Anda di halaman 1dari 4

Syahril Gunawan Bitu

B011171120

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Salah satu kewajiban negara adalah melindungi setiap warga negaranya baik secara fisik,
mental, sosial dan ekonomi sebagai timbal balik kesetiaan warga negara kepada negara baik dalam
bentuk pembayaran pajak secara rutin atau ketundukan pada peraturan hukum di negara tersebut. Poin
tersebut juga tercakup dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia yang
merupakan buah pemikiran bangsa ini sejak awal kemerdekaan. Realisasi perlindungan tersebut dalam
konteks perlindungan, asuransi atau jaminan sosial.

Asuransi merupakan lembaga ekonomi yang berfungsi sebagai salah satu bentuk
penanggulangan resiko. Menurut Pasal 246 KUHD Republik Indonesia, asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan
menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tidak tertentu. Asuransi sosial tenaga kerja merupakan salah satu jenis kegiatan asuransi yang
memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja di sektor formal seperti jaminan kecelakan
kerja, jaminan hari tua atau pensiun, jaminan kematian, dan jaminan kesehatan.

Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional meningkat dengan disertai berbagai
tantangan risiko yang dihadapi. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan,
pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan
produktivitas nasional.

Bentuk perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan


dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) yang bersifat dasar, dengan berazaskan
usaha bersama, kekeluargaan dan gotong royong. Pada dasarnya program ini menekan pada
perlingdungan bagi tenaga kerja yang relatif mempunyai kedudukan yang lebih rendah. Oleh karena itu
pengusaha memikul tanggung jawab utama dan secara moral pengusaha mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan perlingdungan dan kesejahteraan tenaga kerjanya. Disamping itu, sudah sewajarnya
apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggungjawab atas pelaksanaan program
jamsostek.

Penyelenggaraan program jamsostek merupakan sebagian dari tugas pokok pemerintah di


bidang ketenaga kerjaan sebagaimana diatur dalam UU No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Mengenai Tenaga Kerja khususnya pasal 10 dan pasal 15.
Untuk menjamin pelaksanaan program jamsostek, PT. JAMSOSTEK sebagai Badan Usaha Millk
Negara secara prinsip telah di tunjuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program jamsostek yang
merupakan penjabaran pasal 25 UU No .3 tahun 1992 dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya
mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam rangka peningkatan perlindungan dan kesejahteraan
tenaga kerja beserta keluarganya. Dalam pelaksanaan program jamsostek tidak sedikit hambatan yang
dihadapi, sehingga dalam upaya peningkatan kepesertaannya PT. JAMSOSTEK perlu membenahi diri
baik secara intern organiaasi, sumber daya manusia, pemberdayaan, peraturan dan perundang-
undangan maupun esktern (peningkatan profesionalisme pelayanan).

Jamsostek merupakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang
sebagai pengganti dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa
atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan
meninggal dunia.

Jamsostek dimaksudkan untuk menumbuhkan kemandirian dan menjaga harkat dan martabat
serta harga diri tenaga kerja dalam menghadapi risiko sosial ekonomi. Sedangkan tujuan jamsostek
adalah mengurangi ketidakpastian masa depan tenaga kerja yang akan menunjukan ketenangan
sehingga dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Dasar hukum jamsostek adalah :

1. UU No.3 tahun 1992 tentang Jamsostek.

2. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelengaraan Jamsostek.

3. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja.

4. Permenaker No. 5/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaraan, Pembayaran Iuran, Pembayaran
Santunan, dan Pelayanan.

Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992,
pada prinsispnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang mempunyai hubungan kerja)
beserta keluarganya. Skema Jamsostek meliputi program-program yang terkait dengan resiko, seperti
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua.

1. Apakah BPJS ketenagakerjaan sama dengan JAMSOSTEK ?

Meksipun secara fungsi terlihat sama, tetapi terdapat perbedaan mendasar Jamsostek dengan
BPJS Ketenagakerjaan. Jamsostek dan BPJS Ketenagakerjaan memiliki dasar yang berbeda, yaitu
penyelenggara Jamsostek adalah Perseroan atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara), sedangkan BPJS
merupakan badan hukum publik langsung di bawah naungan presiden berdasarkan mandat dari UU No
24 Tahun 2011. Melihat dari posisinya, sudah dipastikan BPJS Ketenagakerjaan lebih terkontrol oleh
presiden dan fungsi untuk melayani masyarakat berjalan dengan semestinya.

salah satu program yang ditawarkan adalah pelayanan kesehatan masyarakat. Artinya, si
pemegang Jamsostek berserta keluarga dapat berobat atau mendapatkan fasilitas kesehatan. Namun,
setelah pindah menjadi BPJS Ketenagakerjaan, pemerintah membuat dua program baru, yaitu BPJS
Ketenangakerjaan hanya menyediakan program-program perlindungan dasar yang dapat menjamin masa
depan sebagai seorang pekerja dan BPJS Kesehatan khusus untuk jaminan kesehatan. Jadi, Anda
sebagai pekerja akan diberikan dua kartu, yaitu kartu BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

Perbedaan Jamsostek dan PBJS Ketenagakerjaan yang lainnya adalah perbedaan santunan
yang diberikan. BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan lebih banyak santunan dibandingkan dengan
Jamsostek. Contohnya, biaya pemulangan jenazah yang semula hanya Rp750 ribu kini naik menjadi Rp2
juta hingga Rp2,5 juta.

Cakupan peserta yang mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan ini lebih luas dibandingkan
Jamsostek. Jika semula hanya boleh pekerja formal saja, tetapi BPJS Ketenagakerjaan mewajibkan
seluruh pekerja baik itu sektor formal ataupun informal mengikuti program BPJS. BPJS ini diwajibkan dari
pemerintah, oleh karena itu, jika perusahaan Anda tidak mengikuti pekerjanya dalam program ini, Anda
bisa melaporkan kepada Dinas Ketenagakerjaan atau kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan terdekat.

Perbedaan Jamsostek dan BPJS yang terakhir adalah program-program baru yang tidak ada di
Jamsostek, seperti jaminan pensiun, jasa konstruksi untuk perusahaan mikro, kecil, menengah, ataupun
besar, dan masih banyak lagi. Jika dilihat perbedaan Jamsostek dan BPJS Ketenagakerjaan, tentu
berubah sangat pesat. Perubahan ini mengarah kepada pengembangan yang lebih baik dan tentunya
untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

2. Apakah semua warga negara berhak mengikuti JAMSOSTEK ?

Peserta Jamsostek dikhususkan hanya untuk pekerja formal yang menyediakan program-program
perlindungan dasar sebagai pekerja dimasa depan, berbeda halnya dengan BPJS dimana seluruh warga
negara berhak untuk mendapatkannya sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-undang Dsar 1945
bahwa negara harus melindungi warganya.
DAFTAR PUSTAKA

http://cahyongambut.blogspot.com/2015/03/makalah-jamsostek.html

https://www.futuready.com/artikel/health/ini-perbedaan-jamsostek-dan-bpjs-ketenagakerjaan-yang-
perlu-diketahui/

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/8489/Ini-Syarat-Pendaftaran-BPJS-Ketenagakerjaan-
bagi-Tenaga-Kerja.html

Anda mungkin juga menyukai