Dosen Tutor
dr. Jonsinar Silalahi, M.Si.Med., Sp.B., Sp.BA
Disusun oleh
I. TERMINOLOGI
1. Haus :
a. Perasaan,yang sering dihubungkan ke mulut dan tenggorokan,berkaitan dengan
keinginan untuk minum,biasanya ditafsirkan sebagai Hasrat untuk minum air1.
b. Sensasi subjektife yang meningkatkan keinginan untuk intake air 2.
2. Berkemih :
a. urinate atau berkemih merupakan pengeluaran urine (cairan yang diekresikan oleh
ginjal)1.
b. berkemih / miksi adalah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi urine3.
3. Berkeringat :
Cairan jernih yang keluar melalui pori-pori tubuh atau sekresi kelenjar keringat
fungsional (perspiration)1.
3. Kontrol jangka-panjang (dalam hitungan menit hingga hari) dicapai dengan menyesuaikan
volume darah total dengan memulihkan keseimbangan air melalui mekanisme-mekanisme
yang mengatur pengeluaran urine dan rasa haus. segelas air untuk menggantikan
kehilangan cairan dalam keringat. Pusat haus di hipotalamus mendorong ingesti cairan.
Masukan harus setara dengan keluaran agar konsituten tubuh seperti air tetap seimbang
Regulasi jangka-panjang tekanan darah berada di ginjal dan mekanisme haus, yang
masing-masing mengontrol jumlah urine dan asupan cairan. Dalam melakukannya,
tindakantindakan tersebut melakukan pertukaran cairan yang diperlukan antara CES dan
lingkungan eksternal untuk mengatur volume cairan tubuh total. Selain itu, angiotensin II
merangsang rasa haus (meningkatkan asupan cairan) dan osmolaritas CES juga penting
dalam mengontrol rasa haus, jadi banyaknya minum akan berdampak pada seringnya
buang air kecil dan sedikitnya minum juga berdampak pada lebih cepat haus Sherwood, L.
2014.
4. Meminum air yang sangat hangat secara teratur, terutama di pagi hari, dapat
menyembuhkan tubuh kita, memberikan kekuatan pada pencernaan dan mengurangi sisa
metabolisme yang bisa menumpuk dalam sistem kekebalan tubuh kita.minum air hangat
juga berguna untuk meningkatkan pengencangan usus, yang mengoptimalkan
eliminasi.Air hangat meningkatkan suhu tubuh, yang karenanya meningkatkan laju
metabolisme. Peningkatan laju metabolisme memungkinkan tubuh untuk membakar lebih
banyak kalori sepanjang laju. Ini juga dapat membantu saluran pencernaan dan ginjal
berfungsi lebih baik.
IV. SKEMA
Cairan Tubuh
mekanisme
Sistem
Distribusi dan keseimbangan
pengaturan cairan
komposisi cairan cairan dan
tubuh
elektrolit
V. SASARAN BELAJAR
1. Organ apa saja yang berperan dalam proses keseimbangan cairan tubuh pada manusia?
2. Jelaskan Mikroskopis organ yang berperan dalam proses keseimbangan cairan tubuh pada
manusia !
3. Bagaimana mekanisme keseimbangan cairan dan elektrolit serta hormon yang
mempengaruhi?
4. Bagaimana proses Distribusi pemasukkan dan pengeluaran cairan tubuh?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan cairan tubuh manusia ?
VI. Belajar Mandiri
1. Organ yang berperan dalam proses keseimbangan cairan tubuh pada manusia :
a. Ginjal: mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan
dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
b. URETER :Organ berbentuk tabung kecil untuk mengalirkan urine dari ginjal ke
dalam vesika urinaria Perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis
renalis yang merentang sampai vesika urinaria
c. Vesika urinaria:Organ muskular berongga yg berfungsi sbg kontainer
penyimpan/Menampung urine sementara Kapasitas maksimal 300-450 ml
d. Uretra:Pada wanita, ukuran pendek (3,75 cm), membuka keluar tubuh mll orifisium
uretra eksterna yg terletak antara klitoris dan mulut vagina. Pada pria, uretra
membawa cairan semen dan urine. Panjang sekitar 20 cm, melalui kelenjar prostat
dan penis.
e. Kulit: bagian dalam pengaturan cairan yang terkait pengaturan panas .
f. Paru-paru : berperan dalam pengeluaran cairan .
g. Gastrointestinal : saluran organ pencernaan tang berperan mengeluarkan cairan
dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air3.
2. Mikroskopis organ yang berperan dalam proses keseimbangan cairan tubuh pada
manusia :
a. Korpuskel Ginjal Korpuske/ ginjal (korpuskel renalis) disusun oleh kapilar bergelung
(glomerulus) yang diselimuti oleh kapsula Bowman. Korpuskel ginjal, adalah
struktur yang berbentuk oval sampai bulat dengan diameter 200-250 um, disusun
oleh kapilar bergelung, glomerulus yang mengalami invaginasi ke dalam kapsula
Bowman yang berdilatasi dan membentuk struktur seperti kantong, merupakan ujung
proksimal nefron. Selama proses tumbuh kembang, kapilar-kapilar dibentuk oleh
ujung buntu bagian tubular nefron, hampir seperti jika tangan ditekankan ke balon
(yang sudah ditiup) sampai ke ujung. Sehingga ruang dalam kapsula bowman yang
disebut ruang Bowman atau Bouman's space (ruang urinarius) menjadi berkurang
volumenya.Glomerulus melekat pada kapsula Bowman pars viseral yang disusun
oleh modifikasi sel epitel yang disebut podosit. Dinding luar yang mengelilingi ruang
Bowman disusun oleh epitel selapis gepeng (berdiri di atas lamina basal yang tipis),
disebut lapisan parietal (kapsula Bowman pars parietal .Bagian korpuskel ginjal
tempat pembuluh darah masuk dan keluar disebut kutub vaskular, sedangkan bagian
muara pertemuan ruang Bowman dengan tubulus proksimal disebut kutub urinarius.
Glomerulus diperdarahi oleh arteriol aferen glomerulus yang lurus dan pendek,
sedangkan aliran darah baliknya dibawa oleh arteriol eferen
d. Uretra dalah salauran yang membawa urine dari kandung kemih mukosa pada uretra
memiliki lipatan memanjang yang berbentuk poyongan melintang khas. pada laki
laki uretra lebih panjang yang terdiri dari 3 segmen yaitu uretra oars prostatika
berjalan melalui kelenjar pospat dan dilapisi urotelium, kedua uretra pars
membranosa segmen pendek yang berjalan melalui sfingter eksterna otot rangka dan
dilapisi epitel silindris dan epitel bertingkat, ketiga uretra pars bulosa atau spongiosa
panjang 15 cm dibungkus dalam jaringan erektil penis dan dilapisi epitel belapis
silindris dan bertingkat silindris dengan epitel gepeng. Sedangkan pada perempuan
yang berfunsi sebagai urinary memiliki panjang 3-5 cm dan dilapisi mula mula oleh
epitel transisional yang beralih menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
lalu berlanjut pada kulit labia minora6.
3. Cairan tubuh yang terbagi menjadi beberapa kompartemen cairan relatif konstan pada
keadaan yang normal. Antara satu kompartemen dengan yang lainnya dibatasi oleh
membrane yang bersifat semipermeabel. Masing-masing kompartemen mengandung
elektrolit yang sangat berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan pada
masing-masing kompartemen.1 Ada beberapa mekanisme pengaturan keseimbangan
cairan dan elektrolit yakni:
a. Keseimbangan Donnan Keseimbangan Donnan merupakan keseimbangan antara
caira intraseluler dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya peran dari sel
membran. Protein yang merupakan suatu molekul besar bermuatan negatif, bukan
hanya ukuran molekulnya yang besar namun merupakan suatu partikel aktif yang
berperan mempertahankan tekanan osmotik. Protein ini tidak dapat berpindah, tetapi
akan mempengaruhi ion untuk mempertahankan netralitas elektron (keseimbangan
muatan positif dan negatif) sebanding dengan keseimbangan tekanan osmotik di
kedua sisi membrane.
b. Osmolalitas dan Osmolaritas Osmolalitas dan Osmolaritas hampir sering dikenakan
jika membahas tentang cairan tubuh manusia. Osmolalitas digunakan untuk
menampilkan konsentrasi larutan osmotik berdasarkan jumlah partikel, sehubungan
dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu adalah jumlah osmol disetiap kilogram
pelarut. Sedangkan osmolaritas merupakan metode yang digunakan untuk
menggambarkan konsentrasi larutan osmotik. Hal ini didefinisikan sebagai jumlah
osmol zat terlarut dalam satu liter larutan. Osmolaritas adalah properti koligatif, yang
berarti bahwa tergantung pada jumlah partikel terlarut dalam larutan. Selain itu
osmolaritas juga tergantung pada perubahan suhu.
c. Tekanan Koloid Osmotik Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang
dihasilkan oleh molekul koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang
bersifat menarik air ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. Koloid
merupakan molekul protein dengan BM lebih dari 20.000-30.000. Walaupun hanya
merupakan 0,5% dari osmolalitas plasma total, namun mempunyai arti yang sangat
penting. Karena, hal ini menyebabkan permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat
kecil sehingga mempunyai efek penahan air dalam komponen plasma, serta
mempertahankan air antar kompartemen cairan di tubuh. Bila terjadi penurunan
tekanan koloid osmotik, akan menyebabkan timbulnya edema paru. Pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem
endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan
dan elektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor
di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan
dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami
kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan
meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume
cairan tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume
natrium dan air.
4. Dalam keadaan normal, masukan cairan akan dipenuhi melalui minum atau makanan
yang masuk ke dalam tubuh secara peroral, serta air yang diperoleh sebagai hasil
metabolisme. Air yang keluar dari tubuh, termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air
didalam feses, isensibel dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru.
Kebutuhan air setiap hari dapat ditentukan dengan dua cara, ditentukan berdasarkan
umur dan berat badan. Jika berdasarkan umur ditentukan dari umur 0-1 tahun
memerlukan air sekitar 120 ml/kg BB, 1-3 tahun memerlukan air sekitar 100 ml/kg BB,
3-6 tahun memerlukan air sekitar 90 ml/kg BB, 7 tahun memerlukan air sekitar 70 ml/kg
BB, dan dewasa memerlukan sekitar 40-50 ml/kg BB. Sedangkan berdasarkan berat
badan ditentukan mulai dari 0-10 kg kebutuhan cairannya 100 ml/kg BB, 10-20 kg
kebutuhan cairannya 1000 ml ditambah dengan 50 ml/kg BB (jika diatas 10 kg), dan jika
diatas 20kg kebutuhan cairannya sekitar 1500ml ditambah 20 ml/kg BB (jika diatas 20
kg), dan jika dewasa memerlukan cairan 40-50 ml/kg BB4. Pengeluaran cairan sebagai
bagian dalam mengimbangi kebutuhan cairan pada orang dewasa. Pengeluaran cairan ini
dibagi menjadi empat proses yaitu urin, IWL (Insensible Water Loss), keringat, dan
feses. Dalam kondisi normal, output urin sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar
30-50 ml per jam. Pada orang sehat kemungkinan produksi urin bervariasi dalam setiap
harinya. Bila aktivitas kelenjar keringat meningkat, maka produksi urin akan menurun
sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. IWL terjadi melalui
paru-paru dan kulit, melalui mekanisme difusi8.
VII. Kesimpulan :
Tubuh manusia memerlukan keseimbangan cairan agar dapat tetap bertahan hidup.
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan mengatur volume dan osmolaritas cairan
ekstraselular. Tubuh mengatur volume cairan ekstraselular melalui jumlah garam di tubuh,
yaitu melalui ginjal dan hormon yang berperan adalah aldosteron, sedangkan pengaturan
osmolaritas cairan ekstraselular dilakukan dengan mengatur jumlah air, yaitu melalui
mekanisme haus dan hormon yang berperan adalah vasopressin. Selain itu adapun organ-
organ lainnya yang berperan dalam keseimbangan cairan tubuh, yaitu kulit, paru-paru, dan
gastrointestinal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tarmapalan.2013.Kamus Saku Kedokteran Dorland.singapura.Elesevier.
2. J. W. Kalat. 2010. Biopsikologi bagian 2 . Jakarta: Salemba Humanik.
3. Guyton,A..C. and Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Phyology. 11th ed. Philadelphia,
PA, USA: Elesevier Saunders.
4. Tarmapalan.2013.Kamus Saku Kedokteran Dorland.singapura.Elesevier.
5. Leslie P. Gartner Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi ketiga. Saunders Elsevier.
6. Mescher A. Histologi Dasar Junquira. 12th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2012.
7. William. Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan. Universitas
Kristen Krida Wacana. Volume 23, No. 61 Jan-Maret 2017
8. Miller RD. 2015. Miller’s Anesthesia. 8th Edition. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders.
9. (A, Aziz Alimul H.2009: ”Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.” Jakarta:
Salemba Medika)