Anda di halaman 1dari 12

Laporan Problem Based Learning

Skenario 3 Blok 2.3


“AKU.... HAUS....”

Dosen Tutor
dr. Jonsinar Silalahi, M.Si.Med., Sp.B., Sp.BA

Disusun oleh

1.Altamirano Reza P (19.P1.0019)


2. Preancyvanie Hutomo P (19.P1.0020)
3. Mauritio Aldo L (19.P1.0021)
4. Ciciliananda Demoor (19.P1.0022)
5. Teodorus Realino F (19.P1.0023)
6. Silviana Hotmarina H (19.P1.0024)
7. Fransiska Ingka P (19.P1.0025)
8. Delvi Monica F (19.P1.0026)
9. Angeli Pritvy R (19.P1.0027)

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN


PROFESI DOKTER UNIVERSITAS KATOLIK
SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2020
SKENARIO
Santi dan Aryo merupakan sepasang muda-mudi yang sering berziarah ke taman doa.
Suatu ketika Aryo mengajak Santi berziarah ke taman doa yang cukup jauh dengan berjalan kaki
di bawah terik matahari, mereka pun berkeringat dan merasa haus sekali diperjalanan.
Sesampainya di pertengahan jalan Aryo membeli minuman di toko yang ditemuinya minuman
hangat dan minuman dingin. Aryo meminum samapai tiga gelas minuman hangat untuk
menghilangkan rasa hausnya, sedangkan santi cukup meminum setengah gelas minuman dingin
untuk menghilangkan rasa hausnya. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke taman doa.
Ketika mereka hampir sampai di taman doa, santi merasa haus lagi, berbeda dengan santi Aryo
merasakan rasa ingin berkemih secara terus-menerus.

I. TERMINOLOGI
1. Haus :
a. Perasaan,yang sering dihubungkan ke mulut dan tenggorokan,berkaitan dengan
keinginan untuk minum,biasanya ditafsirkan sebagai Hasrat untuk minum air1.
b. Sensasi subjektife yang meningkatkan keinginan untuk intake air 2.

2. Berkemih :
a. urinate atau berkemih merupakan pengeluaran urine (cairan yang diekresikan oleh
ginjal)1.
b. berkemih / miksi adalah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi urine3.

3. Berkeringat :
Cairan jernih yang keluar melalui pori-pori tubuh atau sekresi kelenjar keringat
fungsional (perspiration)1.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Mengapa saat berjalan dibawah terik matahari mereka berkeringat dan merasa haus ?
2. Mengapa aryo harus meminum 3 gelas air hangat untuk menghilangkan rasa hausnya,
sedangkan santi hanya perlu 1 gelas air dingin ?
3. Mengapa santi lebih cepat haus sedangkan aryo ingin berkemih terus?
4. Apakah hubungan antara minuman dingin dan hangat dengan sistem perkemihan ?
III. HIPOTESIS
1. Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,responini berasal
dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit.
Suhu lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui
keringat cukup banyak, dan kekurangan cairan eksternal atau dehidrasi dapat terjadi
karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Konsekuensi dari
dehidrasi dapat menyebabkan masalah kesehatan, salah satu dampak dari dehidrasi adalah
infeksi saluran kemih. (Alim M. 2014. Jurnal Efek Buruk dari Dedidrasi.)
2. Air dingin akan banyak menyerap kalor (panas) dari bagian tubuh yang dilewati termasuk
kerongkongan kita sehingga terasa lebih menyejukkan. Sedangkan air hangat tidak
bersifat menyejukkan karena suhu yang relative lebih sama dengan kondisi dalam tubuh.
Sehingga membutuhkan konsumsi yang lebih besar.

3. Kontrol jangka-panjang (dalam hitungan menit hingga hari) dicapai dengan menyesuaikan
volume darah total dengan memulihkan keseimbangan air melalui mekanisme-mekanisme
yang mengatur pengeluaran urine dan rasa haus. segelas air untuk menggantikan
kehilangan cairan dalam keringat. Pusat haus di hipotalamus mendorong ingesti cairan.
Masukan harus setara dengan keluaran agar konsituten tubuh seperti air tetap seimbang
Regulasi jangka-panjang tekanan darah berada di ginjal dan mekanisme haus, yang
masing-masing mengontrol jumlah urine dan asupan cairan. Dalam melakukannya,
tindakantindakan tersebut melakukan pertukaran cairan yang diperlukan antara CES dan
lingkungan eksternal untuk mengatur volume cairan tubuh total. Selain itu, angiotensin II
merangsang rasa haus (meningkatkan asupan cairan) dan osmolaritas CES juga penting
dalam mengontrol rasa haus, jadi banyaknya minum akan berdampak pada seringnya
buang air kecil dan sedikitnya minum juga berdampak pada lebih cepat haus Sherwood, L.
2014.

4. Meminum air yang sangat hangat secara teratur, terutama di pagi hari, dapat
menyembuhkan tubuh kita, memberikan kekuatan pada pencernaan dan mengurangi sisa
metabolisme yang bisa menumpuk dalam sistem kekebalan tubuh kita.minum air hangat
juga berguna untuk meningkatkan pengencangan usus, yang mengoptimalkan
eliminasi.Air hangat meningkatkan suhu tubuh, yang karenanya meningkatkan laju
metabolisme. Peningkatan laju metabolisme memungkinkan tubuh untuk membakar lebih
banyak kalori sepanjang laju. Ini juga dapat membantu saluran pencernaan dan ginjal
berfungsi lebih baik.
IV. SKEMA

Cairan Tubuh

Organ yang Distribusi


berperan dalam Fisiologi Cairan pemasukkan dan
keseimbangan Tubuh pengeluaran
cairan tubuh cairan tubuh

mekanisme
Sistem
Distribusi dan keseimbangan
pengaturan cairan
komposisi cairan cairan dan
tubuh
elektrolit

V. SASARAN BELAJAR
1. Organ apa saja yang berperan dalam proses keseimbangan cairan tubuh pada manusia?
2. Jelaskan Mikroskopis organ yang berperan dalam proses keseimbangan cairan tubuh pada
manusia !
3. Bagaimana mekanisme keseimbangan cairan dan elektrolit serta hormon yang
mempengaruhi?
4. Bagaimana proses Distribusi pemasukkan dan pengeluaran cairan tubuh?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan cairan tubuh manusia ?
VI. Belajar Mandiri
1. Organ yang berperan dalam proses keseimbangan cairan tubuh pada manusia :
a. Ginjal: mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan
dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
b. URETER :Organ berbentuk tabung kecil untuk mengalirkan urine dari ginjal ke
dalam vesika urinaria Perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis
renalis yang merentang sampai vesika urinaria
c. Vesika urinaria:Organ muskular berongga yg berfungsi sbg kontainer
penyimpan/Menampung urine sementara Kapasitas maksimal 300-450 ml
d. Uretra:Pada wanita, ukuran pendek (3,75 cm), membuka keluar tubuh mll orifisium
uretra eksterna yg terletak antara klitoris dan mulut vagina. Pada pria, uretra
membawa cairan semen dan urine. Panjang sekitar 20 cm, melalui kelenjar prostat
dan penis.
e. Kulit: bagian dalam pengaturan cairan yang terkait pengaturan panas .
f. Paru-paru : berperan dalam pengeluaran cairan .
g. Gastrointestinal : saluran organ pencernaan tang berperan mengeluarkan cairan
dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air3.

2. Mikroskopis organ yang berperan dalam proses keseimbangan cairan tubuh pada
manusia :
a. Korpuskel Ginjal Korpuske/ ginjal (korpuskel renalis) disusun oleh kapilar bergelung
(glomerulus) yang diselimuti oleh kapsula Bowman. Korpuskel ginjal, adalah
struktur yang berbentuk oval sampai bulat dengan diameter 200-250 um, disusun
oleh kapilar bergelung, glomerulus yang mengalami invaginasi ke dalam kapsula
Bowman yang berdilatasi dan membentuk struktur seperti kantong, merupakan ujung
proksimal nefron. Selama proses tumbuh kembang, kapilar-kapilar dibentuk oleh
ujung buntu bagian tubular nefron, hampir seperti jika tangan ditekankan ke balon
(yang sudah ditiup) sampai ke ujung. Sehingga ruang dalam kapsula bowman yang
disebut ruang Bowman atau Bouman's space (ruang urinarius) menjadi berkurang
volumenya.Glomerulus melekat pada kapsula Bowman pars viseral yang disusun
oleh modifikasi sel epitel yang disebut podosit. Dinding luar yang mengelilingi ruang
Bowman disusun oleh epitel selapis gepeng (berdiri di atas lamina basal yang tipis),
disebut lapisan parietal (kapsula Bowman pars parietal .Bagian korpuskel ginjal
tempat pembuluh darah masuk dan keluar disebut kutub vaskular, sedangkan bagian
muara pertemuan ruang Bowman dengan tubulus proksimal disebut kutub urinarius.
Glomerulus diperdarahi oleh arteriol aferen glomerulus yang lurus dan pendek,
sedangkan aliran darah baliknya dibawa oleh arteriol eferen

b. Ureter menghantarkan urin dari ginjal ke vesika urinaria.Mukosa ureter


memperlihatkan beberapa lipatan, yang menonjol ke lumen saat ureter kosong namun
hilang saat ureter teregang. Lapisan epitel transisional dengan ketebalan tiga sampai
lima lapis berada diatas lapisan jaringan ikat fbroelastik dengan susunan tidak teratur,
yang membentuk lamina propria5.
Ureter Secara histologi ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia.
Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina propria.
Epitel transisional ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi dalam hal
bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih kosong atau tidak teregang) sampai
gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan penuh/teregang). Lamina propria terdiri
atas jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin6.
c. Kandung kemih (vesica urinaria) Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa,
muskularis dan serosa/adventisia.
 Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan
ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang
membentuk lamina propria dibawahnya.
 Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang
tersusun berlapis-lapis. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat
longgar.
 Tunika adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik6.

d. Uretra dalah salauran yang membawa urine dari kandung kemih mukosa pada uretra
memiliki lipatan memanjang yang berbentuk poyongan melintang khas. pada laki
laki uretra lebih panjang yang terdiri dari 3 segmen yaitu uretra oars prostatika
berjalan melalui kelenjar pospat dan dilapisi urotelium, kedua uretra pars
membranosa segmen pendek yang berjalan melalui sfingter eksterna otot rangka dan
dilapisi epitel silindris dan epitel bertingkat, ketiga uretra pars bulosa atau spongiosa
panjang 15 cm dibungkus dalam jaringan erektil penis dan dilapisi epitel belapis
silindris dan bertingkat silindris dengan epitel gepeng. Sedangkan pada perempuan
yang berfunsi sebagai urinary memiliki panjang 3-5 cm dan dilapisi mula mula oleh
epitel transisional yang beralih menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
lalu berlanjut pada kulit labia minora6.
3. Cairan tubuh yang terbagi menjadi beberapa kompartemen cairan relatif konstan pada
keadaan yang normal. Antara satu kompartemen dengan yang lainnya dibatasi oleh
membrane yang bersifat semipermeabel. Masing-masing kompartemen mengandung
elektrolit yang sangat berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan pada
masing-masing kompartemen.1 Ada beberapa mekanisme pengaturan keseimbangan
cairan dan elektrolit yakni:
a. Keseimbangan Donnan Keseimbangan Donnan merupakan keseimbangan antara
caira intraseluler dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya peran dari sel
membran. Protein yang merupakan suatu molekul besar bermuatan negatif, bukan
hanya ukuran molekulnya yang besar namun merupakan suatu partikel aktif yang
berperan mempertahankan tekanan osmotik. Protein ini tidak dapat berpindah, tetapi
akan mempengaruhi ion untuk mempertahankan netralitas elektron (keseimbangan
muatan positif dan negatif) sebanding dengan keseimbangan tekanan osmotik di
kedua sisi membrane.
b. Osmolalitas dan Osmolaritas Osmolalitas dan Osmolaritas hampir sering dikenakan
jika membahas tentang cairan tubuh manusia. Osmolalitas digunakan untuk
menampilkan konsentrasi larutan osmotik berdasarkan jumlah partikel, sehubungan
dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu adalah jumlah osmol disetiap kilogram
pelarut. Sedangkan osmolaritas merupakan metode yang digunakan untuk
menggambarkan konsentrasi larutan osmotik. Hal ini didefinisikan sebagai jumlah
osmol zat terlarut dalam satu liter larutan. Osmolaritas adalah properti koligatif, yang
berarti bahwa tergantung pada jumlah partikel terlarut dalam larutan. Selain itu
osmolaritas juga tergantung pada perubahan suhu.
c. Tekanan Koloid Osmotik Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang
dihasilkan oleh molekul koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang
bersifat menarik air ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. Koloid
merupakan molekul protein dengan BM lebih dari 20.000-30.000. Walaupun hanya
merupakan 0,5% dari osmolalitas plasma total, namun mempunyai arti yang sangat
penting. Karena, hal ini menyebabkan permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat
kecil sehingga mempunyai efek penahan air dalam komponen plasma, serta
mempertahankan air antar kompartemen cairan di tubuh. Bila terjadi penurunan
tekanan koloid osmotik, akan menyebabkan timbulnya edema paru. Pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem
endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan
dan elektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor
di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan
dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami
kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan
meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume
cairan tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume
natrium dan air.

4. Dalam keadaan normal, masukan cairan akan dipenuhi melalui minum atau makanan
yang masuk ke dalam tubuh secara peroral, serta air yang diperoleh sebagai hasil
metabolisme. Air yang keluar dari tubuh, termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air
didalam feses, isensibel dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru.
Kebutuhan air setiap hari dapat ditentukan dengan dua cara, ditentukan berdasarkan
umur dan berat badan. Jika berdasarkan umur ditentukan dari umur 0-1 tahun
memerlukan air sekitar 120 ml/kg BB, 1-3 tahun memerlukan air sekitar 100 ml/kg BB,
3-6 tahun memerlukan air sekitar 90 ml/kg BB, 7 tahun memerlukan air sekitar 70 ml/kg
BB, dan dewasa memerlukan sekitar 40-50 ml/kg BB. Sedangkan berdasarkan berat
badan ditentukan mulai dari 0-10 kg kebutuhan cairannya 100 ml/kg BB, 10-20 kg
kebutuhan cairannya 1000 ml ditambah dengan 50 ml/kg BB (jika diatas 10 kg), dan jika
diatas 20kg kebutuhan cairannya sekitar 1500ml ditambah 20 ml/kg BB (jika diatas 20
kg), dan jika dewasa memerlukan cairan 40-50 ml/kg BB4. Pengeluaran cairan sebagai
bagian dalam mengimbangi kebutuhan cairan pada orang dewasa. Pengeluaran cairan ini
dibagi menjadi empat proses yaitu urin, IWL (Insensible Water Loss), keringat, dan
feses. Dalam kondisi normal, output urin sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar
30-50 ml per jam. Pada orang sehat kemungkinan produksi urin bervariasi dalam setiap
harinya. Bila aktivitas kelenjar keringat meningkat, maka produksi urin akan menurun
sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. IWL terjadi melalui
paru-paru dan kulit, melalui mekanisme difusi8.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit antara lain:


a. Usia Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik,
serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertumbuhan memiliki proporsi cairan
tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang
diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang
dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh
laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan
ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang
besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sering disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal.
b. Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal
ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian,
jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu, kehilangan cairan yang
tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan
dan aktivasi kelenjar keringat
c. Iklim Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu
panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan
pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari
(insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi,
dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang
tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah deangan kelembapan yang
rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairandan elektrolit. Demikian pula
pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka dapat
kehilangan cairan sebanyak lima litet sehaei melalui keringat. Umumnya, orang yang
biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam
saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di
lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
d. Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan
makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein dengan terlebih
dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan
kadar albumin.
e. Stress Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat
stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi
glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan
natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti
deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
f. Penyakit ,Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya : Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL,penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi
proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
g. Tindakan Medis Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat
menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.
h. Pengobatan ,Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam
tubuh.
i. Pembedahan Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama
perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan beban
cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan atau
sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat anastesia9.

VII. Kesimpulan :

Tubuh manusia memerlukan keseimbangan cairan agar dapat tetap bertahan hidup.
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan mengatur volume dan osmolaritas cairan
ekstraselular. Tubuh mengatur volume cairan ekstraselular melalui jumlah garam di tubuh,
yaitu melalui ginjal dan hormon yang berperan adalah aldosteron, sedangkan pengaturan
osmolaritas cairan ekstraselular dilakukan dengan mengatur jumlah air, yaitu melalui
mekanisme haus dan hormon yang berperan adalah vasopressin. Selain itu adapun organ-
organ lainnya yang berperan dalam keseimbangan cairan tubuh, yaitu kulit, paru-paru, dan
gastrointestinal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tarmapalan.2013.Kamus Saku Kedokteran Dorland.singapura.Elesevier.
2. J. W. Kalat. 2010. Biopsikologi bagian 2 . Jakarta: Salemba Humanik.
3. Guyton,A..C. and Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Phyology. 11th ed. Philadelphia,
PA, USA: Elesevier Saunders.
4. Tarmapalan.2013.Kamus Saku Kedokteran Dorland.singapura.Elesevier.
5. Leslie P. Gartner Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi ketiga. Saunders Elsevier.
6. Mescher A. Histologi Dasar Junquira. 12th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2012.
7. William. Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan. Universitas
Kristen Krida Wacana. Volume 23, No. 61 Jan-Maret 2017
8. Miller RD. 2015. Miller’s Anesthesia. 8th Edition. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders.
9. (A, Aziz Alimul H.2009: ”Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.” Jakarta:
Salemba Medika)

Anda mungkin juga menyukai