Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Merger
Merger adalah salah satu strategi ekspansi perusahaan atau restrukturisasi perusahaan dengan
cara menggabungkan dua perusahaan atau lebih. Dalam merger hanya ada satu perusahaan
yang dibiarkan hidup, sementara perusahaan lainnya dibubarkan tanpa likuidasi.

Contoh : penggabungan tiga perusahaan farmasi pada tahun 2005 yaitu PT Kalbe Farma Tbk,
PT Dankos Laboratories Tbk, dan PT Enseval. Dalam penggabungan ini, badan hukum yang
dipertahankan adalah PT Kalbe Farma Tbk, sedangkan kedua perusahaan lainnya dibubarkan.
Semua aset dan kewajiban perusahaan yang menggabungkan diri (PT Dankos dan PT
Enseval) selanjutnya akan beralih ke dalam PT Kalbe Farma. Karena PT Kalbe Farma dan PT
Dankos sudah menjadi perusahaan terbuka yang menjual sahamnya di Pasar Modal
Indonesia, proses mergernya juga wajib dilakukan menurut aturan Badan Pengawasan Pasar
Modal (Bapepam).

Tujuan Meger

1. Tujuan perusahaan melakukan merger, diantaranya:


2. Diversifikasi untuk pertumbuhan.
3. Diversifikasi menurut pasar atau pelanggan untuk mengimbangi faktor-faktor
musiman, untuk menetralisir pasar produk yang menurun, dan sebagainya.
4. Perluasan,penyempurnaan,atau komplementasi lini produk.
5. Mendapatkan kemampuan riset dan pengembangan yang diperlukan.
6. Penciptaan atau perolehan lini produk baru.
7. Integrasi, sehingga mendapatkan penawaran yang cukup dari bahan-baku atau suku
cadang yang kritis.
8. Perluasan pasar, termasuk pasar di luar negeri yang belum dijamah.
9. Memperbaiki manajemen.
10. Memperoleh fasilitas-fasilitas pengolahan atau riset yang baru.

Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan
yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)
Kekurangan Merger

Merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang
saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut
diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642).

2. Pengertian Konsolidasi

Konnsolidasi adalah situasi di mana perusahaan yang terpisah menjadi satu. Kadang-kadang
digambarkan sebagai merger, meskipun secara teknis ini adalah dua situasi yang berbeda.
Dalam merger, baru bisnis terbentuk ketika satu perusahaan menyerap yang lain, dalam
konsolidasi, perusahaan bergabung pada istilah yang relatif sama untuk membentuk satu
perusahaan baru. Namun, kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian.

Konsolidasi dapat juga dikatakan menyatukan seluruh sumber daya, peluang dan kekuatan
untuk memenangkan persaingan jangka panjang, Memenangkan persaingan berarti menjadi
yang terbaik dalam melayani kebutuhan konsumen/klien saat ini dan dimasa datang.

Contoh : pembentukan Bank Mandiri yang berasal dari peleburan empat Bank BUMN yang
sedang sekarat akibat dampak krisis moneter 1997/1998, yaitu Bank BDN, Bank Bumi Daya,
Bank Ekspor Impor, dan Bank Bapindo. Kebijakan peleburan empat Bank BUMN tersebut
diambil pemerintah guna menyelematkan bank dari risiko kebangkrutan karena pada saat itu
modal keempat Bank BUMN tersebut sudah negatif.

Tujuan Konsolidasi

Tujuan Konsolidasi antara lain:

Secara alamiah usaha yang dimulai dengan skala kecil perorangan mengalami fase-fase
perkembangan mulai dari start up, bertahan hidup dan tumbuh. Pada saat perusahaan
mencapai periode tumbuh maka perlu dilakukan konsolidasi dengan serius, jika konsolidasi
dilakukan setengah hati maka perusahaan akan mengalami stagnasi atau malah mundur.

Kelebihan Konsolidasi. 

Konsolidasi yang dilakukan mempunyai kelebihan sebagai berikut :

 akan mempunyai kekuatan yang lebih besar dalam menghadapi persaingan dengan
perusahaan atau kelompok lain.
 menghindari likuidasi bagi perusahaan yang mengalami kesulitan permodalan.
Kekurangan Konsolidasi. 

Selain mempunyai kelebihan, konsolidasi juga mempunyai kekurangan. Kekurangan


konsolidasi yaitu :

 dengan adanya peleburan beberapa perusahaan, mengakibatkan perusahaan lama akan


hilang.
 membutuhakan waktu lagi untuk memperkenalkan perusahaan baru hasil dari
konsolidasi.

3. Pengertian Akuisisi

Akuisisi perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengambilalihan perusahaan


dengan cara  membeli saham mayoritas perusahaan sehingga menjadi pemegang saham
pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik perusahaan yang mengambil alih (pengakuisisi)
maupun perusahaan yang diambil alih (diakuisisi) tetap hidup sebagai badan hukum yang
terpisah.

Contoh : pengambilalihan saham mayoritas pabrik rokok asal Indonesia (PT HM Sampoerna)
oleh perusahaan rokok asal Amerika (Philip Morris Ltd). Akibat akuisisi tersebut, kendali
perusahaan PT HM Sampoerna tidak lagi berada di tangan keluarga besar Sampoerna tetapi
sudah beralih tangan Philip Morris Ltd.

Tujuan Akuisisi

Tujuan Akuisisi antara lain:

1. Membeli product lines untuk melengkapi product lines dari perusahaan yang akan
mengambil alih.
2. Untuk memperoleh akses pada teknologi baru atau lebih baik pada perusahaan yang
menjadi objek pengambilalihan.
3. Memperoleh pasar atau pelanggan baru.
4. Memperoleh hak pemasaran atau hak produksi yang belum dimiliki.
5. Memperoleh kepastian atas pemasokan bahan baku yang kualitasnya baik yang
dipasok perusahaan objek akuisisi.
6. Melakukan investasi atas keuangan perusahaan yang berlebih dan tidak terpakai.
7. Mengurangi atau menghambat persaingan
8. Mempertahankan kontinuitas bisnis.

Kelebihan Akuisisi

Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:

a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan
sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.

b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi


saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile
takeover).

d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo,
2001, p.643-644).

2. Kekurangan Akuisisi

Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :

a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan
paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.

c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama
sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai