PENDAHULUAN
1
daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau.
Pola curah hujan tahunan mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah
sawit. Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi berbagai macam produk
turunannya yang memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi. Guna mendukung
pengembangan industri kelapa sawit dan produk-produk turunannya, diperlukan
integritas yang tinggi terutama antara daerah penghasil bahan baku, industri
pengolah dan daerah pemasaran. Industri minyak kelapa sawil merupakan industri
yang terpadu, dimana beberapa pemegang kepentingan saling berkait. Keterkaitan
dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok daerah penghasil bahan baku TBS
dan daerah produsen atau pemasar produk turunan minyak kelapa sawit.
2
menghasilkan sejumlah besar limbah cair (55-67 persen), yang dapat mencemari
air karena mengandung 20.000 - 30.000 mg/l Biological Oxygen Demand (BOD).
1.2.2 Apa sajakah mesin dan peralatan yang digunakan serta fungsinya dalam
pengolahan CPO ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan produk lain
sebagai turunannya
3
BAB II
PEMBAHASAN
Bilangan Iod 48 – 56 14 – 20
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan
proses pemasakan buah berkisar 5 - 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah
kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60%
buah telah matang panen, dari 5 pohon kelapa sawit rata-rata terdapat 1 tandan
buah matang panen. Ciri tandan buah matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah
yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada
10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.Hasil terpenting
dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang dari ekstraksi daging buah
4
(pericarp). Hasil lain yang tidak kalah penting adalah minyak inti sawit atau
kernel yang juga diperoleh dengan cara ekstraksi.
PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
(Kernel). Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit
(CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
5
Segar). Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan
ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Kematangan buah Rendamen minyak (%) Kadar ALB (%)
Buah mentah 14 – 18 1,6 – 2,8
Setengah matang 19 – 25 1,7 – 3,3
Buah matang 24 – 30 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 28 – 31 3,8 – 6,1
1. Perebusan
Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut
terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester.
Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang
digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari drum thresher). Hasil
6
stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada
tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk
mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”. Sisitem ini bekerja
dengan cara janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari
thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang
selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan
sebagai produk samping.
7
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk
memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke
Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian
melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil
Storage Tank).
2.2.1 Boiler
Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari
sebuah pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber
tenaga dan sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit.
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air menjadi
Uap dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan
diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua
peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin
disini adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah uap yang
dihasilkan dari ketel uap. selain turbin alat lain di pabrik kelapa sawit yang
membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS) dan distasiun
pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan
harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena
jika tidak akan mengganggu proses pengolahan dipabrik kelapa sawit.
Boiler atau ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya
adalah boiler dengan kapasitas uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20
kg/cm2. dimana dibutuhkan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan
kapasitas olah 45 ton TBS/jam.
Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah
ketel uap yang menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama
kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap
dari pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer.
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagian yaitu : ketel pipa air dan
ketel pipa api. ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa
8
air. maksudnya adalah air berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada
diluar pipa air.
Untuk menghitung kapasitau uap pada ketel uap yang dibutuhkan adalah
dengan kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS. Jadi,
untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam. Maka
dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita uap 20 ton uap/jam pada
masing-masing ketel uap. Biasanya boiler yang digunakan di pabrik kelapa sawit
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
2.2.2 Sterilizer
Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau
sterilisasi yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan
menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Penggunaan uap jenuh
memungkinkan terjadinya proses hidrolisa/penguapan terhadap air di dalam buah,
jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus
sehingga menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga
mempersulit proses pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas steam
yang dijadikan sebagai sumber panas perebusan menjadi sangat penting agar
diperoleh hasil perebusan yang sempurna. Proses perebusan TBS dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menjadi katalisator dalam
pembentukan trigliserida dan kemudian memecahnya untuk menjadi Asam
Lemak Bebas (ALB). Aktivitas enzim akan berhenti jika diberikan suhu
9
minimum 50oC, pada proses perebusan temperatur di dalam steriliser mencapai
120oC dengan tekanan 2,8 bar.
2. Melepaskan buah dari spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin
yang terdapat di pangkal buah, dengan demikian akan mempermudahkan
brondolan lepas dari tandannya pada saat proses penebahan dan juga akan
mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit.
3. Melunakkan daging buah sehingga mudah diaduk dan memudahkan pemisahan
minyak dan cake ketika dikempa.
4. Pengurangan kadar air dalam buah dan inti, sehingga memudahkan pemisahan
partikel–partikel minyak dari pericarp dan serat-serat dari biji selama
pengadukan ataupun saat proses pemisahan serat dengan biji serta pengeringan
inti (dehidrasi) di dalam notten akan mempermudah lepasnya (lekang) inti dari
cangkang saat poses pemecahan biji.
5. Memecah emulsi di dalam pericarp dengan pemanasan yang mampu menyusup
sampai ke dalam daging buah sehingga memudahkan pemisahan minyak dan
air pada CST.
2.2.3 Digester
Fungsi dari digester adalah : a) Untuk melepaskan daging buah dari nut
(biji ) b) Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya c)
Untuk menaikkan temperature buah d) Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel
daging buah e) Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester
sehingga mengurangi volume pengempaan . Digester merupakan sebuah tabung
silinder vertical yang didalam nya dipasang pisau-pisau pengaduk. Dalam digester
terdapat beberapa tingkat pisau yang terikat pada poros dan di gerakkan oleh
motor listrik. Pisau bagian atas digunakan untuk mencacah/melumat borondolan,
dan pisau bagian bawah (Stirring arm bottom) digunakan untuk mendorong massa
keluar dari ketel adukan menuju screw press Untuk memudahkan
pencacahan/pelumatan diperlukan panas 90-95oC, yang menggunakan tekanan
uap langsung sebesar 3 kg/cm2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengadukan,
yaitu : a) Kematangan buah yang direbus, jika buah mentah maka daging buah
10
sulit dilepas dari nut dan sulit dilumat. b) Volume digester minimal ¾ penuh c)
Waktu pengadukan pada digester yang baik adalah ±20 menit. d) Temperature
yang terlalu rendah dapat mengakibatkan minyak sulit dipress karena kekentalan
minyak rendah.
11
2.2.5 Saringan Bergetar (Vibrating Screen)
Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang
terikut minyak kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada
saringan ini dikembalikan ke bottom cross conveyor untuk diproses kembali.
Cairan minyak ditampung dalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank / Bak RO).
Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-
masing 2 M2. Tingkat atas memakai kawat saringan mesh 30 sedangkan tingkat
bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan maka pada waktu
penyaringan masa minyak diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 60°C. Hal
– hal yang perlu diperhatikan : 1) Pengenceran dengan air diatur sehingga cairan
dalam tangki mempinyai perbandingan 1 bagian minyak dan 2 bagian lumpur
( sludge ). 2) Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran / menit.
12
2.4 Produk Turunan Kelapa Sawit
13
biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan
semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa
negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy.
2. Produk Turunan Minyak Inti Sawit
Produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa
Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar
Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun,
Detergent, Shampoo dan Kosmetik.
3. Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit
Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat
dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing,
Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives,
Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings.
Dari gambaran tersebut dapat disampaikan bahwa prospek kelapa sawit
masih sangat luas, tidak saja untuk pemenuhan kebutuhan minyak makan, tetapi
juga untuk kebutuhanproduk-produk turunannya. Untuk lebih meningkatkan daya
saing produk kelapa sawit dan turunannya agar lebih mempunyai daya saing,
keterpaduan penanganan sejak dari kegiatanperencanaan, kegiatan on-farm, off-
farm, dukungan sarana dan prasaran serta jasa-jasa penunjangnya sangat
diperlukan.
Berdasarkan turunan tersebut, turunan kelapa sawit dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian sesuai manfaatnya sebagai berikut.
Consumer goods
Produk yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Produk seperti sabun,
shampoo, deterjen, pasta gigi, dan kosmetik bahkan makanan. Salah satu
keunggulan produk yang dihasilkan dari turunan minyak sawit adalah kadar lemak
yang rendah dan relative aman untuk jangka panjang. Selain itu produk yang
berasal dari minyak sawit lebih ramah lingkungan karena mudah terurai dan juga
tidak menyebabkan iritasi. Selain minyak dan bahan solid lain, dihasilkan juga
beberapa padatan yang dapat langsung digunakan atau harus diproses lebih lanjut.
14
Bahan Baku Makanan
Produk turunan ini sangat baik karena mengandung gizi dan bersifat non-
kolesterol selain tidak berlemak. Produk turunan berupa makanan yang berasal
dari minyak sawit juga mengandung asam linoleat yang merupakan asam lemak
yang sangat esensial untuk tubuh.
Vitamin yang terkandung dalam makanan yang merupakan turunan dari
minyak sawit adalah pro-vitamin A dan Vitamin E. produk-produk ini juga
mengandung beta-karoten dan terdapat karbohidrat serta energy dan protein.
Produk makanan minyak sawit juga mengandung omega 9 yang tinggi
sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner. Dibandingkan dengan
minyak nabati lain minyak sawit mampu mengurangi radikal bebas dan juga
memperlambat proses penuaan.
seperti mentega, lemak untuk masakan (shortening), bahan tambahan coklat,
bahan baku es krim, pembuat asam lemak, vanaspati, bahan baku berbagai
industry, dan bahan makanan ternak.
15
nantinya juga akan dihasilkan berbagai limbah buangan, baik itu yang berupa
limbah cair ataupun limbah padat. Dalam perkembangannya kedua jenis limbah
kelapa sawit tersebut dapat dimanfaatkan menjadi hasil produksi sampingan
kelapa sawit yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.
4.1 Limbah cair kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif berupa biogas. Hal ini dikarenakan limbah cair kelapa sawit
memiliki kandungan gas methan dan karbon dioksida yang merupakan
bahan baku utama pembuatan biogas. Potensi produsi dari pemanfaatan
limbah cair kelapa sawit menjadi biogas ini sendiri mencapai 1075 juta
meter kubik. Jumlah ini setara dengan 516.000 ton gas LPG, 559 juta liter
solar, 666.5 juta liter minyak tanah, dan 5052.5 MWh listrik. Selain itu
pembuatan biogas dari limbah minyak kelapa sawit memiliki beberapa
keunggulan, antara lain menghindari pencemaran limbah terhadap air
tanah dan sungai, Transfer Pricing karena penggunaan biogas berbahan
baku limbah minyak kelapa sawit ini akan menekan pokok produksi
minyak kelapa sawit, memperoleh mekanisme pembangunan yang baik
dan bersih, dan dapat di bangun terintegrasi dengan pabrik minyak kelapa
sawit karena berfungsi sebagai pengolah limbah.
4.1 Limbah padat kelapa sawit terdiri dari tandan kosong kelapa sawit, serat,
cangkang, batang, dan pelepah. Dari berbagai limbah padat tersebut,
hampir semuanya dapat diolah kembali menjadi hasil produksi yang
memiliki nilai ekonomis. Tandan kosong kelapa sawit pada awalnya biasa
digunakan sebagai kompos namun sejalan dengan penelitian yang
dilakukan, tandan kosong kelapa sawit dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahan bakar generator listrik. Serat kelapa sawit dapat menjadi bahan
selulosa yang dapat diolah menjadi kertas. Cangkang kelapa sawit dapat
diolah menjadi beberapa produk yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu
karbon aktif, fenol, asap cair, tepung tempurung dan briket arang. Batang
kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi bahan bangunan dan
furnitur,serta dapat menjadi sumber biomassa. Pelepah kelapa sawit dapat
digunakan sebagai pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang
baik.
16
Tabel Produk Turunan Kelapa sawit dan Mesin Pengolahnya
No Produk Mesin dan alat Kegunaan
.
1. Biodiesel Fermentor Sebagai tempat fermentasi minyak atau
limbah minyak kelapa sawit.
Untuk menyuling atau memurnikan
Destilator biodiesel dari bahan baku atau kotoran.
17
4. Buah Dodos / egrek Memotong /memanen buah kelapa
kelapa sawit dari pohon
sawit Kereta sorong Mengangkut buah kelapa sawit dari
kebun ketempat penimbangan
Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:
d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri
makanan)
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
perkebunan sawit, di mana presentase penduduk miskin di areal ini jauh lebih
rendah dari angka penduduk miskin nasional sebesar. Boleh dibilang, industri
minyak kelapa sawit ini dapat diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi
nasional.
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21