Anda di halaman 1dari 15

Hukum I Kirchhoff

Hukum ini berbunyi “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan
jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Hukum I Kirchhoff tersebut
sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik. Secara matematis
dinyatakan :

Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut :

Penerapan Hukum I Kirchoff


Arus listrik yang telah kita kenal bahkan pahami itu, bila mengalir seperti aliran air akan
mengalir yaitu dari dataran lebih tinggi ke dataran lebih rendah atau arus listrik itu
merupakan aliran arus dari potensial tinggi yang disebut kutub positif melalui kabel
(rangkaian luar) menuju potensial rendah yang disebut kutub negatif. Dalam alirannya, arus
listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus
listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada
cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang
melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya, bila pada cabang hambatannya kecil
maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.

Hukum II Kirchoff
Hukum II Kirchoff dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian
bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup). Perhatikan gambar
berikut :
 

Hukum Kirchoff II berbunyi : “Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan
jumlah penurunan potensial sama dengan nol”. Maksud dari jumlah penurunan potensial
sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau
dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap. Dari gambar diatas kuat arus
yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa aturan sebagai berikut :

 Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.


 Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
 Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap
positif.
 Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama.
 Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar, bila
negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.

Penerapan Hukum II Kirchoff


Penerapan Hukum II Kirchhoff adalah pada rangkaian tertutup, yaitu karena ada rangkaian
yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel. Umumnya ini
terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit
sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat
menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut.

 Dedy Sangpencari
0

Tambahkan komentar


May
2

JEMBATAN WHEATSTONE
 A. PENGERTIAN
        Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter
Christie pada 1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles
Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak
diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian
jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan
aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran
terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. Jembatan Wheatstone
adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti
dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1,
R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan
teliti dan dapat diatur.

    Metode Jembatan Wheatstone adalah susunan komponen-komponen elektronika


yang berupa resistor dan catu daya seperti tampak pada gambar berikut:

Hasil kali antara hambatan hambatan berhadapan yang satu akan sama dengan
hasil kai hambatan hambatan berhadapan lainnya jika beda potensial antara c dan d
bernilai nol. Persamaan R1 . R3 = R2 . R4 dapat diturunkan dengan menerapkan
Hukum Kirchoff dalam rangkaian tersebut. Hambatan listrik suatu penghantar
merupakan karakteristik dari suatu bahan penghantar tersebut yang mana adalah
kemampuan dari penghantar itu untuk mengalirkan arus listrik, yang secara
matematis dapat dituliskan:

R = p. (L/A)

Dimana:
R : Hambatan listrik suatu penghantar (Ω)
ρ : Resitivitas atau hambatan jenis (Ω. m)
L : Panjang penghantar (m)
A : Luas penghantar ( m²)

B.     Hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan


wheatstone:

 Hukum Ohm
  

Hukum Ohm menyatakan “Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka
kekuatan arus tersebut adalah sebanding-larus dengan tegangan listrik yang
terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”.
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.
Hukum Ohm :

1. Tegangan dinyatakan dengan nilai volt, disimbolkan E dan V.


2. Arus dinyatakan dengan Ampere, disimbolkan I
3. Hambatan dinyatakan dengan Ohm, disimbolkan R

Jika luas penampang A yang diperhatikan cukup kecil dan tegak lurus kearah J
(misalnya panjang konduktor besar sekali dibanding dengan luas penampangnya),
maka J dapat dianggap sama pada seluruh bagian penampang hingga I = J . A
maka untuk beda potensial berlaku ΔV = ∫E . dl dan juga integrasi diambil sepanjang
suatu garis gaya ΔV = ∫E . dl
Terlihat bahwa faKtor yang berupa integrasi hanya tergantung dari konduktornya
dan merupakan sifat khusus konduktornya dan biasa disebut sebagai tahanan (R)
atau resistansinya. Dapat dituliskan V = I .
Rumus Hukum Ohm
Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan

V = I.R          atau         I = V / R

Dimana:
I  = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V = tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R = hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)

 Hukum Kirchoff I

Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kichoff (1824-1887) menemukan cara untuk
menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal dengan
hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff berbunyi “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik
percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan.”

Jumlah I masuk = I keluar

   Hukum Kirchoff II

Hukum Kirchoff II berbunyi, “Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan
jumlah penurunan potensial sama dengan nol.”

Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya
energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi
bisa digunakan atau diserap.

C.     Pengertian Galvanometer


        Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk deteksi dan pengukuran arus.
Kebanyakan alat itu kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan
di dalam medan magnet.

Bentuk mula-mula dari galvanometer adalah seperti alat yang dipakai Oersted yaitu
jarum kompas yang diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur.
Kawat dan jarum diantara keduanya mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus
di dalam kawat. Kepekaan galvanometer semacam ini bertambah apabila kawat itu
dililitkan menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas
ditengahnya. Dan instrument semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890,
yang tingkat kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh alat-alat yang ada pada waktu
ini.

 
           D.    Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone

 Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap


penghantar memiliki besar hambatan tertentu. Dan juga
menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu.
 Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara
hambatan, tegangan dan arus listrik. Yang mana besar arus yang
mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu
hambatan.
 Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini
menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus
pada ke-2 ujung galvanometer sama besar sehingga saling
meniadakan

E.     Aplikasi Jembatan Wheatstone

            Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji
berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu
semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji
berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge.  Strain gauge
ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama
dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik
atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan
sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan
perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini
sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus
dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta
jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.

F.     Kelebihan Jembatan Wheatstone

        Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar.


Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur regangan material
(baja atau beton) didasarkan pada perubahan kecil penghantar yang berdeformasi
akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil dimensi penampang dihitung dari
peribahan hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone yang dihubungkan
sensor ke alat pencatat data logger untuk setiap transducer.

G.    Manfaat Jembatan Wheatstone di bidang Perikanan


Perancangan dan pembuatan perhitungan ikan secara otomatis diciptakan alat-alat
yang bertujuan untuk mempermudah tugas manusia dalam pekerjaan sehari-hari.
Dalam bidang perikanan perlu diciptakan suatu alat yang dapat menmggantikan
tugas manusia untuk menghitung jumlah ikan-ikan saat beri makan ikan-ikan, akan
menjaga jumlah ikan-ikan dalam jumlah banyak sehingga tugas manusia dapat
digantikan oleh alat ini juga dapat mempercepat proses perhitungan ikan otomatis ini
dapat dihitung jumlah ikan dalam jumlah banyak, dalam waktu yang relatif cepat.

H.       Alat dan Fungsi


 Rangkaian jembatan wheatstone jenis kawat geser untuk menentukan nilai
suatu hambatan (L1 dan L2)
  Power supply à untuk mengubah arus AC bolak-balik menjadi arus DC
(searah)
  Galvanometer à untuk mendeteksi arus listrik kecil yang mengalir

  RS (Resistor standart) à tahanan standart yang telah diketahui nilainya (10Ω,
12 Ω, 15 Ω, 33 Ω, 47 Ω)
 RX (Resistor Variable) à (tahanan yang akan ditentukan besarannya) untuk
sebagai resistor yang akan dicari nilainya
 Kabel penghubung à untuk menghubungkan arus listrik yang mengalir
 Kontak geser à untuk memutuskan atau mengalirkan arus listrik (saklar)
 Kawat mikron à sebagai media stabilitas arus listrik (hambatannya konstan)

              I. Kesalahan Pada Jembatan Wheatstone

        Jembatan Wheatstone dipakai secara luas pada pengukuran presisi tahanan


dari sekitar 1Ω sampai rangkuman mega ohm rendah. Sumber kesalahan utama
terletak pada kesalahan batas dari ketiga tahanan yang diketahui. Kesalahan-
kesalahan lain bisa mencakup:

1.  Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup


2. Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek
pemanasan arus melalui tahanan-tahanan tersebut. Efek
pemanasan (I2R) dari arus-arus lengan jembatan dapat mengubah
tahanan yang diukur. Kenaikan temperatur bukan hanya
mempengaruhi tahanan selama pegukuran yang sebenarnya, tetapi
arus yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan yang
permanen bagi nilai tahanan. Hal ini tidak boleh terjadi, karena
pengukuran-pengukuran selanjutnya akan menjadi salah karena itu
disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung
sebelumnya sehingga arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.
3.  GGL termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian
galvanometer dapat juga mengakibatkan masalah sewaktu
mengukur tahanan-tahanan rendah. Untuk mencegah ggl termal,
kadang-kadang galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan
sistem kumparan tembaga dari sistem suspensi tembaga yakni
untuk mencegah pemilikan logam-logam yang tidak sama yang
saling kontak satu sama lain dan untuk mencegah terjadinya ggl
termal.
4. Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat sambung dan kontak-
kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai-nilai
tahanan yang sangat rendah.

Untuk menentukan apakah galvanometer mempunyai sensitivitas yang diperlukan


untuk mendeteksi kondisi setimbang atau tidak, arus galvanometer perlu ditentukan.
Galvanometer-galvanometer yang berbeda bukan hanya memerlukan arus satu per
satuan defleksi yang berbeda (sensivitas arus), tetapi juga dapat mempunyai
tahanan dalam yang berbeda. Adalah tidak mungkin mengatakan tanpa menghitung
sebelumnya, galvanometer mana yang akan membuat rangkaian jembatan lebih
sensitif terhadap suatu kondisi tidak setimbang. Sensitivitas ini dapat ditentukan
dengan memecahkan “persoalan” rangkaian jembatan pada ketidaksetimbangan
yang kecil. Pendekatan ini didekati dengan mengubah jembatan Wheatstone
menjadi rangkaian Thevenin.
HUKUM KIRCHOFF & HUKUM OHM

HUKUM KIRCHOFF

Hukum kirchoff

Pada peralatan listrik, kita biasa menjumpai rangkaian listrik yang bercabang-cabang. Untuk
menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan oleh
sumber arus listrik. Gustav Kirchhoff (1824-1887) mengemukakan dua aturan hukum yang
dapat digunakan untuk membantu perhitungan tersebut. Hukum Kirchoff pertama disebut
hukum titik cabang dan Hukum Kirchhoff kedua disebut hukum loop, dan untuk mengetahui
lebih jelasnya silahkan dibaca hingga habis..!!!Hukum kirchoff

Hukum Kirchoff 1Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887)
menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di
kenal dengan Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi “ Jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Yang
kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara matematis dinyatakan :

Rumus Hukum kirchoff

Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut:

Rangkaian Hukum kirchoff

Hukum Kirchoff 2

Hukum Kirchoff secara keseluruhan ada 2, setelah yang diatas dijelaskan tentang hukum
beliau yang ke 1. Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada
rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup).Perhatikan
gambar berikut!

Rangkaian Hukum kirchoff

Hukum Kirchoff 2 berbunyi: "Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan
jumlah penurunan potensial sama dengan nol". Maksud dari jumlah penurunan potensial
sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau
dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.
Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
aturan sebagai berikut:1) Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop2) Arus
yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif3) Arus yang mengalir dari kutub
negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap positif4) Pada loop dari satu titik cabang
ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama5) Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka
arah perumpamaannya benar, bila negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada
perumpamaan.HUKUM OHM

Tugasku4u | Kumpulan Tugas | Diposkan oleh Irfandi Rahman

Hukum Ohm

Hukum OHM dikemukakan oleh seorang fisikawan dari Jerman, Georage Simon Ohm pada
tahun 1825. Kemudian Hukum Ohm dipublikasikan pada tahun 1827 melalui sebuah paper
yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically.”

Hukum OHM merupakan hukum yang menentukan hubungan antara beda potensial dengan
arus listrik. George Simon Ohm menemukan bahwa perbandingan antara beda potensial di
suatu beban listrik dengan arus listrik yang mengalir pada beban listrik tersebut menghasilkan
angka yang konstan. Konstanta ini kemudian dinamakan dengan hambatan listrik atau
Resistansi (R). Untuk menghargai jasanya maka satuan hambatan dinamakan dengan OHM
(Ω).

Bunyi Hukum OhmHukum Ohm Berbunyi : “Kuatnya arus listrik yang mengalir pada sauatu
beban listrik sebanding lurus dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan
hambatan.”Berikut contoh rangkaian Hukum Ohm:

Rangkaian Hukum OhmRangkaian Hukum Ohm

V = Tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt (V).I =
Arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere (A).R = nilai
hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan Ohm (Ω)

Penjelasan:Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan


dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1
Volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan
antara beda potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar
arus yang dihasilkan. Jadi, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan
jenis bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besar
hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang benda,
semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapa kabel
yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan
sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding lurus dengan
jenis benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar
hambatan benda itu.

Penerapan Hukum OhmBerikut ini contoh penerapan Hukum Ohm untuk menghidupkan
lampu LED.
Penerapan Hukum OhmPenerapan Hukum Ohm

Menghitung Resistor SeriPada rangkaian beberapa resistor yang disusun seri, maka dapat
diperoleh nilai resistor totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut.
Hal ini mengacu pada pengertian bahwa nilai kuat arus disemua titik pada rangkaian seri
selalu sama.

Rangkaian Resistor Seri dalam Hukum OhmRangkaian Resistor Seri

Menghitung Resistor ParalelPada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel,
perhitungan nilai resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang
masuk ke percabangansama dengan besar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in = I
out). Dengan mengacu pada perhitungan Hukum Ohm maka dapat diperoleh rumus sebagai
berikut.

Rangkaian Resistor paralel dalam Hukum OhmRangkaian Resistor Paralel

Menghitung Kapasitor SeriPada rangkaian kapasitor yang disusun seri maka nilai kapasitor
totalnya diperoleh dengan perhitungan berikut.

Rangkaian kapasitor Seri dalam Hukum OhmRangkaian Kapasitor Seri

Menghitung Kapasitor ParalelPada rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel
maka nilai kapasitor totalnya adalah penjumlahan dari semua nilai kapasitor yang disusun
paralel tersebut.

Rangkaian kapasitor Paralel dalam Hukum OhmRangkaian Kapasitor Paralel

Fungsi Hukum OhmFungsi utama dari Hukum Ohm adalah untuk mengetahui hubungan
tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik
tanpa menggunakan alat ukur OhmmeterHUKUM KIRCHOFFTugasku4u | Kumpulan Tugas
| Diposkan oleh Irfandi Rahman

Hukum kirchoff

Pada peralatan listrik, kita biasa menjumpai rangkaian listrik yang bercabang-cabang. Untuk
menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan oleh
sumber arus listrik. Gustav Kirchhoff (1824-1887) mengemukakan dua aturan hukum yang
dapat digunakan untuk membantu perhitungan tersebut. Hukum Kirchoff pertama disebut
hukum titik cabang dan Hukum Kirchhoff kedua disebut hukum loop, dan untuk mengetahui
lebih jelasnya silahkan dibaca hingga habis..!!!Hukum kirchoff

Hukum Kirchoff 1Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887)
menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di
kenal dengan Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi “ Jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Yang
kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara matematis dinyatakan :

Rumus Hukum kirchoff


Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut:

Rangkaian Hukum kirchoff

Hukum Kirchoff 2

Hukum Kirchoff secara keseluruhan ada 2, setelah yang diatas dijelaskan tentang hukum
beliau yang ke 1. Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada
rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup).Perhatikan
gambar berikut!

Rangkaian Hukum kirchoff

Hukum Kirchoff 2 berbunyi: "Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan
jumlah penurunan potensial sama dengan nol". Maksud dari jumlah penurunan potensial
sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau
dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.

Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
aturan sebagai berikut:1) Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop2) Arus
yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif3) Arus yang mengalir dari kutub
negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap positif4) Pada loop dari satu titik cabang
ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama5) Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka
arah perumpamaannya benar, bila negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada
perumpamaan.HUKUM OHM

Tugasku4u | Kumpulan Tugas | Diposkan oleh Irfandi Rahman

Hukum Ohm

Hukum OHM dikemukakan oleh seorang fisikawan dari Jerman, Georage Simon Ohm pada
tahun 1825. Kemudian Hukum Ohm dipublikasikan pada tahun 1827 melalui sebuah paper
yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically.”

Hukum OHM merupakan hukum yang menentukan hubungan antara beda potensial dengan
arus listrik. George Simon Ohm menemukan bahwa perbandingan antara beda potensial di
suatu beban listrik dengan arus listrik yang mengalir pada beban listrik tersebut menghasilkan
angka yang konstan. Konstanta ini kemudian dinamakan dengan hambatan listrik atau
Resistansi (R). Untuk menghargai jasanya maka satuan hambatan dinamakan dengan OHM
(Ω).

Bunyi Hukum OhmHukum Ohm Berbunyi : “Kuatnya arus listrik yang mengalir pada sauatu
beban listrik sebanding lurus dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan
hambatan.”Berikut contoh rangkaian Hukum Ohm:

Rangkaian Hukum OhmRangkaian Hukum Ohm

V = Tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt (V).I =
Arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere (A).R = nilai
hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan Ohm (Ω)
Penjelasan:Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan
dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1
Volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan
antara beda potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar
arus yang dihasilkan. Jadi, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan
jenis bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besar
hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang benda,
semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapa kabel
yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan
sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding lurus dengan
jenis benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar
hambatan benda itu.

Penerapan Hukum OhmBerikut ini contoh penerapan Hukum Ohm untuk menghidupkan
lampu LED.

Penerapan Hukum OhmPenerapan Hukum Ohm

Menghitung Resistor SeriPada rangkaian beberapa resistor yang disusun seri, maka dapat
diperoleh nilai resistor totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut.
Hal ini mengacu pada pengertian bahwa nilai kuat arus disemua titik pada rangkaian seri
selalu sama.

Rangkaian Resistor Seri dalam Hukum OhmRangkaian Resistor Seri

Menghitung Resistor ParalelPada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel,
perhitungan nilai resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang
masuk ke percabangansama dengan besar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in = I
out). Dengan mengacu pada perhitungan Hukum Ohm maka dapat diperoleh rumus sebagai
berikut.

Rangkaian Resistor paralel dalam Hukum OhmRangkaian Resistor Paralel

Menghitung Kapasitor SeriPada rangkaian kapasitor yang disusun seri maka nilai kapasitor
totalnya diperoleh dengan perhitungan berikut.

Rangkaian kapasitor Seri dalam Hukum OhmRangkaian Kapasitor Seri

Menghitung Kapasitor ParalelPada rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel
maka nilai kapasitor totalnya adalah penjumlahan dari semua nilai kapasitor yang disusun
paralel tersebut.

Rangkaian kapasitor Paralel dalam Hukum OhmRangkaian Kapasitor Paralel

Fungsi Hukum OhmFungsi utama dari Hukum Ohm adalah untuk mengetahui hubungan
tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik
tanpa menggunakan alat ukur Ohmmeter
 

Anda mungkin juga menyukai