Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AKUAKULTUR

Oleh :
RIDHA YANTO RAHMAN

191 071 331 000 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2020
PENGESAHAN LAPORAN

MATA KULIAH : Dasar-Dasar Akuakultur


1. Bidang Kegiatan : Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur
2. Nama Praktikan
a. Nama Lengkap : Destina Lasada Rahmadhanniar
b. NIM : 1910716320009
c. Program Studi : Illmu Kelautan
a. Perguruan Tinggi : Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru
b. Alamat Rumah dan No .Tel./ HP :Jl. Jendral Sudirman, Gang Latsitarda,
Rt 01Rw 03, No 85, Kecamatan Tanah
grogot,Kabupaten Paser, Kalimantan
Timur.
3. Email : ridoyanto.ry@gmail.com
4. Jangka Waktu Praktikum : 2 Bulan

Banjarbaru, Mei 2020

Menyetujui,
Asisten 1, Asisten 2,

(Maulidi) (M. Fiqi Alwi)


NIM. 1810712110006 NIM. 1810712110008
Asisten 3,

(Rahman Arif)
NIM.1610712110006

Mengesahkan,
Koordinator Praktikum Ketua Praktikum
Dasar-Dasar Akuakultur Dasar-Dasar Akuakultur

(Dr. Ir. Hj. Rukmini. M.P.)


NIP. 19650407 199403 1 004
KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan
“Dasar-Dasar Akuakultur” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan laporan ini terutama kepada dosen Mata Kuliah Dasar-Dasar
Akuakultur ………………………… dan asisten dosen yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan memberikan bantuan serta teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam pembuatan laporan ini.
Praktikan menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, Mei 2020

Praktikan
DAFTAR NAMA DOSEN DAN ASISTEN

A. NAMA DOSEN PENGASUH MATA KULIAH DASAR-DASAR


AKUAKULTUR

1. Ir. H. Rozani Ramli , M.Si


2. Dr. Ir. Muhammad, M.P.
3. Ir. Agussyarif Hanafie, M.Si
4. Dr. Ir. Hj. Rukmini, MP
5. Ir. Hj. Ririen Kartika Rini, M.P.
6. Dr. Slamat, S.Pi., M.Si

B. NAMA ASISTEN PRAKTIKUM

1. Maulidatul Jannah 16. Afila Prihartini


2. Gulman Zakiya 17. Rafly Rivaldi
3. Melinda Putri Andrawesa 18. M. Hudan Al-Muhasibi
4. Nita Fitria 19. M. Fiqi Alwi
5. Rahma Wati 20. Maulidi
6. Hida Zakiya 21. Anas Surya Buwana
7. Achmad Zaini Akbar 22. Rini Fitriana
8. Doni Fadillah 23. M. Hafizul Ilmi
9. Rahman Ilmi 24. Salman
10. Dwi Nur Intan Sari 25. Ophionea Indika
11. Hasmadi 26. Tiara Salsabella
12. Muhammad Yusuf 27. Aulia Rahmalisa
13. M. Ihsan Rieffani 28. Karnita Juliyanti
14. Muhammad Ridha 29. Muhammad Najib Syahputra
15. Gusti Rusyana 30. M. Barkatullah Amin

DAFTAR ISI

PENGESAHAN LAPORAN
KATA PENGANTAR
NAMA DOSEN DAN ASISTEN
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
BUDIDAYA MAGGOT
DISTRIBUSI IKAN NILA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AKUAKULTUR
PENDISTRIBUSIAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Oleh :
NAMA : DESTINA LASADA R.
NIM : 1910716320009
KELOMPOK : 18 (DELAPAN BELAS)
ASISTEN : MUHAMMAD FIQI ALWI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Laporan Dasar-dasar Akuakultur yang berjudul
“Pendistribusian Ikan Nila (Oreochromis niloticus)” dapat terselesaikan tepat
pada waktu yang telah di tentukan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Dasar-dasar Akuakultur.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu dan
Asisten Dosen yang telah banyak membantu praktikan memberikan arahan-
arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Praktikan telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran
untuk membuat kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan
banyak kesalahan yang tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kririk dan
saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang
akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk masalah-masalah sejenisnya.

Banjarbaru, April 2020

Praktikan
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 2
1.2. Tujuan Praktikum....................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM............................................................ 5
3.1. Waktu dan Tempat...................................................................... 5
3.2. Alat dan Bahan............................................................................ 5
3.2.1. Alat........................................................................................ 5
3.2.2. Bahan..................................................................................... 5
3.3. Prosedur Praktikum..................................................................... 5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 7
4.1. Hasil............................................................................................ 7
4.2. Pembahasan................................................................................ 8
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 11
5.1. Kesimpulan................................................................................. 11
5.2. Saran........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 13
DAFTAR TABEL

Nomor
Halaman
3.1. Alat-alat yang digunakan..................................................................... 5
3.2. Bahan-bahan yang digunakan.............................................................. 5
4.1. Hasil Distribusi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)............................. 7
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
2.1. Gambar Ikan Nila (Oreochromis niloticus)......................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budidaya ikan Nila disukai karena ikan Nila mudah dipelihara, laju
pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan
hama dan penyakit. Selain dipelihara di kolam biasa seperti yang umum
dilakukan, ikan Nila juga dapat dibudidayakan di media lain seperti kolam air
deras, kantong jaring apung, karamba, dan sawah. Salah satu daerah yang
potensial untuk budidaya ikan Nila di Indonesia adalah Provinsi Jawa Tengah,
tepatnya di Kabupaten Klaten. Hal ini mengingat ikan Nila selain untuk konsumsi
lokal juga merupakan komoditas ekspor terutama ke Amerika Serikat dalam
bentuk fillet (daging tanpa tulang dan kulit) sehingga menjadi komoditi unggulan
daerah.
Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) adalah cara
mengembangbiakkan ikan dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan,
penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol,
melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan biosecurity, mampu
telusur (traceability) dan keamanan pangan (food safety).
Pembenihan ikan adalah ilmu yang mempelajari mengenai kegiatan
mengembangbiakkan/memperbanyak/membenihkan ikan secara alami, semi
buatan dan buatan. Selain memproduksi benih ikan untuk kegiatan pembesaran
ikan, kegiatan pembenihan ikan juga akan menghindari kepunahan komoditas
ikan tertentu.
Salah satu tahapan dalam penyediaan benih adalah kegiatan transportasi
benih, terutama jika lokasi budidaya berjauhan dengan panti benih. Kegiatan
transportasi benih umumnya dilakukan dengan kepadatan yang tinggi untuk
menghemat biaya. Namun dalam aplikasinya, kepadatan ikan yang tinggi
mengakibatkan benih ikan menjadi stres dan lebih rentan mengalami kematian.
Hal tersebut dikarenakan kepadatan yang tinggi menyebabkan aktivitas
metabolisme ikan meningkat dan konsumsi oksigen menjadi tinggi sehingga
oksigen terlarut menurun. Selain itu, guncangan di perjalanan selama transportasi
berlangsung juga menjadi faktor penyebab ikan menjadi stress.
Penanganan transportasi benih ikan menjadi sangat penting terhadap
keberhasilan pembesaran. Karena selama pengangkutan terjadi beberapa faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan transportasi yang berkaitan
dengan kualitas air selama pengiriman diantaranya oksigen terlarut (DO), suhu,
sisa metabolisme ikan (ammonia), karbon dioksida (CO2). Selain itu faktor luar
seperti guncangan dan lama transportasi juga berpengaruh terhadap pengangkutan
benih ikan. Dengan demikian perlu dipelajari mengenai metode penanganan
selama pengangkutan benih ikan nila.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum Pendistribusian Ikan Nila ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk Mengetahui Metode Packing Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
2. Untuk Mengetahui perlakuan Yang paling efektif dalam melakukan Distribusi
Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan budidaya ikan Nila sebagai salah satu komoditas


perikanan air tawar mulai menjadi kegiatan agribisnis yang cukup menjanjikan.
Hal itu mulai disadari dan digarap dengan baik sejak tahun 1990-an. Sejak itu,
ikan nila sudah mulai marak diperkenalkan kepada masyarakat dan sudah banyak
yang membudidayakannya. Salah satu budidaya kegiatan agribisnis ikan nila
adalah Jawa Barat (Nugroho, 2013)
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas
perikanan yang digemari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani
karena memiliki daging yang tebal serta rasa yang enak. Ikan nila juga merupakan
ikan yang potensial untuk dibudidayakan karena mampu beradaptasi pada kondisi
lingkungan dengan kisaran salinitas yang luas (Hadi et al., 2009 dalam Mulyani
2014).
Klasifikasi ikan Nila (Oreochromis niloticus) menurut Amri dan
Khairuman, 2007 adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Archanthopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Percoidei
Familia : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : O. niloticus
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) atau juga disebut ikan tilapia
merupakan salah satu jenis ikan air tawar introduksi yang mempunyai nilai
ekonomis cukup tinggi di beberapa daerah Asia termasuk di Indonesia. Pertama
kali ikan Nila didatangkan ke Indonesia pada tahun 1969. Sejak saat itu,
perkembangan budidaya ikan Nila menjadi sangat pesat. Hal tersebut tidak lain
karena ikan Nila mempunyai kemampuan adaptasi yang relatif baik terhadap
lingkungan. Selain itu, ikan Nila juga mudah dipijahkan sehingga mendukung
pengembagan usaha budidaya di masyarakat (Lasena, 2016).

Gambar 2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Transportasi benih ikan, biasanya dilakukan dengan kepadatan yang
sedikit lebih tinggi, hal ini bertujuan agar biaya transportasi lebih efisien. Semakin
padat ikan yang dibawa di dalam suatu wadah, semakin besar kemungkinan ikan
tersebut terluka akibat gesekangesekan antar ikan. Ikan yang ditransportasikan
secara padat dalam suatu wadah akan mudah mengalami stres. Stres dan luka
akibat gesekan dapat menimbulkan penyakit dan akhirnya ikan mati (Kusyairi,
2013).
Transportasi ikan hidup sistem kering dapat menjadi pilihan untuk
distribusi ikan nila hidup dengan waktu pengangkutan yang relatif lebih lama.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) sangat dikenal oleh masyarakat penggemar ikan
air tawar, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Di Asia Tenggara,
ikan nila banyak dibudidayakan, terutama Filipina, Malaysia, Thailand dan
Indonesia. Di Indonesia, ikan ini sudah tersebar hampir ke seluruh pelosok
wilayah tanah air (Khairuman dan Amri 2008 dalam Maraja 2017).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dasar-dasar Akuakultur Pendistribusian Ikan Nila


(Oreochromis niloticus) ini dilaksanakan pada hari Kamis, 9 April 2020, Pukul
10.00-12.00 WITA di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam Pendistribusian Ikan Nila dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Alat-alat yang digunakan
No Alat Kegunaan

1. Plastik Packing Sebagai alat untuk memasukkan bahan


2. Tali Plastik/Rapia Sebagai alat untuk mengikat plastik packing
3. Selang Oksigen Sebagai alat untuk memasukkan oksigen dari tabung
ke plastik packing
4. Tabung Oksigen Sebagai alat untuk mengisi plastik packing dengan
oksigen

3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang di perlukan dalam Pendistribusian Ikan Nila dapat
dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 3.2 Bahan-bahan yang digunakan
No Bahan Kegunaan

1. Es Batu Sebagai bahan praktikum


2. Garam Sebagai bahan praktikum
3. Daun Pepaya Sebagai bahan praktikum

3.3. Prosedur Praktikum


Prosedur kerja dalam praktikum Pendistribusian Ikan Nila ini adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Lapisi Plastik Packing Sebanyak 2 Lapis.
3. Mengisi air ke plastik packing sebanyak 10 liter
4. Mengisi Benih ikan nila ukuran 3-5 cm ke plastik packing sebanyak 1000
ekor.
5. Lakukan Perlakuan sebagai berikut.

Perlakuan 1 : Masukan Es Batu Dalam Plastik Packing.

Perlakuan 2 : Masukan Garam Dalam Plastik Packing.

Perlakuan 3 : Masukan Daun Pepaya Dalam Plastik Packing.

Perlakuan 4 : Masukan Es Batu + Garam Dalam Plastik Packing.

Perlakuan 5 : Masukan Es Batu + Daun Pepaya Dalam Plastik Packing.

6. Setelah Bahan Semua dimasukan buang angin yang ada di dalam plastik
sampai tidak tersisa angin.
7. Masukan Oksigen dalam Plastik Packing Sampai Lebih dari ½ dari isi
plastik packing
8. Putar Ujung Plastik sampai terkunci dengan rapat.
9. Ikat ujung Plastik yang sudah terkunci dengan Tali Plastik/ Rapia
10. Siap Untuk di angkut.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 4.1. Hasil Praktikum Pendistribusian Ikan Nila (Oreochromis niloticus).


No Perlakuan Gambar
1 Perlakuan 1:
Es Batu.

2 Perlakuan 2:
Garam

3 Perlakuan 3 :
Daun Pepaya

4 Perlakuan 4 :
Es Batu + Garam

5 Perlakuan 5 :
Es Batu + Daun
Pepaya
4.2. Pembahasan

Pembenihan ikan adalah ilmu yang mempelajari mengenai kegiatan


mengembangbiakkan/memperbanyak/membenihkan ikan secara alami, semi
buatan dan buatan. Selain memproduksi benih ikan untuk kegiatan pembesaran
ikan, kegiatan pembenihan ikan juga akan menghindari kepunahan komoditas
ikan tertentu, dengan membenihkan ikan kontinuitas produksi budidaya ikan akan
terus berlangsung. Pembenihan ikan diawali dari pengelolaan induk ikan,yang
benar, seleksi induk, sesuai dengan standar Cara Pembenihan Ikan yang baik
(CPIB) dan proses pemijahan induk, penetasan telur dan perawatan larva serta
pendederan benih sesuai dengan kebutuhan produksi sehingga dapat diperoleh
hasil budidaya yang optimal.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari sistem ini. Kelebihannya antara
lain, yaitu difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung,
dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan dapat dilakukan
pergantian air sebagian selama perjalanan. Sementara itu, kekurangannya adalah
guncangan air yang terlalu keras selama perjalanan dapat membahayakan ikan dan
tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang.
Transportasi sistem tertutup yaitu air pada wadah pengangkutan tidak
berhubungan langsung dengan udara. Sistem transportasi ini lebih
menguntungkan, efesiensi penggunaan tempat, ikan yang diangkut lebih banyak
dan dapat ditransportasikan hingga jarak yang jauh. Pengiriman ikan
menggunakan kantong plastik yang dikemas dalam boks – boks. Sedangkan
transportasi sistem terbuka biasanya diterapkan untuk transportasi jarak pendek,
dan menggunakan drum plastik (Junianto 2003). Faktor yang berpengaruh penting
pada transportasi ikan adalah tersedianya oksigen terlarut yang memadai.
Kemampuan ikan untuk mengkonsumsi oksigen dipengaruhi oleh toleransi
terhadap stres, suhu, air, pH, konsentrasi CO2 dan sisa metabolisme lain seperti
ammonia (Junianto 2003). Berdasarkan penelitian Pamungkas (2010).
Inoue dan Moraes (2006) menyatakan bahwa pengangkutan dengan
mengunakan sistem tertutup dapat mengakibatkan stres dan meningkatkan plasma
kortisol dan glukosa darah. Hal serupa juga diungkapkan Li et al. (2009), yang
menyatakan bahwa peningkatan kadar glukosa darah merupakan efek sekunder
dari stres yang diperantarai oleh pelepasan kortikosteroid dan katekolamin.
Kondisi stres menyebabkan meningkatnya glukokortikoid yang berakibat pada
peningkatan kadar glukosa darah untuk mengatasi kebutuhan energi yang tinggi
pada saat stres. Pengangkutan dapat menyebabkan tekanan pada sistem kekebalan,
menghasilkan berbagai macam penyebab meningkatnya penyakit dan kematian
pada ikan (Zonneveld dkk. 1991). Pengukuran kadar hormon kortisol merupakan
parameter stres yang akurat namun pengujiannya dibutuhkan pengetahuan dan
ketelitian yang tinggi juga mahal. Maka, pengukuran kadar glukosa darah dapat
digunakan sebagai parameter stres yang sederhana, efektif dan memadai untuk
berbagai macam stressor (Darwisito 2006 dalam Sulmartiwi 2013). Selama ini
penelitian pengangkutan nila hanya kelulusan hidup sebagai parameter uji, namun
pengujian tingkat stress melalui kadar glukosa darah belum dilakukan, sehingga
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kepadatan pada
pengangkutan dengan suhu rendah terhadap kelulusan hidup dan kadar glukosa
darah nila. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan
optimal pengangkutan yang diperlukan untuk mengetahui kelulusan hidup
tertinggi dan kadar glukosa darah optimal nila.
Pada praktikum distribusi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) praktikan
melakukan lima perlakuan yang berbeda. Perlakuan yang pertama memasukkan
air dan es batu ke dalam plastik packing, es batu berfungsi untuk menurunkan
suhu tubuh ikan, suhu tubuh ikan wajib diturunkan karena dengan suhu tubuh
tinggi seperti saat ikan hidup maka akan semakin mudah mengalami penurunan
kualitas ikan (Waluyo, 2017). Perlakuan yang kedua dengan menggunakan garam
dan air, garam meningkatkan tekanan osmotic medium atau bahan makanan yang
juga direflesikan dengan rendahnya aktivitas air. Sejumlah bakteri terhambat
pertumbuhannya pada konsentrasi garam (Nurwanto 1997 dalam Cahvono 2006).
Perlakuan yang ketiga dengan menggunakan daun pepaya, daun pepaya dapat
meningkatkan efisiensi pemanfaatan protein, pertumbuhan dan konversi pakan
( Christianah dan Badirat 2013 dalam Mapparimeng 2016). Perlakuan yang ke
empat dengan memasukkan es batu dan garam perlakuan ini dilakukan untuk
menurunkan suhu, menjaga kestabilan suhu dan kualitas air di dalam kemasan.
Perlakuan yang ke lima dengan memasukkan es batu dan daun papaya untuk
meningkatkan pertumbuhan pada bibit Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Perlakuan yang paling efektif dalam melakukan distribusi ikan nila
(Oreochromis niloticus) adalah perlakuan keempat yaitu dengan menggunakan es
batu dan dan garam karena kedua bahan tersebut bisa menjaga kestabilan suhu
dan kualits air dalam plastik packing serta membuat ikan merasa aman dan rileks.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Cara pengemasan ikan nila (Oreocromis niloticus) dalam keadaan hidup ada
dua cara, yakni dengan sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka, yaitu
ikan hidup diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnya masih dapat
berhubungan dengan udara bebas. Sistem tertutup, yaitu pengemasan ikan hidup
yang dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat
masuk kedalam media tersebut.
2. Perlakuan yang paling efektif dalam melakukan distribusi ikan nila
(Oreochromis niloticus) adalah perlakuan keempat yaitu dengan menggunakan es
batu dan dan garam karena kedua bahan tersebut bisa menjaga kestabilan suhu
dan kualits air dalam plastik packing serta membuat ikan merasa aman dan rileks.

5.2. Saran

Sebaiknya asisten praktikum memberikan info jauh hari sebelum


dilaksanakannya praktikum, agar praktikan bisa menyiapkan alat dan bahan
semaksimal mungkin agar praktikum berjalan dengan lancar dan hasilnya bagus
tidak asal.
DAFTAR PUSTAKA

Amri K dan Khairuman. 2007. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia
Pustaka, Jakarta
Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya: Jakarta
Kusyairi,dkk. 2013. Efektivitas Sistem Transportasi Kering Tertutup Pada
Pengangkutan Benih Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Argknow.
Vol 1. No 1.
Lasena. A.dkk. 2016. Pengaruh Dosis Pakan Yang Dicampur Probiotik Terhadap
Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreocromis
niloticus). Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Gorontalo.
Maraja, K. dkk. 2017. Penanganan Ikan Nila (Oreocromis niloticus) Hidup
Dengan Menggunakan Es Sebagai Pengawet. Jurnal Media Teknologi
Hasil Perikanan. Vol 5. No 3.
Mulyani, S.Y. dkk. 2014. Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan Ikan Nila
(Oreocromis niloticus) Yang DiPuasakan Secara Periodik. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia. 2(1) 01-12
Nugroho, Estu. 2013. Nila Unggul I. Penebaran Swadaya. Jakarta.
Pamungkas. T. R. 2010. Efektivitas Penambahan Zeolit, Karbon Aktif, Minyak
Cengkeh dan Garam dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Patin
(Pangasius hypopthalamus) dengan Kepadatan Berbeda.IPB. Bogor
LAMPIRAN

Pengemasan Benih Ikan Nila (Oreocromis niloticus)

Alat dan Bahan (Air, Daun Pepaya, Plastik Packing, Tali Rapia)
PEMIJAHAN IKAN CUPANG
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AKUAKULTUR
PEMIJAHAN IKAN CUPANG (Betta splendens)

Oleh :
NAMA : DESTINA LASADA R.
NIM : 1910716320009
KELOMPOK : 18 (DELAPAN BELAS)
ASISTEN : RAHMAN ARIF

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Laporan Dasar-dasar Akuakultur yang berjudul
“Pemijahan Ikan Cupang (Betta splendes)” dapat terselesaikan tepat pada waktu
yang telah di tentukan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-dasar Akuakultur.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu dan
Asisten Dosen yang telah banyak membantu praktikan memberikan arahan-
arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Praktikan telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran
untuk membuat kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan
banyak kesalahan yang tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kririk dan
saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang
akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk masalah-masalah sejenisnya.

Banjarbaru, April 2020

Praktikan
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Tujuan Praktikum....................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
BAB 3. METODE PRAKTIKUM............................................................ 5
3.1. Waktu dan Tempat...................................................................... 5
3.2. Alat dan Bahan............................................................................ 5
3.2.1. Alat........................................................................................ 5
3.2.2. Bahan..................................................................................... 5
3.3. Prosedur Praktikum..................................................................... 5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 7
4.1. Hasil............................................................................................ 7
4.2. Pembahasan................................................................................ 7
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 9
5.1. Kesimpulan................................................................................. 9
5.2. Saran........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor
Halaman
3.1. Alat-alat yang digunakan..................................................................... 5
3.2. Bahan-bahan yang digunakan.............................................................. 5
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
2.1. Gambar Ikan Cupang (Betta splendes)................................................. 4
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan Cupang (Betta splendes) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya
beberapa Negara di Asia Tenggara. Ikan ini cenderung agresif dalam
mempertahankan wilayahnya, di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya
terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Ikan
Cupang (Betta splendes) menjadi sangat populer, selain dikarenakan mempunyai
bentuk ekor dan warna yang menarik, pemeliharaan ikan ini termasuk mudah.
Ikan ini adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama
sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit
dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masi dapat bertahan hidup.
Sehingga dalam pemeliharaan Ikan Cupang (Betta splendes), tidak diperlukan
akuarium yang luas maupun perawatan khusus (aerator/lampu LD), cukup
ditempatkan dalam stoples, ikan ini dapat bertahan hidup.
Habitat alami Ikan Cupang (Betta splendes) di perairan rawa, persawahan
dan sungai dangkal. Ikan Cupang (Betta splendes) (dewasa) biasanya dipelihara
secara soliter. Seekor Ikan Cupang (Betta splendes) dipelihara di dalam satu
wadah (akuarium). Akan tetapi, di perairan alam Ikan Cupang (Betta splendes)
ternyata suka hidup berkelompok. Mereka hidup di perairan dangkal yang
terlindung dari sengatan sinar matahari secara langsung.
Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan betina sudah
masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri
indukan yang telah menunjukkan siap kawin adalah sebagai berikut. Untuk
cupang jantan: Berumur setidaknya 4-8 bulan. Bentuk badan panjang siripnya dan
warna nya terang atraktif, gerakannya agresif dan lincah. Untuk cupang betina:
Berumur setidaknya 3-4 bulan bentuk badan membulat, bagian perut sedikit
buncit, siripnya pendek dan warnannya kusam tidak menarik. Gerakannya lambat.
Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang bisa menghasilkan hingga 1000
butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam setelah pembuahan.
Berdasarkan pengalaman para pembudidaya, tingkat kematian pembenihan ikan
cupang cukup tinggi. Dalam satu kali kawin biasanya hanya dapat dipanen 30-50
ikan cupang hidup. Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval
waktu sekitar 2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya
dikawinkan satu kali saja. Bila dipaksakan, pada perkawinan berikutnya akan
terjadi penurunan keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin
didominasi kelamin betina.
Pemijahan merupakan hal yang penting untuk produksi ikan terutama
dalam keberlangsungan produksi. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan
dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran
(ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel
telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan
pada kolam khusus pemijahan. Ada beberapa teknik yang diperlukan dalam
pemijahan yaitu pemijahan alami, semi buatan dan buatan.untuk buatan dengan
menggunakan sel telur dan sel sperma yang di satukan dalam satu wadah dengan
bantuan manusia. Sehingga pembuahan dilakukan dengan bantuan manusia,
dalam beberapa pemijahana pemijahan buatan harus di perhatikan dengan cemat
dan ikan harus benar-benar matang gonad.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktimum Pemijahan Ikan Cupang (Betta splendes) ini adalah


sebagai berikut :
1. mengetahui perbedaan Ikan Cupang (Betta splendes) Jantan dan Betina
2. Untuk mengetahui cara pemijahan Ikan Cupang (Betta splendes)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Usaha budidaya ikan cupang merupakan salah satu usaha yang


memberikan alternatif penghasilan dan prospek untuk dikembangkan. Hal ini
disebabkan oleh teknik budidaya yang relatif mudah. Sistem pemeliharaan tanpa
membutuhkan aerasi yang banyak dan ikan dapathidup pada air yang tenang.
Teknik pemeliharaan yang mudah diserap dan diterapkan karena cukup sederhana.
Selain itu, budidaya ikan cupang dapat diusahakan dalam skala umah tangga atau
usaha kecil dan tidak memerlukan lahan yang luas (Prasadi, 2019).
Ikan hias merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar maupun laut yang
mempunyai bentuk atau warna tubuh menarik dan indah. Salah satu jenis ikan
hias dengan keunikan tersendiri dibandingkan ikan hias lainnya adalah ikan
cupang (Betta spp.). Keunikan yang dimaksud adalah kegemarannya bertarung
dengan sesama jenisnya, namun tidak menutup kemungkinan dengan jenis lain
namun masih dalam satu suku. Daya agresifitasnya sangat tinggi sehingga sangat
tidak dianjurkan untuk menempatkan atau memelihara ikan ini dalam satu wadah
(Gumilang et al., 2016). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perkelahian
antar sesama individu.
Menurut (Kottelat, 2013 dalam Wahyudewantoro, 2017), ikan cupang
yang dikenal masyarakat umum dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Anak Kelas : Teleostei
Bangsa : Perciformes
Anak bangsa : Anabantoidei
Suku : Osphronemidae
Marga : Betta
Jenis : Betta spp.
Ikan cupang mempunyai berbagai corak dan pola warna yang unik, salah
satu yang menjadi ciri kas keindahan cupang adalah saat memamerkan ekornya
(Agus, et al., 2012). Bentuk ekor ikan cupang sangat beragam, dimana ada yang
menyerupai setengah bulan sabit (halfmoon), adapula yang membulat (rounded
tail), mahkota (crown tail) dan slayer ( Yustina et al., 2003; Rachmawati et al.,
2016).

Gambar 2.1. Ikan Cupang (Betta splendens)


Identifikasi kelamin dengan pengamatan secara morfologi karena tidak
perlu membunuh hewan uji untuk melakukan pengamatan terhadap organ
reproduksi. Cara ini ideal untuk ikan-ikan yang memiliki dimorfisme yang jelas
antara jantan dengan betinanya. Beberapa jenis ikan hias seperti guppy, rainbow,
cupang dan kongo mudah dibedakan antara jantan dengan betina berdasarkan
morfologi tubuhnya (Zairin dalam Lubis, 2017).
Ikan cupang terutama yang jantan lebih dicari terutama harganya lebih
mahal, Karen memiliki warna yang lebih menarik, lebih ramping dan lebih
panjang sirip anal dan sirip punggungnya disbanding betina. Ikan cupang jantan
dewasa biasa digunakan sebagai ikan laga (Fihhting fish), karena memiliki
kebiasaan untuk saling menyerang bila di tempatkan bersama-sama dalam satu
wadah, namun bersifat toleran terhadap jenis ikan lain (Diani, 2015).
Sebelum memijah, induk jantan dan betina akan melakukan ritual saling
berkejar-kejaran, dan setelah berhasil didekati jantan akan memperlihatkan sirip-
siripnya ke betina, kemudian dengan segera melipatkan dirinya ke seluruh tubuh
ikan betina. Pada saat itulah hampir secara bersamaan betina melepas telur dan
jantan mengeluarkan sperma. Kemudian telur-telur ikan yang telah dibuahi akan
melayang turun dan dengan cepat akan disambar oleh jantan, dikarenakan apabila
telur terlambat dan sampai jatuh ke dasar dapat menyebabkan telur gagal menetas.
Jumlah telur yang dihasilkan oleh cupang 700 sampai 900 butir (Dewantoro
dalam Wahyudewanto, 2017).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dasar-dasar Akuakultur Pemijahan Ikan Cupang (Betta


splendes) ini dilaksanakan pada hari Kamis, 16 April 2020, Pukul 10.00-12.00
WITA di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam Pemijahan Ikan Cupang (Betta splendes)
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Alat-alat yang digunakan
No Alat Kegunaan

1 Baskom Sebagai wadah untuk air


2 Penggaris Sebagai alat mengukur air

3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang di perlukan dalam Pemijahan Ikan Cupang (Betta
splendes) dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 3.2 Bahan-bahan yang digunakan
No Bahan Kegunaan

1 Indukan Ikan Cupang Jantan dan Betina Sebagai bahan praktikum


2 Air Sebagai bahan praktikum
3 Plastik Transparan/Bening Sebagai bahan praktikum
4 Daun Ketapang Kering Sebagai bahan praktikum
5 Botol Plastik Mineral Sebagai bahan praktikum
6 Gabus/Styrofoam Sebagai bahan praktikum

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Isi air ke dalam baskom dengan ketinggian air sekitar 10 – 15 cm.
3. Masukkan daun ketapang kering sebanyak 2 - 3 daun ke dalam baskom
(bagian tangkai tengah daun tidak dimasukkan).
4. Masukkan plastik bening/ transparan ke dalam baskom.
5. Masukkan ikan cupang jantan ke dalam baskom (memasukkan ikan dengan
serok/ tangan secara langsung).
6. Masukkan ikan cupang betina ke dalam botol plastik mineral, kemudian
masukan botol plastik yang berisi ikan cupang betina ke dalam baskom dan
letakkan posisinya ditengah baskom.
7. Tutup baskom dengan gabus/ styrofoam dan letakkan di tempat yang teduh
(tidak terkena cahaya matahari/ hujan).
8. Lakukan Perlakuan (Penjodohan Ikan Cupang) sebagai berikut.
Perlakuan 1 : Penjodohan selama 4 jam.
Perlakuan 2 : Penjodohan selama 6 jam.
Perlakuan 3 : Penjodohan selama 8 jam.
Perlakuan 4 : Penjodohan selama 10 jam.
Perlakuan 5 : Penjodohan selama 1 hari.
9. Amati baskom apakah sudah ada sarang dari ikan jantan di plastik bening
(sarang berupa gelembung-gelembung halus).
10. Jika ikan jantan sudah membuat sarang, maka keluarkan ikan betina dari
botol plastik agar ikan cupang jantan dan betina dapat melakukan pemijahan.
11. Setelah pemijahan berakhir (sudah ada telur di dalam sarang) induk betina
langsung di pindahkan, sementara induk jantan di biarkan untuk menjaga
telur-telurnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang didapat pada Praktikum Pemijahan Ikan Cupang (Betta


splendes) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Hasil Praktikum Pemijahan Ikan Cupang (Betta splendes)


No. Perlakuan Gambar

Perlakuan 1:
1.
Penjodohan selama 4
jam

Perlakuan 2:
2.
Penjodohan selama 6
jam

Perlakuan 3 :
3.
Penjodohan selama 8
jam

Perlakuan 4 :
4.
Penjodohan selama 10
jam

Perlakuan 5 :
5.
Penjodohan selama 1
hari
4.2. Pembahasan

Pemijahan dilakukan dengan metode pemijahan alami, yaitu dengan


memisahkan induk betina dan jantan terlebih dulu dalam satu akuarium. Induk
betina ditempatkan pada wadah transparan dalam akuarium yang sama dengan
induk jantan. Pemisahan induk dilakukan sampai induk jantan membuat busa-busa
di permukaan air sebagai tanda siap memijah. Setelah induk jantan membuat
busa-busa, induk betina kemudian disatukan dengan induk jantan dalam satu
akuarium. Pemijahan terjadi saat induk jantan melingkarkan tubuhnya membentuk
huruf U melilit induk betinanya. Setelah proses pemijahan selesai, induk jantan
dan betina dipindahkan ke dalam wadah yang berbeda. Telur yang dibuahi
kemudian diangkat dan dipindahkan dalam stoples kapasitas 1,5 L untuk
persiapan perlakuan (Arfah, 2013).
Pada praktikum Pemijahan Ikan Cupang (Betta splendens) praktikan
melakukan 5 perlakuan yang berbeda-beda, perlakuan pertama melakukan
penjodohan selama 4 jam, perlakuan kedua selama 6 jam, perlakuan ke tiga
selama 8 jam, perlakuan ke empat selama 10 jam, dan yang terakhir melakukan
perjodohan selama satu hari. Praktikan melakukan perlakuan ke tiga penjodohan
selama 8 jam, tetapi Ikan Cupang tidak menghasilkan buih ataupun telur padahal
sudah menunggu selama 2 hari. Percobaan ini dinyatakan gagal karena mungkin
Ikan Cupang (Betta splendens) Betinanya tidak matang gonad karena ikannya
masih kecil. Kematangan gonad dan keberhasilan pemijahan berhubungan dengan
ukuran dan umur ikan. Billard (1992) mengatakan bahwa semakin besar ukuran
ikan jumlahtelumya akan semakin banyak, ukuran telumya juga relative lebih
besar, demikian pula kualitasnya semakin baik.
Perlakuan yang paling efektif dalam penjodohan Ikan Cupang (Betta
splendens) yaitu pada perlakuan 5 karena lama proses pengenalan Ikan Cupang
(Betta splendens) paling tidak minimal satu hari menurut Han (2019), Ikan cupang
Jantan mengeluarkan banyak gelembung maka ikan itu siap untuk kawin dengan
Betina.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :

1. Pada praktikum kali ini Ikan Cupang Jantan memiliki warna yang lebih cerah
dan sangat menarik dibandingkan warna Ikan Cupang Betina biasanya gelap
dan kusam, pada ikan Betina memiliki titik putih kecil pada bagian bawah
tubuhnya. Ikan Jantan memiliki sirip dan ekor yang lebih panjag dari pada Ikan
Betina.Biasanya sirip ikan jantan akan bergelombang, karena saking
panjangnya. Bentuk tubuh Ikan Betina lebih pendek dan tebal.
2. Pemijahan dilakukan dengan metode pemijahan alami, yaitu dengan
memisahkan induk betina dan jantan terlebih dulu dalam satu akuarium. Induk
betina ditempatkan pada wadah transparan dalam akuarium yang sama dengan
induk jantan. Pemisahan induk dilakukan sampai induk jantan membuat busa-
busa di permukaan air sebagai tanda siap memijah. Setelah induk jantan
membuat busa-busa, induk betina kemudian disatukan dengan induk jantan
dalam satu akuarium. Pemijahan terjadi saat induk jantan melingkarkan
tubuhnya membentuk huruf U melilit induk betinanya. Setelah proses
pemijahan selesai, induk jantan dan betina dipindahkan ke dalam wadah yang
berbeda.

5.2. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum praktikan harus sudah
menyiapkan alat dan bahan terutama Ikan Cupang agar tidak salah beli, dan
praktikan harus lebih serius melaksanaknnya agar hasil laporannya bisa
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Arfah, Harton.,dkk. 2013. Maskulinisasi Ikan Cupang Betta splendens Melalui


Perendaman Embrio dalam Ekstrak Purwoceng Pimpinella alpine.
Jurnal Akuakultur Indonesia. 12(2):144-149.
Gumilang, B.I,.dkk. 2016. Variasi Intensitas CahayaMengakibatkan Perbedaan
Kecepatan Regenerasi Sirip Kaudal Ikan Cupang (Betta splendens)
Dipelihara di Rumah Kos. Jurnal Jurusan Pendidikan Biologi. Vol
4(2):15-21.
Kottelat, M. 2013. The Fishes Of The Inland Waters of Southeast Asia: A
Catalogue And Core Bibliography of The Fishes Known To Occur In
reshwate Mangroves And Estuaries. The Raffles Bulletin Of Zoology
(27): 1-663.
Lubis. M., A. Muslim. dan Fitrani. M. 2017. Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta
sp.) Menggunakan Madu Alami Melalui Metode Perendaman dengan
Konsentrasi Berbeda. Fakultas Pertanian, UNSRI. Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia. Palembang. ISSN 2303-2960.
Prasadi, Oto. 2019. Pemanfaatan Lahan Sempit Sebagai Tempat Budidaya Ikan
Cupang di Mertasinga, Cilacap. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat.
Vol 3(2):113-123.
Purnomo, Dedi.,dkk. 2019. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Cupang Alam (Betta
imbellis) di Perairan Umum Waduk. Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau. Riau.
Rahmawati, R.dkk. 2016. Keragaan Pertumbuhan dan Warna Ikan Wild Betta
(Betta spp) dengan Rekayasa Intensitas Cahaya dan Warna Latar. Jurnal
Riset Akuakultur. 11(2):155-162.
Wahyudewantoro, Gema. 2017. Mengenal Cupang (Betta splendens) Ikan Hias
yang Gemar Bertarung. Wartaiktiologi. Vol 1(1).
LAMPIRAN

Ikan Cupang (Betta splendens) Baskom


Betina dan Jantan

Daun Ketapang Kering Plastik Bening/Transparan

Styrofoam/ Kardus Penggaris

Air Tawar 10-15 cm Hasil Penjodohan


LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AKUAKULTUR
BUDIDAYA MAGGOT (Hermetia illucens)

Oleh :
NAMA : DESTINA LASADA R.
NIM : 1910716320009
KELOMPOK : 18 (DELAPAN BELAS)
ASISTEN : MAULIDI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Laporan Dasar-dasar Akuakultur yang berjudul “Budidaya
Maggot (Hermetia illucens)” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah di
tentukan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar
Akuakultur.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu dan
Asisten Praktikum yang telah banyak membantu praktikan memberikan arahan-
arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Praktikan telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran
untuk membuat kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan.
banyak kesalahan yang tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran
dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang akan
datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan
dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk masalah-masalah sejenisnya.

Banjarbaru, April 2020

Praktikan
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AKUAKULTUR
PENDISTRIBUSIAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Oleh :
NAMA : DESTINA LASADA R.
NIM : 1910716320009
KELOMPOK : 18 (DELAPAN BELAS)
ASISTEN : MUHAMMAD FIQI ALWI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Laporan Dasar-dasar Akuakultur yang berjudul
“Pendistribusian Ikan Nila (Oreochromis niloticus)” dapat terselesaikan tepat
pada waktu yang telah di tentukan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Dasar-dasar Akuakultur.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu dan
Asisten Dosen yang telah banyak membantu praktikan memberikan arahan-
arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Praktikan telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran
untuk membuat kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan
banyak kesalahan yang tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kririk dan
saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang
akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk masalah-masalah sejenisnya.

Banjarbaru, April 2020

Praktikan
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AKUAKULTUR
PEMIJAHAN IKAN CUPANG (Betta splendens)

Oleh :
NAMA : DESTINA LASADA R.
NIM : 1910716320009
KELOMPOK : 18 (DELAPAN BELAS)
ASISTEN : RAHMAN ARIF

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Laporan Dasar-dasar Akuakultur yang berjudul
“Pemijahan Ikan Cupang (Betta splendes)” dapat terselesaikan tepat pada waktu
yang telah di tentukan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-dasar Akuakultur.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu dan
Asisten Dosen yang telah banyak membantu praktikan memberikan arahan-
arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Praktikan telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran
untuk membuat kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan
banyak kesalahan yang tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kririk dan
saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang
akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk masalah-masalah sejenisnya.

Banjarbaru, April 2020

Praktikan
URUTAN LAMPIRAN

 Cover Laporan 1
 Kata Pengantar laporan 1
 Pre dan post tes
 Lembar Pengamatan
 Lembar konsultasi
 Seterusnya Ulangi untuk Praktikum 2, 3 dan 4

Anda mungkin juga menyukai