NIM : 170210103005 Program Studi : Pendidikan Biologi Kelompok : 2 (Dua)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 I. JUDUL
II. TUJUAN
Untuk mengetahui proses dan penguapan air tumbuhan melalui proses
transpirasi serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. III. DASAR TEORI Transpirasi merupakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar dari air, sekitar 99% yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam transpirasi. Pembukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu transpirasi dan fotosintesis. Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses fotosintesis. Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan. Laju transpirasi dan pembukaan stomata menunjukkan adanya variasi diurnal. Pembukaan stomata pada beberapa tanaman dan berbagai kondisi lingkungan menunjukkan adanya perbedaan dari sel dalam proses transpirasi (Fatonah, 2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi, seperti konduktansi kutikula, permukaan daun Kandungan lilin, dan reaksi stomata pada daun bersama tingkat ysang berbeda (Agarie et al., 1998) Air ditranspirasikan dari dinding-dinding sel epidermis dan mesofil yang lembab di bagian dalam daun dan akan hilang ke udara melalui stomata. Hilangnya air menyebabkan potensial air dalam apoplast daun turun di bawah potensial sel daun dan juga lebih rendah dari potensial air dalam xylem dan tanah. Hal ini mengakibatkan air akan cepat hilang dari sel daun dan potensial air menjadi rendah. Proses pengeluaran air dari tumbuhan dalam bentuk uap ini disebut dengan transpirasi. Penguapan Terjadi apabila terdapat perbedaan tekanan uap air antara permukaan dan udara di atasnya. Jika kelembapan udara mencapai 100% dan berarti penguapan baru akan terjadi, dan diantranya ada beberapa faktor yang mempengaruhi adalah temperatur, angin dan kualitas air (Suyatno . 2010). Penyemprotan pupuk yang ideal adalah dilakukan pada pagi dan sore hari saat terjadi pembukaan stomata. Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat hari terang, sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari dan penutupan berlangsung bertahap menjelang sore hari. Stomata akan menutup lebih cepat jika tanaman ditempatkan pada ruang gelap secara tibatiba. Hal inilah yang menjadi latar belakang dari penelitian ini. Optimalisasi pembukaan stomata dipacu dengan cara tanaman disiram dahulu sebelum dilakukan pemupukan. Hal ini akan mempengaruhi turgor sel penutup, sehingga panjang dan lebar porusnya bertambah seiring dengan adanya perubahan intensitas cahaya matahari setiap saat, maka perlu pengamatan lebih lanjut tentang ukuran stomata pada waktu yang berbeda- beda (Haryanti dan Meirina. 2009). Sistem transpirasi ini sangat efisien , yang mana air ini dari matriks tanah dan mempertahankan dehidrasi pada tanaman meskipun tingkat transpirasinya sering tinggi (Jonathan and Comstock. 2002). Sistem atmosfir tanah pada tanaman menjadi kompleks interkoneksi dengan proses pada saat yang sama, mengendalikan dan dikendalikan oleh komponen lain di suatu sistem (Edoardo et al., 2004). Transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air. Lebih lanjut dikatakan semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak jumlah stomata, sehingga semakin besar transpirasinya (Papuangan et al., 2014). Nilai penting kalsium bagi kesehatan tubuh dan sumber yang dapat digunakan untuk mencukupinya maka kajian mengenai pengaruh pengayaan kalsium dan oksigen dalam larutan nutrisi terhadap pertumbuhan perakaran selada keriting pada sistem hidroponik rakit apung cukup penting untuk dilakukan. Selain pengayaan kalsium, pengayaan oksigen juga penting pada budidaya selada keriting secara hidroponik rakit apung karena serapan kalsium oleh perakaran ditentukan oleh kapasitas serapan akar terhadap unsur hara tersebut. Kapasitas serapan akar selada keriting terhadap kalsium ditentukan oleh kapasitas respirasi sel-sel penyusun organ akar. Kapasitas respirasi sel-sel penyusun organ akar ditentukan oleh ketersediaan oksigen di dalam larutan nutrisi hidroponik rakit apung (Krisna et al., 2017). IV. METODE PRAKTIKUM 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat 4.1.1.1 Polybag 4.1.1.2 Timbangan 4.1.1.3 Plastik tertutup 4.1.1.4 Penggaris 4.1.1.5 Gelas ukur 4.1.2 Bahan 4.1.2.1 Benih kedelai 4.1.2.2 Pupuk kandang 4.2 Langkah Kerja
Mengisi 2 polybag dengan 1 kg tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 3 : 1 per polybag.
Menyiram pot sampai kapasitas lapangan.
Menanam benih kedelai dalam pot masing-masing
lima benih per pot.
Menyiangi bibit kedelai setelah satu minggu dan
menyisakan satu tanaman yang terbaik pertumbuhannya. Mengukur laju transpirasi pada tempat saat tanaman berusia 1 bulan, dengan cara : a. Menutup permukaan tanah polybag dengan plastik. b. Menimbang polybag dengan perlakuan : lingkungan panas berangin, panas tidak berangin, teduh berangin, dan teduh tidak berangin setiap 15 menit sebanyak 4 kali. c. Mengambil daun tanaman dan mengukur luas daunnya dengan cara gravimetri. d. Menghitung kecepatan laju transpirasi per luas daun per satuan waktu. e. Membuat grafik hubungan antara laju transpirasi dengan waktu masing-masing lingkungan yang diuji.
Menambah larutan IA dengan pereaksi Mayer,
menambah larutan IB dengan pereaksi Wagner dan larutan IC dipakai sebagai blanko. Adanya kekeruhan atau endapan menunjukkan adanya alkaloid. DAFTAR PUSTAKA
Agarie,S. H. Uchida, W. Agata, F.Kubota & Peter B. Kaufman.1998.Effects of
Silicon on Transpiration and Leaf Conductance in Rice Plants (Oryza sativa L.). Plant Production Science. 1(2): 1
Edoardo, D. 2004.Coupled Dynamics of Photosynthesis, Transpiration, and Soil
Water Balance. Part I: Upscaling from Hourly to Daily Level. Journal of Hydrometeorology. .5(1):1
Fatonah., Siti.,et al.2013. Penentuan waktu pembukaan stomata pada gulma
melastroma mabathricum L. Di perkebunan gambir Kampar Riau. Jurnal Biologi Species. 6(2) : 1
Haryanti, S.T. Meirina.2009.Optimalisasi pembukaan porus stomata Daun
kedelai (Glycine max (L) merril) Pada Pagi Hari dan Sore. Jurnal Bioma. 11(1): 1
Jonathan, P. Comstock. 2002. Hydaulic adn chemical signalling in the control
of stomatal conductance and transpiration. Journal of experimental botany. 53(1): 1
Krisna, B. Putra, E. T. S.Rogomulyo, R. Kastono, D. 2017. Pengaruh
Pengayaan Oksigen dan Kalsium terhadap Pertumbuhan Akar dan Hasil Selada Keriting (Lactuca sativa L.) pada Hidroponik Rakit Apung. Jurnal Vegetalika. 6(4) : 16
Papuangan, N. Nurhasanah, M. Djurumudi. Jumlah dan distribusi stomata pada
tanaman penghijauan di kota Ternate. 3(1): 1
Suyatno, R. 2010. Masa depan perkebunan kelapa sawit indonesia. Yogyakarta