  digunakanuntuk mencari fase


gerak yang terbaik yang akan digunakan dalam kromatografi kolom. Fase diamyang
digunakan pada KLT adalah silika gelGFdan sebagai fase gerak
digunakannheksana,kloroform, etil asetat dan n-butanol.Bejana kromatografi sebelum
digunakan untukelusi, terlebih dahulu dijenuhkan dengan fasegeraknya. Sedikit fraksi positif
flavonoid yaitufraksi n-heksana dilarutkan dengan pelarutnya(eluen yang akan dipakai)
kemudian ditotolkanpada plat kromatografi lapis tipis denganmenggunakan pipa kapiler.
Setelah kering laludimasukkan dalam bejana. Bila fase gerak telahmencapai batas yang
ditentukan, plat diangkat,dan dikeringkan di udara terbuka. Sebagaipenampak noda digunakan
asam sulfat. Nodayang terbentuk diamati dengan lampu UV 254 nm dan 366 nm kemudian
dihitung Rf-nya (Asih, 2009).

   Kromatografi melibatkan pemisahan terhadap campuran berdasarkan perbedaan -


perbedaan tertentu yang dimiliki oleh senyawanya. Perbedaan yang dapat dimanfaatkan
meliputi kelarutan dalam berbagai pelarut serta sifat polar. Kromatografi biasanya terdiri dari
fase diam (fase stationer) dan fase gerak (fase mobil).Fase gerak membawa komponen suatu
campuran melalui fase diam, dan fase diam akan berikatan dengan komponen tersebut dengan
afinitas yang berbeda-beda. Jenis kromatografi yang berlainan bergantung pada perbedaan
jenis fase, namun semua jenis kromatografi tersebut berdasar pada asas yang sama
Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan dengan memanipulasi
sifat-sifat dari senyawa, yaitu :
1) kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan)
2) kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk padat (absorbsi)
3) kecenderungan suatu molekul untuk menguap ( Underwood, 1999).

D. Alat dan Bahan

1. Alat
a. Gelas Kimia 250 mL
b. Pelat Kaca
c. Kaca Arloji
d. Gelas Ukur 100 mL
e. Gelas Ukur 25 mL
f. Pipa Kapiler
g. Gelas Ukur 10 mL
h. Tabung Reaksi
i. Pipet Tetes
j. Rak Tabung Reaksi
k. Gelas Ukur 5 mL
l. Labu Ukur 100 mL

2. Bahan
a. Spidol
b. Alkohol
c. Kertas whatmann
d. Akuades
e. Bahan alam
f. Etanol
g. Asam asetat
h. Heksanal
i. Plat kromatografi

E. Prosedur Kerja

Prosedur Kerja Pengamatan dan Reaksi

Video 1 : sampel campuran pewarna


1. CARA KERJA KLT Jarak tempuh pelarut = 4 cm
Jarak tempuh zat A (biru) = 1 cm
A. Membuat Lempeng Alumina Jarak tempuh zat B (kuning) = 3 cm

Video 2 :
Bersihkan plat kaca sampel = campuran tinta
jarak tempuh pelarut = 15 cm
jarak tempuh tinta biru = 14,7 cm
+ 3 g serbuk alumina dan 6 mL aquades
jarak tempuh tinta merah = 13,2 cm

sampel : ekstrak daun bayam


Aduk jarak tempuh pelarut = 15 cm
jarak tempuh zat orange = 14,1 cm
jarak tempuh zat kuning = 13,4 cm
+ 1 mL bubur tsb dan sebarkan diatas jarak tempuh zat hijau terang = 6,9 cm
lempeng keca jarak tempuh zat hijau tua = 3,3 cm

Keringkan

Buat garis batas bawah jarak 1 cm

A. Memisahkan Komponen Sampel


Alam

Rendam sampel

Ekstraks sampel

Teteskan zat yang dipisahkan

Masukkan dalam bejana berisi pelarut.


Noda yang ditotolkan jangan tercelup
dalam fasa gerak

Apabila telah sampai batas atas,


Keluarkan kromatogram dan deteksi noda
dengan sinar UV

Tentukan harga Rf masingmasing noda

2. CARA KERJA KROMATOGRAFI


KERTAS

Membuat kertas kromatogram


whatmann 10x4 cm dengan batas
bawah 1 cm dari ujung
Jenuhkan kertas

Totolkan titik dgn tinta pda gris batas


bawah dn biarkan tinta kering

+ Alkohol sampai batas bawah tdk


trbenam

Gantungkan kertas kromatogram

Biarkan eluen naik

Setelah mencapai batas, keluarkan


kromatogram dan keringkan

tentukan Rf

Ulangi Percobaan dg campuran lain

F. Perhitungan
1.Video 1 :
Sampel campuran pewarna

jarak tempuh zat terlaut 1 cm


Rf zat A (Biru) = = = 0,25
jarak tempuh pelarut 4 cm

jarak tempuh zat terlaut 3 cm


Rf zat B (Kuning) = = = 0,75
jarak tempuh pelarut 4 cm

2.Video 2 :

Sampel campuran tinta


14,7 cm
Rf tinta biru = = 0,98
15 cm

13,2cm
Rf tinta merah = = 0,88
15 cm

Sampel ekstrak daun bayam

14,1cm
Rf komponen warna orange = = 0,94
15 cm

13,4 cm
Rf komponen warna kuning = =0,89
15 cm

6,9 cm
Rf komponen warna hijau terang = = 0,46
15 cm

3,3 cm
Rf komponen warna hijau gelap = = 0,22
15 cm

G. Pembahasan

Metode Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan zat zat penyusun
suatu campuran berdasarkan perbedaan kemampuan melarut dalam pelarut tertentu dengan
menggunakan kertas sebagai medianya

Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi


komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang
sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang
didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase
diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-
komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.

Secara fisik kromatografi kertas memiliki teknik-teknik yang sama dengan kromatografi
lapis tipis , tetapi sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi fase cair-cair. teknik yang
sangat sederhana dengan beberapa langkah dalam analisis kromatografi kertas, meliputi
pemilihan dan mempersiapkan kertas saring yakni lembaran selulosa yang mengandung
kelembaban tertentu.

Kromatografi kertas merupakan kromatografi dengan menggunakan kertas


penyaring sebagai penunjang fase diam dan fase gerak berup cairan yang terserap di
antara struktur pati kertas.

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah fase serap. Fase gerak adalah fase pelarut
campuran pelarut yang sesuai. Adsorben adalah penyerap dalam kromatografi kertas saring
yaitu selulosa. Cairan fase yang bergerak yang biasanya berupa cairan dari pelarut organic
dan air, karena mengalir membawa noda cuplikan yang ditotolkan pada kertas dengan
kecepatan yang berbeda. Fase mobile (pelarut) dapat beragam, misalnya air,etanol, asam
asetat dan lain-lain. Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisis kualitatif bersifat polar
misalnya : asam amino, gula atau pigmen-pigmen lain kromaografi kertas hal ini dikarenakan
ditetapkan analisis campuran asam amino memiliki sifat larut dalam air dan tidak mudah
menguap.

Pada percobaan ini terdapat dua zat pewarna murni . kita dapat menentukan RF dengan
meneteskan sedikit pewarna yang berbeda di kertas saring yang berbeda , kemudian
dicelupkan kedalam pelarut , dari video dapat kita lihat bahwa trjadi pemisahan warna dari
pemisahan warna tersebut kita dapat menentukan RF nya yaitu 0,75 dan pewarna kedua RF
nya adalah 0,25 .

Apabila dua zat pewarna itu dicampur , nilai RF dari campuran tersebut dapat dihitung ,
campuran tersebut di teteskan pada kertas dan dicelupkan pada pelarut . Ketika dicelupkan ke
dalam pelarut terjadi pemisahan zat warna . Pemisahan warna terjadi karena masing masing
zat pewarna mempunyai kemampuan melarut yang berbeda dalam pelarut yang sama
sehingga zat pewarna yang lebih mudah larut memiliki kecepatan yang lebih tinggi daripada
zat pewarna yang memiliki kemampuan melarut lebih rendah .

Ternyata hasil RF dari zat pewarna yang dicampurkan sama dengan zat RF pewarna
murninya .

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan suatu teknik kromatografi sederhana


dengan menggunakan lempeng kaca yang ditutupi penyerap bentuk lapis tipis dan kering
seperti silika gel, alumina, selulosa dan poliamida. Teknik kromatografi lapis tipis ini
memiliki kelebihan yang nyata jika dibandingkan dengan kromatografi kertas yaitu ketajaman
pemisahannya yang lebih besar serta kepekaannya yang lebih tinggi.

Pada dasarnya, teknik kromatografi ini, membutuhkan zat terlarut yang terdistribusi di
antara dua fase, yaitu fase diam (silika gel yang mengikat molekul air), dan fase gerak yaitu
pelarut organik yang sesuai. Fase gerak (eluen) adalah yang berperan penting pada proses
elusi bagi larutan untuk melewati fasa diam (adsorben). Interaksi antara adsorben dengan
eluen sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan
komponen sampel secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluen.

Pada percobaan KLT kita harus menyiapkan pelarut terlebih dahulu , pelarut disini
berperaan sebagai fase gerak , dikatakan fase gerak karena pelarut berfungsi sebagai larutan
yang dapat membawa sampel dan mampu menarik sampel yang ditotolkan pada plat lapis
tipis. setelah menyiapkan pelarut yang sesuai perlu pula disiapkan plat KLT yang diukur
terlebih dahulu. Pada pembuatan garis kita menggunakan pensil, agar tidak terjadi reaksi
antara pensil yang digoreskan pada kertas dengan sampel. Selanjutnya pewarna diteteskan
pada plat KLT kemudian dikeringkan agar sampel teradsorbsi dengan baik oleh fasa diam
serta untuk mencegah terjadinya rekasi antara sampel dengan pelarut. selajutnya dimasukkan
ke dalam chamber untuk mengembangkan kromatogram (elusi). Setelah warna bergerak naik
dan telah sampai pada batas yang ditentukan tadi. Proses elusi sampel bergerak naik dengan
adanya gaya kapiler. Senyawa polar akan melekat lebih kuat pada lempengan dari pada
senyawa non polar akibat interaksi dipol-dipol. Senyawa non polar kurang melekat erat pada
fasa diam sehingga memiliki laju alir yang lebih besar ke atas lempeng begitu sebaliknya
dengan senyawa non polar, dimana jarak tempuh ke atas lempeng merupakan cermin polaritas
senyawa . Setelah ini baru kita dapat menentukan Rf dari pewarna tersebut .
H. Kesimpulan

1. Prinsip kromatografi adalah pemisahan yang didasarkan atas perbedaan distribusi dan
komponen-komponen campuran tersebut di antara dua fase yaitu fase diam dan fase
bergerak

2.  Teknik pemisahan dengan kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis merupakan


teknik pemisahan kromatografi planar dimana zat – zat dipisahkan berdasarkan perbedaan
migrasi solute/ zat terlarut antara dua fase (fase gerak dan fase diamnya).

3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan suatu teknik kromatografi sederhana


dengan menggunakan lempeng kaca yang ditutupi penyerap bentuk lapis tipis dan kering
seperti silika gel, alumina, selulosa dan poliamida.

4. Kromatografi Kertas adalah metode yang digunakan untuk memisahkan zat zat
penyusun suatu campuran berdasarkan perbedaan kemampuan melarut dalam pelarut
tertentu dengan menggunakan kertas sebagai medianya

5. Pada kromatografi kertas, fase diamnya berupa kertas yang mengandung selulosa,


sedangkan pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya dilapisi dengan plat tipis
(aluminium) sebagai penunjang adsorbennya.

6. Prinsip dari kromatografi lapis tipis yaitu pemisahan senyawa berdasarkan kepolaran
fase diam dan senyawa yang diuji.
I. Jawaban Pertanyaan

1. Jelaskan prinsip pemisahan secara kromatografi

Jawab : Pemisahan yang didasarkan atas perbedaan distribusi dan komponen-komponen


campuran tersebut di antara dua fase yaitu fase diam dan fase bergerak.

2. Jelaskan prinsip pemisahan komponen dengan kromatografi kertas

Jawab : Prinsip Kromatografi Kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi


didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan
fase diam dan kepolaran komponen.

3. Tuliskan fasa diam dan fasa gerak yang digunakan dalam kromatografi kertas

Jawab : Fasa diam itu adalah larutan non organik, sedangkan fasa geraknya adalah pelarut
organik.

4. Apa yang dimaksud dengan fasa diam, fasa gerak dan kertas kromatogram

Jawab : Fasa gerak adalah larutan pengembang yang dapat bergerak naik pada fasa


diam sambil membawa sampel bersamanya.

Fase diam adalah yang dilalui sama fase gerak untuk memisahkan komponen-komponen


yang ada dicampuran sampel.

Keras kromatogram adalah alat yang digunakan untuk pemisahan campuran dari larutan.

5. Jelaskan mekanisme pemisahan dengan KLT

Jawab : Dengan memisahkan campuran yang tidak volatil.

6. Tuliskan fasa diam dan fasa gerak yang digunakan dalam KLT

Jawab : Fasa diam berupa padatan dan fasa geraknya berupa cairan dan gas.

7. Jelaskan 5 perbedaan kromatografi kertas dengan KLT

Jawab : Bercak pada warna, Jarak dalam arah aliran pelarut, Kepolaran, Alat dasar yang
digunakan, Fasa gerak dan Fasa diam.
8. Tuliskan beberapa penerapan KLT dalam kehidupan sehari hari dan dalam dunia
industri

Jawab : a. Menetukan berbagai kandunganzat dalam suatu cairan

b. Penentuan jumlah komponen suatu senyawa

DAFTAR PUSTAKA

Asih, A. (2009). Isolasi dan Identifikasi Senyawa Isoflavon Dari Kacang Kedelai . Jurnal
Kimia 3 (1) , 33-40. Universitas Udayana , Bukit Jimbaran.

Basset, J. Dkk. 1994. “VOGEL” Kimia analis kuantitatif. Jakarta :EGC.

Fessenden R.J dan J.S Fessenden. 2003. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta:Erlangga .

Khopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Rohman.A, 2003. Kromatografi untuk Analisis. Obat Graha Ilmu : Jakarta.

Tim Kimia Analitik, 2020. Penuntun Praktikum Kimia Analitik 2. Padang : UNP .

Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.


Wiryawan, Adam. 2008. Kimia Analitik. Jakarta : Dirjen Pendidikan.
LAMPIRAN

Persiapan alat dan bahan mengukir 4 cm dari bawah dan

Membuat garis tengah

Mengambil sampel dg kapiler menotolkan sampel

Memasukkan kertas saring ke dalam hasil pergerakkan noda pada KKT

Gelas kromarografi dan menunngu

Bebrapa saat
Hasil pergerakkan noda pada KLT

Anda mungkin juga menyukai