Terima Kasih
Salah satu dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang paling penting
yang mampu mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa
(pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus
dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel
belum menyediakan suatu alat atau cara yang sesuai yang digunakan guru untuk
mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa. Berkenaan dengan itu
Novak dan Gowin (dalam Dahar 1988) mengemukakan bahwa cara untuk
mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna
berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan Peta Konsep (Amri dan Iif,
2010).
Novak and Gowin (1985) menyatakan bahwa peta konsep adalah alat atau
cara yang dapat digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh
siswa. Gagasan Novak ini didasarkan pada teori belajar Ausabel. Ausabel sangat
menekankan agar guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki oleh siswa
supaya belajar bermakna dapat berlangsung. Dalam belajar bermakna
pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada
dalam struktur kognitif (otak) siswa. Bila dalam struktur kognitif tidak terdapat
konsep-konsep relevan , pengetahuan baru yang telah dipelajari hanyalah hapalan
semata.
B. Ciri-Ciri Peta Konsep (Consept Mapping)
Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, ciri-ciri peta konsep
sebagai berikut (Trianto, 2007) :
Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang
studi ,atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan
hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep. Tidak semua peta
konsep mepunyai bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih inklusif dari
pada konsep-konsep yang lain.
Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih
inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut. Berdasarkan
pemaparan ciri-ciri peta konsep di atas maka sebaiknya peta konsep dibuat secara
hierarki yang artinya konsep yang lebih inklusif ditempatkan pada posisi paling
atas, sehingga semakin ke bawah konsep-konsep yang tersaji semakin kurang
inklusif.
Dalam bidang sains, peta konsep dapat membuat informasi yang dianggap
bersifat abstrak menjadi informasi yang bersifat konkret. Sehingga sangat
bermanfaat untuk meningkatkan ingatan terhadap suatu konsep. Adapun langkah-
langkah dalam membuat peta konsep adalah sebagai berikut (Arends ,1997 yang
dikutip oleh Trianto, 2009):
1.Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, untuk memperlancar proses belajar,
baik guru maupun siswa perlu mengetahui “tempat awal konseptual”. Dengan
kata lain guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki siswa
untuk pelajaran baru akan dimulai.
2.Belajar bagai mana belajar, dengan meminta siswa menyusun peta konsep dari
isi bab tersebut. Dengan cara demikian ia telah berusaha benar untuk memahami
isi pelajaran itu. Sehingga peta konsep berfungsi untuk menolong siswa belajar
bagaimana belajar.
Menurut Novak dan Gowin (1985) kriteria penilaian peta konsep adalah :
Daftar Pustaka :
Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta; Penerbit Erlangga.
https:?www.wawasan pendidikan.com
Novak and Gowin. 1985. Learning how to learn. Cambridge; Cambridge
University Press.