Anda di halaman 1dari 4
Produitvtas rilam nasional semakin menurun Peluang peningkatan produksi biji jarak untuk mendukung peng- ‘gunaan bahan bakar alternatif dapat dilakukan dengan penanaman klon unggul dari Balittas dengan cara sambung pucuk dan _penerapan pengelolaan sistem bydidaya, misal- ‘ya menerapkan kerageman tanam- an, pola tanaman serta waktu tanam Jjarak pagér. Pola tanam dapat di- Jakukan dengan tanaman penaung seperti tanaman kapuk randu; budi- daya sistem tanam lorong atau tum- pangsari dengan tanaman penghasil bunga yang disukai polinator, se- perti bunga matahari, wijen dan krotalaria. Pengelolaan Iahan budi- daya tersebut disamping untuk pe~ ningkatan proses penyerbukan bu- nga oleh polinator juga mencipta- kan kondisi untuk pengembalaan Tebah_madu yang dapat dijadikan sebagai sumber tambahan pendapat- fan petani. Dengan penerapan budi- aya tersebut diharapkan dapat me nningkatkan produksi biji jarak se- agai bahan bakar altematif yang ramah lingkungan dan berkelanjut- Penutup Lebah mada merupakan_jenis polinator yang paling banyak da- tang ke bunga jarak. Biji jarak se- bbagai penghasil bahan bakar alter- natif (biofuel). Saat ini produksi biji jarak di Indonesia masih rendab, Peningkatan produksi biji jarak dapat dilakukan dengan cara penera- pan teknologi inovasi yang telah dihasilkan dan pengelolaan sistem bbudidaya jarak yang meneiptakan lingkungan sebagai tempat konser- vvasi serangga polinator, terutama lebah madu. Sistem tersebut ber- peluang untuk dilakuken pengem- balaan ebah madu yang dapat ‘menjadi tambehan penghasilan petani jarak pagar. Dwi Winarno dan Mohammad Cholid, Balittas PRODUKTIVITAS NILAM NASIONAL SEMAKIN MENURUN (45% TOTAL AREAL PERTANAMAN NILAM DI INDONESIA PRODUKSINYA < 150 Kg/Ha) Pengembangan nilam di Indon dari tahun ke tahun terus mening- kat. Pada tahun 2009, pengem- bangan nilam semakin luas dan gencar, tersebar hingga di 17 pro- pinsi di Indonesia yaitu seluas 24.536 ha, namun hal tersebut tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas. Sebaliknya telah terjadi_penurunan produktivitas tanaman yang signifikan. Penu- runan produktivitas diduga lebih disebabkan oleh penanaman di wilayah yang Kurang sesuai, Tingkat produktivitas di bawah 150 kg minyak/ha mencapai luas- an 45% total areal _pertanaman nilam di Indonesia. Untuk itu di- perlukan upaya yang dapat me- ningkatkan produktivitas. Hasil penelitian yang telah mampu menghasilkan minyak di atas 150 kg perlu lebih disebarluaskan, Pe- nelitian ke depan yang perlu di- Iakukan dan mendapat prioritas adalah studi sosial, ekonomi dan lingkungan pada fanaman_nilam yang dilanjutkan dengan uji adap- ‘asi teknologi budidaya nilam berbasis ekologi, Selain itu, kerja sama antar instansi terkait perlu dilakukan, Untuk — mendukung pengembangan tanaman ke de- (7a cule toe pan, sebaiknya pengembangan mengarah ke wilayah sesuai de- ngan persyaratan fumbuh tanam- an ‘lam (Pogostemon cablin Ne ‘merupakan salah sata tanaman atsiritermasuk famili Labiateae. Minyak nila banyak digunakan sebagai bahan fiksatif dalam pembuatan parfum, sabun dan kosmetik. Ekspor minyak nilam Indonesia berfluktuasi antara 760 ~ 2.500 ton, dengan nilai devisa USS 12 - 53 juta, Negara tujuan ckspor minyak nilam selama sepuluh tahun terakhir adalah USA, Perancis, Jerman, Inggris, Belgia, Singapura, Switzerland, dan India. Indonesia merupakan negara pengekspor mi- nyak nilam terbesar di dunia. Kecenderungaan _ pengembangan nilam dari tahun ke tahun terus ‘meningkat, namun hal tersebut tidak diikuti oleh peningkatan _pro- duktivitas. Sebaliknya telah terjadi TLE eueee omea as penurunan produktivitas yang signifikan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan bahwa pada tahun 1989, vas areal nila Indonesia sebesar 8.745 ha dengan produksi 3.312 ton minyak, Kondisi ini dianggap sangat ideal untuk pengembangan nilam di Indonesia Namun dengan berjalannya waktu hhingga satu dekade, ternyata pening- kkatan Iuas areal tidak menjadikan produksi meningkat, melainkan terus menurun. Pada tahun 1999, Indone~ sia dengan Iuas areal. pertanaman nilam 9,052 ha, hanya mampu ber- produksi 1.743 ton atau produktivi- tasnya hanya mencapai 192,6 kg/ha Bahkan pada empat tabun terakhir produktivitas nilam Indonesia meng- lami penuruan secara_ signifikan yaitu pada 2009 (113,27 ke/ha), ‘tahun 2010 (90,14 kg/ha), tahun 2011 (71,15 kg/ha), dan tabu 2012 (87,20 kg/ha). Penuranan tidak saja pada produktivitas tapi juga pada Juas areal pertanaman yaitu, pada ‘tahun 2009 Iuas areal mencapai Produktvtas nam nasional semakin menurun 24.536 ha menjadi 23,635 ha pada tahun 2012. Kondisi ini menunjuk- kan bahwa pengembangan nilam di Indonesia cukup memprihatinkan. Kondisi hingga tahun 1999, mes- kipun terjadi penurunan produksi, namun rerata tingkat produktivitas nasional masih Cukup bak yaitu 331 kg minyak/ha, Produktivitas teren- dah ,167,9 kg minyak/ha dan ter- tinggi 533,68 kg minyak/ha. Pada waktu itu, tahun 1989, tanaman nilam hanya tersebar di 9 propinsi di Indonesia terutama Indonesia bagian Barat yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ter- Jas di Aceh yaitu 3.851 ha dengan roduksi sebesar 520 ton (30 % pro- 300 kg minyak/ha yaitu ‘Aceh Besar, Tapanuli Utara, Pesisir Selatan, Lampung Utara, Bercbes dan Purbalingga. Tingginya produk- tivitas hanya dalam jangka 10 tahun temyata penurunannya cukup dras- tis. Meskipun secara nasional luas areal nilam Indonesia memperlihat- an tren naik, tetapi produktivitas- nya tetap rendah, atau bahkan turun karena banyak faktor penyebab, termasuk gangguan penyakit dan perawatan yang kurang. Penuronan produksi dan atau produktivitas ni- Jam, paling tidak ada 3 faktor domi- nan sebagai penyebabnya, yaitu: eu +L aes prt (a) i Produk on) é [a Prodan Gon) Gambar 1. Perkembangan luas areal dan produksi nilam Indonesia Tabel 1. Tingkat produktivitas nilam Indonesia Tingha Praline (ke mia) Rendih 150 Sadang>150 200 ‘unde Kaban 26 Tings > 200-250 eeaegn Dish des ijn GO Cay Dunia Pe Ts Ara wx a) 28205 099% 102 a6 16270 soe sos pen eae Produktivtas nila nasional semakin menurun ‘Tabel 2. Luas tanam, Iwas panen, produksi dan nilam Indonesia Tie Ara Tas Panes Pri “Tatum Way Pegemungan ea ae 3610 Sama 98 ng Ness Tenggara Bl a a 2 Kalin a 76 5 Salas 7 a @ Matar Papua 166 35 > aut Sumacea * 969 693 we Je one 99 a Kalinin 20 % 8 Shines aut 8 6 Malla Papua 29 s 0 20 Simutcns 9984 a6 on Iie ons saat Ms ‘Nisa Tenggara +8 12 6 * Kallanian 20 ° 8 Sule 2381 1199 22 Mls Papa o 7 ‘Tingkatprodukevita ila (kgs) Ber Utama Selatan Kab. Aceh Kab. Tapanuli Kab, Psisir Kab. Lampung. Kab. Brebes| Kab, ‘ara Purbalingys Gambar 2, Tingkat produktivitas tanaman nilam di beberapa kabupaten Penurunan Tingkat Kesuburan Lahan Menurunnya tingkat kesuburan Jahan akibat penebangan hutan yang berakibat meningkatnya aliran per- ‘mukaan tanah dan erosi tanah. Ada- nya crosi, unsur-unsur hara tanah yang penting bagi tanaman terbawa oleh aliran permukaan (run off) Untuk itu penurman kesuburan haruslah diperbaiki dengan menam- bbahkan hara ke dalam tanah. Tekno- logi untuk meningkatkan kesuburan melalui pemupukan sangat diper- tukan, Penurunan produktivitas. la- han juga didorong oleh nilai jual yang rendah akibat fluktuasi harga Nilai jual rendah berakibat petani tidak lagi memelihara tanamannya, Pengamatan di lapang juga me- nunjukkan bahwa selain penanaman nilam di lokasi yang kurang sesuai, teknologi petani pun masih. seder- hhana, Sebagai contoh dalam hal pemupukan, bahkan ada yang sama sekali tidak di pupuk. Sehingga, ketika dipanen, hara tanah yang diserap oleh tanaman dan terangkut sewaktu panen menjadikan tanah menurun tingkat —_kesuburannya, Kondisi seperti ini perlu diimbangi dengan upaya perlakuan yang dapat ee ‘meningkatkan kandungan hara di dalam tanah, Upaya meningkatkan kandungan hata tanah dapat melalui konservasi tanah (Soil conservation), reklamasi tanah (Soil reclamation) ataupun penambahan pupuk baik organik ataupun anorganik. Penggunaan teknologi yang ‘masih sedethana dengan mengan- dalkan kondisi lahan yang ada, berakibat tingkat produktivites Jahan semakin menurin. Adanya pola tanam berpindah (shifting cultiva- tion), akan memperluas pembukaan lahan sehingga akan semakin banyak lehan kritis yang akan terjadi. Intensifiksi untuk meningkatkan produktivitas tanaman harus menjadi prioritas. Untuk itu, dukungan teknologi dari hasil penetitian akan sangat diperlukan, 2, Serangan Penyakit Penyakit utama yang menyebab- kan Kerugian dan penuruan pro- duktivites pada nilam antara lain penyakit layu bakteri yang disebab- kan oleh Ralstonia solanacearum, penyakit daun merah dan penyakit budok. Penyakit-penyakit tersebut menyebabkan kerusakan dan ke rugian yang cukup besat, luas penyebarannya dan sulit dikendali- kan, Penyakit ini berpotensi muncul pada lahan-lahan yang kurang. sesuai. Terutama akibat kelembapan yang tinggi atau curah hujan yang tinggi dan drainase yang buruk. 3, Fluktuasi Harga dan Kurangnya Perawatan Harga minyak nilam sangat ber- pengaruh tethadap perilaku.petani dalam budidaya nilam, Ketika harga minyak nilam rendah, petani mem- biarkan pertanaman nilam tanpa perawatan, perlakuan pemupukan, bahkan untuk panenpun mereka enggan. Pengalaman penulis di sentra produksi Kabupaten Garut Dive Produktivitas nilam nasional semakin menurun pada tahun 2006 melihat petani engganmemanen nilam. Hal ter- sebut disebabkan karena biaya pa- nen sama dengan harga jual daun nilam basah, Dalam kurun empat tahun terakhir harga minyak ni- Jam bertahan pada angka rata-rata Rp 350.000,- (Tabel 3). Hal ini membuat gairah para pelaku usaha dalani — mengembangkan meningkat. nilam Arah dan Strategi Pola penyebaran nilam yang tidak terkendali dan menyebar ke dacrah yang kurang sesuai menye- babkan tanaman tidak —mampu berproduksi secara maksimal. Untuk itu pengembangan sebaiknya diarah- kan ke wilayah sesuai. Hasil penyu- sunan peta kesesuaian lahan dan iklim terdapat lebih dari 100.000 ha areal yang sesuai untuk tanaman nilam di Sumatera dan Jawa, Strategi yang dipertukan untuk meningkatkan produktivitas adalah meningkatkan potensi hasil genetik tanaman, pengelolaan lahan, hara dan air serta pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan secara terpadu, Upaya meningkatkan po- tensi hasil diperlukan varietas ‘unggul dengan potensi hasil lebih dati 300 kg minyek/ha. Kementerian Pertanian telah melepas tiga varietas unggul yang memiliki potensi hasil yang cukup tinggi yaity Tapaktuan 111,50 - 622,26 (kg/ha), Lhokseu- mawe 125,83 - 380,06 kg/ha dan Siikalang 78,90 - 624,89 kg/ha, Di tingkat petani, penggunaan beni tanaman masih bervariasi. Selain itu teknologi masih sangat sedethana, Upaya untuk memper- oleh benih berkualitas perlu di- galakkan, baik melalui pembinaan kelompok tani maupun pengem- bbangan penanigkar benih swasta, Pengelolaan Iahan, hara dan air perlu dilakukan secara terpadu. Saat ini diperkirakan kesuburan Jahan Tabel 3, Rata-rata harga minyak nilam 2010 - 2013 Talia arga minyak lam Roig) 210 2701000,-- 500.000 2011 350,000,-- 400.000, 2012 450.000, 2013 300,000... 350.000, ‘Keseangan hea bert unter tanaman nilam cukup —mempri- hatinkan. Hal tersebut disebabkan degradasi kesuburan lahan_ sangat tinggi yang disebabkan pengelolaan Jahan yang Kurang tepat dan tidak maksimal. Untuk mengatasi ke- suburan Iahan, konservasi lahan, reklamasi Jahan dan pemupukan sangat dianjurkan, Agar pemupukan cfisien, diperlukan penetapan taka- ran anjuran yang spesifik lokasi. Analisis tanah dan tanaman sangat menentukan dalam —menetapkan dosis pupuk yang diperiukan, Anjur- an pemupukan secara umum adalah 280 kg urea +70 kg TSP + 140 kg KCUhektar, Aspek Tain yang diperlukan adalah pengelolaan air, kekurangan ataupun kelebihan air akan ber- pengaruh terhadap —produktivitas tanaman nilam. Kekurangan air fanaman akan terganggu pertum- buhannya dan bila berlanjut dapat menyebabkan kematian, sedangkan elebihan akan mengganggu_per- kembangan akar dan berpotensi ber Kembangnya nematoda atau pe- nyakit lainnya, Penyakit nilam yang perlu diwaspadai adalah penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia Penye- baran penyakit lay bakteri sangat cepat dan _penyebarannya Untuk meminimalisir —serangan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan cara memilih lokasi_ yang sesuai dan teknik budidaya yang benar. Sanitasi dan drainase di pertanaman perlu diperhatikan Sebaiknya tanaman yang terkena solanacearum, Iuas. gar ene CURL EE aE serangan penyakit layu segera diambil tindakan dengan cara era- dikasi. Cara lain yang perlu dilak- sanakan adalah dengan merakit tanaman nilam yang tahan penyakit layu, Balittro sejak tahun 2007 telah mulai merintis untuk merakit tanaman nilam yang tahan/toleran penyakit layu. Penutup Tingkat produktivitas tanaman nilam dari tahun ke tahun terus menurun, Tingkat produktivitas di bawah 150 kg minyak/ha mencapai Juasan 45% total areal pertanaman nilam di Indonesia. Hlasil penelitian yang telah mampu menghasil- kan minyak di atas 150 kg perlu lebih disebarluaskan, Penelitian ke depan yang perlu dilakukan dan mendapat prioritas adalah studi sosial, ekonomi dan lingkungan pada tanaman nilam yang. dilan- Jutkan dengan uji adaptasi teknologi budidaya nilam berbasis ekologi di sembilan propinsi yang memiliki tingkat produktivitas rendah <150 kg/ha, Selain itu, kerja sama antar terkait perl dilakukan Untuk mendukung pengembang- an tanaman ke depan, sebaiknya pengembangan mengarah ke wi- layah sesuai dengan persyaratan tumbub tanaman. instansi Setiawan dan Rosihan Rosman, Balittro Pe

Anda mungkin juga menyukai