Tahapan Dan Contoh Form Tna PDF
Tahapan Dan Contoh Form Tna PDF
com/panduan-menyusun-training-need-analysis-tna/
Perlu diingat, perubahan akan menimbulkan resistensi dari karyawan yang enggan melakukan
pelatihan. Kendala lain, karyawan tidak dapat mentransfer keterampilan atau pelatihan yang baru
diperoleh di tempat kerja. TNA seringkali mengungkap kebutuhan yang sesuai dan tepat sasaran.
Kendati training tidak selalu merupakan cara terbaik untuk menutup celah tertentu antara tujuan
organisasi dengan kinerja karyawan yang sesungguhnya, namun TNA diharapkan dapat melihat
semua permasalahan dan mencari solusi sebanyak mungkin sebelum diputuskan solusi yang
terbaik. Ketika dilakukan dengan benar, TNA menjadi investasi yang bijak bagi organisasi. Ini
dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
Kebutuhan pelatihan setiap karyawan akan berbeda berdasarkan latar belakang karyawan, untuk
dilatih, dan status mereka saat ini dalam organisasi. Pada dasarnya, seorang kandidat untuk
pelatihan dapat berasal dari karyawan baru dan karyawan lama. Anda bisa mempertahankan dan
‘meng-upgrade’ karyawan lama. Karyawan lama perlu mendapatkan tantangan baru dan bisa
memberikan kontribusi yang signifikan.
Ada beberapa metode praktis yang bisa Anda gunakan untuk mengumpulkan data terhadap
kinerja karyawan.
Pengamatan
Dalam pendekatan ini, kinerja karyawan itu sendiri adalah sumber informasi Anda. Anda bisa
mengevaluasi kinerja karyawan. Buatlah catatan untuk mengingatkan Anda tentang apa yang
harus dicari dan diperlukan dari evaluasi tersebut. Tujuan evaluasi adalah untuk mengidentifikasi
baik untuk membangun kekuatan dan mengatasi kekurangan si karyawan.
Wawancara
Wawancara diperlukan jika kebutuhan pelatihan sudah sangat mendesak. Tujuan utama dari
wawancara yaitu Anda bisa memastikan data yang Anda terima sama dengan data yang Anda
terima dari berbagai sumber. Anda tentu tidak ingin mendapatkan informasi setengah-setengah
tentang seseorang. Wawancara memungkinkan Anda untuk bertemu langsung dengan karyawan
dan mendiskusikan kesan-kesan karyawan terhadap kinerja mereka sendiri.
Kuesioner
Anda bisa membuat kuesioner sendiri dengan menuliskan semua pertanyaan yang ingin Anda
ketahui tentang karyawan. Kirimkan kuesioner kepada mereka dan tunggu tanggapan mereka.
Job Description
Sebelum membuat deskripsi pekerjaan, analisa dahulu pekerjaan yang harus dilakukan. Analisis
setiap jabatan termasuk semua tanggung jawab pekerjaan yang relevan. Setelah tahap analisis
pekerjaan selesai, buatlah uraian pekerjaan dan analisa kebutuhan sehingga memudahkan Anda
untuk mengukur jarak antara kemampuan karyawan yang dimiliki sekarang dengan keterampilan
yang harus dimiliki karyawan berdasarkan keinginan organisasi.
Anda perlu melakukan analisa kesulitan yang kelak akan muncul. Tujuannya agar permasalahan
yang ada di karyawan bisa dikurangi melalui pelatihan.
Penilaian diperlukan setelah Anda mendapatkan semua informasi, kebutuhan, dan bagaimana
penyelesaiannya. Komentar yang diberikan si karyawan selama wawancara biasanya adalah
sesungguhnya sehingga seringkali dapat membantu Anda dalam menetapkan kebutuhan. Umpan
balik pada saat penilaian wawancara menjadi berharga karena merupakan informasi yang tepat
waktu. Kebutuhan pelatihan bisa saja berbeda dari apa yang diinginkan si karyawan, dan pada
sesi penilaian ini memungkinkan supervisor atau manajer untuk mengungkap penyebab
kelemahan karyawan dalam kinerja. Kekurangan-kekurangan inilah yang akan digaris bawahi
dan ditandai pada pelatihan.
Dosen :
Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd
Dibuat Oleh :
Philip Nababan
Esra Hutabarat
Nikodemo Daeli
Olivia Febi Harahap
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Analisis kebutuhan pelatihan perlu dilakukan sebelum memulai suatu kegiatan pelatihan.
Dari kegiatan ini akan didapatkan desain pelatihan yang sesuai dan tepat sasaran. Berdasarkan
pengalaman umumnya peserta pelatihan langsung diberikan materi tanpa terlebih dahulu
dianalisis kebutuhan pelatihan yang diharapkan. Seringkali hasilnya adalah salah sasaran,
keaktifan peserta maupun capaian yang kurang maksimal dan tidak adanya kesinambungan pasca
pelatihan.
Dalam menganalisis kebutuhan pelatihan tentunya ada teknik-teknik yang dapat
dilakukan untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pelatihan untuk
memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan atau kinerja dan sikap dengan
kadar yang bervariasi.
Dalam menggunakan teknik-teknik dalam TNA diperlukan alat-alat sebagai pengumpul
informasi. Alat-alat TNA tersebut antara lain observasi, interview, kelompok kerja dan angket.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai angket.
1. 2. Rumusan Permasalahan
1. Apa itu angket dan survey?
2. Bagaimana menyusun angket dan survey yang baik?
1. 3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melihat/membahas mengenai
angket.
1. 4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini antara lain:
- Sebagai bahan kajian mahasiswa Pasca Sarjana dalam materi kuliah Analisis Kebutuhan Pelatihan
- Menjadi masukan dan bahan informasi bagi para pembaca tentang angket.
BAB II
PEMBAHASAN
Menyusun Angket
Dalam penyusunan angket, dapat dipertimbangkan hal-hal berikut:
Usahakan angket sesingkat mungkin, sehingga tidak banyak menyita waktu responden.
Susunlah kalimat pertanyaan dalam angket itu sedemikian rupa sehingga dapat dipahami
oleh setiap responden.
Susunlah pertanyaan dalam angket itu sehingga dapat terhindar dari bias atau prasangka
yang mungkin mempengaruhi jawaban responden.
Pertanyaan-pertanyaan dalam angket hendaknya tidak menyesatkan.
1. Tentukan data yang dibutuhkan dan siapa yang akan dijadikan subjek
Pahami tujuan dari penyebaran angket. Sangat penting untuk mengetahui mengetahui apa tujuan
dari pembuatan angket. Dibawah ini adalah beberapa hal yang harus kita ketahui dalam
menyusun angket
1. Temukan apa yang menjadi OPTIMAL
2. Temukan apa yang menjadi AKTUAL
3. Temukan apa yang menjadi AKIBAT
4. Temukan apa yang menjadi PENYEBAB
5. Temukan apa yang menjadi SOLUSI
Tentukan sampel
Sangat penting untuk dapat menentukan siapa yang akan menerima angket yang telah kita buat.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sumber yang baik. Pertama, kita
harus mengetahui populasi dari apa yang akan kita teliti. Contohnya, populasi dari guru-guru
yang suka merokok, populasi karyawan pabrik mie instan. Akan sangat menghabiskan banyak
waktu dan biaya jika kita memberikan angket kepada seluruh populasi. Akan sangat mudah jika
kita mengambil sampel dari populasi tersebut.
Contoh penarikan sampel dari National Education Assosiaciation:
Populasi Sampel
100 79
200 132
500 217
1000 278
3000 341
8000 367
15000 375
Menurut anda, apakah yang menjadi penyebab menurunnya tingkat kehadiran mahasiswa
Pascasarjana?
Fraenkel, Jack & Wallen, Norman. (2008) How to design and evaluate research in education. New
York : McGraw-Hill Publishing Company.
Gall, Meredith., Gall, Joyce & Bobg, Walter. (2003) Educational Research. New York: Longman.
Rosett, Allison dan Joseph W. Arwady. 1989. Training Need Assessment. Educational Technology
Publication. New Jersey.
Tuckman, W. Bruce. (1978) Conducting educational research. New York: Harcourt Brace Jovanovich.
Inc.
Furchan, Arief (2004) Pengantar penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://krisnawan.wordpress.com/2007/07/03/tips-praktis-menyusun-training-need-analysis-
tna/
5 Votes
Pengertian
Contoh
Langkah Kerja
Klasifikasi I:
Gambarkan
gap antara
apa yang
dituntut
dengan apa
yang
ditunjukkan
(intervensi
dgn training),
Klasifikasi II:
Gambarkan
persoalan-
persoalan
yang berkait
dengan hal-hal
di luar training
(gaji,
ketidakpuasan
, tempat kerja,
peralatan dll)
http://keluargasanitarian.blogspot.com/2010/11/instrumen-training-need-
assesment-tna.html
Pengelola Sampah
Form. 1 Wawancara
Jabatan : ___________________________________
Tanggal : ___________________________________
Pewawancara : ___________________________________
Sampah medis:
Sampah medis:
4. Alat pelindung diri (APD) apa saja yang biasa saudara/petugas pakai ketika
menangani sampah?
Sampah medis:
Sampah non medis:
Sendiri Pihak ke 3
Ya Tidak
16.
Sebagai tahap awal dalam perencanaan diklat adalah melakukan analisis kebutuhan diklat
(Training Needs Analysis) dengan mengidentifikasi dan mengukur adanya kesenjangan
kemampuan yang secara nyata dikuasai anggota kelompok kerja dan pemangku kepentingan
bidang pendidikan. Hasil dari analisis kebutuhan diklat tersebut selanjutnya menjadi acuan
dalam menyusun desain program diklat dalam implementasi program BERMUTU mulai dari
penetapan tujuan pelatihan, penetapan kurikulum/silabi, penetapan metode, penetapan
peserta dan tenaga pengajar, strategi, evaluasi, maupun sarana dan prasana yang diperlukan.
Dengan demikian dapat diharapkan program diklat yang diselenggarakan benar-benar
merupakan proses transformasi untuk mengembangkan guru/ kepala sekolah/pengawas
sekolah menjadi profesional, memiliki pengetahuan, sikap atau nilai – etika guru berikut
keahlian yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja guru/kepala sekolah/pengawas
sekolah. Untuk itu kegiatan evaluasi terhadap program, diklat menjadi penting untuk
dilakukan sehingga dapat diketahui proses ketercapaian dan hasil tujuan/pelaksanaan sebuah
program diklat. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dapat menjadi umpan balik dalam
penyusunan rencana program diklat program BERMUTU selanjutnya.
Di lain pihak, pada saat ini umumnya kegiatan analisis kebutuhan diklat dilakukan melalui
perkiraan dan mengacu pada perencanaan diklat sebelumnya, sehingga perencanaan diklat
yang dilakukan masih sekedar berorientasi untuk menghabiskan DBL. Sedangkan kegiatan
evaluasi diklat yang dilaksanakan hanya evaluasi proses yang dilakukan selama diklat
berlangsung, sehingga terkesan hanya bersifat formalitas. Belum optimalnya penerapan
manajemen program BERMUTU yang efektif dan efisien tersebut disebabkan kurangnya
koordinasi para pengelola program BERMUTU tentang manajemen diklat sehingga berbagai
kegiatan dalam on-service hanya terfokus pada aspek penyelenggaraannya.
Kegiatan analisis kebutuhan diklat dan kegiatan evaluasi belum optimal. Di samping itu
pelaksana pengelola diklat program BERMUTU masih belum saling mendukung, kurangnya
koordinasi antar kelompok kerja dalam pengelolaan diklat, dan alokasi anggaran yang
terserap sepenuhnya pada aspek penyelenggaraan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
penerapan program BERMUTU sangat dibutuhkan kegiatan TNA sebagai wadah untuk
mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan Diklat sesuai dengan kebutuhan individu,
kelompok kerja, kecamatan, dan kabupaten/kota. Konsekuensi logisnya adalah perlunya
pengembangan pengelola program BERMUTU sehingga masing-masing tahap dalam
implementasinya terangkum secara ilmiah yang diikuti dengan ketersediaan fasilitator yang
memadai, peningkatan kemampuan para penyusun program di masing- masing kelompok
kerja, serta alokasi DBL yang proporsional untuk masing-masing kegiatan Diklat dalam
implementasi program BERMUTU.
Training Need Analysis adalah suatu investigasi sistematik mengenai ketidaksesuaian kinerja
untuk menggambarkan kesenjangan, menetapkan mengapa itu terjadi, dan memutuskan
apakah diklat merupakan solusi potensial. Training Need Analysis merupakan penentuan
perbedaan antara keadaan yang nyata (actual condition) (what is) dan kondisi yang diinginkan
(what should be) dalam kinerja sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau kelompok
organisasi dalam pengertian, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses TNA berisikan
langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dan menggambarkan kesenjangan
pelaksanaan pekerjaan; (2) menentukan sebab-sebab kesenjangan; (3) mengidentifikasi
kesenjangan pelaksanaan kerja yang didasarkan kepada kurangnya pengetahuan dan
keterampilan; (4) menentukan apakah diklat adalah solusi yang memungkinkan; (5)
rekomendasi solusi; dan (6) menggambarkan tentang peran atau pelaksanaan tugas.
Fungsi khusus dari TNA adalah menganalisis kesenjangan lingkungan pelaksanaan pekerjaan
yang mencakup: (1) lingkungan fisik ; (2) sistem balikan; (3) faktor motivasi/insentif; dan (4)
desain pekerjaan/organisasi serta tingkat keterampilan dan pengetahuan di antara guru/
kepala sekolah/ pengawas sekolah. Beberapa contoh pertanyaan untuk melakukan analisis
kesenjangan di antaranya adalah kinerja apa yang mengalami kesenjangan :
Melakukan penelitian kesenjangan pada umumnya berisikan tentang cara menentukan secara
tepat apa kesenjangan itu, yaitu dengan melakukan investigasi melalui wawancara, observasi
dan studi dokumen terhadap obyek sumber data yang menyediakan adanya bukti dan sifat
kesenjangan, serta subyek sumber data yang memberikan pengertian, termasuk wawancara,
kuesioner, dan kritikal insiden. Data dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap outcome
kinerja dan catatan hasil kerja, sumber data meliputi : output pekerjaan yang nyata, bukti-
bukti PBM, keluhan stakeholder ( siswa, teman sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah,
orang tua siswa dan Dinas Pendidikan ), presensi, dan catatan kuantitatif lainnya tentang
pelaksanaan PBM.
Penelitian terhadap penyebab kesenjangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1)
menentukan sebab-sebab utama adanya kesenjangan kompetensi guru/ kepala sekolah/
pengawas sekolah, (2) menguji setiap dan semua dokumen sebab-sebab kesenjangan
kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah, (3) tujuan sekolah, (4) metode dan
prosedur , (5) uraian pekerjaan/tugas, (6) sistem dokumentasi , dan (7) keluhan dari
lapangan serta studi tentang kopetensi guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah.
Nama : Fasolasido
Besar Sampel :5
NO Kompetensi* 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 Ketrampilan
Mengoperasion
alkn Komputer
2
10
11
12 `
13
14
Keterangan:
Sesuai dengan subkompetensi dalam Permendiknas 16, 13 dan 12 atau Peraturan Menteri terbaru serta petunjuk teknis yang
dikeluarkan oleh Dirjen terkait
……………..,tanggal......................
(.................................)
B. Pengumpulan Data
Pengisian instrument dilakukan dengan cara memberikan tanda cek/check list (v) pada kolom
tingkat penguasaan materi (%) masing-masing subkompetensi. Langkah kerja selanjutnya
adalah sebagai berikut:
1. Semua anggota kelompok kerja berkumpul, tujuannya adalah untuk mengetahui tentang
permasalahan yang terjadi pada kelompok kerja dan ingin mengetahui mengapa TNA
diperlukan.
2. Bagikan lembar instrumen Format TNA 01 kepada masing-masing anggota kelompok kerja.
3. Lakukan pengisian instrumen dengan cara memberikan tanda cek/ check list (V) terhadap
prediksi tingkat penguasaan materi pada setiap subkompetensi guru/kepala sekolah/
pangawas sekolah sesuai dengan standar kompetensi guru (Permendikas nomor 16 tahun
2007), kepala sekolah (Permendikas Nomor 13 Tahun 2007) dan pengawas sekolah
(Permendiknas Nomor 12 tahun 2007). Instrumen harus diisi secara jujur dan obyektif.
4. Lakukan review terhadap pengisian instrumen minimal oleh 1 (satu) anggota lain yang masih
termasuk dalam anggota kelompok kerja tersebut.
5. Lakukan survei terhadap beberapa sampel hasil pengisian instrumen untuk memastikan bahwa
semua anggota mempunyai pemahaman yang sama terhadap tingkat penguasaan materi
kompetensi.
% Rata-Rata Penguasaan
Peserta
No Kategori Mata Diklat
Format: TNA 01
No
3 Pengembangan kurikulum
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masya
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelaja
............, tanggal:.....................
Guru Ybs.
(.........................................)
Format: TNA02
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
3 Pengembangan kurikulum 46
14 Meningkatkan keprofesionalan 54
melalui tindakan yang reflektif
Total TOTAL 14
SUB KOMP
Rata-Rata NILAI
TOTAL/14
(..............................................)
Format: TNA 03
Nama Diklat :
Jumlah Sampel :
Lokasi :
Tanggal Direkap :
Tingkat Kategori
Penguasaan Rata- Kebutuhan
No Kompetensi Rata (%) Diklat Jumlah
Peserta
3 Pengembangan kurikulum 46 SK 40
(....................................................)
LAPORAN
HASIL ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT
( TRAINING NEED ANALYSIS )
LAPORAN
HASIL ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT
( TRAINING NEED ANALYSIS )
GUGUS TAMPOMAS
UPT DINDIKPORA KECAMATAN PAGEDONGAN
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2012
Ketua : SUPARNO
Bendahara : KOESWATI
Sekretaris : SUMINO
Alamat Sekretariat : SD Negeri 1 Gentansari
Jl. Raya Gentansari Km. 09 . Pagedongan – Banjarnegara
( SUPARNO ) ( SUMINO,S.Pd.SD )
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................................3
C. Prosedur TNA......................................................................................................15
A. Hasil TNA.............................................................................................................17
V. PENUTUP
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia, saat ini melalui Departemen Pendidikan telah
mengeluarkan Undang – undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen,.Undang – undang tersebut berimplikasi terhadap peningkatan kompetensi guru
melalui uji sertifikasi dan peningkatan kualifikasi pendidikan guru.
Untuk peningkatan kualifikasi guru maka Pemerintah melaksanakan Program
BERMUTU (Better Education throug Reformed Management and Universal Teacher
Upgrading). Dengan melalui Program BERMUTU diharapkan dapat menciptakan
proses sertifikasi,peningkatan kualifikasi guru serta pengembangan profesional guru
secara berkelanjutan.
Indikator keberhasilan Program BERMUTU di tingkat Kelompok Kerja Guru adalah,
(1) pengembangan kurikulum dan Silabus (2) Pengembangan Rencana Program
Pembelajaran, (3) pelaksanaan kajian kritis dan pendalaman terhadap materi
pembelajaran,(4) mengembangkan analisis butir soa dan bank soal,(5) Pelaksanaan
Penelitiaan Tindakan Kelas (PTK) (6) Penulisan jurnal belajar, (&) pemantauan kualitas
guru, (8) pemetaan kompetensi guru melalui evaluasi kinerja guru,hasil kegiatan dari
kelompok kerja guru adalah berupa;
- Kurikulum,Silabus dan RPP
- Lembar Kerja Siswa
- Lembar Kerja Guru
- Analisis butir soal dan bank soal
- Laporan PTK
- Jurnal belajar
- Model pembelajaran
- Portofolio dan hasil kerja kajian kritis
- Peta kompetensi guru
B. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai adalah agar guru dapat melakukan analisis kebutuhan
diklat melalui metode yang ilmiah,mudah, dan tepat
Tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Guru mampu mlakukan persiapan TNA.
2. Guru mampu mengumpulkan data TNA.
3. Guru mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesenjamgan Diklat.
4. Guru mampu menggambarkan kebuuhan materi Diklat
5. Guru mampu mengalokasikan waktu per mata Diklat.
6. Guru mampu menyusun strategi dan metode penyajian materi pelajaran sesuia dengan
tingkat kebutuhan peserta.
7. Guru mampu menyusun kebutuhan Diklat di kelompok kerja da sekolah masing-masing.
BAB II
PELAKSANAAN TNA
Nama Guru :
Nomer Sampel :
Lokasi : KKG Gugus Tampomas
Tanggal Pengisian : 24 Maret 2012
FORMAT: TNA 02
Nama Diklat :
Jumlah Sampel :
Lokasi :
Tanggal Penyebaran :
1 KTSP/SILABUS/RPP
MODEL
2
PEMBELAJARAN
3 PENILAIAN/
4 TIK
5 PTK
6 KAJIAN KRITIS
7 LESSON STUDY
8 MEDIA PEMBELAJARAN
9 KOMPETENSI GURU
PENDALAMAN MATERI
10 MATA PELAJARAN
(MODUL P4TK)
11 LEARNING JOURNAL
PENYUSUNAN BUTIR
12 SOAL DAN ANALISIS
BUTIR SOAL
Pagedongan,,……………………2012
Ketua Kelompok
KKG Gugus Tampomas
(SUPARNO,S.Pd)
FORMAT : TNA 03
FORMAT REKAPITULASI
TRAINING NEEDS ASESSMENT
2 MODEL PEMBELAJARAN
3 PENILAIAN/
4 TIK
5 PTK
6 KAJIAN KRITIS
7 LESSON STUDY
8 MEDIA PEMBELAJARAN
9 KOMPETENSI GURU
PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN
10
(MODUL P4TK)
11 LEARNING JOURNAL
Pagedongan,,……………………2012
Ketua Kelompok
KKG Gugus Tampomas
(SUPARNO,S.Pd)
C. Prosedur TNA
Persiapan TNA
Pengumpulan
Data
A. Hasil TNA
Hasil kegiatan Analisis Kebutuhan Diklat berupa Intrumen yang telah di isi oleh
masing-masing anggota KKG Gugus Tampomas,yang diolah menjadi kebutuhan Mata
Diklat pada kegiatan KKG berikutnya.Data hasil Analisis Kebutuhan Diklat terlampir.
Program tindak lanjut dari Kelompok KKG Gugus Tampomas tersusunnya Draf
Struktur Program Diklat,sebagai berikut :
1 KTSP/SILABUS/RPP 7
2 MODEL PEMBELAJARAN 7
3 PENILAIAN/EVALUASI 7
4 TIK 13
5 PTK 9
6 KAJIAN KRITIS 7
7 LESSON STUDY 7
8 MEDIA PEMBELAJARAN 7
9 KOMPETENSI GURU 7
11 LEARNING JOURNAL 5
Format: TNA01
Nama Guru :
Nomer Sampel :
Lokasi : KKG Gugus Tampomas
Tanggal Pengisian : 24 Maret 2012
(..............................)
Lampiran 2 : Format TNA 02
FORMAT : TNA 02
FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT
REKAPITULASI PENGUASAAN MATERI
Jumlah Sampel : 42
Lokasi : KKG Gugus Tampomas
Tanggal Penyebaran : 31 Maret 2012
Total Rata-rata
N Tingkat Penguasaan (x) (%)
Kompetensi
o 1 3 5 8 10
0 20 0 40 0 60 70 0 90 0
1 71,6666
KTSP / Silabus 8 23 7 4 3010
7
2 3
Model Pembelajaran 5 2 1 2510 59,7619
4
3 Penilaian dan evaluasi 2 2 32 4 2 3140 74,7619
4 2
TIK 8 3 5 2 1890 45
4
5 1 1 52,3809
PTK 4 7 2200
5 6 5
6 55,4761
Kajian Kritis 5 29 6 2 2330
9
7 72,8571
Lesson Study 34 4 4 3060
4
8 1 70,9523
Media Pembelajaran 2 5 24 2980
1 8
9 1 72,6190
Kompetensi Guru 5 21 3050
6 5
10 Pendalaman Materi Mata 1 1
2 3 4 3360 80
Pelajaran 7 6
11 73,8095
Learning Journal 30 8 4 3100
2
12 Penyusunan Butir Soal 2 63,0952
7 10 5 2650
dan Analisis Butir Soal 0 4
2773, 66,0317
Total : 33 5
198,0 4,71655
Rata - rata : 95 3
Pagedongan,,………………2012
Ketua KKG
Gugus Tampomas
(SUPARNO)
FORMAT : TNA 03
FORMAT REKAPITULASI
TRAINING NEEDS ASESSMENT
No
1. KTSP/SILABUS/RPP
2. MODEL PEMBELAJARAN
3. PENILAIAN/
4. TIK
5. PTK
6. KAJIAN KRITIS
No
7. LESSON STUDY
8. MEDIA PEMBELAJARAN
9. KOMPETENSI GURU
10. PENDALAMAN MATERI MATA
PELAJARAN (MODUL P4TK)
11 LEARNING JOURNAL
12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL
( SUPARNO )
FORMAT : TNA 04
FORMAT REKAPITULASI KEBUTUHAN DIKLAT
TRAINING NEEDS ASESSMENT
DAN PERKIRAAN REKAPITULASI DISTRIBUSI BOBOT WAKTU
( SUPARNO )
1. KTSP/SILABUS/RPP
2. MODEL PEMBELAJARAN
3. PENILAIAN/EVALUASI
4. TIK
5. PTK
6. KAJIAN KRITIS
7. LESSON STUDY
8. MEDIA PEMBELAJARAN
9. KOMPETENSI GURU
Ketua Kelompok
KKG Gugus Tampomas
( SUPARNO )
No
1. KTSP/SILABUS/RPP
2. MODEL PEMBELAJARAN
3. PENILAIAN/
4. TIK
5. PTK
6. KAJIAN KRITIS
7. LESSON STUDY
8. MEDIA PEMBELAJARAN
9. KOMPETENSI GURU
( SUPARNO )