Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Putri rizki
Moderator : M. Ahsanul Khuluqi
Sekretaris Meja : Galvin Pratama koga
Sekretaris Papan : Clarisa Lucia Valerina
Hari/Tanggal : Senin, 11 mei 2015
Rabu, 13 mei 2015
Peraturan Tutorial : 1.Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat.
2.Mengacungkan tangan jika ingin memberi pendapat.
3.Berbicara dengan sopan dan penuh tata karma.
4.Izin bila ingin keluar ruangan.
2.2 Skenario
Ny, Tini , 35 tahun, datang ke RSMP dengan keluhan utama berdebar-debar 2
minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan keringat berlebihan, mudah merasa cemas,
mudah tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu. Nafsu makan
pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan. Pasien tidak tahan suhu
panas sehingga lebih senang berada diruang yang dingin.
Sejak 1 bulan yang lalu. Pasien merasa timbul benjolan dileher kanan bagian tengah
agak bawah yang makin lama makin membesar. Pasien tidak merasakan nyeri dileher seiring
bertambah besarnya benjolan. Tidak ada sesak nafas ataupun suara serak . Ny. Tini belum
pernah berobat sebelumnya.
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital : TD 120/70 mmHg.Nadi 110x/menit, Pernafasan 22x/menit, Temp 36,8​O ​C
Kepala : Exopthalamus (+), Lid retraction (+), Lid lag (+)
Lima tanda orbital: stellwag (+), von graefe (+), mobius (+), joffroy (+),

Skenario A blok XII 1


Rosenbach (+)
Leher : JVP (-2 cm H​2​O)

Pemeriksaan Khusus
Leher
- Inspeksi : Tampak benjolan dileher sebelah kanan, rata, ikut bergerak saat menelan,
kulit dalam batas normal (tidak ada tanda radang)
- Palpasi : difuse, massa kenyal ukuran 4x5 cm, fluktuasi (-), mobile, tidak teraba
panas
- Auskultasi : Bruit (-)
Jantung dan paru-paru : dalam batas normal
Abdomen : datar, nyeri tekan (-) bising usus (+) normal
Ekstremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab. Tremor (+)
Pemeriksaan Penunjang
T3 = 256 ng/dl, T4 = 213 ng/dl, TSH = 0,002 mIU/I

2.3 Klarifikasi Istilah


● Berdebar-debar :Denyut jantung yang tidak teratur atau sangat kencang yang
sifatnya sugestif
● Benjolan dileher :Bagian yang membengkak di bagian leher
● Suara serak :
● Exopthalamus :Perluasan melebihi batas normal atau melampaui setelah
permukaan bagian dibatas mata itu sendiri
● Lid retraction :
● Lid lag :Keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata
● Stellwag :Tanda dimana mata jarang mengedip

Skenario A blok XII 2


● Von graefe :Palpebra superior tidak dapat mengikuti bulbus okui pada
saat melihat kebawah
● Joffroy :Tidak dapat mengerutkan dahi
● Rosenbach :Tanda terjadi tremor pada palpebra pada saat mata tertutup
● Difuse :Tidak berbatas tegas atau tersebar luas
● Bruit :Bunyi seperti tiupan aneurisme
● Tremor :Gemetar atau mengigil yang involunter
● T3 :Triodotironin, salah satu hormon tiroid yang mengandung
yodium yang dilepaskan dari tiroglobulin melalui hidrolisis
● T4 :Tiroksin, hormon yang disekresikan kelenjar tiroid yang
mengandung yodium
● TSH :Tiroid stimulating hormon, hormon kelenjar hipofisis
anterior yang mempunyai afinitas untuk secara spesifik
merangsang kelenjar tiroid
● Morbius :Keadaan dimana seorang susah mengkonverdesikan matanya

2.4 Identifikasi Masalah


1. Ny. Tini , 35 tahun, datang ke RSMP dengan keluhan utama berdebar-debar 2
minggu yang lalu.
2. Pasien Pasien juga mengeluhkan keringat berlebihan, mudah merasa cemas, mudah
tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu. Nafsu makan
pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan. Pasien tidak tahan
suhu panas sehingga lebih senang berada diruang yang dingin.
3. Sejak 1 bulan yang lalu. Pasien merasa timbul benjolan dileher kanan bagian tengah
agak bawah yang makin lama makin membesar. Pasien tidak merasakan nyeri dileher
seiring bertambah besarnya benjolan. Tidak ada sesak nafas ataupun suara serak . Ny.
Tini belum pernah berobat sebelumnya.
4. Pemeriksaan fisik

Skenario A blok XII 3


Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital : TD 120/70 mmHg.Nadi 110x/menit, Pernafasan 22x/menit, Temp
36,8​O ​C
Kepala : Exopthalamus (+), Lid retraction (+), Lid lag (+)
Lima tanda orbital: stellwag (+), von graefe (+), mobius (+), joffroy
(+), Rosenbach (+)
Leher : JVP (-2 cm H​2​O)

5. Pemeriksaan Khusus
Leher
- Inspeksi : Tampak benjolan dileher sebelah kanan, rata, ikut bergerak saat
menelan,
kulit dalam batas normal (tidak ada tanda radang)
- Palpasi : difuse, massa kenyal ukuran 4x5 cm, fluktuasi (-), mobile, tidak
teraba
panas
- Auskultasi : Bruit (-)
Jantung dan paru-paru : dalam batas normal
Abdomen : datar, nyeri tekan (-) bising usus (+) normal
Ekstremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab. Tremor (+)
6. Pemeriksaan Penunjang
T3 = 256 ng/dl, T4 = 213 ng/dl, TSH = 0,002 mIU/I

2.5 Analisis Masalah


1. Ny. Tini , 35 tahun, datang ke RSMP dengan keluhan utama berdebar-debar 2
minggu yang lalu.
a) Apa hubungan usia dengan keluhan utama?
b) Apa etiologi dari berdebar-debar?
Jawab:

Skenario A blok XII 4


Palpitasi daoat terjadi disebabkan 3 penyeab utama :
1. Hyperdinamic circulation (inkompensasi katup, tiroktosikosis, hypercapnia,
pireksia, anemia, kehamilan)
2. Cardiac disrytmia (kontraksi atrial prematur, junctional escape beat, kontraksi
ventrikular prematur, atrial fibrilasi, supraventricular takikardi, ventricular
takikardi ​→​ ventrikular fibrilasi ​→​ block jantung)
3. Sympathetic overdrive (gangguan panik, hipoglikemia, hipoksia,
antihistamin, levocitrizine, anemia, gagal jantung)

c) Bagaimana patofisiologi berdebar-debar pada kasus?


Jawab:
Autoimun (grave’s disease) ​→ hiperaktivitas kelenjar tiroid ​→ hormon tiroid (T3
dan T4) meningkat ​→ beredar di darah dan jaringan ​→ ke jantung ​→ stimulasi
saraf simpatis ​→ peningkatan densitas reseptor beta adrenergik dan peningkatan
katekolamin pada sinaps reseptor ​→ peningkatan kerja otot jantung ​→ denyut
jantung meningkat bersamaan dengan meningkatnya ​cardiac output ​→ jantung
berdebar-debar
Marks. 2000. ​Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis​. EGC:
Jakarta

d) Apa makna keluhan berdebar-debar sejak 2 minggu yang lalu?


Jawab:
Merupakan manifestasi klinis dari keadaan hipertiroid

2. Pasien Pasien juga mengeluhkan ​keringat berlebihan, mudah merasa cemas, mudah
tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu​. Nafsu makan
pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan. Pasien tidak tahan
suhu panas sehingga lebih senang berada diruang yang dingin.

Skenario A blok XII 5


a) Apa makna pasien mengeluh keringat berlebihan, mudah merasa cemas, mudah
tersinggung dan telapak tangan sering basah sejak 1 bulan yang lalu?
Jawab:
Merupakan manifestasi klinis dari penyakit grave’s (hipertiorid)

b) Apa makna pasien mengeluh nafsu makan meningkat tetapi tidak disertai berat
badan meningkat?
Jawab:
Penurunan berat badan dikarenakan adanya peningkatan kadar metabolik di
dalam badan walaupun terjadi peningkatan badan.

c) Apa makna pasien tidak tahan suhu panas, lebih senang pada ruang dingin?
d) Apa etiologi dari seluruh keluhan tambahan?
e) Apa hubungan keluhan tambahan dengan keluhan utama?
f) Bagaimana patofisiologi dari keluhan tambahan yang dirasakan pasien?
Jawab:
T3 meningkatkan konsumsi Oksigen dan produksi panas (melalui stimulasi
Na​+​K​+ ATP-ase) dalam semua jaringan kecuali otak lien dan testis ​→
peningkatan kecepatan metabolisme basal ​→ ​peningkatan kepekaan terhadap
panas.

Hipertiroid ​→ peningkatan metabolisme di dalam tubuh ​→ terjadi akumulasi


panas di dalam tubuh (intoleransi terhadap panas) ​→ penguapan atau evaporasi
dari permukaan kulit ​→​ pengeluaran panas berlebih ​→​ ​berkeringat berlebihan
Marks. 2000. ​Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis​. EGC:
Jakarta

Hipertiroid ​→ takikardi ​→ meningkatkan aktivitas gastrointestinal ​→


peningkatan nafsu makan

Skenario A blok XII 6


Hipertiroid ​→ kebutuhan metabolik ​→ nafsu makan dan asupan makanan
meningkat ​→​ menggunakan bahan bakar jauh lebih cepat ​→​ ​berat tubuh turun
Sherwood, Lauralee. 2012. ​Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6.​
EGC: Jakarta

hipertiroid ​→ berefek pada SSP ​→ peningkatan berlebihan kewaspadaan mental


hingga ke titik dimana pasien mudah tersinggung, tegang, cemas, dan sangat
emosional.
Sherwood, Lauralee. 2012. ​Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6.​
EGC: Jakarta

3. Sejak 1 bulan yang lalu. Pasien merasa timbul benjolan dileher kanan bagian tengah
agak bawah yang makin lama makin membesar. Pasien tidak merasakan nyeri dileher
seiring bertambah besarnya benjolan. Tidak ada sesak nafas ataupun suara serak . Ny.
Tini belum pernah berobat sebelumnya.
a) Bagaimana anatomi, fisilogi dan histologi pada kasus ini?
b) Apa makna sejak 6 bulan yang lalu timbul benjolan dileher kanan bagian tengah
agak kebawah yang makin lama makin membesar tidak terasa nyeri, tidak ada
sesak nafas dan suara serak?
Jawab:
Benjolan : hiperplasia dan banyak lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat bebrapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar.

c) Apa etilogi dari benjolan dileher kanan bagian tengah agak kebawah dan tidak
teras nyeri?
Jawab:

Skenario A blok XII 7


Kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga
untuk memenuhi hal tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.

d) Bagaimana patofisiologi timbulnya benjolan dan benjolan makin membesar?


e) Apa hubungan timbulnya benjolan dileher kanan bagian tengah agak kebawah
dengan seluruhan keluhan?
f) Apa saja kemungkinan benjolan dileher?

4. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital : TD 120/70 mmHg.Nadi 110x/menit, Pernafasan 22x/menit, Temp
36,8​O ​C
Kepala : Exopthalamus (+), Lid retraction (+), Lid lag (+)
Lima tanda orbital: stellwag (+), von graefe (+), mobius (+), joffroy
(+), Rosenbach (+)
Leher : JVP (-2 cm H​2​O)
a) Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik?
b) Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan fisik yang abnormal?
Jawab:
TSH yang tinggi ​→ menstimulasi sel-sel mata ​→ pengeluaran sitokin yang
mendorong terjadinya peradangan dan edema (exoptalmus)
Marks. 2000. ​Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis​.
EGC: Jakarta

5. Pemeriksaan Khusus
Leher
- Inspeksi : Tampak benjolan dileher sebelah kanan, rata, ikut bergerak saat
menelan,
kulit dalam batas normal (tidak ada tanda radang)

Skenario A blok XII 8


- Palpasi : difuse, massa kenyal ukuran 4x5 cm, fluktuasi (-), mobile, tidak
teraba panas
- Auskultasi : Bruit (-)
Jantung dan paru-paru : dalam batas normal
Abdomen : datar, nyeri tekan (-) bising usus (+) normal
Ekstremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab. Tremor (+)

a) Apa interpretasi dari pemeriksaan khusus?


b) Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan khusus yang abnormal?
Jawab:
Tremor
Hipertiroid ​→ aksi sistem saraf perifer yang lebih cepat (yang normalnya
dikontrol lewat cerebelum dan ganglion basalis) ​→ rangsangan berlebihan
terhadap ganglion basalis ​→ kontraksi berlebih pada otot yang ada pada
ekstremitas ketika beraktivitas ​→​ tremor

c) Bagaimana klasifikasi benjolan?


Jawab:
1. Goiter toksis difus
Kondisi ini disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan
tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormon tiroid terus menerus.
2. Nodular tiroid
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan
tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebab pastinya belum diketahui tetapi
umumnya timbul dengan seiring bertambahnya usia.

6. Pemeriksaan Penunjang
T3 = 256 ng/dl, T4 = 213 ng/dl, TSH = 0,002 mIU/I

Skenario A blok XII 9


a) Apa interpretasi dari pemeriksaan penunjang?
b) Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan penunjang yang abnormal?
Jawab:
Peningkatan T3 dan T4
Antibodi tiroid disirkulasi yang mengaktivasi reseptor TSH (autoimun) ​→
stimulasi hipertropi dan hiperplasi folikel tiroid ​→ peningkatan produksi hormon
tiroid ​→​ T3 dan T4 meningkat

c) Bagaimana fisilogi dan biokimia dari hromon tiroid (sintesis – katabolisme)?


Jawab:
Bahan dasar untuk sintesis hormon tiroid adalah tirosin dan iodium, dimana
keduanya harus diserap dari bahan darah oleh sel folikel. Tirosin, suatu asam
amino, dibentuk dalam jumlah memadai oleh tubuh sehingga bukan suatu zat
esensial dalam makanan. Sebaliknya, iodium yang dibutuhkan untuk sintesis
hormon tiroid harus diperoleh dari makanan. Pembentukan, penyimpanan, dan
sekresi hormon tiroid melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Semua tahap pembentukan hormon tiroid berlangsung di molekul tiroglobulin
di dalam koloid. Tiroglobulin itu sendiri diproduksi oleh kompleks
golgi/retikulum endoplasma sel folikel tiroid. Asam amino tirosin masuk ke
dalam molekul tiroglobulin yang jauh lebih besar sewaktu terakhir ini sedang
diproduksi. Setelah terbentuk, tiroglobulin yang sudah mengandung tirosin
diekspor dari sel folikel ke dalam koloid melalui proses eksositosis
2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannya ke dalam koloid
melalui pompa iodium-protein-protein pengangkut yang kuat dan
memerlukan energi di membran luar sel folikel. Hampir semua iodium
ditubuh dipindahkan melawan gradien konsentrasi untuk disimpan di tiroid
untuk membentuk hormon tiroid. Iodium tidak memiliki fungsi lain di tubuh.

Skenario A blok XII 10


3. Di dalam koloid, iodium cepat dilekatkan ke tirosin di dalam molekul
tiroglobulin. Perlekatan satu iodium ke tirosin menghasilkan monoidotirosin
(MIT). Perlekatan dua iodium ke tirosin menghasilkan diiodotirosin (DIT)
4. Kemudian terjadi proses penggabungan antara molekul-molekul tirosin yang
telah beriodium untuk membentuk hormon tiroid. Penggabungan satu MIT
(dengan satu iodium) dan satu DIT (dengan dua iodium) menghasilkan
triiodotironin atau T3 (dengan tiga iodium). Penggabungan dua DIT
(masing-masing mengandung dua atom iodium) menghasilkan
tetraiodotironin (T4 atau tirokin), yaitu bentuk hormon tiroid dengan empat
iodium. Antara dua molekul MIT btidak terjadi penggabungan.
Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin, hormon tirod tetap tersimpan
dalam bentuk ini di koloid sampai terurai dan disekresikan. Jumlah hormon tiroid
yang tersimpan normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk beberapa
bulan.

Hormon Tiroid diatur oleh sumbu Hipothalamus-hipofisis-tiroid


TSH, hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologik
terpenting sekresi hormon tiroid. Hampir setiap tahap dalam sintesis dan pelepasa
hormon tiroid dirangsang oleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid,
TSH juga mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa adanya
TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya berkurang) dan mengeluarkan hormon
tiroid dalam jumlah sangat rendah. Sebaliknya, kelenjar mengalami hipertrofi
(peningkatan ukuran setiap sel folikel dan hiperplasia (peningkatan jumlah sel
folikel) sebagai respons terhadap TSH yang berlebihan.

Stress dan keadaan dingin ​→ stimulasi hipothalamus mengeluarkan


Thyrotropin-releasing hormon (TRH) ​→ stimulasi hipofisis anterior
menghasilkan Thyroid-stimulating hormon (TSH) ​→ menstimulasi kelenjar tiroid
→​ menghasilkan hormon tiroid (T3 dan T4)

Skenario A blok XII 11


d) Bagaimana kriteria hipertiroid?
Jawab:

Skenario A blok XII 12


e) Apa perbedaan hipotiroid, hipertiroid, tirotoksikosis, eutiroid, krisistiroid?
Jawab:
● Hipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksikosis ​→ respon jaringan-jaringan
tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.
● Terdapat 2 tipe : (1) penyakit graves, (2) goiter nodular toksik
● Gejala : hipermetabolisme dan aktivitas simpatis yang berlebihan. Pasien
mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila
panas, kulit lembab, berat badan menurun, sering disertai dengan nafsu
makan yang meningkat, palpitasi dan takikardia, diare dan kelemahan serta
atrofi otot.
● Manifestasi ekstradiol berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang
biasanya terbatas pada tungkai bawah (mata melotot, fisura palpebra
melebar, kedipan berkurang, lid lag(keterlambatan kelopak mata dalam
mengikuti gerakan mata) dan kegagalan konvergensi), eksoftalmus.

Skenario A blok XII 13


● Hipotiroid ​→ respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik
hormon tiroid yang kurang.
● Klasifikasi : (1) primer ​→ timbul proses patologis yang merusak kelenjar
tiroid, (2) sekunder ​→​ defisiensi sekresi TSH hipofisis
● Gejala : lelah, suara parau, tidak tahan dingin dan keringat berkurang, kulit
kering dan dingin, wajah membengkak, dan gerakan lamban. Aktivitas
motorik dan intelektual lambat, dan relaksasi lambat dari refleks tendon
dalam. Perempuan yang menderita hipotiroidisme sering mengeluh
hipermenore.
● Eutiroid ​→ keadaan fisiologis normal atau terganggu oleh atau pengaruh
obat-obatan. Pada kebanyakan pasien kelainan bersifat sementara dan akan
kembali normal setelah pulih dari penyakit akut.
● Terjadi penurunan T3
● Krisis tiroid ​→ komplikasi hipertiroidisme yang jarang terjadi tetapi
berpotensi fatal.
● Gejala : pasien dengan keadaan hipermetabolik yang ditandai dengan demam
tinggi, takikardi, mual, muntah, agitasi dan psikosis. Pada fase lanjut pasien
dapat jatuh dalam keadaan stupor atau koma yang disertai hipotensi.

Price and Wilson. 2013. ​Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6​. EGC: Jakarta

7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini?


8. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini?
9. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus ini?
Jawab:
1) Kadar total tiroksin dan triiodotironin serum
Kadar tiroksin dan triiodotironin serum diukur dengan radioligand assay.
Pengukuran termasuk hormon terikat dan hormon yang bebas. Kadar normal

Skenario A blok XII 14


tiroksin adalah 4 sampai 11 mikrogram/dl, untuk triiodotironin kadarnya berkisar
80 sampai 160 mikrogram/dl.
2) Tiroksin bebas
Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin dalam sirkulasi yang secara
metabolik aktif.
3) Kadar TSH serum
Kadar TSH serum dapat diukur dengan assay radioimunometrik, nilai normal
dangan assay generasi ketiga berkisar 0,02 hingga 5,0 mikronU/ml.
4) Ambilan yodium radioisotop
Digunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap dan
mengubah yodida.
Price and Wilson. 2013. ​Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6​. EGC: Jakarta

10. Apa diagnosis pada kasus ini?


11. Apa epidemiologi pada kasus ini?
Jawab:
Dapat terjadi pada semua umur, namun lebih banyak pada perempuan daripada
laki-laki

12. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?


Jawab:
1) Pengobatan jangka panjang dengan obat-obatan antitiroid seperti propiltiourasil
atau metimazol, yang diberikan paling sedikit selama 1 tahun. Obat-obat ini
menyekat sintesis dan pelepasan tiroksin.
2) Penyekat beta seperti propanolol diberikan bersamaan dengan obat-obatan
antitioid. Karena manifestasi klinis hipertiroidisme adalah akibat dari pengaktifan
simpatis yang dirangsang oleh hormon tiroid, maka manifestasi klinis tersebut
akan berkurang dengan pemberian penyekat beta. Penyekat beta menurunkan

Skenario A blok XII 15


takikardi, kegelisahan dan keringat yang berlebihan. Propanolol juga menghambat
perubahan tiroksin perifer menjadi triiodotironin.
3) Pembedahan tirodektomi subtotal sesudah terapi propiltiourasil prabedah
4) Pengobatan dengan yodium radioaktif (RAI), pengobatan dengan RAI dilakukan
pada kebanyakan pasien dewasa dengan penyakit Graves tapi biasanya merupakan
kontraindikasi untuk anak-anak dan wanita hamil.
Price and Wilson. 2013. ​Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6.​ EGC: Jakarta

13. Bagaimana komplikasi pada kasus ini?


Jawab:
Oftalmopati Graves’ terjadi akibat infiltrasi limfosit pada otot-otot ekstraokuler
disertai dengan reaksi inflamasi akut. Rongga mata dibatasi oleh tulang-tulang orbita
sehingga pembengkakan otot-otot ekstraokuler akan menyebabkan proptosis
(penonjolan) dari bola mata dan gangguan pergerakan otot-otot bola mata, sehingga
dapat terjadi diplopia. Pembesaran otototot bola mata dapat diketahui dengan
pemeriksaan CT scanning atau MRI. Bila pembengkakan otot terjadi dibagian
posterior, akan terjadi penekanan nervus opticus yang akan menimbulkan kebutaan.
14. Bagaimana prognosis pada kasus ini?
15. Bagaimana Standar Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini?
16. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini?
2.6 Hipotesis
Ny. Tini, 35 tahun, mengalami tirotoksitosikosis akibat hipertiroid
2.7 Kerangka Konsep

Skenario A blok XII 16


Skenario A blok XII 17

Anda mungkin juga menyukai