BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.3 Paparan
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Lemas :Tidak bertenaga.
2. Kontrol :Pengawasan, pemeriksaan.
3. DM :Kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan
mengoksidasi karbohidrat, akibat gangguan metabolisme
insulin.
4. Glibenclamide :Obat golongan sulfonilurea
5. Glucometer darah :Alat berfungsi menentukan proporsi glukosa dalam darah.
6. Keton urin :Tiap senyawa organik dengan gugus karbonil, atom
karbonnya berikatan dengan 2 atom karbon lain, gugus
karbonil terletak dalam rantai ikatan.
7. Demam :Fibris, suhu tubuh meningkat diatas normal
8. Haus :Rasa sangat ingin minum, kerongkongan kering.
9. Gatal :Pruritus
10. BAK terus-menerus :Polyuria (sekresi urin yang berlebihan)
sel yang tidak mendapat asupan gula akan 'kelaparan', dan tingginya kadar gula
darah juga bisa mengakibatkan kerusakan pada mata, ginjal dan sel-sel syaraf.
f. Bagaimana hubungan keluhan 1 hari yang lalu dengan 3 hari yang lalu?
Lemas tidak berhubungan dengan demam dan sakit tenggorokan tetapi demam dapat
isebabkan oleh infeksi tenggorokan.
reaksi spinal melalui n.pelvicus timbul perasaan tegang pada vesica urinaria
BAK
Secara patologis : DM tipe II resistensi insulin hiperglikemia ekstraseluler
renal threshold (kadar glukosa melibihi ambang batas glukosa di ginjal) kopensasi
: air diserap ginjal poliuri
dehidrasi. Untuk mengatasi hal tersebut, timbulah rasa haus sehingga orang ingin
selalu minum dan ingin yang dingin, manis, segar, dan banyak. Minuman manis akan
sangat merugikan karena membuat kadar gula semakin tinggi.
- Nyeri, kesemutan
- Distribusi limfa terganggu
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti:
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari). Beberapa fungsi dari pankreas adalah :
Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya
di dalam sel-selnya.
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebalsekitar
12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dari atassampai ke
lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran
ke duodenum (usus 12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen
di belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian
kecilcaudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak
dan berlobulus.1 . B a g i a n P a n k r e a s Pankreas dapat dibagi ke dalam:a.
Caput Pancreatis
berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam b a g i a n cekung
d u o d e n u m . S e b a g i a n c a p u t m e l u a s d i k i r i d i belakang arteri dan
vena mesenterica superior serta dinamakan Processus Uncinatus. b.
Collum Pancreatis
merupakan bagian pancreas yang mengecil danmenghubungkan caput dan
corpus pancreatis. Collum pancreatist e r l e t a k di depan pangkal
v e n a p o r t a e h e p a t i s d a n t e m p a t dipercabangkannya arteria mesenterica
superior dari aorta.c.
Corpus Pancreatis
b e r j a l a n k e a t a s d a n k i r i , m e n y i l a n g g a r i s tengah. Pada potongan
melintang sedikit berbentuk segitiga.
Cauda Pancreatis
berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan
mengadakan hubungan dengan hilum lienale.
H i s t o l o g i P a n k re a s
Pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua
fungsitersebut dilakukan oleh sel-sel yang berbeda.
1 . B a g i a n Eksokrin
Pankreas dapat digolongkan sebagai kelenjar b e s a r,
b e r l o b u l u s , d a n merupakan tubuloasinosa kompleks. Asinus berbentuk tubular,
dikelilingi lamina basal dan terdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid yang tersusun
mengelilingi lumensempit. Tidak terdapat sel mioepitel. Di antara asini,
terdapat jaringan ikat halusmengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf
dan saluran keluar
2. B a g i a n E n d o k r i n
Bagian endokrin pankreas, yaitu Pulau Langerhans, tersebar di
seluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas
sel pucatdengan banyak pembuluh darah yang berukuran 76×175 mm dan
berdiameter 20s a m p a i 3 0 0 m i k r o n t e r s e b a r d i s e l u r u h p a n k r e a s ,
w a l a u p u n l e b i h b a n y a k ditemukan di ekor daripada kepala dan badan
pankreas.(Derek Punsalam, 2009).P u l a u i n i d i p i s a h k a n o l e h j a r i n g a n
r e t i k u l a r t i p i s d a r i j a r i n g a n e k s o k r i n d i sekitarnya dengan sedikit serat-
serat retikulin di dalam pulau.(Anonymous, 2009).Sel-sel ini membentuk
sekitar 1% dari total jaringan pankreas.(John Gibson, 1981)Pada manusia,
pulau Langerhans terdapat sekitar 1-2 juta pulau. Masing- masing memiliki
pasokan darah yang besar. Darah dari pulau Langerhans mengalir ke vena
hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis bergantung
pada sifat pewarnaan dan morfologinya.
Dengan pewarnaan khusus, ssel-sel pulau Langerhans terdiri dari
empat macam:
1 . S e l A l f a , s e b a g a i p e n g h a s i l h o r m o n g l u k a g o n . Te r l e t a k d i t e p i
p u l a u , mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran 250nm, dan batas
intikadang tidak teratur.
2.Sel Beta, sebagai penghasil hormon insulin. Sel ini
m e r u p a k a n s e l terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau. Sel beta
terletak di bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau, mengandung
kristaloidromboid atau poligonal di tengah, dan mitokondria kecil
bundar dan banyak.
3.Sel Delta, mensekresikan hormon somatostatin. Terletak di bagian
manasaja dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A, dan
mengandunggelembung sekretoris ukuran 300-350 nm dengan granula homogeny.
4.Sel F, mensekresikan polipeptida pankreas. Pulau yang kaya akan sel
F berasal dari tonjolan pankreas ventral.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.
Diabetes Tipe II :
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
berukuran besar)
Diatasi dengan diet dan insulin
(jika diperlukan) untuk
mempertahankan secara ketat
kadar glukosa darah normal
Terjadi pada sekitar 2%-5% dari
seluruh kehamilan
Intoleransi glukosa terjadi
untuk sementara waktu tetapi
dapat kambuh kembali:
Pada kehamilan berikutnya
30%-40% akan mengalami
diabetes yang nyata (biasanya
tipe II) dalam waktu 10 thn
(khususnya jika obesitas).
Factor risiko mencakup;
obesitas, usia diatas 30 tahun,
riwayat diabetes dalam
keluarga, pernah melahirkan
kg)
Pemeriksaan skrining (tes
toleransi glukosa) harus
dilakukan pada SEMUA wanta
hamil dengan usia kehamilan
antara 24 hingga 28 minggu.
Toleransi Diabetes borderlin Kadar glukosa darah diantara
glukosa Diabetes laten kadar normal dan kadar
terganggu Diabetes kimia diabetes, pada akhirnya 25%
Diabetes subklinis individu akan menderita
Diabetes asimtomatis diabetes
Kerentanan terhadap penyakit
aterosklerosis diatas normal
Patofisiologi DM
a. Diabetes tipe I
b. Diabetes tipe II
Pada diabetes ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin
dengan resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa
dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi
intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa
dalam darah, harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita
toleransi terganggu , keadaan ini terjadi karena sekresi insulin yang berlebihan dan
kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.
Namun apabila sel tidak mampu mengimbangi peningkatan insulin, maka kadar
glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Namun masih terdapat insulin
dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan protein, harus
terdapat peningkatan insulin yang di sekresikan. Meskipun demikian diabetes tipe II
yang tidak terkontrol akan menyebabkan masalah akut lainnya yang dinamakan
sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (NHNK).
Diabetes tipe II sering terjadi pada usia lebih dari 30 tahun dan obesitas.
Akibat toleransi yang lambat dan progresif maka awitan diabetes tipe II dan
berjalan tanpa terdeteksi. Gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup
kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang lama sembuhnya.
Adapun penanganan primer pada diabetes tipe II adalah dengan menurunkan
berat badan karena resistensi insulin berkaitan dengan obesitas. Latihan merupakan
unsur yang sangat penting untuk menungkatkan efektivitas insulin.
Diabetes yang terjadi pada saat kehamilan perlu mendapat perhatian khusus.
Wanita yang telah diketahui terkena diabetes melitus sebelum terjadinya pembuahan
harus mendapatkan penyuluhan tentang penatalaksanaan diabetes selama kehamilan.
Pengendalian diabetes yang buruk saat pembuahan dapat menyebabkan timbulnya
malformasi kongenital. Oleh karna itu wanita harus mengendalikan diabetes secara
baik sebelum konsepsi terjadi dan sepanjang kehamilan. Dianjurkan wanita tersebut
melakukan program terapi secara intensif dengan maksud mencapai kadar
hemoglobin A1c yang normal tiga bulan sebelum pembuahan.
Diabetes yang tidak terkontrol pada saat melahirkan akan disertai
peningkatan insidens makrosomia janin ( bayi yang sangat besar), persalinan dan
kelahiran yang sulit, bedah sesar saat kelahiran mati (stillbirth). Selain itu, bayi yang
dilahirkan ibu yang menderita hiperglikemia dapat engalami hipoglikemia pada saat
lahir. Keadaan ini dapat terjadi karena pankreas bayi yang normal mensekresikan
insulin untuk mengimbangi keadaan hiperglikemia ibu. Bayi ini membutuhkan
pemantauan yang sangat ketat dalam kamar bayi, dan kadar glukosa darah harus
sering diukur. Jika terjadi hipoglikemia, pemberian gula harus segera dilakukan.
d. Diabetes gestational.
Aktivitas : kerja ringan : ditambah 10-25 %, kerja sedang ditambah 30%, kerja berat
ditambah 50% dan kerja berat sekali ditambah 75%.
orang sehat
- skunder
orang beresiko
- tersier
yang sudah DM agar tidak timbul komplikasi
Menurut WHO thun 1994, upaya pencegahan diabetes ada tiga jenis yaitu :
1. Pencegahan Primer
dgn diet dan olahraga,tdk merokok dll. Bila tdk berhasil bru menggunakan obat baik
oral maupun insulin.
3. Pencegahan Tersier
1. Komplikasi akut
a. Hiperglikemia
b. Hipoglikemia
2. Komplikasi kronik
a. Vaskuler
o Mikrovaskuler
Penyakit mata
- Retinopati (nonproliferatif/proliferatif)
- Makular edema
Neuropati
- Autonomik
Nefropati
o Makrovaskuler
Cerebrovascular disease
b. Lainnya
o Dermatologik
o Infeksi
o Katarak
Kardiopati diabetik
Kardiopati diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes. Glukosa darah
yang tinggi dalam jangka waktu panjang akan menaikkan kadar kolesterol dan
trigliserida darah. Lama-kelamaan akan terjadi aterosklerosis atau penyempitan
pembuluh darah. Maka bagi para penderita diabet perlu pemeriksaan kadar kolesterol
dan trigliserida darah secara rutin.
Penyempitan pembuluh darah koroner menyebabkan infark jantung dengan
gejala antara lain nyeri dada. Karena diabetes juga merusak sistem saraf, rasa nyeri
kadang-kadang tidak terasa. Serangan yang tidak terasa ini disebut silent infraction
atau silent heart attack.
Kematian akibat kelainan jantung dan pembuluh darah pada penderita
diabetes kira-kira dua hingga tiga kali lipat lebih besar dibanding bukan penderita
diabetes., pengendalian kadar gula dalam darah belum cukup untuk mencegah
gangguan jantung pada penderita diabetes.
Nefropati diabetik
Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput
penyaring darah. Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring
(glomerulus). Setiap unit penyaring memiliki membran/selaput penyaring. Kadar
gula darah tinggi secara perlahan akan merusak selaput penyaring ini. Gula yang
tinggi dalam darah akan bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur dan
fungsi sel, termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein
rusak dan terjadi kebocoran protein ke urin (albuminuria). Hal ini berpengaruh buruk
pada ginjal.
Menurut situs Nephrology Channel, tahap mikroalbuminuria ditandai dengan
keluarnya 30 mg albumin dalam urin selama 24 jam. Jika diabaikan, kondisi ini akan
berlanjut terus sampai tahap gagal ginjal terminal. Karena itu, penderita diabetes
harus diperiksa kadar mikroalbuminurianya setiap tahun. Penderita diabetes tipe 1
secara bertahap akan sampai pada kondisi nefropati diabetik atau gangguan ginjal
akibat diabetes. Sekitar lima sampai 15 persen diabetes tipe 2 juga berisiko
mengalami kondisi ini. Gangguan ginjal, menyebabkan fungsi ekskresi, filtrasi dan
hormonal ginjal terganggu. Akibat terganggunya pengeluaran zat-zat racun lewat
urin, zat racun tertimbun di tubuh. Tubuh membengkak dan timbul risiko kematian.
Ginjal juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi mematangkan sel
darah merah. Gangguan pada ginjal menyebabkan penderita mengalami anemia.
Gejala nefropati diabetes baru terasa saat kerusakan ginjal telah parah berupa
bengkak pada kaki dan wajah, mual, muntah, lesu, sakit kepala, gatal, sering
cegukan, mengalami penurunan berat badan. Penderita nefropati harus menghindari
zat yang bisa memperparah kerusakan ginjal, misalnya pewarna kontras yang
digunakan untuk rontgen, obat anti-inflamasi nonsteroid serta obat-obatan yang
belum diketahui efek sampingnya.
Retinopati diabetik
Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Yang terutama adalah
retinopati diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang
memberi makan retina. Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah
yang membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak yang disebut eksudat.
Selain itu terjadi cabang-cabang abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang
daerah yang sehat. Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah
melewati lensa mata. Cahaya yang difokuskan akan membentuk bayangan yang akan
dibawa ke otak oleh saraf optik.
Bila pembuluh darah mata bocor atau terbentuk jaringan parut di retina,
bayangan yang dikirim ke otak menjadi kabur. Gangguan penglihatan makin berat
jika cairan yang bocor mengumpul di fovea, pusat retina yang menjalankan fungsi
penglihatan sentral. Akibatnya, penglihatan kabur saat membaca, melihat obyek
2.3.4 Hipotesis
Dani, laki-laki 45 tahun, mengalami asthenia, poliuri, polifagi, polidipsi,
hipertensi, disebabkan DM tipe II dan ketosis
Obesitas
DM tipe II
Life style
2. BAK Mekanisme
secara normal
dan patologis
5. Gangguan Glukogenesis
metabolik ,
glukoneogene
sis