Anda di halaman 1dari 3

Hari Raya Saraswati Sebagai Media Inisiasi

Peningkatan Budaya dan Karakter

H
ari raya Saraswati adalah Perihal sosok cantik untuk
hari yang penting bagi
umat hindu, khususnya
bagi siswa sekolah dan
penggelut dunia pendidikan karena
Umat Hindu mempercayai hari Saraswati
adalah turunnya ilmu pengetahuan yang
suci kepada umat manusia untuk
menggambarkan Dewi Saraswati,
kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan
sesunguhnya mengandung arti simbolis.
meningkatkan keberadaban umat manusia.
Bahwa apa yang digambarkan cantik itu
Hari raya Saraswati diperingati setiap
pasti menarik, karena Dewi Saraswati
enam bulan sekali, tepatnya pada hari
adalah Dewi ilmu pengetahuan, maka
Saniscara Umanis wuku Watugunung.
tentu saja akan membuat umat manusia
Hari Raya Saraswati yaitu hari
tertarik untuk mempelajari ilmu
Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati,
pengetahuan itu sendiri. Bahwa
jatuh pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis
mempelajari ilmu pengetahuan sebenarnya
wuku Watugunung. Pada hari itu kita umat
adalah salah satu bentuk bhakti kita
Hindu merayakan hari yang penting itu.
kepada Dewi Saraswati. Tentu saja ilmu
Terutama para pamong dan siswa-siswa
pengetahuan yang berguna bagi diri
khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu
sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan
pengetahuan pada umumnya.
Negara. Ilmu pengetahuan merupakan
Beliau disimbolkan sebagai seorang
harta yang tak ternilai harganya, sebab
dewi yang duduk diatas teratai dengan
selama manusia itu hidup, ilmu
berwahanakan seekor angsa (Hamsa) atau
pengetahuan yang dimilikinya tidak akan
seekor merak, berlengan empat dengan
habis atau berkurang malah akan
membawa sitar/veena dan ganatri di kedua
bertambah terus sesuai dengan
tangan kanan, tangan kiri membawa
kemampuannya menyerap ilmu
pustaka/kitab dan tangan kiri satunya ikut
pengetahuan. Lain halnya dengan harta
memainkan gitar sitar/veena atau
benda duniawi yang sewaktu-waktu bisa
bermudra memberkahi.
habis, kalau tidak cermat
memanfaatkannya. Ilmu pengetahuan kwangen yang sudah jadi akan
merupakan senjata yang utama dalam dikumpulkan dalam satu ruang penilaian,
meningkatkan kehidupan dunia ini. Orang sebelum dibawa ke padmasana sebagai
bisa mencapai kedudukan yang terhormat, persembahan. Untuk lawar sate dan jukut
kewibawaan, kemuliaan kalau memiliki ares akan dibawa keruang penilaian untuk
ilmu pengetahuan yang tinggi. dicicipi oleh para juri. Sedangkan untuk
penjor, setiap kelas langsung menunjuk
atau mendirikan penjor perkelasnya sesuai
lokasi yang sudah ditentukan oleh anggota
osis.
Di hari Saraswati pagi-pagi para
siswa sekolah sudah sibuk mempersiapkan
upacara sembahyang di sekolah. Dimulai
dari menghaturkan prani di pandamasan,
Perayaan hari Saraswati disetiap sekolah
menghaturkan pejadi dikelas masing-
pasti memiliki ciri khas tersendiri seperti
masing, sembahyang keliling sekolah
di SMA Negeri 1 Negara. Sehari sebelum
hingga upacara upanayana bagi kelas 10
hari Saraswati di SMA Negeri 1 Negara
sebagai ijin dalam bentuk niskala untuk
mengadakan beberapa lomba-lomba.
bersekolah di SMA Negeri 1 Negara.
Seperti lomba prani, kwangen, pejati,
Sehabis persembahyangan diselingi oleh
penjor, lawar sate, dan jukut ares yang
ceramah yang dibawakan oleh ketua
diikuti oleh seluruh siswa. Kegiatan lomba
Parisana Hindu Darma Indonesia
dilaksanakan mulai pukul 08.00-12.00
Kabupaten Jembrana yaitu Bapak I
yang bertempat di lingkungan sekolah.
Komang Arsana, S.pd, biasanya para siswa
Dalam perlombaan bukan hanya dilihat
melanjutkan sembahyang ke pura-pura
dari hasilnya saja tetapi dilihat mulai dari
lainnya. Dan pura yang menjadi favorit
kerapian, kebersihan, kekompakan, dan
adalah pura Jagatnatha yang ada
ketepatan waktu. Dari lomba tersebut para
dipusatkota. Di sekolah, di pura, di rumah
siswa juga mendapat pelajaran bagaimana
maupun di perkantoran semua
sebuah kerja sama tim yang baik agar
buku, lontar, pustaka-pustaka dan alat-alat
mendapatkan hasil yang maksimal.
tulis di taruh pada suatu tempat untuk
Setelah perlombaan usai, masing-
diupacarai. Ada mitos pada hari Saraswati
masing anggota tim akan mengumpulkan
tidak diperbolehkan untuk menulis dan
hasil karyanya. Seperti prani, pejati, dan
membaca.
KomangTrisnaWulandari/19/XIIMIPA1

Anda mungkin juga menyukai