Anda di halaman 1dari 32
ISSN 0853 - 8204 ARTA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN INDUSTRI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN Volume 22, Nomor 2 Agustus 2016 JAMU BERBASIS TANAMAN OBAT UNTUK TERNAK AYAM Gambar 1. Jammu temak sebagai imunomodulator: a) tanaman sambiloto,b) impang temu lawak, c) daun asitaba, d) rimpang kunyit) jahe merah, f ) tema ireng, g) jamu bentuk instan, h) jamu bentuk cekstrak Kering, i) jamu cair, j) ayam diberi jamu cair, k) jarmu dicampur ke dalam minuman ayam dan jamu temnak antikoksi : a) simplisia sambiloto, b) simplisia temu lawak, c) simplisia temu ireng, d) simplisia jahe, e) jamu antikoksi, ) pakan dicampur jarmu antikoksi, g) pemberian jamu antikoksi ke ayam dan h) usus ayam terkena koksi Tanaman obat mengandung se- nyawa aktif yang dapat ber- manfaat sebagai antivirus, anti- bakteri, anti parasit, antioksidan, dan peningkat daya tahan tubub. Ternak ayam memberikan sum- bangan pasokan protein hewani terbesar di Indonesia dan paling yak dikonsumsi sehingga periu mbangkan industrinya. Se~ bagai bahan pangan, ayam me- nilai nutrisi yang lengkap baik di dalam daging maupun telur. Ayam mudah diserang oleh penyakit schingga diperlukan pertahanan tubuh untuk melawan Penyakit. Jenis penyakit yang sering menyerang ternak ayam antara lain flu burung, tetelo dan koksi. Secara umum penyakit disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit. Untuk mencegah supaya ayam tidak mudah diserang oleh penyakit dapat dilakukan dengan cara meningkatkan daya_tahan tubuh yaitu melalui pemberian vaksin, vitamin dan sulfa. Harga obat-obatan yang mahal dan jika dikosumsi terus-menerus dapat meninggalkan residu pada daging maupun telur. Sebagai alternatif dapat memanfaatkan tanaman obat dengan —_mengolahnya ‘menjadi jamu ternak, baik dalam bentuk eair ataupun serbuk. Janaman obat dapat berman- faat untuk Kesehatan temak antara Jain -meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penya- kit serta memulihkan keschatan, Di negeri Cina para peternak sudah menggunakan obat tradisional dari hesbal sebagai feed additive (im- buhan pakan) yang dapat berfungsi sebagai antibiotik, koksidiostat, dan antioksidan, Selain itu tanaman obat juga dapat bermanfaat untuk me- angsang nafsu makan, meningkat- kan kesehatan temnak, pertumbuhan dan produktivitas optimal, memper- cepat adaptasi dalam pakan kering, wama telur lebih kuning, aroma daging dan karkas tidak amis, lemak daging rendah serta dapat mengu- rangi bau di sckitar kandang, Se- nyawa aktif yang terdapat di dalam Jamu berbasts tanaman obat untuk ternak ayam IN, (Warta. Penelitian » dan Pengem’ Tanaman Industri —me- fmuat pokok-pokok Kegiatan seria lhasil penelitian dan’ pengem- [bangan tanaman perkebunan. PELINDUNG: Kapuslitbang Perkeburan -FADJRY DJUFRY PENANGGUNG JAWAB: TKETUT ARDANA A. DEWAN REDAKSI ‘Kefua Merangkap Anggota ENDANG HADIPOENTYANTI “Anggota: DONO WAHYUNO YAH MANOHARA, B. REDAKSI PELAKSANA ELFIANSYAH DAMANIK ‘TARUNAP. SURIANATA, Alamat Redaksi dan Penerbit Pa eaten Pare Perea JTentam Peli Nort Bogor 1617. lp 1 S08 Pole (st) sett Sumber Dana: IPA 26 Fut Feetian dan Repeater rte Tatas Jan Fongentanpn Ptaan DAFTAR ISI Informasi Komodites Jam becbass ferak aya 1 Pemanfaatan predator dalam pengsndalian Helopetis sn 4 Tingkat keragaman 26 aks jai bela (Gaazang inion) berserk tater Imorfoog! daum dan batingveercesece 7 Perkembangan produk dan” ekspor ay tmanis Indonesia ennennvennesneee 10 Diversfkal pemanfatan spas cba vse 14 Pengembangan kelapa dalam di Sumatera BAIA 7 Organism pengeanga tanaman pada tana- rman kemiftsunan dan cara pengendall- fanoman bat unt 0 2 rman obat untuk mengobatlpenyakit fata (ara) en Pal (Airis fargrans) anaman ree ‘ah banyak manfat... ne 27 Berita Intemasional Training On Coconut Pro- duct Development 27 Met = Juni 2016 di Batt Patna Manado, Sulawest Uta cv. 32 Pedoman bagi pnts... —s2 tanaman obat seperti polisakarida, flavanoid, fenol dan alkaloid dapat berfungsi sebagai antivirus, an akteri, antiparasit, imunomodu- lator dan antioksidan, Usaha petemakan ayam semakin berkembang baik dalam skala besar ‘maupun kecil Karena permintaan tethadap daging ayam —semakin ‘meningkat, Permasalahan yang se- ring dihadapi oleh para peternak ayam adalah resiko kematian yang ccukup tinggi akibat terserang penya- kit, Negara Indonesia _termasuk daerah tropis dan memiliki suhu dan kelembapan yang cukup tinggi schingga ayam mudah mengalami stress, terserang penyakit dan per- ‘tumbuhan terganggu. Jenis penyakit yang sering menyerang temak ayam antara lain flu burung, koksidiosis (berak darah), tetelo (Newcastle disease). Sumber penyakit pada umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, parasit dan radikal bebas. Untuk mencegah masuknya penya- kit, pada umumnya temak diberi vaksin dan vitamin dan pakan dicampur sulfa (antikoksi) supaya temak memiliki daya tahan tubuh. Harga obat-obatan cukup mahal dan jika digunakan secara terus-menerus dapat meninggalkan residu pada daging maupun telur. Salsh satu upaya dengan biaya yang relatif murah adalah memanfaatkan tanaman obat karena senyawa aktif yang terdapat di dslamnya dapat bermanfaat untuk keschatan ternak. Tanaman obat dapat diolah menjadi Jamu temak dalam bentuk cair, cekstrak dan serbuk, Jenis Jamu Ternak Jamu sebagai imunomodulator Fungsi imunomodulator yaitu ‘meningkatkan sistem imun tubuh yang meliputi semua mekanisme yang digunakan = tubuh untuk melindungi dan _mempertahankan ftubuh dari bahaya yang menyerang ‘ubuh baik dari dalam maupun dari Tuar. Peningkatan sistem imun dapat dilakukan dengan cara stimulasi (jmunostimulanyaitu menekan/ menormalkan reaksi imun yang abnormal). Imunostimulan adalah bahan yang mampu memperbail ketidakseimbangan sistem imun dan juga dapat meningkatkan kerja Komponen sistem imun. Imuno- stimulan terdiri dari dua _golongan yaitu alami, seperti sitokin, antibodi monoklonal, jamur dan tanaman obat (herbal), dan sintetik seperti levamisol, isoprinosin dan muramil peptidase. Senyawa aktif yang ber- eran sebagai agen imunostimulan adalah senyawa polisakarida, ter- penoids, alkaloid dan_ polifenol. Campuran ekstrak etanol sambiloto dengan daun mangga memiliki efek sebagai imunostimulan, Sambiloto mengandung senyawa aktif andro- sgrapholide (diterpen lakton) mampu meningkatkan sckresi IL-2 dan produksi TNF-« dan meningkatkan proliferasi timfosit, yang berperan dalam sistem imun’ dan manga mengandung manginferin (xanton). Kedua senyawa tersebut bersinergi meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag dengan parameter kapé sitas fagositosis _dibandingkan dengan ekstrak tunggal. Tanaman meniran dan sirih merah juga dapat bermanfaat se- bagai imunomodulator dan senyawa yang berperan yaitu golongan al- kaloid, lignan, flavonoid, fenolat, isoflavonoid, dan triterpen senyawa neolignan yang terdapat di dalam daun sirihmerah_mempunyai efek imunostimulan secara in vitro ter- hadap aktivitas fagositosis makro- fag. Slain itu rimpang temu lawak, kunyit dan tem ireng dapat ber- manfaat sebagai antibiotik, anti bakteri, antipiretik/gejala demam, serta menurunkan inveksi viral ayam, Temu lawak dan kunyit mengandung kurkumin dan xan- torizol dapat meningkatkan keke- balan tubuh, menambah nafsu makan memperbaiki fungsi hati, memperbaiki tampilan —limfosit darah. Jamu ternak yang terdiri dati Jamu berbasis tanaman obat untuk ternak ayam campuran temu lawak, temu ireng dan buah maja dapat meningkatkan produktivitas dan mencegah teak unggas terserang virus flu burung. ‘Tanaman obat seperti temu-temuan, sitih-sirihan, sambiloto, lidah buaya, rmeniran diketahui memiliki aktivitas antivirus dan bersifat sebagai imu- nomodulator pada manusia. Jahe, bawang putih, kunyit, temu lawak, lengluas mampu meningkatkan aktivitas sistem imun pada hewan coba, ‘Mekanisme penanggulangan penyakit flu burung dengan tanaman bat, diarahkan kepada peningkatan sistem imun terhadap infeksi virus. Jamu temak sebagai imunomo- dulator dapat diolah dalam bentuk cair melalui proses fermentasi dan bentuk serbuk dengan proses eks- traksi. Jamu termak cair hasil fer- mentasi yang mengandung kencur, sirih, sambiloto, bawang _putih, Jempuyang wangi, temu lawak, sambiloto dan temu ireng dapat bermanfaat sebagai imunomodulator (Gambar 12). Hasil uji histopa- tologi, jamu efektif mencegah dati tular virus. Selain itu jamu tersebut juga dapat meningkatkan efisiensi pakan melalui FCR (Feed Con- vertion Ratio). Dosis pemakaian jamu cair yaitu 1 sendok makanMiter air minum, Senyawa aktif tanaman obat selain berfungsi sebagai antivirus, antibakteri juga sebagai antioksidan yang semuanya bermanfaat mening- katkan daya tahon tubuh. Kom- ponen aktif yang berperan sebagai antioksidan pada umumnya ada- Jah senyawa golongan fenol, poli- fenol, dan flavonoid. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi. Se- nyawa antioksidan dapat melindungi sel dari efek berbahaya yang disebabkan radikal bebas oksigen reaktif, Radikal bebas dapat berasal dari metabolisme tubuh_maupun faktor eksternal Flavonoid adalah salah satu senyawa aktif yang mampu merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai anti radikal bebas. Karotenoid sebagai antioksidan merupakan salah satu sumber respon imun yang baik, kkarena dapat meningkatkan sistem kkekebalan tubuh, Rimpang jahe ‘mengandung senyawa aktif gingerol, shogaol dan zingeron yang ter- masuk ke dalam golongan fenolik bermanfaat sebagai antioksidan. Minuman fungsional ekstrak jahe ‘merah dapat meningkatkan ketaban- an tubuh yang ditunjukan oleh me- nningkatnya aktivitas sel natural Killer (NK), sel T dan daya tahan limfosit tethadap stress oksidatif. Ekstrak jahe dapat memacu pro- liferasi limfosit dan menekan lim- fosit yang mati dan mampu menaik- kkan aktivitas salah satu sel darah putih untuk melisis sel yang ter- infeksi virus. Selain jahe, tanaman asitaba (Angelica keiskef) yang ‘merupakan tanamam introduksi dari Jepang juga dapat berfungsi sebagai antioksidan. Klorofil asitaba dapat bermanfaat sebagai antimikroba, ‘meningkatkan produksi darah, mem- bantu. meningkatkan keseimbangan fungsi tubuh. Selain itu juga terdapat kkalkon yang dapat membantu proses ‘metabolisme tubuh vitamin B12 ‘meningkatkan produksi_hormon ertumbuhan dan meningkatkan sistem pertahanan tubuh melawan penyakit infeksi dan kanker. Mi- ‘numan fungsional berbasis antioksi- ddan dari tanaman obat dalam bentuk. ekstrak kering yang mengandung asitaba, jahe merah, tem ireng dan temu lawak setelah diuji ke teak ayam dapat meningkatkan titer antibodi ayam. Selain itu minaman dalam bentuk instan yang terdiri dari campuran antara asitaba, pega- gan, jahe merah dan temu lawak telah diuji ke mencit putih (tikus putih) dan hasilnya dapat bermanfaat sebagai imunostimulator (Gambar 1b). Jamu antikoksi Penyakit koksi atau berak darah disebabkan oleh parasit protozoa Jjenis Eimeria tenella yang. menye- rang saluran pencemaan ayam yang menyebabkan peradangan hebat dan mengakibetkan ayam diare berdarah. £. tenella (Koksidiosis sekum) adalah koksidia yang paling patogen pada ayam Karena me- nyebabkan disentri dan kematian unggas muda, kesakitan (mor- biditas), ayam terlambat bertetur dan jumish produksi telur berkurang, penurunan bobot badan _serta meningkatnya biaya _pengobatan. Eimeria menyerang ayam pada saat umur 3-4 minggu dan kematian ter- tinggi terjadi pada hari ke 4 dan ke 6 setelah infeksi. Cara mengatasi penyakit Koksidiosis, dapat di- akukan dengan menggunakan obat- obatan antiparasit yaitu sulfa (sulfa- quinoxalin, preparat sulfa) maupun obat yang bersifat_ immunomodu- lator. Antiparasit kebanyakan masih diimpor dan jika digunakan secara terus-menerus dapat _meninggalkan residu baik di dalam daging maupun telur. Sebagai alternatif dapat me- manfaatkan tanaman obat yang harganya relatif murah dan aman untuk dikonsumsi. Untuk mencegah ayam terkena penyakit Koksi dapat dilakukan dengan cara mening- katkan kekebalan tubuh ayam, Tanaman obat — mengandung senyawa aktif yang dapat ber- manfaat sebagai antivirus, antijamur dan antibakteri, Ekstrak saponin dari tanaman ¥. schidigera dan Q. saponaria merupakan pakan imbuhan dan sudah dikomersiali- sasikan. Kedua jenis ekstrak me- miliki aktivitas sebagai anti- protozoa, meningkatkan sistem imun temak, dan dapat mengurangi bau kotoran teak, Mekanisme anti- protozoa oleh saponin disebabkan pembentukan kompleks saponin dengan senyawa sterol pada mem- ‘bran sel protozoa, schingga mem- ‘bran sel protozoa hancur dan terjadi lisis sel. Sambiloto mengandung senyawa aktif andrografolid yang bermanfaat sebagai antiparasit malaria yang discbabkan oleh Pomantaatan predator dalam pengendalian Helopatis parasit protozoa, Sambiloto dapat meningkatkan sel fagositosis dan limfosik sehingga memiliki ke- mampuan sebagai antikoksi. Temu- lawak dapat menambah —nafsu makan, mempengaruhi kinerja asam Jambung sehingga nafsu makan meningkat dan bermanfaat_mem- percepat penyerapan makanan di dalam jaringan tubuh serta mem- percepat pertumbuhan, Sedangkan jahe merah dalam pakan dapat menekan pelukaan pada coccidiosis sekum (E, tenella). Selain itu temu ireng juga bermanfaat untuk keschatan ternak karena dapat membasmi acing. Selanjutya ekstrak mengkudu yang diberikan kepada ayam broiler _sebanyak 200 mg/kg bb, juga efektif sebagai antikoksi, jamu teak campuran antara serbuk sambiloto, jahe merah, ‘emu lawak dan temu ireng dapat digunakan untuk —mengendalikan penyakit koksi dengan cara men- ‘campur jamu sebanyak 1% ke dalam pakan (Gambar 1a), Dengan adanya Jamu tersebut, pemakaian sulfa sebagai antikoksi berbahan kimia dapat ditekan, Keunggulan jamu ternak anti- koksi ini adalah sebagai altematif koksidiosis karena efektif menekan populasi ookiste dan juga sebagai imunomodulator. Manfaat yan; diperolch dari penggunaan jam adalah dapat meningkatkan keschat- an temak/imunitas, meningkatkan produktivitas, menambah — nafsu makan, mengurangi lemak daging, warna kuning telur lebih oranye dan dapat mengurangi bau kotoran di sekitar kandang Penutup Senyawa aktif tanaman obat dapat berfungsi sebagai antivirus, antibakteri, antiparasit, dan anti- oksidan yang bermanfaat untuk meningkatkan aya tahan tubuh serta mengatasi penyakit flu burung, koksi atau berak darah yang sering ‘menyerang temnak ayam. Bagem br Sembiring, Balittro PEMANFAATAN PREDATOR DALAM PENGENDALIAN Helopeltis Helopeltis spp. merupakan serang- ga fitofagus yang menyerang beberapa tanaman seperti kakao, teh, dan jambu mete. Pengendali an Helopeltis spp. dengan meman: faatkan predator memiliki pe- Tuang untuk mengurangi populasi di lapangan. Banyak predator yang memangsa Helopeltis. spp., i antaranya adalah Endochus albomaculaus, Epidaus bicolor, Euagoras — plagiatus, — Irantha armipes, Panthous bimaculatus, Sphedanolestes signatus, Oxyopes Javanus, Mantis sp. dan Rihirbus trochantericus. Untuk keperluan pengend: Helopelis spp» predator tersebut dapat dibiakkan di Iaboratorium dengan mangsa Galleria melonella, Corcyra cephaconica, dan Heliothis armi- gera. Pelepasan predator di la- Pangan dilakukan secara ino- kulatif maupun inundatif secara periodik. HH“ spp. (Hemiptera: jambu mete, dan beberapa tanaman lainnya. Hama ini mengisap cairan agian pucuk, daun dan buah, sehingga bagian tanaman tersebut menyebabkan bercak/lesio. Ting- kat Kerusakan yang ditimbulkan Helopeltis spp. pada tanaman kakao 50 - 60%, teh 11 - 100%, dan jambu mete 15 - 35%, Petani umumnya ‘menggunakan insektisida _sintetik untuk pengendalian Helopeltis spp. dengan segala resikonya, seperti kkeracunan pada petani dan ling- kkungan. Pengendalian secara hayati dengan memanfaatkan predator (pemangsa) dapat digunakan sebagai salah satu altematif pengendalian yang aman dan efektif untuk ‘menurunkan populasi Helopeltis spp. Serangga predator umumnya bersifat — generalis _(memangsa beberapa jenis mangsa) akan tetapi akan terjadi seleksi secara alami tethadap Beberapa kkarakteristik pemangsa yaitu: 1) karnivora, 2) membinasakan atau melumpubkan mangsanya sebelum mengkonsumsi, 3) umumnya satu individu pemangsa_ membutubkan lebih dari satu. mangsa untuk perkembangan pertumbuhannya, 4) tubuhnya lebih besar dari mang- sanya, 5) imago dan serangga pradewasa hidup pada habitat dan sumber makanan yang sama, 6) telur predator umumnya diletakkan dekat koloni mangsanya, dan 7) organ tubuh berkembang dengan baik sehingga dapat bergerak cepat atau terbang jauh serta modifikasi bagian tubuh yang memungkinkan me- Jakukan fungsi yang lebih dari yang dimiliki serangga pada golongan Iain, Citi-citi predator yang ofektif adalah sebagai berikut: 1) mem- punyai kemampuan mencati dan menemukan mangsa yang tinggi terutama saat populasi _ mangsa rendah; 2) mempunyai kekhususan dalam memangsa; 3) mempunyai masa perkembangan yang pendek dan keperidian cukup tinggi, ter- vutama dalam —ingkungan yang berbeda, dan 4) mempunyai kemam- Pemanfaatan predator dalam pengendalian Helopeltis puan untuk menempati seluruh relung mangsa. Pengaruh pemangsaan terhadap ‘mangsa yaitu penurunan populasi, kematian individu, mengubah pola penyebaran, dan terjadi proses evolusi Karena individu yang ‘erhindar dari pemangsaan akan selalu memperbaiki strategi untuk bertahan hidup. Pada tanaman teh untuk menghindari dari serangan pemangsa, Helopeltis spp. akan bergerak ke bagian bawah kanopi pertanaman teh. Pada musim kemarau, umumnya populasi Helopeltis spp meningkat, sehingga pengendalian mengguna- kan predator akan lebih efektif dibandingkan dengan cara hayati yang lain seperti penggunaan jamur entomopatogen. Kondisi udara yang kering tidak cocok untuk perkem- ‘bangan jamur di lapang. Walaupun demikian ada Kelebihan dan kekurangan dalam — penggunaan predator sebagai agens hayati. Jonis-Jenis Predator Helopeltis spp. Beberapa jenis predator telah iketahui dapat menjadi pengendali Helopeltis spp. pada tanaman kakao, teh dan jambu mete (Tabel 1). Jenis labe-laba lebih mendominasi di- ‘banding jenis serangga prodator arena semua laba-laba merupakan predator. Jenis dari anggota famili Salticidae lebih banyak daripada lainnya, yang anggotanya dikenal sebagai laba-laba peloncat yang aktif ‘memburu mangsanya. Salticidae memiliki penglihatan yang paling ‘baik dari semua arthropods, yang berfungsi untuk kawin, berburu, dan navigasi. Predator Helopeltis spp. yang ‘merupakan golongan serangga, kkebanyakan berasal dari keluarga Mantodea, Dermaptera, Hemiptera, Neuroptera, Coleoptera, dan Hymenoptera. Serangga yang bersifat sebagai predator umumnya lebih lincah bergerak dibandingkan dengan scrangga fitofag. Selain itu alat mulut dan tungkainya telah mengalami modifikasi untuk menangkap mangsa. Pada kepik Reduviidae, alat mulutnya berbentuk seperti jarum yang sangat kokob, berfungsi untuk — mengeluarkan toksin yang dapat melumpuhkan mangsa dan mengisap —cairan tubuhnya (Gambar 1). Tungkai depan Reduviidae juga termodifikasi untuk menangkap mangsanya (tipe raptorial). (ater Mere 207 tl, 218) Kemampuan Predator Memangsa Helopettis spp. Secara umum tahapan yang dilalui predator dalam menemukan mangsa adalah penemuan habitat mangsa, —penemuan _mangsa, penerimaan mangsa, kesesuaian mangsa, dan pemanfaaian mangsa. Kesesuaian mangsa merupakan tahap yang paling _menentukan dalam — mengkonsumsi mangsa. Kekhususan mangsa__predator, preferensi makan, dan kapasitas Populasi mangsa yang tinggi Gambar 1. Predator Helopeltis. a) Stylet Reduviidae yang kokoh dan b) Rihirbus trochantericus sedang memangsa Helopeltis spp. abel 1. Predator Helopeltis spp. pada tanaman kakao, teh dan jambu mete, Tei ‘Ondo Tamil alae pha elope 4 te Araneae ‘Anoeidae ‘se. chaearanea' ‘Ammexe ‘Theididae “Helopeis sp. ‘avi karat ‘Araneae Salicidae Helopeis sp. (Camarieat formasis ‘Anmexe ‘Thomicidee “Helopeis sp. Carrhonus vidas ‘Araneae Saleidae “Helopeis sp. pocllaaurantiaca ‘Anmexe Sekicidae “Helopeis sp. Flue semiewprese ‘Araneae Salieidae Helopes “Leweauge venta ‘Anmexe ‘Tetmgnathidac ‘Helopelis Osyopes evans ‘Araneae Oxyopidae HL thetvora Oxyopes svete ‘Anmexe Oxyopidee Helopeis sp. Osyopes sunandae ‘Araneae Oxyopidae Helopelis sp. Phdlppus sp ‘Ammexe Salicidae 1H thetvora Plesippus ‘Araneae Salicidae H.thetvora Telamoniadimddata ‘Ammexe Sekicidae Helopeis sp. nackte ‘Chrysoperlacarnea Newropter: Cayopitac He thebvora (Gpeloneda spp. Coleoptera Coocinelidae _‘Helopltis pp. Endockus noratus Hemipters Roduvikdac Harton Tanta armipes| Hlemipters Reduvisdae Harton Occamas pes Hemipters Roduvidac Harton Occoppla Hymenoptera Formicidae HL permicials, Spiedanolertes gnats Hemiptere Roduvidac Hentonit ‘Seamus cllaris Hemipters Reduvidae Harton us croceovtabs i Reduvidacs He thetvora ‘es gel 7 el i DST GI Dea, COOH al 1 Ba OTE Da alopadny Giah ngaoeoyAa X an G). Pemanfaatan predator dalam pengendalian Helopeltis. merupakan hal yang memengaruhi kesesuaian mangsa. Kesesuaian predator dengan mangsa berasosiasi dengan seleksi oleh predator yang ipengruhi olch pengalaman’ pre- dator dalam memangsa. Pola makan serangga predator dapat polifag (memangsa berbagai spesies), oli- gofag (memangsa beberapa spesics), dan monofag (memangsa pada satu spesies). Rihirbus trochantericus dilaporkan ditemukan sebagai pre- dator Helopeltis di Kamboja, Nepal, Thailand, Vietnam, Cina, India, Srilanka, dan Filipina. R. trockan- tericus memangsa Helopeltis spp. pada tanaman jambu mete (Gambar 2. Predator lainnya yaitu Cydno- coris gilvus Brum (Hloteroptera: Reduviidae: Harpactorinae) dilapor- kan potensial terhadap #2. antonii pada tanaman jambu mote. Perilaku predator dalam memangsa —yaitu ‘mengelilingi © mangsanya —lalu mangsa didekati untuk menangkap mangsanya kemudian mengisap dan melumpubkan, Kerapatan mangsa berpengaruh ‘tethadap jumlah = mangsa yang dimakan oleh predator. Semakin ‘tinggi kerapatan mangsa, semakin banyak jumlah mangsa yang dimakan olch predator. ‘Kemampuan memangsa beberapa Jjenis predator Helopeltis spp. yang ditemukan di kebun kakao rakyat i Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Sulawesi Tenggara dalam jangka waktu 24 jam (Tabel 2. ‘Kemampuan memangsa belalang sembah Mantis sp. terhadap H. theivora pada pertanaman ch berkisar 1 - 12, pada pemangsaan siang hari lebih besar dibandingkan ‘malam hari (Gambar 3), Pembiakan Predator Predator dapat dibiakkan di laboratorium dengan makanan bbuatan, makanan tambahan seperti nektar, tepungsari, madu atau ‘Tabel 2. Kemampuan memangsa beberapa predator tethadap Helopeltis spp. pada pertanaman kakao di Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Sulawesi Tenggara ens predator ‘Kenampuan menangse dal 2m EP 2 ckoraimts Fortcla uricalaria 2-3 cor nimfa Gasteracantha m9. 1 ekor nim dn imag Leveauge venta 2 ckornimfa dan imago la smaragdin 3 ckornimfa Seaie-Peeol tal 0910 e 2 am 6-12 jamid-15 jam1824 jam 24-30 (emt dum 2014) Gambar 2. Kemampuan memangsa Mantis sp. terhadap H. theivora Tels predator Manga Creme elope op. Forteulaaurtcularia elope 9p. Gasteracanha ap. Helopeltis sp. Lewcauge venasa Heloplts 9p Mantis =p. 4H. thetvora Occophyilasmaragiina ___Helapelis spp. ‘Secbr: Paanta 19; Ad do Mas 21 tumbuhan altematif yaitu meng- gunakan tanaman satu famili dengan inangnya. Beberapa pre- dator Helopeltis spp. dati golongan Reduviidae seperti R_ trochan- tericus, Cydnocoris gilvus, Endo- chus albomaculatus, Epidaus bi- color, Euagoras plagiatus, Irantha armipes, Panthous bimaculatus dan Sphedanolestes signatus dipet- banyak di laboratorium pada suhu 24 - 32°C, dengan kelembapan 89 - 94% dengan menggunakan larva Galleria melonella. (Lepidoptera: Pyralidae) sebagai akan. Di- laporkan juga bahwa I. armipes dapat dibiakkan dengan diberi mangsa Coreyra_—_cephalonica (Lepidoptera: Pyralidae) dan telur yang diletakkan oleh predator lebih banyak dibandingkan di- beri mangsa G. melonella. Semen- ‘Tabel 3. Kemampuan memangsa beberapa predator terhadap Helopeltis spp. ‘Kemampaaa smemangsaselama 24 jam kor aimfe 2-3 ekorninfe 1 ekornimfa dm imag 2 cr nimfa den image 1-2 3 ekor nite FFFEER) ff tara itu, S. signatus yang diberi mangsa Heliothis armigera (Lepi- doptera: Noctuidae) menghasilkan telur Jebih sedikit dibandingkan diberi mangsa 6. melonelia. Cara Pelepasan Predator yang akan dilepas ke lapangan sudah diuji_potensi predasinya di laboratorium. Predator dilepaskan pada beberapa lokasi dan habitat agar predator mampu menetap dan bertaban _hidup. Pelepasan dapat dilakukan baik secara inokulatif (pelepasan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak) ‘maupun inundatif (pelepasan dalam Jjumlah besar). Stadium predator ‘yang dilepas dalam bentuk nimfa akhir dan atau imago karena stadium tersebut lebih dapat bertahan dan Tingkat keragaman 26 akses! jal belanda (Guazuma ulmitola) berdasarkan hidup lebih lama di lapangan, Guna keberlangsungan pengen- dalian, sebaiknya pelepasan predator dilakukan secara berkala. Penutup Pengendalian Helopeltis spp. dengan memanfaatkan predator menjadi salah satu peluang yang dapat dilakukan untuk mengurangi populasi di lapangan. Banyak predator yang memangsa Helopeltis spp. di antaranya adalah Endochus albomaculatus, Epidaus bicolor, Euagoras — plagiatus, —_Trantha armipes, Panthous bimaculatus, Sphedanolestes signatus, Oxyopes Javanus, Mantis sp. dan Rikirbus ‘trochantericus. Perbanyakan pre- dator dapat dilakukan di labora- torium dengan menggunakan larva Galleria _metonella (Lepidoptera: Pyralidae), Coreyra Stainton (Lepidoptera: Pyralidae) dan Heliothis armigera (Lepi- doptera: Noctuidae). Pemanfaatan cephalonica predator menjadi salah satu bagian penting dalam meng- upayakan —pengendalin yang berwawasan lingkungan. Gusti Indriati dan Funny Soesanthy, Balittri TINGKAT KERAGAMAN 26 AKSESI JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAUN DAN BATANG Balai Penelitian Tanaman Rem- pah dan Obat sampai saat ini memiliki Koleksi tanaman jati belanda (Guazuma —_ulmifotia Lamk) dari suku Stereuliace yang ditanam sejak tahun 1995, 1997 dan 2005 di kebun koleksi Ci- manggu, Lembang dan Cicurug, Jawa Barat, Tanaman jati belan- da, telah dibudidayakan di India selama lebih dari 100 tahun, dan banyak ditemukan di Karibia, Meksiko, Amerika Tengah, Ko- lombia, Ekuador, Peru, Bolivia, Paraguay, Argentina, dan Brasil, Pemanfaatan yang diambil dari tanaman ini yaitu daun, kulit dan buah atau biji. Daun merupakan bagian dari tanaman ini yang banyak digunakan sebagai bahan baku pelangsing tubuh dengan produk jadinya dalam bentuk teh dan kapsul yang siap diminum, Dari koleksi yang ada didapat informasi karakter kuantitatif ke 26 aksesi jati belanda_yang dia- mati berkisar antara 77,35 - 97,32 % yang terbagi menjadi dua kelompok yaita kelompok I dan Il, Kedua kelompok tersebut dipisahkan oleh karakter bobot daun per ranting, sedangkan karakter kualitatif tidak beragam. janaman jati belanda (Gua- zuma ulmifolia Lamk), me- rupakan tanaman yang mem- punyai daun yang lebat dan buah yang bulat mirip buah durian kecil sebesar kelereng, belanda yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pelangsing tubuh, yang umumnya dikonsumsi oleh kaum hawa, Produk jadi daun jati belanda sangat eragam dalam kemasan teh celup ‘atau kapsul. Daging bagian dalam dari kulit batang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penumbuh rambut untuk mengatasi masalah kkebotakan dan produk jadinya dapat berupa jelli, pasta atau shampo. Deskripsi Tanaman Tanaman jati belanda dapat tumbuh hingga tinggi 30m, diameter batang 30 - 40 cm dengan mahkota atau bentuk tajuk bulat. Ranting muda ditutupi dengan kulit wama cokelat karat atau abu-abu dengan corak berbentuk bintang, berkerut dan kasar atau sedikit berbulu. Daun alternatif terletak pada pangkal daun utama, bentuk daun bulat telur atau tombak dengan panjang 6 - 13 em dan lebar 2,5 - 6 em dan ujung daun menmcing, panjang tangkai daun antara 6 - 12 ‘mm dengan permukaan daun kasar Dderbulu, memiliki anak tulang daun antara 3 sampai 5, permukaan daun agian atas berwama —hijau sedangkan permukaan bawah daun hijau pucat Karangan bunga (malai) jati belanda bereabang — mempunyai panjang 2,5 - 5 em yang muncul dari dasar daun, Bunga berukuran pendek, banyak, berjajar, kecil, warna kecokelatan, menyebarkan aroma harum. Kelopak berwama kuning dengan 2 - 3 lobus yang berwama cokelat terang sedikit keh sari berwarna kekuningan dengan 15 kepala sari di sekitar putik, berbulu, wama kepala putik hijau terang, bakal bush (ovarium) bersel 5, dengan 5 stigma yang bersatu. Bush berbentuk bulat kapsul atau clips, permukaannya berbintl-bintil seperti berkutil, keras, berwama hitam, panjang 15 - 25 mm, bersel 5 dengan biji banyak. Biji berbentuk telur dengan panjang 3 mm ber- ‘warna abu-abu sampai hitam, Kandungan Bahan Kimia Bagian tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk’ pengobatan alami adalah daun, kulit batang agian dalam, buah dan biji, Tanaman ini mengandung glikosida Tingkat keragaman 26 akses!jti belanda (Guezuma uimitola) berdaserkan kaempferol, daunnya mengandung octacosanol dan taraxerol-OAC, friedelin-3-Alfa-OAC, 3 beta-ol dan beta-sitosterol, __caryophyllene, catechin, famesol, friedelin, asam kaurenoie, precocene I, procyanidin B-2, procyanidin B-5, procyanidin C-l, sedangkan kulit kayu bagian dalam mengandung friedelin, betulin dan beta-sitosterol, Manfaat dalam Pengobatan Tradisional Aktivitas farmakologi penelitian pada hewan telah terbukti sebagai antimikroba, antikanker, menum- ‘bubkan rambut rontok, antiinfla- masi, antiulcer, penghambat ACE, antioksidan, antidiabet, anticholes- terol, hipotensi. Pada manusia dapat digunakan sebagai penurun berat badan (pra-klinis), dan kulit batang ‘bagian dalam dapat mengatasi ram- ‘but rontok. Secara umum dimanfa- atkan dalam mengatasi alopecia, anorexia, asma, bakteri, pendarahan, dingin, batuk, dermatosis, diare, dislokasi, disentri, gajah, demam, flu, gonore, pitam panas, wasir, Ihepatosis, herpes, infeksi, kusta, ‘malaria, nephrosis, parasite, pneu- ‘monia, _proctosis, _prostatosis, pulmonosis, ruam, shigella, sore, radang tenggorokan, staphylococcus, sifilis, virus, retensi air. Koleksi Plasma Nutfah Jati Bolanda Balittro sampai saat ini telah 26 aksesi plasma mutfah jati belanda yang sudah ditanam sejak tahun 1995 di kebun koleksi plasma nutfah Cimanggu, Bogor, Cicurug, Suksbumi dan Manoko Lembang, Jawa Barat. Koleksi tersebut dipelihara secara rutin sebagai tanaman konservasi, di- amati juga karakter morfologi dari ‘masing-masing aksesi tersebu. Karakter Kualitatit Karakterisasi tethadap 26 aksesi jati belanda telah dilakukan engamatan terhadap karakter tinggi ‘anaman, lebar kanopi, lingkar batang, jumlah cabang primer dan sekunder, jumlah ranting, jumlah daun/ranting, panjang daun, lebar daun, bobot daun/helai dan bobot daun/ranting. Ke 26 aksesi tersebut ‘mempunyai karakter yang ber- variasi. Sedangkan hasil pengamatan karakter kualitatif seperti bentuk daun, bentuk pangkel dan ujung daun, bentuk tepi daun bentuk permukaan daun bagian atas dan bawah, wama permukaan atas dan bawah dau dan warna daging batang tidak bervariasi. Bentuk kanopi bulat sampai oval, bentuk percabangan semi erek dan horizontal, bentuk pangkal daun bulat, bentuk ujung daun lancip de- gan tepi daun yang bergerigi. War- na daun tua hijau tua sedangkan wama daun muda hijau muda, de- ngan bentuk permukean atas dan bawab daun kasar dan berbulu. Da- ging batang berwama putih. Tanam- an jati belanda merupakan salah satu tanaman obat, bagian utama tanam- an yang digunakan adalah daun. Karakter yang ada pada daun sangat ‘menentukan mutu dan kualitas tanaman tersebut. Karakter jumlah daun ke 26 aksesi berkisar antara 6 - 44 helaifranting, jumlah daun ter- Kuantitatif dan ecil terdapat pada aksesi L 12 (6 helai) dan tertinggi pada aksesi B 01 (44 helai), Bobot daun per ranting berkisar antara 2,8 - 273 granting, bobot daun terkecil terdapat pada aksesi L 13 (2,8 g) tertinggi pada aksesi B 03 (273 g) (Tabel 1). Tingkat Keragaman 26 Aksesi Jati Belanda Keragaman 26 aksesi jati belan- da yang ada di KP. Cimanggu dan KP. Manoko yang dianalisis ber- dasarkan karakter pertumbuban dan kearakter produksi bobot daun mem- punyai tingkat keragaman yang ting- gi berkisar antara 77,35 - 97,32%, terbagi menjadi dua kelompok yaitu ‘kelompok I dan IL. Kedua kelompok tersebut dipisahkan oleh karakter ‘bobot daun per ranting. Kelompok I terdiri dari 3 aksesi yaitu: 1) BOL, 2) BO2 dan 3) BO3, sedangkan ke- lompok II terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok sub 1 dan sub 2, yang terbagi lagi menjadi sub-sub kelompok yang lebih kecil. Pada kelompok sub 1 terdiri dari 9 aksesi yaitu :4) BO4, 5) BOS, 6) B06, 7) BO7, 8) BOS, 9) BOS, 11) BOLI, 12) BOI2 dan 13) BOI3. Pada ke- lompok sub 2 terdiri dari 14 aksesi yaitu : 10) BLO, 14) LI, 15) LIS, 16) L16), 17) L17, 18) L18, 19) L19, 20) L20, 21) L21, 22) 122, 23) L23, 24) L24, 25) 125, dan 26)L26 (Gambar 1). 7738 ( x Gambar 1. Tingkat keragaman 26 aksesi jati belanda di Kebun Percobaan Manoko dan Kebun Percobaan Cimanggu. Tingkat keragaman 26 akses! ti Delanda (Guazuma umifolla) berdasarkan ... abel 1. Karakter kuantitatif 26 aksesi plasma nutfah jati belanda. “Teg Tatar Linglar anak Told Tusa Tua —Pagang Lebar abot Bakar NoAised tana anopi— ating cahung——caung,— ting un) un(em) dun unilah unig o, (a) Gem) pvimer setter ing rc ‘@ a. ar tyes a 7 = Bas ad m3 Boz Be @ ® 2 mn o& m5 ed im. Bos aS ‘ 4s 0 & B % mss a Bos Bs Fa is » By s Te 7 as Bos ee 7 5 B 2 2s sO 1s 30s sso 3s 8 ir 2 52 wast Bor m2 6 4 2 6 26 B68 133 Bos a5 3 a is a a» 4 7 136 30 és 5 0 u 21 2s 726s ae Boro So » Bs i 6 a3 t 7 Bol ug 2 16 " a 61st 2 Ba 207 1s 1 ra B i tk Ca Bows m2 2 is 2 4 Bt ag tl 3 4 as Fd a io S230 380 2 6 ‘ @ 2 a 0 7 om 740 G se AD m 4 5 7 67k 1340 a as 7 0 is 8 1, 2140 G el 4s a a 0 ir Sto. 730 % 02 tos. xo 8 16 B 5 1a oso a B48 @ % 2 B 5 ho 1630 u ms 2 2 6 ° 3 os 20 B TA 2 @ io 0 0 stk ‘soo Lio 35 3 50 ” 16 " 33 Om oso uu 37s 2B » ® 7 S060 30 ua 2 tr so a i 6 6 10 330 os st o 2s 5 to Ca) 20 Minoan ar @ wo 7 z ar 2 Matson Ee co 3 3s a eT zo Pengelompokan Antar Aksesi Jati Belanda. Hasil analisis kluster ke 26 aksesi plasma nutfah jati belanda yang ada di KP. Cimanggu dan KP. Manoko berdasarkan karakter tinggi tanaman, Jebar kanopi, lingkar batang, jumlah cabang primer, jumlah cabang se- under, jumlah ranting, jumlah daun per ranting, panjang daun, lebar daun, bobot daun/helai dan bobot daunranting. Hasil pengelompokan ‘menunjukkan pada kelompok T dan II dipisahkan oleh karakter bobot daunranting, bobot daun_tertinggi terdapat pada kelompok Tyait: 1773 - 273 g, sedangkan bobot daun terkecil terdapat pada kelompok II berkisar antara 64,9 - 154,6 g. Pada kelompok II terdiri dari kelompok sub 1 dan sub 2, kedua kelompok sub tersebut dipisahkan oleh karakter bobot daurvranting, bobot dawn tertinggi terdapat pada kelompok sub 1 berkisar antara 64,9 - 154,6 g dan bobot daun terkecil terdapat pada kelompok sub 2 berkisar antara 2,8 - 45,7 g, Pada kelompok sub 1 terbagi lagi menjadi sub-sub kelompok yang lebih kecil yaitu kelompok sub-sub 1 Tabel2. Pemisahan ‘kuantitatif, Kelompok antar aksesi jati belanda oleh karakter ae cep Kaa 7 DBO DB ae 50 mrs iettsnm.o2, 19.1, 19.12, 19,13, Ls, 20.07, 2.04 29.13 eg maaan Dat pe ig (SPD Bet ei ee A916 Bet pe ing eins (9 = 1548) ‘nga ang et ea 2-77 at ‘at pert ng 128-15489) ‘nga nega 59-75 on a ne ering 49-9 Bat dn pr mai ol Hie 25 - S78 Lge Seg ec 20 cy faith da etn (6 Redo bet dn pr ang et 6875. nha ange 24-90 em ns de 29, La, 29. 29, 20.11. dan sub-sub 2. Pada kelompok ini dipisahkan oleh karakter_tingkar batang terkecil 12 - 27 em dan bobot daun per ranting tertinggi 12,8 - 154,6 g terdapat pada kelompok sub- sub 1, sedangkan pada kelompok sub-sub 2 dipisahkan oleh karakter ingkar batang tertinggi yaitu 50 - 75 com dan karakter bobot daun/ranting terkecil yaitu 64,9 - 89 g. Pada kelompok sub 2 terbagi lagi menjadi dua kelompok kecil yaitu kelompok sub-sub 1 dan sub-sub 2, pada kelompok ini dipisahkan oleh karakter lingkar batang, jumlah daun dan bobot daun per ranting. Pada kelompok sub-sub 1 dipisahkan oleh karakter lingkar batang terkecil yaitu 20 em, jumlah daun tertinggi yaita 16 helai_ dan bobot daun tertinggi yaitu 45,7 gSedangkan pada kelompok sub-sub 2 dipisahkan oleh karakter lingkar batang tertinggi yaita 24 - 90 em, jumlah daun Perkembangan produk dan ekspor kayu manis Indonesia terkecil berkisar antara 6 - 14 helai dan bobot daun/ranting terkecil antara 2,8 -24,8 g (abel 2). Penutup Tingkat keragaman ke 26 aksesi jati belanda yang diamati berdasarkan karakter kuanttatif seperti tinggi tanaman, lebar kanopi, lebar lingkar batang, jumlah cabang primer dan sekunder, jumlah ranting, jumlah daun/ranting, panjang daun, ebar daun, bobot daun/helai dan bobot daun/ranting berkisar antara 7138 - 97,32% yang terbagi men- jadi dua kelompok yaitu kelompok dan Il, Kedua kelompok tersebut dipisahkan oleh karakter bobot » ou Daeg « ° ‘ Kou Pann o 0 ws um ‘ath Tn Masia THM Tan Bs Megan, TR Tames Rams ddan Kota Padang lebih 1,3 ton /ha, Propinsi Sumatera Barat telah berusaha untuk melakukan perluasan areal dan peremajaan Kelapa Dalam, namun —masih rendah sekitar 1,0 tom/ha pada tahun 2014, Rendahnya produktivitas kelapa di Sumatera Barat mungkin disebabkan tanaman yang ada sudah banyak yang tua dengan keragaman genetik yang masih tinggi, sebagian kecil me- rupakan tanaman Kelapa Dalam yang belum menghasilkan. Ber- dasarkan abel 2, produiktivitas Kelapa Dalam di Sumatera Barat dari tahun 2010 - 2014 masih sekitar 1,0 ton/ha.Untuk meningkatkan nilai ekonomi dari Kelapa Dalam perlu adanya pelatiban pengolahan kelapa secara sederhana yang dapat di- lakukan oleh petani-petani_kelapa seperti membuat minyak kelapa, VCO, gula kelapa dari nira, pembuatan arang aktif tempurung kelapa. Selain itu perlu adanya campur tangan pemerintah untuk ‘membantu pemasaran produk olahan yang dihasilkan oleh petani kelapa. Pengembangan lahan untuk perkebunan kelapa Tanaman kelapa merupakan salah satu. komoditi perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Permintaan— produk- produk yang berbasis kelapa dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan untuk memenuhi ekspor yang terus meningkat. Untuk memenuhi permintaan kelapa yang terus meningkat perlu adanya peningkatan produksi kelapa yang dapat dilakukan dengan cara selain menggunakan varietas unggul dan peremajaan tanaman adalah per- Iuasan areal perkebunan. Peremajaan abel 2. Luas dan produksi komoditas perkebunan di Propinsi Sumatera Barat 2012-2014 70 aa Er 7s "ae Koma a) Pres) Lea) Pod) Late) Pron) Lm) Prue) s) Pro) east 33, 910% 396140 sa2TB0asTOekIsI9 Sonne oMATG 91710 Lie et atm 918ss B89 SIAR HS 96S SKS MaIS LAS og Amita mm 59 «MOTD ISas] TSK SATO gE SRR LTS op Robot gat 13106 eats sans toie 5299s tator 21867 17 86 Pengembangan kelapa dalam di Sumatera Barat Tabel 3. Luas lahan kering di Sumatera Barat tabun 2014 Keetabupaten es an L Kota Padang Sevahlumto Payakumbun, Solok arian Biking Padang Panjang 1 Kabupaten Podang Pariaman Pesisir Selatan gm Limsputuh Kou ‘Tanah Datar Sijunjung Dhermasrye Solok Solok Selatan Mentavai Pasamen asaman Barat tanaman kelapa telah dilakukan oleh pemerintah melalui program ke- giatanpengembangan kelapa di- seluruh Indonesia dari tahun 2007- 2014. Laas areal perkebunan di Indo- nesia cenderung mengalami pe- murunan termasuk yang ada di Sumatera Barat. Perluasan areal perkebunan Kelapa dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan kering. Di Sumatera Barat luas lahan kering pada tahun 2014 seluas 223.225 ha yang tersebar di 19 kota/kabupaten seperti tertera pada Tabel 3. Laas lahan kering diatas 10.000 ha di Sumatera Barat yang ber- potensi untuk pengembangan_per- kebunan Kelapa Dalam kebanyakan terdapat di Kabupaten meliputi Pesisir Selatan, Agam, Dharmas- raya, Solok, Solok Selatan, dan Mentawai dengan was Iahan seluruhnya 180,374,16 ha. Pengembangan Kelapa_— di Sumatera Barat Usaha tani kelapa di Sumatera Barat sebagian besar _berupa perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh kota/kabupaten. Sentra perkebunan kelapa terdapat di as 1.080 Ta70, ‘457 231 esr 153822 1e791 6374 29 1613 6935, 3208 s9071 536.084 5248 232. Kabupaten Padang Pariaman, Agam, Mentawai, Limapuluh Kota, dan Pesisir Selatan. Produktivitas kelapa di Sumatera Barat masih rendah yyaitu berkisar 0,8 - 1,25 ton kopra/ha pada tahun 2009 (Disbun, 2010). Rendahnya produktivitas kelapa ini mungkin disebabkan keragaman ‘genetik kelapa masih tinggi, kurang, atau tidak dirawat, tanaman kelapa sudah banyak yang tua, terserang ‘hama dan peny Salah satu usaha pemerintah Sumatera Barat untuk memper- tahankan dan meningkatkan pro- duktivitas Kelapa Dalam lokal telah dilakukan perluasan per- kebunan kelapa di Kabupaten Pesisir Selatan dipusatkan di lima ke~ camatan yang merupakan sentra produksi “Kelapa Dalam Lokal yaitu Kecamatan Ranah Pesisir, Lengayang, Sutera, Lingo Sari Baganti dan Pancung Soal. Pro- duktivitas Kelapa Dalam lokal di Kabupaten Pesisir Selatan 1,14 ton kopra/ha/tahun lebih rendah dari produktivitas varietas kelapa_na- sional seperti Kelapa Dalam Tako- ‘me, Mapanget, Bali_ yang. produk- tivitasnya lebih dari 2 ton kopra/ha/ tahun, Produktivitas Kelapa Dalam lokal di Kabupaten Pesisir Selatan masih dapat ditingkatkan dengan cara_menaman benih atau bibit yang berasal dari (PIT) pohon induk tempilih sehingga diharapkan pro- duktivitasnya sama dengan kelapa varietas nasional. PIT dapat di- fakukan dengan cara menyeleksi pohon induk di populasi Kelapa Dalam di sentra produksi yang telah ditetapkan sebagai Blok Penghasil Tinggi (BPT) untuk mendapat aksesi Kelapa Dalam unggul lokal. Penutup Tanaman_ kelapa di Sumatera Barat merupakan salah satu komo- ditas perkebunan yang _mempunyai kontribusi positif untuk meningkat- kan kesejahteraan masyarakat, Untuk meningkatkan produksi ke- Japa selain dilakukan_ peremajaan elapa, juga telah dilakukan per- wasan areal Jahan perkebunan dengan memanfsatkan lahan_ Kering Khususnya di sentrasentra pro- duksi kelapa yang memiliki areal Jahan Kering lebih dari 10.000 ha. Peremajaan maupun perluasan ke- bun kelapa guna mempertahankan aksesi kelapa lokal Sumatera Barat seperti yang telah dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan. Budi Santosa, Balit Palma ‘Organisme pengganggu tanaman pada tanaman kemir sunan ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN PADA TANAMAN KEMIRI SUNAN DAN CARA PENGENDALIAN Kemiri sunan merupakan salah satu tanaman potensial penghasil bahan bakar nabati. Produktivitas dan kandungan minyaknya cukup tinggi > 50% dan adaptif pada Jahan marginal atau sub optimal. Selain di Jawa Barat, saat ini tanaman kemiri sunan sudah tersebar dan dikembangkan di beberapa propinsi Iainnya. Be- berapa jenis hama dan penyakit ditemukan menyerang fanaman kemiri sunan dengan berbagai tingkat kerusakan yang diakibat- kannya. Hama yang banyak di- temukan yaitu ulat kantong, kutu putih, belalang, dan tungau, selain itu ulat api dan rayap. Sedang penyakit yang sering ditemukan yaitu embun tepung dan jamur upas. Untuk pengembangan ke- miri sunan pada areal yang Iuas perlu diantisipasi kemungkinan ferjadinya serangan hama dan penyakit tersebut yang dapat me- rusak pertumbuhan dan produkst tanaman kemiri sunan. Saat ini status hama dan penyakit yang ada umumnya masih bersifat spo- radis dan temporer, meskipun ada potensi jenis tertentu seperti hama kutu patih pada kondisi tertentu sangat melimpah dan cukup ‘merusak tanaman kemiri sunan, cengan terbitaya Inpres No. 6 tahun 2006 tentang Pe- nyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) se- bagai bahan bakar Iain, Kemen- terian Pertanian bertanggung jawab untuk mencari, menyediakan dan mengembangkan tanaman penghasil bahan baku energi atau dikenal sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN). Badan Lifbang Pertanian telah banyak — melakukan —_penelitian mengenai_ tanaman-tanaman yang berpotensi sumber bahan bakar nabati, salah satunya adalah tanaman kemiri sunan yang potensial sebagai penghasil biodiesel. Tanaman kemiri sunan_mem- punyai beberapa kelebihan untuk dikembangkan sebagai tanaman penghasil BBN, di antaranya adaptif pada Tahan marginal atau sub optimal, produktivitasnya dan kan- ‘dungan minyaknya > $0%, produksi biomasanya cukup tinggi terutama daunnya serta cara panen buahnya ‘yang tidak memertukan biaya tinggi, ‘inggal memungut buah yang jatuh. Dengan sifat-sifat keunggulan ter- sebut tanaman kemiri sunan sangat iminati untuk dikembangkan lebih Juas terutama pada Tahan-lahan ‘marginal dan lahan pasea tambang. Tanaman kemiri sunan sudah tersebar dan dikembangkan di Jawa Barat NTB, NTT, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan beberapa tempat lainnya, ‘Untuk mengantisipasi pengem- ‘bangan kemiri sunan dalam areal yang luas perlu dipelajari potensi permasalahan yang terjadi seperti emungkinan serangan hama dan penyakit yang dapat merusak per- tumbuhan dan _produksi tanaman kkemirisunan. Pengamatan di be- berapa Tokasi pengembangan kemiri suman ditemukan beberapa jenis organisme pengganggu _tanaman (OPT) berupa hama dan_penyakit yang potensial merusak. (Tabel 1). Dari kelompok hama yang banyak ditemukan yaitu ulat Kantong, kutu putih, belaiang, dan tungau, Selain itu juga ditemukan ulat api, dan rayap. Sedangkan dari kelompok penyakit yaitu embun tepung dan jamur upas Ulat Kantong Jenis ulat kantong yang banyak ditemmukan —menyerang —tanaman kkemiri sunan yaitu Pteroma pendula (Lepidoptera: Psychidae). Ulat kan- tong ini berbentuk kerucut berwarna abuabu hingga abu-abu kecokelat- an, berukuran maksimal kurang dari 2 em, menyerang tanaman kemiri sunan dengan posisi tetap berada di dalam kantong, Ulat muda (Kecil) memakan lapisan permukaan daun ‘agian atas maupun bawah, sedang ulat yang lebih besar makan semua lapisan daun, Ulat_kantong ini biasanya hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup banyak. ‘Akibat serangan hama ini daun menjadi berbercak-bercak cokelat arena lapisan daun yang dimakan mengering dan akhimya menjadi berlubang. Serangan berat menye- bbabkan daun-daun mengering dan gugur atau menjadi gundul namun biasanya tidak menyebabkan ke- ‘matian tanaman, Meskipun demikian serangan hama ini dikhawatirkan akan menghambat perkembangan dan produksi tanaman kemiri sunan. Ulat kantong jenis ini selain ditemu- kan di Subang dan Majalengka, Jawa Barat juga di Bangka dengan tingkat serangan kurang dari 15%. Sejauh ini serangan ulat kantong ‘belum sampai menyebabkan ke- ugian yang berarti, namun untuk rmengantisipasi kerusakan yang lebih besar perl dilakukan monitoring populasi secara berkala untuk mengetahui populasi dan tingkat serangannya, Ambang ekonomi hhama ini pada kemiri sunan belum diketahui, sedang pada kelapa sawit ambang populasi kritis Preromia pendula adalah 5 - 10 ekor/pelepah. Pengendatian hama ini dapat dilaku- kan dengan konservasi musuh alami- nya yang berupa parasitoid (Gory- hus bunoh, Eupelmus catoxanthae dan Eurytoma sp.), dan predator (Callimerus arcufur, Cosmelestes picticeps dan Oecophylla smarag- dina), Pengendalian secara_fisik dapat dilakukan dengan membuang daun yang terserang dan mem bakamya serta dengan memasang perangkap lampu untuk memerang- kap serangga jantan, ‘Organisme pengganggu tanaman pada tanaman kemi sunan Tabel 1. Hama dan penyakit yang ditemukan pada tanaman kemiri sunan Fas eae Taso oe co a Tiel Uae Da Ta Te Tent PALIT oe pah Beng ct tad pk Bio NT oa Bow Regn nteenkogn Hee Taxon Baxipcatctueatah Jaan BaniaDeling Eelietnpeiermininiog Heo ets Ban pee imate 1S mee Eatecttsoas tne s fae 1a eon Kemeiealins Eines Dasha Sint ona ania NTT Manga “poreben pada at RS, Swann, tol 2014 tetecnatioee Sonate — ig sa Seva Ba Danton ho Secon Kutu Putin bbuah yang ada tidak berkembang, naman terserang dan memusnahkan- Hama ini biasanya eksplosit Mengering dan rontok | schingge nya, Penggunaan musth alam be- Gi nea pe osuinne bagian yang terserang tersebut mati rupa predator Ambijseius cucumeris akan meningkat dengan cepat pada musim kemarau yang kering, Se- rangan hama kutu putih ini di- temukan pada lahan pengembangan kemiri sunan di Desa Mainai Ke- camatan Wolomeze, Kabupaten Ngada, Bajawa, NTT pada per- tanaman berumur 2,5 tahun dengan tingkat serangan ringan _sampai berat. Hama kutu putih juga ditemukan di Bogor, Jawa Barat, namun dengan populasi dan tingkat setangan yang rendah. Hama kutu putih ini bersifat polifag mempunyai kisaran inang yang sangat banyak berupa tanaman buah-buahan, ta- naman bias, tanaman —sayuran ‘maupun tanaman perkebunan di antaranya pepaya, mangga, jambu, jeruk, kembang sepatu, teh-tehan, tomat, jagung, jarak pagar, kakao dan akasia. Jenis hama kutu putih yang ditemukan menyerang_per- tanaman kemiri sunan di NTT ini kemungkinan adalah Paracoccus marginatus (Coccidae: Homoptera). Katu ini menyerang bagian batang, cabang, ranting, pucuk, daun dan buah sehingga tanaman me- rmunjukkan gejala_mengering pada batang hingga pucuknya. Akibat serangan, awalnya daun yang terserang nampak menguning dan layu, sebagian mengalami kerontok- an. Meskipun ada kecenderungan tanaman yang terserang kutu ini justra memicu. pembungaan Karena kondisi stres yang dialami, namun apabila tidak dikendatikan dengan baik akan berakibat fatal. Tetapi intensitas serangan berat_menye- babkan daun-daun dan bunga serta kering. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan melakukan_ pe- nyemprotan larutan deterjen apa- bila serangannya masih ringan, atau ‘menggunakan —pestisida —nabati. Namun bila serangan berat dan eksplosif dapat digunakan insek- tisida yang berbahan aktif meti- dation atau imidakloprid. Untuk pencegahan dapat dilakukan mo- nitoring secara berkala baik pada Jahan yang telah terserang mau- pun yang masih bebas serangan. Selanjutnya dapat ditentukan lang- kkah pengendalian yang lebih ramah lingkungan serangan yang beresiko menyebabkan kerugian yang lebih besa. Tungau Hama tungau ditemukan menye- rang sejumlah tanaman kemiri sunan di Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat. Tetranichus sp. (Acarina: Tetrani- chidae) menyerang daun dati per- mukaan bagian bawah dengan ‘mengisap cairan tanaman sehingga menyebabkan gejala ttik-titik kering berwama keperakaan sampai merah kecokelatan, selanjutnya daun men- jadi abnormal, mengkerut, ering dan gugur. Serangan pada daun ‘muda menimbulkan efek yang lebih parah dibanding pada daun yang lebih tua, Di lapangan serangan ‘hama tungau relatif rendah dan tidak ‘menimbulkan kerusakan parah. dan ‘umumnya serangan meningkat pada ‘musim kering. Pengendalian dilakukan dengan sanitasi, mengeradikasi bagian ta- dan patogen Beauveria bassiana, atau secara. kimiawi dengan acarisida Belalang Salah satu jenis belalang yang dijumpaimenyerang adalah Shis- tocerca gregaria _(Acrididae: Orthoptera), dengan karakteristik morfologi berupa kaki bagian femumya mempunyai 3 spot hitam, bersifat potifag, hidup mengelompok dan dapat berkembang dengan cepat terutama pada awal musim hyjan, Serangan belalang —menyebabkan daun berlubang-lubang tidak teratur. Daun yang terserang terutama daun hijau yang sudah agak tua kernudian daun yang lebih muda. Serangan pada tanaman muda umumnya lebih parah akibatnya terhadap perkem- ‘bangan tanaman dibanding tanaman tua, Serangan hama ini biasanya bersifat sporadis dan belum menye- babkan Kerusakan yang berarti, meskipun.demikian perkembangan populasi hama ini perly dimonitor secara berkala agar tidak terlambat pengendaliannya, Pengendalian hama _belalang dapat dilakukan dengan mengguna- kan cendawan Beauveria bassiana, pestisida nabati dari daun sirsak dan tembakau, atau dengan insektisida dari golongan organofosfat apabila populasinya sudah —-melimpah, Musuh alami yang cukup penting untuk hama ini antara lain berupa predator yaitu burung perlu dijaga kelestariannya untuk —-menjaga keseimbangan populasi hama ini di lapang. ‘Organisme pengganggu tanaman pada tanaman kom sunan Pteroma pendula , (d, ¢, f) serangan hama kutu putih Paracoccus marginatus pada di NTT, (g, h,) gejala dan serangan tungau, Tetranichus sp..(i, j, ) belalang Shistocerca gregaria dan gejala serangan, (k, 1) penyakit embun tepung, Oidium sp dan (m,n) penyakit jamur upas Embun Tepung Penyakit embun tepung yang disebabkan jamur Oidium — sp. biasanya menyerang tanaman muda di persemaian atau tanaman muda yang baru ditanam di lapang. Gejala tanaman yang terserang pada bagian yang terserang jamur_membentuk Tapisan putih Keabu-abuan. seperti bertepung, yang terditi atas mise- lium, konidofor dan konidium (spo- 1a) jarmur. Daun-daun yang terserang akan mengeriput, kering dan akhir nya gugur. Serangan penyakit ini banyak ditemukan pada tanaman muda, awalnya serangan terjadi pada daun-daun muda kemudian berkem- bang juga pada daun yang lebih tua, Serangan penyakit-_meningkat pada kondisi cuaca kering yang disclang hhyjan singkat di malam hari. Untuk mengendalikan penyakit ini dapat dilakukan dengan -mem- bbuang daun-daun yang terserang dan ‘membenamkan dalam tanah untuk ‘mengurangi sumber infeksi. Pengen- dalian dapat juga dilakukan dengan ‘menaburkan tepung belerang atau ‘menyemprot dengan bubur califor- nia (kapur belerang), atau fungisida kimia antara lain yang berbahan aktif tembaga hidroksida apabila serangan sudah meluas. Jamur Upas Penyakit jamur upas yang diduga disebabkan oleh Corticium sp. terutama menyerang bagian tanam- an yang berkayu seperti batang, pangkal tegak —batang, cabang, ‘maupun ranting. Serangan dimulai dari sisi bagian bawah cabang yang ditandai dengan adanya benang- benang miselium jamur yang. halus yang berwama putih, kemudian ber- kembang menjadi lapisan tebal ber- wara putih kemerahan atau merah jambu schingga cabang atas nampak Jayu menguning dan akhimnya mati kering. Serangan pada batang utama dapat mengakibatkan seluruh bagian tanaman akan mengering dan mati ‘Tanaman yang terserang penyakit ini pada tingkat awal memacu terjadi- nya pembungaan karena _stres. Pengendalian dapat dilakukan de- ngan memotong bagian terserang dan membakamya, serta mengoles agian terpotong tersebut dengan fingisida. Jika serangan masih ring- ‘an dapat dilakukan penyemprotan dengan bubur california. Untuk me- ngurangi terjadinya serangan penya- kit ini sebaiknya dilakukan peng- aturan jarak tanam, dan perawatan sehingga kebun tidak terlalu lembap. OPT lain yang cukup sering ditemukan pada pertanaman kemiti sunan yaitu, rayap dan ulat api, Namun’populasi maupun intensitas serangan OPT tersebut relatif masih rendah dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Penutup Kehadiran hama-penyakit pada tanaman sangat dipengaruhi faktor lingkungan sekitar. Tanaman dan OPT saling berinteraksi mengikuti dinamika perubahan faktor ling- kungan. Penanaman tanaman kemiti sunan dalam hamparan yang. luas menarik kchadiran OPT untuk hidup dan berkembang biak di situ. Be- berapa jenis hama dan penyakit ditemukan-menyerang pertanaman kemiri sunan di lahan pengembang- an dengan tingkat kerusakan_ber- variasi antar lokasi. Kehadiran hama dan penyakit berpotensi menjadi ancaman dalam pengembangan ta- naman kemiri sunan. Monitoring dan pengelolaan lingkungan per- tanaman kemiri sunan sangat menentukan —resiko —_ancaman serangan hama dan penyakit. Siswanto, Puslitbangbun Keragaman plasma nuttah ylang-ylang (Cananga odorata) KERAGAMAN PLASMA NUTFAH YLANG-YLANG (Cananga odorata) DI KEBUN PERCOBAAN SUKAMULYA Yang-ylang merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang tum- buh setinggi + 15 meter dengan diameter batang sekitar 40 em dan merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara yang penyebaran- nya sampai ke Cina bagian sela- tan dan Australia bagian utara. Pengamatan dilakukan pada bulan_ Januari - September 2010 di KP, Sukamulya, Parameter yang diamati adalah jumlah tan- dan/pohon, jumlah bunga/pohon, Panjang daun, Iebar daun, tebal daun, bentuk daun, bentuk per- mukaan daun, bentuk ujang daun, warna tangkai daun dan warna daun, Hasil analisis cluster dari populasi ylang-ylang yang. ter- sebar di KP. Sukamulya berdasar- kan karakter jumlah tandan bunga, jumlah bunga, panjang daun, lebar daun dan febal daun menunjukkan tingkat keragaman sangat tinggi berkisar antara 71,55 - 99,98%. Tingkat keragam- an tertinggi terdapat pada nomor 69 aksesi 248 (09,98%) dan te- rendah pada nomor 1 aksesi 20 (71,54%). Pada masing-masing kelompok dipisahkan oleh ka- rakter jumlah tandan dan jumlah bunga terkecil dan terbesar. Ting- kat “keragaman tanaman ylang- ylang yang ada di KP, Sukamulya berdasarkan karakter kuslitatif diantaranya bentuk daun, warna daun, bentuk permukaan daun, bentuk ujung daun dan warn: tangkal daun menunjukkan ting- kat keragaman sangat sempit se- hingga ke 69 aksesi_ tersebut terbagl manjadi dua_kelompok yaitu kelompok I dan II yang di- pisahkan oleh karakter warna daun hijaw muda, Tingkat ke- ragaman ke 69 aksesi tersebut berkisar antara 55,27 - 100%, pada aksesi 20 (6527 %), aksest 29 - 109 (74,18%) dan 110 - 248 (100%), lang - ylang merupakan tum- Yate asli Asia Tenggara yang penyebarannya sampai kke Cina bagian selatan dan Australia agian utara. Ada dua spesies tanaman keluarga _sirsak-sirsakan (Annonaceae) ini, yakni Cananga latifolia dan Cananga odorata. Cananga odorata senditi terdiri dari satu. varietas (Cananga odorata var. fruticosa) dan dua forma (Cananga ‘odorata forma genuina dan Cananga odorata forma macrophylla). Forma ‘macrophylla adalah grup kenanga yang umum dijumpai di dacrah wilayah nusantara sebagai tanaman pekarangan, — sementara_ forma genuina adalah kelompok ylang- ylang Fil Yang-ylang merupakan tanaman tahunan yang tumbuh setinggi +15 ‘meter dengan diameter batang sekitar 40 cm tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian antara 0'm sampai dengan 700 -m dpl dan per- tumbuhan optimal akan diperoleh pada ketinggian antara 400 sampai dengan. 600 m dpl, dengan curah hhujan antara 2.300 - 3.000 mm per tahun dan sebagai penghasil bunga untuk industri ylang-ylang oil, Pengembangan ylang-ylang di Indonesia menyebar hingga ka- ‘wasan-kawasan seperti Banten, sekitar gunung Ceremai. Boyolali (lereng Merbabu dan Merapi) dan Blitar (lereng gunung Kelud dan Butak), dan kawasan Sumatera dan Kalimantan relatif cukup berpotensi ‘untuk pengembangan komodita ini ‘Ylang-ylang menghendaki Iahan subur yang kaya bahan organik dengan lapisan top soil (solum) dalam (antara 3 sampai $m). Dua tanaman ini hampir tidak memer- Jukan perlakuan yang istimewa dalam hal budidayanya, Hama yang paling berbahaya hanyalah ulat but yang akan menurunkan produkti- vitas, namun tidak akan sampai ‘merusak atau mematikan tanaman, Sebanyak 70 aksesi ylang-ylang yang ada di kebun plasma nutfah Balittro, telah dikarakterisasi sifat- sifat kualitatif dan kuantitatifnya untuk aksesi yang ditanam di Kebun Percobaan Sukamulya. Karakter Morfologi Daun dan Bunga Yiang-Ylang Karakter_ morfologidaun dan bunga pada tanaman ylang ylang mempunyai karakter yang bervariasi terutama pada karakter jumlah tandan bunga, jumlah bunga, panjang daun, lebar daun dan tebal daun. Karakter jumlah bunga tertinggi terdapat pada nomor aksesi 100 (700), dan terkecil pada nomor aksesi 29 (15). Karakter jumlah bunga berkisar antara 75 - 5.600 ‘bunga per pohon, jumlah bunea tertinggi terdapat pada nomor aksesi 100 (5.600), dan terkecil_ pada nomor aksesi 29 (75). Karakter panjang daun berkisar antara 11,78 — 25, 6, daun terpanjang terdapat pada nomor aksesi 40 (25,6 cm) dan terpendek pada nomor aksesi 222 (11,78 em). Karakter tebar daun berkisar antara 4,34 - 8,6 cm, daun terlebar terdapat pada nomor aksesi 248 (8,6 cm) dan terpendek pada nomor aksesi 222 (4,34 om). Sedangkan pada karakter tebal daun berkisar antara 0,015 - 0,022 mm, daun tertebal terdapat pada nomor aksesi 220 dan 222 (0,022 mm) dan daun tertipis pada nomor aksesi 15h (0,015 mm) menjadi dua ke- Jompok yaitu kelompok I dan ke- Tompok II, Kelompok I terdiri dari dua kelompok yaitu sub I dan sub 2, sub 1 terbagi lagi menjadi sub-sub yang lebih kecil yang terditi dati Sub-sub I dan sub-sub 2 sedangkan kelompok sub 2 terdiri dari dua nomor aksesi yaitu aksesi 22 dan aksesi 51. Kelompok sub-sub I pada sub 1 terdiri dari 64, sedangkan sub-sub 2 terdiri dari dua, Pada kelompok Il terdiri dua aksesi yaitu 19 dan 20 (Gambar 1). Keragaman plasma nuttah ylang-ylang (Cananga odorata) ‘abel 1. Karakter morfologi bunga dan daun pada 69 aksesi ylang ylang di Kebun Percobaan Sukamulya. == z 3 = a 3 3 a : i 2 3 2 a 3 3 a 2 = 2 3 3 2g 3 3 Pemisahan karakter terhadap kelompok 69 aksesi ylang-ylang di KP. Sukamulya Hasil analisis cluster terhadap 69 aksesi ylang ylang yang ada di KP. ‘Sukamulya dipisahkan oleh karakter jumlah tandan dan jumlsh bunga. Pada kelompok I dan II dipisahkan oleh karakter jumlah tandan dan jumlah bunga, jumlsh tandan ter kecil terdapat pada kelompok 1 15 - 35 tandan dan jumlah tandan ter- besar pada kelompok 1 500 - 700 Es Sou ge 2 e ge eo = & & B = 2 2 ge 2 = 2 & 2 = & 2 & 2 = BS @ gf 2 = & = 2 a s ne Be 2 8 & = 8 gO g & & s Be a Ot eR 2 { zg 8 gE tandan, sedangkan pada karakter jumlah bunga terkecil terdapat pada kelompok I berkisar antara 75 - 2.925 bunga dan yang terbesar pada kelompok Il antara 4.500 - 5.600 bunga Pada kelompok sub 1 dan sub 2 dipisahkan oleh karakter jumlah tandan bunga dan jumlah ‘bunga, Jjumlah tandan terkecil terdapat pada kelompok sub 1 antara 15 - 200 tan- dan dan terbesar pada kelompok sub 2 antara 300 - 325 tandan, sedang- kan pada karakter jumlah bunga terkecil terdapat pada kelompok sub 1 berkisar antara 75 - 2.250 bunga dan terbesar pada kelompok sub 2 antara 2,700 - 2.925 bunga dan terbesar pada kelompok sub 2 antara 2.700 - 2.925 bunga. Pada kelompok sub-sub 1 dan sub-sub 2 dipisahkan oleh karakter jumlah bunga, jumlah bunga terkecil terdapat pada kelompok sub-sub 1 berkisar antara 75 - 1.600 bunga dan yang terbesar pada kelompok sub- sub 2 antara 2000 - 2.250 bunga (Tabel 2). Karakter kualitatif pada 69 aksesi ylang ylang di KP. Sukamulya Karakter bentuk daun pada 69 aksesi ylang-ylang sangat bervariasi terutama pada karakter bentuk daun, wama daun, bentuk ujung dan dan warna tangkai daun, sedangkan pada karakter permukaan daun tidak bervariasi hampir semua aksesi mempunyai permukaan daun bergelombang. Karakter _bentuk daun terditi dari bentuk oval dan Gambar I. Dendrogram 69 nomor aksesi ylang-ylang pada karakter morfologi daun dan bunga Keragaman plasma nutfah ylang-yiang (Cananga odorata) ‘Tabel 2. Pemisahan kelompok ylang-ylang oleh karakter jumlah tandan bunga dan jumlah bung Tang Rao cum “su “san a Tao Rainasien mms, SeuahavnarensioLavense ast it Teas Sakari eee esd tel S 0 jh ed ge san agar 200- etn goa 35 dept ar ng ee 5300-70 dpm abel 3. Karakter bentuk dan wama daun 69 aksesi ylang ylang. a iis Fema iee igh = oe oasis eS ‘castor War 3 Ee epee tome ‘ee eee 8 oe Eee Sana ie i = Ed Sen iss cane oe z oat fects fame ‘ene ee S oat Ecnboae iia aa ie = ae Ecbet ry in tm 3 on Spon tonne ate | a oa sme Sie teen ie @ oa Ene int i co & oa Sees tone aan te s oat sbrne Nie ‘ier Nee 3 oat ie Ee ie ee a on coms = caau tn 3 fe beemtne foo co ema @ on Erbe Sle ca Mma = 2 Spa = coat ot z Be bernie foot coat Mem o on fcebmne Sree ‘ser a oa inne cae et oa Perera} = ca "em fe eens Swe coat ‘ema oo Mowant esas me ae Ses ieee cant Mn Be Repke ie ‘en Wrens on Eco Py cae te {os = cau on Se bernie Swat coat Be Be opens im ‘ce ie fa ioe i a Ss been ewe cae fem oe = cee cat pet on Spee eet coat nema oat Eenboee ose ca ie oa Paver Sanat cast me oat febone fina coat Be fe bekmne fae ‘ee Hermes on Ent sana ca iam ae Er i, ‘cant a Se berets Swat ‘ee co Be Berkenee iene cate ime oe Sepang ime in ima Be benhmne Siewat ca Hive, Se Benkonoe ie or mes oe eens oa iam ie os fSebnne on tom Bee oat Sonboee Siratae to Meee oat Enon Swat ion tate oat fenton Swat cana ics fe eens Swat aa Hee on Swat ‘ie Ha fe Sop = cane tm Be Berke fame ‘ae He oa Ecnbet Sie cae ieee ee feb tine ti ican Ee ephmns Site cas Hine Ge Benkonoe ine coor ec oe Enns i tie nema oe fects Sweat om Mee ae eae ‘cr emee on Sieg ace tm a ig cask i os ooomee Se ‘eee ree oe iene te Hamas on Parana} ia on or ont fetes fae can ieee oa Seat oat cat i se sa a = a ioe ellips, warma daun hijau sampai hijau tua, bentuk ujung daun runcing sampai meruncing sedangkan warna tangkai daun hitam sampai cokelat tua (Tabel 3). Tingkat Keragaman tanaman ylang-ylang yang ada di Kebun Percobaan Sukamulya berdasarkan karakter kualitatif di antaranya ben- tuk daun, warna daun, bentuk per- mukaan daun, bentuk ujung daun dan warna tangkai daun menunjuk- kan tingkat keragamannya sangat sempit sehingga ke 69 aksesi ter- sebut hanya terbagi manjadi dua kelompok yaitu kelompok I dan Il yang dipisahkan oleh karakter wama aun hijau muda. Tingkat keragam- ‘an ke 69 aksesi tersebut berkisar antara 55,27 - 100% seperti pada no 1 aksesi 20 tingkat keragaman 35,27%, nomor 2 - 25 pada aksesi aksesi 29 - 109 tingkat keragaman 74,18% dan nomor 26 - 69 aksesi 110 - 248 tingkat keragaman 100% (Gambar 2). Pada karakter bentuk daun clips dan oval, _bentuk permukaan daun bergelombang, bentuk ujung daun runcing dan meruncing dan wama daun hijau sampai hijau tua, Penutup Hiasil_analisis cluster dati po- pulasi ylang-ylang yang tersebar di KP. Sukamulya berdasarkan karak- ter jumlah tandan bunga, jumlah bunga, panjang daun, lebar daun dan tebal daun menunjukkan tingkat keragaman sangat tinggi berkisar antara 71,55 - 99,98%, Tingkat keragaman tertinggi terdapat pada nomor 69 aksesi 248 (99,98%) dan terendah pada nomor 1 aksesi 20 (71,54%). Pada masing-masing ke- lompok dipisahkan oleh karakter jumlah tandan dan jumlah bunga terkcil dan terbesar. Tingkat keragaman tanaman ylang-ylang yang ada di KP. Sukamulya berdasarkan karakter kualitatif wama daun, bentuk permukaan daun, bentuk ujung daun dan wara Bunga katarak ([sotoma longgifora: tanaman obat untuk mengobati tangkai daun menunjukkan tingkat keragaman sangat sempit schingga ‘ke 69 aksesi tersebut terbagi manjadi dua kelompok yaitu kelompok I dan I yang dipisahkan oleh karakter wama daun hijau muda. Tingkat keragaman ke 69 aksesitersebut berkisar antara 55,27 - 100%, pada aksesi 20 (55,27 %), aksesi 29 - 109 (74,18%) dan aksesi 110 - 248 (100%). Aspek agroindustri serta perda- ‘gangan (peluang pasar), dari minyak ylang-ylang —sebenarnya hampir tidak ada masalah. Yang menjadi kendala hanyalah faktor on farm- nya. Kalau ada yang mau menanam ‘ylang-ylang, proses agroindustrinya pasti akan lancar dan produk minyaknya akan diserap pasar dengan mudah dan cepet. Kalau sampai sckarang belum ada yang berani_mencoba membudidayakan ylang-ylang secara lebih serius, penyebabnya hanyalah —faktor ctimnya informasi Wawan Haryudin dan Cheppy Syukur, Balittro BUNGA KATARAK (/sotoma longiflora): TANAMAN OBAT UNTUK MENGOBATI PENYAKIT MATA (KATARAK) Bunga katarak (Isotoma longi- flora) atau yang biasa dikenal de- ngan nama kitolod merupakan tanaman herba tergolong semak yang belum dibudidayakan dan masyarakataya sering mengguns- kan tanaman inj adalah di Taluk Propinsi Riau dan Bogor Jawa Barat, untuk pengobatan penya- kit mata diantaranya katarak dan mengurangi plus maupun minus pada mata. Mengingat potensi fanaman yang memiliki banyak manfaat sebagai obat, menjadi- kannya berpeluang untuk dikem- bangkan sebagai bahan baka obat. sebaran yang cukup luas di dacrah tropis, Tanaman ini tumbuh menyebar di berbagai tempat dan dapat hidup subur di atas tanah dengan ketinggian 1 - 1.000 m dari permukaan laut (dpl), Bunga katarak berasal dari Hindia Barat dan sering dijumpai di selokan, pinggir sawah, ‘tegalan serta tempat yang agak ‘erlindung. Lingkungan yang agak ‘basah lebih disukai oleh tanaman ini. Bunga katarak memiliki banyak sebutan di antaranya melati katarak kkarena wama bunganya putih seperti melati, kembang jangar, bunga bintang lima, daun kendal, daun sangkobal, daun korenjat dan sapu jagad (Seponada, 2012). Di Pulau Jawa disebut dengan kitolod dan di daerah Jawa Barat (Sunda) disebut dengan tolod. Tanaman ini merupa- kan tanaman herba semusim yang tergolong semak dan_belum dibudi- dayakan. Masyarakat menggunakan- nya dengan cara mengumpulkan ‘tanaman dari tempat tumbuh aslinya di selokan yang ternaungi. Beberapa dscrah di Indonesia mengenal tanaman ini sebagai obat herbal dalam pengobatan penyakit mata, diantarnyakatorak. — Penyakit keotarak pada mata adalah kondisi Jensa mata yang terdapat bercal putth seperti awan yang dapat ‘mempengaruhi jarak pandang mata, Bila bercak putih semakin besar, pandangan mata akan terganggu. ‘Kiasifikasi dan habitus tanaman ‘Tanaman bunga katarak dapat ~ eke 83 Miyako Mas 28522 7 ol > ~ 4 w 1s tp Komponen meegiding N 2 yo sa Sa Komposentabas N > = mg ws a3 abe ors) yw 2 ‘Seabee dan Rima, 190 unikan, Beberapa_peniliti yang berhasil mengisolasi senyawa aktif dari biji pala yang memiliki potensi untuk perkembangan dalam proses pembuatan obat antidiabetes dan antihiperlipidemia, Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak sckali zat yang baik yang dibutubkan tubuh yang terdapat pada biji pala yang bermanfaat untuk penyakit diabetes (Keri Lestari, 2012). Akbir-akhir ini ada perkembangan baru pemanfaatan minyak atsiri pala, yaita sebagai bahan baku dalam aromaterapi. Dilaporkan bahwa Komponen utama pala yaitu myris- tisin, climisin, isoelemisin dalam aromaterapi bersifat menghilangkan sttes. Di Jepang beberapa per- uusahaan menyemprotkan aroma minyak pala pada sistem sirkulasi udara untuk meningkatkan kualitas uudara dan lingkungan, Selain itu di bawah ini adalah beberapa ramuan yang menggunakan biji pala yakn: Cara pemakaian secara tradi- sion: ~ Menghilangkan isomnia (ganggu- an tidur). Cara membuat ramuan- nya adalah: pertama campur 1 sendok teh biji pala, 1 gelas susu segar, 1 sendok teh madu, 1 sdt pala halus dan % sendok teh gula batu. Rebus susu sampai mendidih, angkat dan campur dengan pala, madu dan gula batu. Aduk, saring dan minum selagi hangat. ~ Menghilangkan nyeri haid, ambil % sdt pala halus, 2 em kunyit, 6 butir ketumbar, 1 buah cengkeh ddan satu gelas air. Caranya campur semua bahan dan rebus 3 gelas air dengan api kecil sampai_aimya tinggal setengah. Saring dan minum selagi hangat, cukup ‘minum dua kali schari Meredakan asam —_lambung (evag). Caranya: ‘Siapkan 100 ml hangat, campurkan air hangat tersebut menggunakan 1 sendok teh pala yang telah dihaluskan, campurkan menggunakan 2 sendok ‘teh buah pisang batu, aduk dan minum selagiramuan masih hhangat, karena adanya kandungan zat saponin pada buah pala yang bermanfaat untuk meredakan dan menurunkan asam lambung di dalam tubuh. Menghilangkan suara parau, Cara- nya: 1 sendok teh pala yang di- haluskan, 3 cm jahe yang diparut, campurkan dengan 1 sendok teh cengkch yang dihaluskan, Tam- bbahkan dengan 3 tetes dari minyak kayu putih. Campur semua bahan- ‘bahan sampai_membentuk pasta, Oleskan ke Ieher, diamkan selama 3. jam, Lakukan secara rutin, kandungan minyak esensial buah pala dapat mengatasi suara anda yang parau. ~ Menghentikan muntah dan muta Caranya : 100 ml air hangat, cam- pur 1 sendok teh biji pala (serbuk), campur sedikit garam, —lalu diminum selagi hangat bersama ampasnya, ~ Meringankan gejala masuk angin ddan cegukan, Caranya : 100 ml air hhangat, campur dengan 1 sendok teh pala halus dan 2 sendok teh bubuk buah pisang batu. Minum beserta ampas selagi hangat Sebaiknya pengobatan diulang sampai sembuh. ~ Mengobati pusing kepala, Cara- nya: 1 buah biji pala dan campur dengan 7 lembar daun sirih, 7 buah cengkeh, kemudian semua ditum- buk hingga halus. Tambahkan sedikit air, dan oleskan pada teng- kuk dan ubun-ubun penderita, -Mengobati telinga yang sakit. Caranya: ambil biji pala dan biji mahoni, alu tumbuk — halus. Tambahkan 1/2 liter air, lalu rebus dan biarkan mendidih selama 10 menit, Teteskan air pada telinga sebanyak 4 sampai 5 kali, = Membuat anda awet muda juga dapat _menghilangkan tanda-tanda penuaan seperti garis-garis halus dan kerutan-kerutan, Caranya: Campurkan biji_ pala bubuk sebanyak 1 sendok makan dengan 1 sendok makan susu, lalu dioles pada kulit sclama 10 - 15 menit kemudian dibasuh dengan air bersih, Lakukan 2 kali seminggu. dalam pala yang paling tinggi adalah rminyak atsiri_ dan myristisin. Kom- ponen kimia yang menyebabkan aroma dalam minyak atsiri berasal dari golongan monoterpen hidro- karbon dan golongan aromatik seperti myristisin, safrole, eugenol, isieugenol, dan elemisin. Biji dan fali merupakan produk utama yang menghasilkan minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Biji dan fuli dapat dimanfaatkan di- antaranya sebagai __antioksidan, anticonvulsant, analgesik, — anti- inflammatory, antidiabetik, anti- bakteri dan antijamur, dan peng- gunaan dalam pengobatan sesuai dengan dosis yang dianjurkan, ‘Nursalam Sirait, Balittro international training on coconut product development merupa- kan kerjasama antara kementri- an luar negeri, non-aligned move- ‘ment south-south technical coopera- tion (NAM-CSSTC) dan Balai Pene- litian Tanaman Palma (Balit Palma) Manado, Kegiatan pelatihan dilak- sanakan di Balit Palma Manado pada tanggal 27 Mei s.d 3 Juni 2016 yang diikuti olch peserta dati 13 negara di kawasan Asia dan Pacifik (American Samoa, Cambodia, Fiji, Indonesia, Myanmar, Nauru, Palau, Papua New Guinea, Samoa, Solo- mon Islands, Sri “Lanka, Timor Leste, dan Tonga). Kegiatan ini ber- tujuan untuk meningkatkan kesejah- teraan petani kelapa di negara- negara Asia dan Pasifik melalui pelatihan pengem-bangan 13 produk kelapa bemilai ekonomi tinggi yang dikembangkan dari daging, air, tem- purung, sabut kelapa dan hasil sam- ping pengolahan produk primer serta menjalin kerjasama multilateral un- tuk menunjang peningkatan kesejah- teraan secara ekonomi dan keaman- an di antara Negara-negara peserta. Di tingkat petani, kelapa‘umum- nya _diproses menjadi kopra segar dan hanya sedikit yang diproduksi menjadi arang dan minyak masak tradisional, Petani hanya menerima pendapatan yang kecil dari hasil ola- han tersebut. Hampir semua nilai tambah dari produk Kelapa yang telah diproses lanjut dimiliki oleh pperusahaan atau pabrik-pabrik besar. Pada tingkat industri, kelapa dipro- ses menjadi minyak goreng, minyak kelapa muri (VCO), desiccated co- INTERNATIONAL TRAINING ON COCONUT PRODUCT DEVELOPMENT 27 MEI - JUNI 2016 DI BALIT PALMA MANADO, SULAWESI UTARA conut, santan, nata de coco, coir fibres, arang. aktif, dan lain-lain. ada level industri nilai tambah dari produk Kelapa meningkat disban- dingkan_jika hanya dijual sebagai kelapa butiran dan kopra atau mi- ‘yak goreng tradisional Berdasarkan hal tersebut, perlu untuk membekali petani-petani ke- Japa dengan pengetahuan dan tekno- Jogi praktis dalam mengembangkan kelapa menjadi produk-produk yang bernilai ekonomi, Balit Palma telah menghasilkan teknologi di bidang plasma nutfah dan pemuliaan ke- Japa, agronomi, hama dan penya-kit serta pengembangan produk-produk Kelapa. Khusus untuk pasca panen, terdapat produk kelapa yang dihasil- xan dari daging, tempurung, air dan abut Kelapa, antara lain: minyak goreng sehat, minyak kelapa muri, desiccated coconut, selai, eskrim VCO, gula dari nira Kelapa, serta body lotion, juga produk hasil sam- ping dari peagolahan produk utama, Balit Palma juga telah memiliki sejumlah alat dan mesin seperti alat perasan santan kelapa, dan alat penyerat sabut kelapa untuk skala rumah tangga dan kelompok tani serta alat penghasil cocodiesel untuk daerah-daerah di pesisir pantai atau daerah kepulauan yang sulit men- dapatkan bahan bakar, juga tenaga teknisi_ yang berpengalaman serta ter-sedianya laboratorium. Pelatihan diawali dengan pe- nyampaian (country report) dati masing-masing negara, Materi pe- latihan meliputi prospek produk- produk kelapa pada pasar lokal mau- pun intemasional, pengembangan kelapa melalui program zero waste management, inovasi produksi sirup, teknologi packaging, dan pemasaran VCO, teknologi pengolahan desic- cated coconut, _strategi pemasaran dan pengaruh hama dan penyakit dalam ketersediaan bahan baku ke- Japa. Materi praktikum meliputi tek- nologi proses minyak kelapa sehat dan VCO, pengolahan selai kelapa, coconut chip dan kelapa muda, pengolahan eskrim berbahan baku VCO, mesin dan peralatan dalam pengolahan produk-produk kelapa, Good manufacturing practices (GMP) dan pentingnya untuk proses pengolahan produk-produk kelapa, Tim Puslitbangbun PEDOMAN BAGI PENULIS Pengertian : Warta. merupakan in- formasi teknologi, prospek komo- ditas yang dirangkum dari sejumlah hasil penelitian yang telah diter- Ditkan, Bahasa ; Warta memuat tulisan dalam Bahasa Indonesia, Struktur ; Naskah disusun dalam urutan : judul tulisan (15 kata), ringkasan, pendahuluan, topik-topik yang dibahas, penutup dan saran, serta daftar pustaka maksimal 5 serta nama penulis dengan alamat ins- tansinya, Bentuk Naskah : Naskah diketik di kertas A4 pada satu permukaan saja,

Anda mungkin juga menyukai