Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

SKENARIO 6 BLOK 2.3

Tutor : dr. Gregorius Yoga Panji Asmara, SH, MH, CLA

Disusun oleh:
Altamirano Reza P (19.P1.0019)
Preancyvanie Hutomo P (19.P1.0020)
Mauritio Aldo L (19.P1.0021)
Ciciliananda Demoor (19.P1.0022)
Theodorus Realino F (19.P1.0023)
Silviana Hotmarina H (19.P1.0024)
Fransiska Ingka P (19.P1.0024)
Delvi Monica F (19.P1.0026)
Angeli Pritvy R (19.P1.0027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2020
I. TERMINOLOGI

1. lemas
2. Lapar
3. Haus
4. Mengantuk

Definisinya :
1. Lemas atau malaise adalah Perasaan tidak nyaman yang samar samar1.

2. Lapar merupakan kondisi tertekan (depresi) yang mendorong rasa ingin makan
pada tindakan fisiologi2.

3. Haus adalah Perasaan, yang sering dihubungkan ke mulut dan tenggorokan,


berkaita dengan keinginan untuk minum; biasanya ditafsirkan sebagai hasrat
terhadap air1.

4. Mengantuk merupakan suatu keadaan yang tidak dapat dihindari dan dapat
dialami oleh semua orang, akan tetapi mengantuk pada saat kondisi tertentu dapat
merugikan seseorang terlebih pada saat yang tidak tepat seperti saat mengendarai
kendaraan, saat mengikuti perkuliahan dan kegiatan- kegitan yang membutukan
konsentrasi lainnya3.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa ketika seseorang lapar badan terasa lemas?


2. Mengapa setelah memakan kurma atau makanan yang mengandung glukosa
dapat membuat segar kembali?
3. Apa pengaruh glukosa untuk tubuh ?
4. Apa saja yang mempengaruhi sehingga berat badan Adrian turun?
5. Mengapa setelah bulan puasa adrian mengalami penurunan berat badan?
6. Apakah dengan mengomsumsi kurma dapat menurunkan berat badan adrian?

II. HIPOTESIS
1. Karna tubuh membutuhkan glukosa yang dimana glukosa merupakan sumber
energi utama.jika glukosa dalam tubuh rendah maka tubuh kita merasakan
lemasa dan terasa lapar terus menerus 4.

2. Selama puasa, kadar glukosa darah menurun, insulin menurun dan kadar
glucagon meningkat. Perubahan hormone – hormone ini menyebabkan hati
menguraikan glikogen (glikogenolisis) dan membentuk glukosa melalui proses
glukoneogenesis . Setelah makan makanan yang mengandung gula,
karbohidrat dalam makanan berfungsi sebagai sumber utama glukosa darah.
Sewaktu kadar glukosa darah kembali ke rentang puasa dalam 2 jam setelah
makan, glikogenolisis dirangsang dan mulai memasok glukosa ke
darah.Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk
sel-sel tubuh. Glukosa (kadar gula darah) suatu gula monosakarida
karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam
tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di
dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat,
galaktosa dalam laktosa susu dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan
proteoglikan5.

3. Pengaruh + konsumsi glukosa

1. Bahan utama penghasil ATP dari siklus Glikolisis


2. Glukosa bisa disimpan dalam bentuk Glikogen di dalam Hati
dan Otot, pada hati sebanyak 5 sampai 8 persen dari beratnya,
dan sel-sel otot, yang dapat menyimpan glikogen sebanyak 1
sampai 3 persen.
3. Glukosa menjadi jalur umum akhir untuk mentranspor hampir
semua karbohidrat ke sel jaringan lewat darah.
4. Ketika tubuh membutuhkan energi Glikogen akan diubah
menjadi Glukosa sebagai sumber energi melalui proses
Glikogenolisis6.

Dampak negative dari


Kelebihan mengomsumsi glukosa dapat menyebabakan diabetes militus
sehingga menyebabkan hipertrigliseridemia dan resistensi insulin. Serta dapat
meningkatan prevalensi berbagai gejala sindrom metabolik seperti
dislipidemia, obesitas sentral, hipertensi, hiperurikemia.
PeningkatanPeningkatan berat badan, Meningkatkan risiko mengalami
Diabetes & tekanan darah tinggi, Mempercepat mengalami masalah pikun dan
penuaan dini

4. Ketika asupan karbohidrat terbatas, tubuh menggunakan sebagian cadangan


glikogen untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan glukosa darah. Cadangan
glikogen dalam tubuh sekitar 70-100 gram yang disimpan dihati dan sekitar
400 gram di otot. Setiap gram glikogen terikat dengan 3 gram air. Sehingga
apabila kehilangan cadangan glikogen maka akan diikuti dengan kehilangan
air. Penurunan berat badan di awal karena pengurangan glikogen dari hati (5%
dari berat hati) dan otot (1% dari berat otot)7.

5. Adrian mengalami penurunan berat badan setelah masa puasa dikarenakan


saat masa berpuasa Asupan serta tingkat konsumsi energi dan lemak n
signifikan lebih rendah sehingga adrian tidak mendapt energi dari makanan
tetapi melalui cadangan makanan dalam bentuk glukosa pada hati dan otot.
Ketika glukosa yng tersimpan digunakan tubuh akan membakar lemak untuk
dijadikan sumber energi8.

6. Buah kurma atau yang bernama latin Phoenix dactylifera sebagaian besar
mengandung gula pereduksi yaitu glukosa dan fruktosa, sehingga buah kurma
mudah untuk dicerna dan secara cepat dapat mengganti energi yang
hilang.Selain sebagai sumber dari karbohidrat sederhana buah kurma juga
mengandung serat, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B12, vitamin
C, Potasium, Kalsium, Besi, Klorin, Tembaga dan enzim-enzim yang dapat
membantu dalam penyembuhan penyakit.Glukosa ini yang merupakan sumber
energi tidak hanya untuk kerja otot namun juga otak, ini dapat tersimpan di
dalam aliran darah (glukosa darah) dan tersimpan dalam bentuk glikogen di
dalam jaringan otot dan juga hati.Sebuah penelitian menunjukan pemberian
sari kurma sebanyak 70 gram atau setara dengan 70 gram kurma basah
mengandung 50 gram karbohidrat dapat membantu meningkatkan stamina
remaja dan dewasa muda yang bekerja sedang sampai berat.ektraks kurma
dapat meningkatkan kadar paraxonase yaitu enzim yang berasosiasi dengan
lipoprotein dengan densitas tinggi (HDL) , HDL sendiri berfungsi mentransfer
koletrol dari jaringan kembali ke hati agar koletrol tidak tertumpuk di dinding
oembuluh darah9.

III. SKEMA

Metabolisme
glukosa

Anatomi (organ
Biokimia Fisiologi penyimpan
Glikogen)

HDPemecahan Pembentukan Proses Orang yang berperan


metabolisme dalam proses
Glukosa Glukosa
Glukosa metabolisme glukosa

IV. SASARAN BELAJAR


1. Bagaimana proses pemecahan dan pembentukan glukosa pada tubuh manusia?
2. Bagaimana fisiologi metabolisme glukosa
3. Mengetahui organ apa saja yang berpengaruh terhadap pembentukan glukosa?
4. Bagaimana metabolisme ketika puasa?
5. Bagaimana metabolisme lemak?

V. BELAJAR MANDIRI
1. Terdapat Proses pemecahan dan pembentukan glukosa pada manusia yaitu sebagai
berikut:
1) Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Peningkatan
kadar glukosa dalam darah yang terjadi, misalnya beberapa saat
setelah makan, menyebabkan pankreas mensekresikan hormon insulin
yang menstimulasi penyimpan glukosa dalam bentuk glikogen di
dalam hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi enzim
glikogen sintase untuk memulai proses glikogenesis.
2) Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen
menjadi glukosa. Apabila tubuh dalam keadaan lapar, dan tidak ada
asupan makanan, maka kadar glukosa dalam darah akan menurun.
Glukosa diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa yang
kemudian digunakan untuk memproduksi energy
3) Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukan) glukosa dari
sumber bukan karbohidrat. Molekul yang umum sebagai bahan baku
glukosa adalah asam piruvat, namun oksaloasetat dan dihidroksiaseton
fosfat dapat juga menjalani proses glukoneogenesis. Glukoneogenesis
terjadi terutama dalam hati dan dalam jumlah sedikit terjadi pada
korteks ginjal. Glukoneogenesis sangat sedikit terjadi di otak, otot
rangka, otot jantung dan beberapa jaringan lainnya. Glukoneogenesis
terjadi pada organ-organ yang membutukan glukosa dalah jumlah
yang banyak. Glukoneogenesis terjadi di hati untuk menjaga kadar
glukosa darah tetap dalam kondisi normal
4) Glikolisis Merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup
oksigen) yang berlangsung dalam mitokondria. Tahap glikolisis tidak
memerlukan oksigen dan tidak menghasilkan banyak energi. Tahap
glikolisis merupakan awal terjadinya respirasi sel. Glikolisis terjadi
dalam sitoplasma dan hasil akhir glikolisis berupa senyawa asam
piruvat10.

2. Glukosa mempunyai rumus kimia yaitu C6H12O6. Glukosa adalah sumber energi
yang sangat penting untuk bahan bakar respirasi seluler aerob dan anaerob. Glukosa
pada saat memasuki tubuh dalam bentuk isometrik seperti galaktosa dan fruktosa
(monosakarida), laktosa dan sukrosa (disakarida), atau pati (polisakarida). Tubuh kita
menyimpan kelebihan glukosa sebagai glikogen (polimer glukosa) yang menjadi
terbebaskan pada saat puasa. Glukosa juga berasal dari produk lemak dan protein
yang diuraikan melalui proses glukoneogenesis. Mengingat betapa pentingnya
glukosa untuk homeostasis. Setelah glukosa masuk ke dalam tubuh, ia akan bergerak
melalui darah dan ke jaringan yang membutuhkan energi. Di sana, glukosa dipecah
dalam serangkaian reaksi sehingga melepaskan energi dalam bentuk ATP, ATP yang
berasal dari proses ini digunakan untuk mengisi hampir setiap proses yang
membutuhkan energi dalam tubuh. Pada eukariota, sebagian besar energi berasal dari
proses aerob (membutuhkan oksigen) yang dimulai dengan molekul glukosa. Glukosa
dipecah pertama kali melalui proses glikolisis anaerob, yang mengarah ke produksi
beberapa ATP dan produk akhir piruvat. Dalam kondisi anaerob, piruvat berubah
menjadi laktat melalui reduksi. Dalam kondisi aerob, piruvat dapat memasuki siklus
asam sitrat untuk menghasilkan pembawa elektron yang kaya energi yang membantu
menghasilkan ATP pada rantai transpor elektron (Electron Transport Chain)4.

3. Yang berperan dalam proses metabolisme glukosa,yaitu :


1) Di hati : pada bagian hati dalam, glukosa dioksidasi dalam jalur-
jalur yang menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi
segera sel-sel hati dan sisanya diubah menjadi glikogen dan
triasilgliserol
2) Di jaringan lain : Glukosa dari usus, yang tidak dimobilisis oleh
hati, akan mengalir dalam darah menuju ke jaringan perifer.
3) Di bagian otak dan jaringan saraf : Metabolisme glukosa di otak
dan jaringan saraf
4) Di bagian otot: Otot rangka yang sedang bekerja menggunakan
glukosa dari darah atau dari simpanan glikogennya sendiri, untuk
diubah menjadi laktat melalui glikosis atau menjadi CO2 dan
H2O. Sebanyak 5% glukosa yang dikonsumsi tubuh diubah
menjadi glikogen di dalam hati, dan sekitar 30-40% glukosa
dimetabolisme di dalam otot dan jaringan lain10.

4. Metabolisme saat puasa


Pada keadaan puasa metabolisme yang terjadi adalah pengeluaran alanin yang cukup
banyak dari otot rangka jauh melebihi konsentrasi di protein otot yang sedang
dikatabolisme .Alanin dibentuk melalui transminasi piruvat yang dihasilkan oleh
glikolisis glikogen otot dan diekspor ke hati tempat zat ini menjadi substrat bagi
glukoneogenesis setelah transminasi kembali menjadi piruvat itu adalah substrat
untuk glukoneogenesis.Siklus glukosa alanin merupakan cara tidak langsung
pemanfaatan glikogen otot untuk mempetahakankan glukosa darah dalam keadaan
puasa. ATP yang dibutuhkan untuk sintesis glukosa dari piruvat di hati yang berasal
dari oksidasi lemak. Motilin disekresi oleh lambung dan duodenum bagian atas
selama puasa, dan satu-satunya fungsi hormon ini yang diketahui adalah untuk
meningkatkan motilitas gastrointestinal. Motilin dilepaskan secara siklik dan
merangsang gelombang motilitas gastrointestinal yang disebut kompleks mioelektrik
interdigestif yang bergerak melalui lambung dan usus halus setiap 90 menit pada
orang yang berpuasa. Sekresi motilin dihambat6.

5. Metabolisme Lemak
Lemak yang disimpan sebagai triasilgliserol, berfungsi sebagai bahan bakar dan merupakan
sumber energi utama bagi tubuh. Gliserofosfolipid sfingolipid yang mengandung asam-asam
lemak ester ditemukan di membran dan di dalam lipoprotein darah di antarmuka (interface)
antara komponen lemak struktur-struktur tersebut dengan air di sekelilingnya. Lemak-lemak
membran ini membentuk sawar hidrofobik diantara kompartemen-kompartemen subseluler
serta antara konstituen- konstituen sel dan lingkungan eksternal. Asam lemak
polyunsaturated yang mengandung 20 karbon membentuk eikosanoid. Lipid ini mengatur
banyak proses di dalam sel. Triasil-gliserol, lemak makanan utama dalam makanan, terutama
dicerna di dalam lumen usus. Produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi
triasilgliserol di dalam epitel usus, yang lalu dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai
kilomikron dan disekresikan ke dalam limfe. Pada akhirnya, kilomikron masuk ke dalam
darah dan berfungsi senagai salah satu lipoprotein utama dalam darah. Triasil-gliserol dalam
kilomikron dan VLDL dicerna oleh lipoprotein lipase (LPL), suatu enzim yang melekat pada sel
endotel kapiler. Asam-asam lemak yang dilepaskan kemudian diserap oleh otot dan jaringan
lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan H2O untuk menghasilkan energi. Setelah makan,
asam-asam lemak ini diserap oleh jaringan adiposa dan disimpan sebagai triasil-gliserol 12.
Jaringan lemak yang terdiri atas sel-sel adiposit, mempunyai peranan khusus dalam
metabolisme lipida, yakni menyimpan TG sebagai bahan bakar cadangan yang sewaktu-
waktu dapat diubah menjadi energi pada saat-saat dibutuhkan. Di samping itu, jaringan
lemak juga berperan penting dalam mengatur metabolisme hati dan jaringan ekstrahepatik.
Trigliserida (TG) disimpan dalam jaringan lemak disintesis dari asil-KoA yang diaktivasi dari
asam-asam lemak Asam-asam lemak ini berasal dari asam lemak dalam TG yang disintesis di
hati dan diangkut dalam VLDL, dan dari hasil lipogenesis dalam jaringan lemak. Gliserol-3-
phospat yang akan diesterifi kasi dengan asam-asam lemak tersebut, dalam jaringan lemak
hanya berasal dari glikolisis, karena jumlah/aktivitas gliserokinas disini sangat rendah
(bandingkan dengan sintesis TG dihati, usus dan ginjal). Dalam jaringan lemak TG tersimpan
secara statik, akan tetapi senantiasa mengalami lipolisis disamping esterifl kasi. Jadi, selalu
ada reaksi dua arah. Lipolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol Asam lemak ini
diaktifkan dan diesterillkasi kembali niembentuk TO. Jadi, semacam siklus esterifi kasi-
lipolisis bagi asam-asam lemak ini. Gliserol yang terbentuk sebagai hasil lipolisis tidak dapat
digunakan secara berarti di jaringan lemak, karena rendahnya kadar gliserokinase. Senyawa
ini kemudian berdifusi kesirkulasi untuk diambil oleh jaringan-jaringan yang mempunyai
gliserokinase, terutama di hati, untuk dipergunakan lebih lanjut. Bila proses esterifi kasi
melebihi lipolisis, maka TG menumpuk pada jaringan lemak dan orang menjadi gemuk.
Sebaliknya, pada keadaan-keadaan tertentu lipolisis dapat lebih besar daripada esterifi kasi.
Dalam keadaan ini, asam lemak yang terbentuk sebagai hasil lipolisis sebagian tidak dapat
diesterifikasi kembali, karena esterifi kasi di sini tidak dapat mengimbangi laju lipolisis.
Akibatnya, asam lemak bebas menumpuk dalam jaringan lemak dan segera berdifusi ke
sirkulasi, menyebabkan meningkatnya kadar asam lemak dalam darah. Peristiwa keluarnya
asam lemak dari jaringan lemak ini disebut mobilisasi asam lemak. Contoh keadaan
mobilisasi asam lemak adalah bila dalam keadaan puasa (kelaparan), kadar glukosa darah
menurun, hal ini menyebabkan berkurangnya sekresi insulin oleh pangkreas. Sebaliknya,
sekresi glukagon meningkat. Berkurangnya kadar glukosa dan insulin dalam darah
mengakibatnya turunnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam adiposit, hingga menurunkan
pembentukkan gliserol-3-phospat. Rendahnya jumlah gliserol-3-phospat dan insulin dalam
adiposit menyebabkan berkurangnya esterifi kasi. Kadar insulin yang rendah tersebut juga
menyebabkan berkurangnya hambatan terhadap aktivitas hormon-sensitivelipase,
mengakibatkan meningkatnya lipolisis. Kadar glukagon yang tinggi pada keadaan ini juga
meningkatkan lipolisis, karena memacu aktivasi hormon-sensitive-lipase. Semua hal di atas
akhirnya mengakibatkan meningkatnya asam lemak bebas dalam adiposit, yang kemudian
dimobilisasi kesirkulasi. Asam-asam lemak yang bertambah dalam darah tersebut diangkut
sebagai komplek asam lemak-albumin dan diambil oleh hati maupun jaringan-jaringan
ekstrahepatik (misalnya otot). Asam lemak yang masuk ke hati dan jaringan-jaringan
ekstrahepatik tersebut sangat mempengaruhi metabolisme jaringan-jaringan yang
bersangkutan (lihat: ketosis, hubungan antara metabolisme lipida, metabolisme karbohidrat
dan metabolisme protein). Dengan demikian, metabolisme jaringan lemak secara langsung
mempengaruhi metabolisme jaringan-jaringan tubuh yang lain. Semua faktor yang
mempengaruhi keseimbangan antara proses esterifi kasi dengan proses lipolisis, akan
mempengaruhi pula kadar asam lemak dalam darah yang pada akhirnya akan
mempengaruhi metabolisme jaringan-jaringan lemak.
Metabolisme Protein
Protein dalam sel hidup terus menerus diperbaharui melalui proses pertukaran protein,
yaitu suatu proses berkesinambungan yang terdiri atas penguraian protein yang sudah ada
menjadi asam amino bebas dan resintesis selanjutnya dari asam-asam amino bebas menjadi
protein. Dalam tubuh sekitar 1-2 % protein mengalami peruraian setiap hari. Sekitar 75- 80
% dari asam amino yang dibebaskan akan digunakan kembali untuk sintesis protein yang
baru. Nitrogen sisanya akan dikatabolisasi menjadi urea (pada mamalia) dan kerangka
karbon bagi senyawa-senyawa amfibolik. Untuk mempertahankan kesehatan, manusia
memerlukan 30- 60 g protein setiap hari atau ekivalen dalam bentuk asam amino bebas.
Asam-asam amino yang berlebih tidak akan disimpan, tetapi diuraikan dengan cepat. Di
dalam sel, protein akan diuraikan menjadi asam-asam amino oleh protease dan peptidase.
Protease intrasel akan memutus ikatan peptida internal protein sehingga terbentuk senyawa
peptida. Selanjutnya, oleh peptidase, peptida tersebut akan diuraikan menjadi asam-asam
amino bebas. Endopeptidase akan memutus ikatan peptida internal sehingga terbentuk
peptida-peptida yang lebih pendek, selanjutnya ammopeptidase dan karboksipeptidase akan
membebaskan asam-asam amino masing-masing dalam gugus terminal-N dan -Cpada
peptida-peptida tersebut. Penguraian protein seperti yang disebutkan di atas adalah untuk
protein ekstrasel dan intrasel yang mana penguraiannya tidak memerlukan ATP. Untuk
protein yang berusia pendek dan yang abnormal penguraiannya terjadi pada sitosol dan
memerlukan ATP atau ubikuitin. Asam amino yang terbentuk dari katabolisme protein ini
akan dimetabolisasi menjadi ammonia dan kerangka karbon. Selanjutnya kerangka karbon
akan ikut dalam siklus asam sitrat (TCA) dan glukoneogenesis. Sedangkan ammonia akan
mengalami sintesis membentuk urea atau membentuk asam amino baru 8 ,11.

.
KESIMPULAN

Kesimpulannya ketika kita tidak mendapatkan asupan makananan atau saat kita
berpuasa kita akan merasa lemas karena kita kekurangan glukosa untuk mendapatkan
energi. Didalam tubuh manusia akan terjadi pembentukan dan pemecahan glukosa
yaitu Pertama Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa, kedua
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa,
ketiga Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukan) glukosa dari sumber
bukan karbohidrat, dan terakhir Glikolisis Merupakan reaksi tahap pertama secara
aerob (cukup oksigen) yang berlangsung dalam mitokondria. Sehingga saat glukosa
pada tubuh kita menurun ,metabolisme lemak yang akan memecahkan atau
menambahkan sumber energi yang telah kita simpan sebagai cadangan energi dalam
tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tarmapalan. Kamus Saku Kedokteran Dorland.Singapura.elesevier; 2013


2. Helwany Ali Wasil ELi. Fasting A Great Medicine. Pustaka IIMaN; 2008
3. Irawan Dedy Joseph Jurnal. Pendeteksi Mengantuk Menggunakan Library
Python Mnemonic Vol. 2; 2019
4. NCBI. Hunger can be taught: hunger recognition regulates eating and
improves energy balance
5. Murray,Robert K,et al. Biokimia Harper ed. 25. Jakarta: EGC; 2003
6. Guyton, A. C., Hall, J. E., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: 12.
JakartaJakarta : EGC; 2014
7. Jurnal Analisis Perubahan Berat Badan, Indeks Massa Tubuh dan Persentase
Lemak Tubuh; 2018
8. Dyah Hafida. Efikasi Puasa Ramadan Terhadap Penurunan Berat Badan Dan
Indeks Massa Tubuh Pada Dewasa Muda. Departemen Gizi Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor; 2017
9. EGC biokimia dasar sebuah pendekatan klinik & pengaruh pemberian jus
kurma (phoenix dactylifera) terhadap kecepatan dan kelelahan otot).
10. Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell, V.W., Biokimia Harper .
27th ed. Jakarta : EGC; 2009
11. Murray, R. K,et al. Biokimia harper Ed: 30 . Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2015.

Anda mungkin juga menyukai