Anda di halaman 1dari 17

I.

JUDUL :
DESIGN CASING DALAM OPERASI PEMBORAN PADA SUMUR “X”
LAPANGAN “Y”

II. Latar Belakang


Operasi pemboran merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa
tahapan kegiatan-kegiatan. Sebelum operasi pemboran dapat terlaksana, pertama-
tama yang perlu dilakukan adalah apa yang disebut dengan tahap persiapan.
Pada operasi pemboran minyak dan gas bumi, setelah lubang bor
mencapai kedalaman yang sudah ditentukan, maka lubang bor tersebut harus
diselubungi dengan pipa. Pipa selubung tersebut didalam dunia perminyakan
dikenal dengan casing, kemudian disusul proses penyemenan. Casing adalah suatu
pipa baja, yang berfungsi anatara lain: mencegah gugurnya dinding lubang,
menutup zona tekanan abnormal, zona lost dan lain sebagainya. Tujuan utama dari
perencanaan casing adalah mendapatkan rangkaian casing yang cukup kuat;
melindungi sumur, baik selama operasi pemboran maupun produksi dengan biaya
yang murah.
Dengan dipasangnya casing (pipa selubung) pada lubang sumur minyak
atau gas, diharapkan problem yang akan timbul dikemudian hari dapat diperkecil.
Penurunan casing kedalam lubang sumur dilakukan sebatang demi sebatang dan
antara satu batang casing dengan batang yang lainnya dihubungkan dengan sistem
ulir atau drad. Satu batang casing terdiri dari: Body casing, Thread (ulir),
Coupling salah satu ujung casing terpasang coupling dan ujung yang lain ada ulir
(thread). Apabila rangkaian casing sudah diturungkan kedalam lubang maka
ruang annulus antara casing dinding lubang harus di isi dengan semen sehingga
sumur menjadih kokoh.
Pendorongan bubur semen kedalam sumur melalui casing, kemudian
bubur semen didorong terus naik ke annulus antara casing dengan dinding lubang
ataupun ke annulus antara casing dengan casing, dan dibiarkan bubur semen
mengeras disana disebut dengan primary cementing.

1
Adakalanya pendorongan bubur semen adalah dengan menggunakan drill
pipe atau tubing ke dalam lubang, bubur semen keluar dari casing shoe dan naik
ke annulus antara casing dengan dinding lubang sampai kepermukaan additive.

III. Maksud dan Tujuan


3.1. Maksud
Maksud dari proposal Skripsi ini adalah:
1. Untuk memenuhi sala satu syarat dalam penulisan skripsi
2. Untuk mengetahui design casing dalam operasi pemboran dengan
karakteristik formasi.
3. Untuk mengetahui lebih dalam spesifikasi casing dan gaya-gaya yang
bekerja pada casing, sehingga dapat memilih casing yang tepat.

3.2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan proposal Skripsi ini adalah:
1. untuk mencapai dengan melakukan analisis secara metode analitis yang
menperhitungan dengan internal presure, external presure, beban
tension, beban biaxial, dan megetahui akibat terjadinya collepse, burting
dan tension.

IV. DASAR TEORI


IV.1. Casing
Casing adalah pipa baja yang dirancang khusus untuk digunakan pada
sumur minyak dan gas bumi yang secara umum berfungsi untuk memperkokoh
dinding lubang sumur pada kedalaman tertentu.

Penurunan casing kedalam lubang sumur dilakukan sebatang demi


sebatang dan antara satu batang casing dengan batang yang lainnya dihubungkan
dengan sistem ulir atau drad. Satu batang casing terdiri dari: Body casing, Thread
(ulir), Coupling
Casing atau pipa selubung adalah suatu pipa baja yang dirancang khusus
untuk digunakan pada sumur minyak dan gas bumi yang secara umum berfungsi
untuk memperkokoh lubang sumur. Mengingat peranan casing yang sangat

2
penting dalam suatu operasi pemboran dan harganya yang cukup mahal, maka
diperlukan perencanaan atau pemilihan casing yang sebaik mungkin. Untuk
merencanakan atau memilih casing, ada beberapa parameter yang harus
diperhatikan, antara lain: casing grade, casing size, jenis sambungan, serta gaya
dan tekanan yang bekerja pada casing misalnya: tekanan hidro statis drilling fluid,
tekanan formasi dan gaya tarik akibat beban rangkaian casing.
` Dengan dipasangnya casing (pipa selubung) pada lubang sumur minyak
atau gas, diharapkan problem yang akan timbul dikemudian hari dapat diperkecil.
Adapun persyaratan-persyaratan utama yang harus di perhitungkan dalam
desain casing yaitu:
- Mampu menahan beban burst
- Mampu menahan beban collapse
- Mampu menahan beban tension
- Mampu menahan beban tension yang oleh deviasi lubang bor
- Tidak ada kebocoran pada sambungan-sambungannya
- Mampu menahan beban comprensi
- Mampu menahan beban puntiran
- Tidak mudah terkena korosi dan kerapuhan

IV.1.1. Fungsi Casing


Pada suatu pemboran, casing memiliki beberapa fungsi diantaranya:
- Mencegah runtuhnya dinding lubang bor.
- Mencegah terkontaminasinya air tanah oleh lumpur pemboran.
- Menutup zona bertekanan abnormal dan lost.
- Menjaga diameter lubang bor agar tetap.
- Mencega hubungan langsung antar formasi.
- Tempat kedudukan BOP dan peralatan produksi.

IV.1.2. Ukuran
Diameter atau out side diameter (OD) harus disebutkan untuk suatu casing.
Parameter lain yang sangat erat hubungannya dengan diameter luar adalah
diameter dalam (ID) serta tebal dari casing.

3
IV.1.3. Berat Nominal
Berat nominal casing merupakan berat rata-rata badan dan coupling
persatu satuan panjang. Satuan yang sring digunakan adalah lbs per foot (lbs/ft)
dan kilo gram per meter (kg/m). Adapun kegunaan dari berat nominal ini adalah
untuk menhitung berat rangkaian casing.

IV.1.4. Jenis Sambungan


Sistem penyambungan antara batang casing satu dengan batang casing
lainnya dalam rangkaian casing disambung dengan sistem ulir.
Adapun sambungan casing tersebut ada beberapa macam antara lain;
- Round thread and coupling
- Buttress thread coupling
- Extreme line casing

IV.1.5. Grade
Grade casing menyatakan mutu bahan pembuat casing tersebut
berdasarkan minimum Yield Strengthnya. Grade sangat erat hubungannya dengan
kekuatan casing tersebut.
Adapun grade casing berdaasarkan standart API

IV.1.6.Length Range
Length range adalah merupakan interval panjang dari suatu casing.

IV.2. Penamaan Casing


Dalam dunia perminyakan penamaan casing didasarkan dari fungsi casing
tersebut. Adapun penamaan casing berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut:
- Conductor casing
- Surface casing
- Intermediate casing
- Production casing
- Liner Casing

4
IV.2.1. Conductor Casing
Conductor casing adalah casing yang pertamakali dipasang pada
konstruksi sumur. Casing ini dipasang pada kedalaman conductor pipe ini berkisar
antara 10 ft sampai dengan 300 ft tergantung dari kondisi lokasi yang akan dibor.
Ukuran conductor pipe biasanya antara 16 inci sampai dengan 36 inci. Conductor
pipe ini harus mempunyai ukuran yang lebih besar agar casing berikutnya bisa
masuk kedalamnya. Kegunaan Conductor Pipe:
- Menampung drilling fluid (mud) agar sirkulasi bisa dilakukan.
- Mencegah membesarnya lobang (washout) pada lapisan permukaan
yang umumnya bersifat tidak solid/gampang runtuh (unconsolidated
formation).
Casing yang digunakan sebagai conductor casing ini umumnya
mempunyai diameter yang cukup besar yaitu sekitar 20 inci´´ sampai dengan 30
inci´´, dan biasanya digunakan untuk kondisi permukaan lunak, berairi (offshore)
ataumudah runtuh. Adapun fungsi dari conductor casing antara lain:
- Menutup formasi permukaan yang mudah runtuh,
- Mencegah kontaminasi air tawar oleh lumpur pemboran,
- Melengkapi sistem pengaliran lumpur untuk trayek pemboran selajutnya.

IV.2.2. Surface Casing


Surface casing adalah casing yang dipasang setelah conductor casing.
Kedalaman surface casing ditentukan berdasarkan dari unconsolided sand (pasir
lepas) serta kedalaman lapisan air tawar yang dilindungi. Untuk daerah-daerah
yang mempunyai lapisan batuan lunak atau pada sumur-sumur eksplorasi dimana
diperkirakan timbul gas bertekana, surface casing dapat dipasang pada kedalaman
200 ft sampai 3000 ft.). Biasanya surface casing ini memiliki ukuran antara 9-5/8
inci sampai dengan 20.0 inci. Karena temperatur, tekanan dan fluida yang korosif
cenderung meningkat sejalan dengan kedalaman lobang bor, maka pemilihan jenis
besi casing (grade) harus disesuaikan dengan kondisi sumur.

5
Kegunaan Surface Casing:

- Melindungi formasi/lapisan air bersih (fresh water formation).


- Menutup unconsolidated formation dan zona-zona lost circulation.
- Menyediakan tempat untuk pemasangan BOP.
- Melindungi/menjaga “build” section pada sumur berarah.
- Menyediakan tempat untuk melakukan “leak-off test”.
Adpun fungsi dari surface casing antara lain:

- Menghindari gugurnya lubang pengaliran lumpur


- Melindungi lapisan air tawar dari pencemaran lumpur pemboran
- Menghindari lapisan bertekanaaan yang akan dijumpai selama
pemboran
- Melengkapi sistem pengaliran lumpur
- Sebgai tempat duduk BOP
Makin dalam formasi yang ditembus umunya tekanan formasinya makin
besar, dan juga sering dijumpai formasi bertekanan abnormal, dapat menimbulkan
kick. Untuk mencegah agar tidak blow out, maka sumur harus dilengkapi dengan
blow out preventer (BOP) yang dipasang pada ujung atas surface casing.

IV.3. Material Casing


Casing adalah pipa scamelas yang dibuat dari carbon steel dan logam
paduan (alloy) sehingga memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan fungsinya.
Logam paduan ini biasanya berupa tungsten carbide atau moledenum. Selama
pemboran berlangsung diperlukan pemasangan casing pada interval-interval
terntentu, jumlah dan ukuran casing yang digunakan sangat berfariasi tergantung
pada kondisi lubang sumur, kedalaman sumur, rencana produksi lebih langjut.

IV.3.1. Komposisi Kimia Baja


Didalam mempelajari komposisi kimia casing diperlukan pengetahuan
tentang struktur atom dalam benda padat dimana sifat benda padat yang akan
berubah bentuk kristalnya adalah pengaruh temperature dan tekanan. Semua
logam akan membentuk cristal ketika bahan tersebut membeku dan struktur ini

6
disebut dengan cristal. Kebanyakan logam mempunyai struktur cristal berbentuk
kubik (a1 = a2 = a3) dan semua sudutnya 90º.Kristal kubik ini terdiri dari tiga
buah bentuk ciri (lattice) yaitu:

- Kubik pemusatan ruang (body centred cubic) KPR.


- Kubik pemusatan hexagonal (close-packed hexagonal cubic)
- Kubik pemusatan sisi (Face centred cubic) KPS.
Casing dibentuk dari material dasar baja(steel) yang merupakan campuran
besi dan sejumlah kecil carbon Fe3c dan beberapa campuran lainya. Setiap atom
besi dalam struktur KPR di kelilingi oleh delapan atom tetanga, setiap atom besi
dalam struktur ini mempunya lingkungan geometric campuran lamilla. Struktur
logam KPS sering dijumpai pada logam seperti aluminum, tembaga, perak, nikel
yang mempunyai atom pada tiap titik sudutnya dan terdapat sebuah atom ditengah
setiap bidang permukaan. Jadi setiap atom dalam struktur KPS mempunyai dua
belas tetanga.
IV.3.2. Struktur Baja
Sifat-sifat dari baja adalah berhubungan dengan strukturnya, yaitu
mengenai cristal dan butirnya. Adapun struktur dari baja adalah:
a. Ferrite
Modifikasi struktur besi murni pada suhu ruang disebut ferrite. Dalam
keadaan murni ferrite bersifat lunak dan ulet karena ferrite mem punyai struktur
KPR, ruang antar atom kecil dan rapat, sehingga tidak menampung atom karbon
yang kecil sekalipun, oleh karena itu daya larut karbon sangat rendah.
b. Austenit
Modifikasi besi dengan struktur KPS disebut dengan austenite. Bentuk
besi ini stabil pada temperature antara 912º-1394ºC.Sifatnya lunak dan ulet
sehingga mudah dibentuk.
c. Sementite
Pada besi karbon, jika karbon melebihi batas daya larut akan membentuk
fasa kedua yaitu karbida besi atau sementile. Dibandingkan dengan ferrite dan
austentile maka sementile lebih keras. Paduan yang mempunyai unsur tambahan
seperti mangan, silisium, tembaga, crom, wolfram, molibdium, dan vanadium.

7
d. Perlite
Struktur perlite terjadi karena selama proses pendinginan terjadi antectoid
Fe-C yang menyangkut. Pembentukan ferrite dan karbide (C), jadi perlite
merupakan campuran dua fasa dan terbentuk sewaktu austenite dengan komposisi
autectoid yang bertransformasi menjadi ferrite dan karbon.

IV.3.3. Klasifikasi Baja


Baja merupakan paduan besi dan karbon serta berunsur-unsur lain. Untuk
baja yang terdiri besi dan karbon, sedangkan baja karbon yang bercampur unsur-
unsur lain dibedakan menjadi baja padauan yang mempunyai unsur tambahan
seperti: mangan, silisium, nikel, tembaga, cron. wolfram, nolibden dan vanadium.

IV.4. Pemeliharaan Dan Pemeriksaan Casing


Pemeliharaan dan pemeriksaan casing sangat diperlukan, hak ini bertujuan
agar casing yang dipasang dalam lubang bor dapat berfungsi dengan baik sesuai
dengan yang diharapkan.
Pemeliharaan dan pemeriksaan casing dibagi dalam tiga (3) tahap yaiut:
- Saat transportasi atau pemindahan
- Di tempat penyimpanan
- Saat persiapan pemasangan casing.

IV.5. Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Casing


Dalam merencanakan casing, harus diperhitungan kekuatan menahan
semua gaya atau beban yang akan diterima casing, baik pada saat casing
dimasukkan maupun selama umur aktif sumur tersebut. Casing yang direncanakan
harus dapat menahan gaya-gaya yang bekerja pada casing tersebut. Adapun gaya-
gaya yang bekerja pada casing meliputi antara lain:
- Tension load (TL)
- External Pressure (P ext)
- Internal Pressure (P int)
- Biaxial Stress.

8
IV.6. Urutan Perencanaan Casing Secara Analitis
Urutan langkah perhitungan yang harus dilakukan pada perencanaan
kombinasi selubung secara analitis adalah sebagai berikut:

1. Tabelkan data-data selubung dari selubung yang tersedia, seperti grade,


berat nominal, Pc (collapse resistence pressure), Pi (internal yield
strength), Fj dan K. Data-data tersebut bisa diperoleh melalui tabel-tabel
harga variable yang bersangkutan.
2. Jika harga tekanan formasinya belum diketahui, mak harga Pf dapat
diasumsikan dengan persamaan (3-4).
Pf = Gf x Ls x cos α

3. Tentukan harga internal yield strength casing minimal untuk semua


section pada trayek selubung tersebut dengan persamaan (3-1).
Berdasarkan harga IYS maka selubung yang tidak memenuhi harga
tersebut harus dihapus dari daftar perencanaan selubung.
4. Tentukan harga collapse pressure casing minimum untuk section 1, dengan
menggunakan persamaan (3-5).
IYS = Pf x Ni

Berdasarkan harga Pc dapat dipilih selubung yang digunakan pada bagian


terbawah atau section 1.

IV.6.1. Langkah – langkah perhitungan desing casing yaitu:


a. Analisis perhitungan internal presure
b. Analisis perhitungan external presure
c. Analisis perhitungan beban tension
d. Analisis beban biaxial
e. Safety faktor

9
IV.7. Penurunan Dan Pemasangan Casing
Pemasangan casing pada lubang dengan sudut kemiringan yang tinggi
sangat sulit dilakukan,karena mud cake pada dinding lubang dapat menjepit casing
sulit dilakukan,karena mud cake pada dinding lubang dapat menjepit casing atau
adanya gaya friksi yang sangat berlebihan.Beberapa cara yang bisa digunakan
adalah dengan casing adjuster,drill casing in dan teknik pengapungan.

IV.8. Perencanan Combination Casing


Untuk mempermurah biaya yang bersal dari casing
tersebut dikombinasikan. Combinasi casing string adalah rangkaian casing yang
terdiri dari satu section. Satu section casing terdiri dari spesifikasi yang sama
gambaran dari combination casing string.

IV.9. Karakteristik Formasi


Indentifikasi dengan karakteristik formasi dengan metode
pengumpulan data bawah permukaan ada yang beberapa metode terdiri dari :
Metoda-metoda pengumpulan data karakteristik fisik reservoir terangkum di
dalam kegiatan penilaian formasi.

IV.9.1. Karakteristik Batuan Reservoir


Karakteristik formasi merupakan faktor yang tidak bisa diubah, sehingga
tidak dapat dikontrol. Batuan formasi mempunyai sifat-sifat atau karakteristik
yang secara umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat fisik batuan dan sifat
mekanik batuan. Sifat-sifat fisik batuan meliputi: porositas, saturasi, permeabilitas
serta kompressibilitas, sedangkan sifat-sifat mekanik batuan meliputi: strength
(kekuatan) batuan, hardness (kekerasan) batuan, abrasivitas, elastisitas dan
tekanan batuan.

5.8.1 Komposisi Kimia Batuan Reservoir


Menurut Pettijohn, batupasir dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
Orthoquarzites, Graywacke dan arkose. Orthoquarzites, Graywacke,
Arkose.

10
5.9 Sifat Fisik Batuan Reservoir
Pada dasarnya semua batuan dapat menjadi batuan reservoir asalkan
mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup, namun pada kenyataannya
hanya batuan sedimen yang banyak dijumpai sebagai batuan reservoir, khususnya
reservoir minyak. Oleh karena itu dalam penilaian batuan reservoir selanjutnya
akan banyak berhubungan dengan sifat-sifat fisik batuan sedimen, terutama
yang porous dan permeable.

5.9.1 Tekanan Kapiler


Tekanan kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas)
sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan
mereka. Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan antara fluida
“non wetting fasa” (Pnw) dengan fluida “wetting fasa” (Pw) atau : Pc = Pnw – Pw

5.9.2 Saturasi
Saturasi fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori
batuan yang ditempati oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada
suatu batuan berpori.

5.9.3 Kompressibilitas
Menurut Geertsma, terdapat tiga macam kompressibilitas pada batuan
yaitu:

- Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksional perubahan volume dari


material padatan batuan (grain) terhadap satuan perubahan tekanan.
- Kompressibilitas batuan keseluruhan, yaitu fraksional perubahan volume
dari volume batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
- Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksional perubahan volume
pori-pori batuan terhadap satuan perubahan tekanan.

11
5.10 Kerusakan Formasi (Skin)
Kerusakan formasi dapat terjadi sepanjang waktu sebagai akibat negatif
dari aktivitas-aktivitas yang terjadi atau yang dilakukan pada sumur mulai dari
aktivitas pemboran, penyemenan, komplesi sumur dan peforasi serta pada saat
sumur itu berproduksi.

5.10.1 Problem Kerusakan Formasi


Kerusakan formasi disini menunjuk pada suatu daerah didekat lubang
sumur yang mengalami penurunan permeabilitas. Biasanya daerah ini hanya
beberapa inchi dari lubang sumur, tetapi kadang-kadang dapat meluas sampai
beberapa feet.

5.10.2 Formasi Litologi


Untuk mengestimasi karakteristik reservoir atau menggambarkan macam
macam batuan untuk tiap kedalaman;

5.10.3 Analisa Lithologi


Dari analisa cutting kita dapat mengetahui saturasi hidrokarbon dan
litologi batuan, pada percobaan ini analisa cutting untuk mengestimasi
karakteristik reservoir hanya dititik beratkan pada lithologinya.

12
V. KESIMPULAN SEMENTARA
Operasi pemboran merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa
tahapan kegiatan-kegiatan. Mengingat peranan casing yang sangat penting dalam
suatu operasi pemboran maupun Produksi dan harganya yang cukup mahal, maka
diperlukan perencanaan atau pemilihan casing yang sebaik mungkin.
Casing atau pipa selubung adalah suatu pipa baja yang dirancang untuk
digunakan pada sumur minyak dan gas bumi yang secara umum berfungsi untuk
memperkokoh lubang sumur.
Tujuan utama casing design adalah untuk mendapatkan rangkaian casing
yang cukup kuat untuk melindungi sumur, baik selama pemboran maupun
produksi dengan biaya termurah.
Fungsi utama rangkaian casing adalah :
- Memisahkan dan mengisolasi beberapa formasi untuk meminimalkan
problem pemboran dan produksi.
- Menjaga keestabilan lubang sumur saat pemboran dan operasi well
completion.
Dalam dunia perminyakan penamaan casing didasarkan dari fungsi
casing adapun penamaan casing berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut:
Conductor Casing, Surface Casing, Intermediate Casing, Production Casing.

13
VI. TIME TABEL
April Mei Juni Juli Agustus
N Kegiatan
o Pelaksanaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahap Persiapan dan
1 Penyusunan proposal
skripsi
Tahap bimbingan
2
proposal skripsi
Bimbimgan proposal
skripsi dan
3
konsultasi draf
skripsi
Tahap Bimbingan
4
skripsi
Tahap akhir, maju
5 presentasi skripsi
Revisi dan Jilid
6 Draft skripsi

14
VII. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
1. Dr. Ir. R. Rubiandini R.S, Perencanaan Pemboran, Departemen Teknik
Perminyakan (ITB), Bandung 1980.
2. George E. King, http://www:engineeringGEKEngineering.com/,
perpustakaan Pusdiklat Migas, Cepu 14 March 2009.
3. http://www:APISpec5CT.scribd.com/, Spcification for Casing and
Tubing, 9th Edition. Perpustakaan Pusdiklat Migas Cepu.
4. http://www:glossary.oilfield.slb.com/, Oil field Glossary Schlumberger,
Perpustakaan AKAMIGAS STEM Cepu, Kamis, 22 Desember 2011.
5. Ir. K. Badu, Teknik Pemboran Jilid IV, Pusdiklat Migas Cepu, October
2004
6. J.E. Brantley, History Of Oil Well, USA 1971, Perpustakaan Pusdiklat
Migas Cepu.
7. N.J. Lapeyrouse, Formulas and Calculating For Drilling, Production
and Workover, Second Edition, Elsevier Science (USA) 2002.

15
VIII. RENCANA DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................iv
MOTTO...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................ix
ABSTRAK..........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1. Latar Belakang....................................................................................
1.2. Maksud Dan Tujuan...........................................................................
1.3. Manfaat...............................................................................................
1.4. Ruang Linkup.....................................................................................
1.5. Metodologi Penulisan.........................................................................
1.6. Sistematika Penulisan.........................................................................

BAB II DASAR TEORI......................................................................................


2.1 Casing...............................................................................................
2.2 Penamaan Casing.............................................................................
2.3 Material Casing................................................................................
2.4 Pemeliharaan Dan Pemeriksaan Casing...........................................
2.5 Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Casing............................................
2.6 Penurunan Dan Pemasangan Casing................................................
2.7 Perencanan Combination Casing.....................................................
2.8 Karakteristik formasi..........................................................................
............................................................................................................
2.8.1 Karakteristik Batuan Reservoir..........................................
2.8.2 Komposisi Kimia Batuan Reservoir..................................

16
2.8.3 Sifat Fisik Batuan Reservoir..............................................
2.8.4 Tekanan Kapiler.................................................................
2.8.5 Saturasi...............................................................................
2.8.6 Kompressibilitas................................................................
2.8.7 Permeabilitas......................................................................
2.8.8 Kerusakan Formasi (skin)..................................................
2.8.9 Formasi Litologi................................................................

BAB IV STUDI KASUS......................................................................................


BAB V PEMBAHASAN......................................................................................
BAB VI KESIMPULAN.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
DAFTAR SIMBOL.............................................................................................

17

Anda mungkin juga menyukai