Anda di halaman 1dari 3

1.

ciri kegiatan berfikir ilmiah

a. harus obyektif. Seorang ilmuwan dituntut  mampu berpikir obyektif atau apa adanya.   Seorang yang berpikir
obyektif selalu menggunakan  data yang  benar.  

b.  rasional  atau secara sederhana orang menyebut masuk akal.   Seorang berpikir ilmiah harus mampu menggunakan
logika yang benar. 

c. terbuka. Ia  selalu memposisikan diri bagaikan gelas yang terbuka dan  masih bisa diisi kembali. Seorang yang
terbuka adalah selalu siap mendapatkan masukan,  baik  berupa pikiran, pandangan, pendapat dan bahkan juga data
atau informasi baru dari manapun asal atau sumbernya.

d. seorang berpikir ilmiah adalah selalu berorientasi pada kebenaran,  dan bukan pada kalah dan menang. Seorang yang
berpikir ilmiah sanggup  merasa kalah tatkala buah pikirannya memang salah.

2. Syarat dalm melakuka penelitia.


a. Sistematis, di mana penelitian akan dilakukan secara berpola atau sesuai dengan rancangan.
b. Terencana, terdaoat unsur kesengajaan serta sudah ditentukan bagaimana langkah-langkahnya.
c. Skeptis, selalu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
d. Analitis, menganalisa pada setiap pernyataan yang ada dalam sebuah data.
e. Kritis, berpikir yang didasari dengan akal logika dan juga data.
f. Jujur/OBJEKTIF
g. Terbuka
h. Konsisten, berarti terdapat keselarasan diantara unsur-unsur tersebut.
i. Operasional, berarti bisa menjelaskan bagaimana penelitian itu dilakukan.

3. Kegunaan Penelitian

a. Fungsi dan kegunaan penelitian sosial secara umum yaitu:


b. Dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan masalah sosial
c. Dapat membantu menjelaskan suatu peristiwa atau fenomena sosial yang
d. Dapat membantu memprediksi apa yang akan terjadi pada suatu tatanan sosial
e. Dapat membantu menata tatanan sosial masyarakat
f. Dapat membantu masyarakat memahami kondisi mereka sendiri dan kondisi masyarakat lain
g. Dapat membantu masyarakat untuk memajukan tempat tinggal mereka sendiri
h. Dapat membantu masyarakat mengubah kondisi mereka menjadi lebih baik
i. Dapat membantu pemerintah dalam membentuk suatu kebijaksanaan
j. Mengembangkan sikap kritis, reaktif, dan kerja keras
4. Cara pengambilan sampel

a. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)


b. Pengambilan Sampel Acak Sistematis  (Systematic Random Sampling) 
c. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
d. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
e. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel probability sampling meliputi:

a. Simple Random Sampling


Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata
tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri
dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan
langsung pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
C,Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber
data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung saja mengumpulkan
data dari unit sampling yang ditemui.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek
dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-
ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
e.Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f.Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula jumlahnya an sampel ini disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan
sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel
purposive dan snowball.
5. Seorang peneliti harus bersikap kritis

Karena hasil dari penelitian Seorang Peneliti itu akan menjadi titik acu dalam kurun waktu ke depan atau dapat sebagai dasar/
pondasi untuk perkembangan di generasi berikutnya

6. Peneltian eksplorasi dan eksplanasi (bedanya)

Penitian eksplorasi adalah penelitian yang berupaya mendapatkan informasi mendasar tentang permasalahan atau keadaan yang
jarang atau belum pernah diteliti. sedangkan penelitian eksplanasi adalah penelitian ilmiah yang berupaya menganalisis
hubungan antarvariabel yang diteliti.

7. Cara menentukan sample proporsi

Teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel
berstrata atau sampel wilayah. Agar pengambilan sampel representatif, maka jumlah sampel atau wakil untuk setiap wilayah
dibuat seimbang sesuai dengan jumlah populasinya. Contohnya, di provinsi A, jumlah penduduk yang mengikuti program
Jampersal (jaminan persalinan) ada 500 orang. Kita mengambil sampel 3% dari 500 orang, yaitu 15 orang. Di provinsi B,
jumlah penduduk yang mengikuti program yang sama hanya 300 orang. Sampel yang diambil adalah 3% dari 300, yaitu 9
orang. Dengan cara demikian, akan terlihat keseimbangan dalam menentukan peserta Jampersal yang dijadikan sampel
penelitian.

8. Di dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus memiliki sikap objektif, kompeten, dan faktual. Jelaskan
masing-masing sikap tersebut
a. Objektif : seorang peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dan fakta yang ada. untuk menghasilkan
penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai atas apa yang ada di data yang di peroleh di lapangan dan tidak
memasukan pendapat pribadi yang dapat mengurangi dari keabsahan hasil penelitiannya (tidak boleh subjektif)

b. kompeten : seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan
metode dan tehnik penelitian tertentu

c. faktual : seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang di peroleh, bukan berdasarkan observasi, harapan atau
anggapan yang bersifat abstrak

9. Langkah langkah menyusun rancangan penelitian

a. Melakukan pengidentifikasian dan membuat sebuah rumusan dari masalah yang ada.
b. Melakukan sebuah bentuk studi pendahuluan
c. Melakukan perumusan akan sebuah hipotesis
d. Melakukan pengidentifikasian sebuah variabel dan juga deifinis dari operasional variabel
e. Melakukan penentuan akan rancangan dan juga desain dari penelitian
f. Melakukan penentuan danjuga pengembangan akan sebuah instrumen penelitian.
g. Melakukan sebuah penentuan akan subjek penelitian.
h. Melkaukan pelaksanaan akan penelitian.
i. Melkaukan sebuah perumusan pada sebuah analisis data.
j. Melakukan sebuah perumusan akan hasil penelitian dan juga pembahasa.
k. Melkaukan penyusunan pada laporan penelitian dan melakukan desiminasi.

10. Jenis penelitian menurut metodenya

a. penelitian survey adalah Penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi data yang dipelajari adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi
b. penelitian ex post facto adalah penelitian yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang guna mengetahui faktor
penyebab munculnya kejadian
c. penelitian eksperimen adalah penelitian yg berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
kondisi yg terkontrol secara ketat
d. penelitian evaluasi ad alah penelitian yg diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan
tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/14066422#readmore

Anda mungkin juga menyukai