Anda di halaman 1dari 12

Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Syarifuddin Dahlan,M.Pd.

Nur Indah Lestari,S.Pd.,M.Pd.

Nama observer : Rizky Wahyudi

Npm. :1913033021

Kelas :A

Materi : Karakteristik Aspek Kecerdasan dan Aspek Motorik Peserta Didik

Anggota Kelompok Presentasi

Kelas A :

- Dewi Cahyanti (1913033003)

- Sonia Ayuning P (1913033029)

- Rizky Wahyudi (1913033021)

Bertanya

1. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

Bagaimana peran guru dalam meningkatkan kemampuan motorik yang dimiliki seorang anak
remaja dan kegiatan apa yang dapat melatih kemampuan motorik tersebut?

2. Dea Kusniar (1913033015)

Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tentang kecerdasan seorang anak tersebut? Jawaban

Pemateri

1. Dewi Cahyanti (1913033003)

Peran guru dalam mengembangkan kemampuan motorik yang dimiliki oleh peserta didik yaitu
dengan cara memfasilitasi dan memotivasi akan kemampuan motorik yang telah dimiliki oleh
individu tersebut. Guru juga harus memberikan arahan dan wawan kepada peserta didik agar
kecerdasan motoriknya semakin berkembang. Guru
mempunya peran penting dalam hal ini. Misalnya seorang anak sangat suka bermain bola basket,
peran yang menonjol dalam kegiatan tersebut adalah guru olahraga disekolah. Kegiatan yang dapat
melatih kecerdasan motorik peserta didik diantaranya dapat dimunculkan dari hobi atau hal yang
disukai oleh peserta didik tersebut, contohnya adalah menari atau bermain musik.

2. Sonia Ayuning P (1913033029)

peran guru dalam meningkatkan kemampuan motorik pada remaja

1. Bantu peserta didik meyakini dan fokus pada bakat dirinya2. Kembangkan konsep diri positif
pada peserta didik

3. Perkaya peserta didik dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di berbagai
bidang

4. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan bakat peserta didik untuk belajar dan menekuni
bidang bakatnya serta bidang bidang lain yang berkaitan

5. Tingkatkan motivasi peserta didik untuk mengembangkan dan melatih bakatnya

6. Dukung peserta didik untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam
mengembangkan bakatnya.

3. . Dewi Cahyanti (1913033003)

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak bisa dari lingkungan internal atau eksternal.
Lingkungan internal seperti peran orang tua, orang tua yang telaten terhadap perkembangan anak
akan memperhatikan seperti makanan apa yang harus dimakan juga, bentuk permainan yang akan
dimainkan oleh anaknya, seperti permainan lego yang akan mengasah kemampuan berfikir anak.
Kemudian faktor eksternal, diantaranya adalah teman sepermainan, teman sepermainan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak sebab apabila seorang anak berteman
dengan anak yang rajin, maka secara tidak langsung dia juga akan ikut belajar dan akan
berfikir
bagaimana ia agar bisa seperti temannya tersebut atau bahkan melampauinya. Selanjutnya ada
sekolah, disini lembaga pendidikan yang berperan dalam kecerdasan anak, dapat dilihat dari
kurikulum yang diterapkan dan juga model serta metode yang diterapkan di lembaga pendidikan
tersebut. Yang terakhir adalah ingkungan masyarakat, lingkungan masyarakat yang sehat otomatis
akan membentuk pribadi anak yang baik dengan ini maka kecerdasan anak juga akan berkembang
dengan baik, sebagai contoh diadakannya pengajian bagi anak-anak atau bisa disebut dengan TPA,
hal tersebut dapat meningkatkan nilai spiritual pada anak.

4. Rizki Wahyudi (1913033021)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak:

1. Keturunan

Studi korelasi nilai-nilai tes intelegensi di antara anak dan orang tua, atau dengan kakek- neneknya,
menunjukkan adanya pengaruh factor keturunan terhadap tingkat kemampuan mental seseorang
sampai pada tingkat tertentu.

2. Latar Belakang Sosial Ekonomi

Pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua dan factor-faktor social ekonomi lainnya, berkorelasi
positif dan cukup tinggi dengan taraf kecerdasan individu mulai usia 3 tahun sampai dengan
remaja.

3. Lingkungan hidup

Lingkungan yang kurang baik akan menghasilkan kecerdasan yang kurang baik pula. lingkungan
yang dinilai paling buruk bagi perkembangan intelegensi adalah panti-panti asuhan serta institusi
lainnya. Terutama bila anak ditempatkan di sana sejak awal kehidupannya.

4. Kondisi Fisik

Keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat,
menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah.

5. Iklim Emosi

Iklim emosi di mana individu dibesarkan mempengaruhi perkembangan mental individu yang
bersangkutan.

Menambahkan jawaban

1. Meta iskarina npm (1913033023)

Guru sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam proses identifikasi. Guru yang berhasil
adalah guru yang mengenal anak melalui pribadi anak itu sendiri, lingkungan dan keluarga. Dalam
menyampaikan pembelajaran, guru wajib :

1. Memahami pribadi anak,

a. Penampilan fisik, apakah ada cacat tubuh?

b. Motorik lemah/kuat

c. Emosionalitas : mudah tersinggung, menangis, marah, tertutup, agresif, terbuka.

d. Cara berbicara.

Mulai bergaul dengan anak, guru akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat, ciri-ciri, kemampuan
dan kesusahan.Semakin banyak bergaul, semakin mengerti tentang pribadi anak.

2. Mengenal lingkungan keluarga anak

Guru perlu mengetahui latar belakang kehidupan anak. Rumah dan keluarga adalah lingkungan
hidup pertama, anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang mempengaruhi jalan
hidupnya. Lingkungan hidup pertama yaitu keluarga yang memberi tantangan pada anak supaya
dapat menyesuaikan terhadap lingkungan hidupnya.
3. Mengenal dunia disekitar anak/lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar kita. Pengaruh lingkungan terhadap anak dapat
dibagi menjadi dua :

a. Pengaruh lingkungan yang disengaja : pendidikan, pengajaran.

b. Pengaruh lingkungan yang tidak disengaja : ini diterima oleh setiap orang dari lingkungan yang
hidup iklim dan kebiasaan-kebiasaan.

Guru harus mengetahui bahwa salahsatu factor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah
lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan motorik anak :

-Menentukan kegiatan bermain yang terencana sesuai tujuan yang hendak dicapai.

-Menyediakan alat permainan yang aman dan sesuai tahapan usia.

-Memantau kegiatan bermain anak agar terjalin kerja sama antar anak.

-Keselarasan antara materi permainan dengan tema sesuai standar kompetensi anak usia dini.

-Mengetahui bahwa perkembangan motorik anak selaras dengan perkembangan otot- otot syaraf
lain.

-Mengadakan kegiatan yang bervariasi, kreatif, dan inovatif.

2. Feni Kurniawati (1913033006)

Anak usia remaja termasuk kedalam gerak motorik kasar, Secara alamiah seiring dengan
peningkatan atau bertambahnya umur anak hingga dewasa akan di ikuti dengan peningkatan
kemampuan motorik kasar anak. Istilah motorik kasar dan motorik halus secara umum di gunakan
untuk mengkategorikan tipe-tipe gerak. Menurut Cratty yang dikutip oleh Rusli Lutan (1988: 97),
menyatakan bahwa motorik kasar memiliki ukuran besar otot yang terlibat, jumlah tenaga yang
dikerahkan atau lebarnya ruang yang
dipakai untuk melaksanakan gerakannya. peran seorang Guru dalam meningkatkan kemampuan
motorik anak pada masa remaja tidak jauh berbeda dengan anak usia belum remaja, seorang guru
harus selalu melatih peserta didik, mengajak untuk bermain permainan seperti bola voly yang dapat
membuat anak merasa bahagia sekaligus meningkatkan kemampuan motorik pada anak, selain itu
dengan kegiatan lain seperti menari dapat meningkatkan kemampuan motorik pada peserta didik
karena kebanyakan peserta didik usia remaja menyukai gerak tari baik itu tradisional maupun
modern yang sekarang banyak disukai anak remaja itu dapat meningkatkan kemampuan motorik
pada peserta didik. selalu menasehati anak agar selalu menjaga kesehatan dan kebersihan.

3. Latifah Asmul Fauziah (1913033035)

tinggi rendahnya tingkat IQ seorang anak bukan menjadi tolak ukur kecerdasan sesorang, karena
pada kenyataannya tes tersebut tidak cukup akurat memprediksi kecerdasan secara keseluruhan,
karena sebenarnya kecerdasan terbagi atas banyak hal yang tidak terbatas. kemudian, sirkuit otak
berbeda antara satu orang dengan yang lain dan berpengaruh pula pada dominasi kecerdasan yang
dipunyai tiap orang.

Kecerdaan dibagi menjadi beberapa macam ataupun jenis, jadi ketika seorang anak tidak memiliki
kecerdasan logika/ matematis, bisa saja si anak memiliki kecerdasan musikal ataupun kecerdasan
kinetik.

4. Dona Oktavia (1913033025)

a. Pelajaran harus bersifat realitas (erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari).

b. Metode pengajaran dengan pendekatan individual (tidak bisa dalam kelas besar).

c. Pengulangan terhadap materi pelajaran harus dillakukan secara terus menerus.

d. Memecah satu tugas besar menjadi beberapa bagian yang kemudian dipelajari anak secara
bertahap, sehingga anak bisa lebih mudah memahami dan melakukannya.
5. Renata Fradiala (1913033047)

contoh beberapa metode yang dapat diterapkan pada anak berkebutuhan khusus, dan yang akan
saya beri contoh ialah pada tunanetra dan tuna grahita. Pada ada anak tuna netra dapat digunakan
beberapa metode yang digunakan ialah:

1. Metode ceramah, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena dalam
pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan penjelasan lisan dan siswa
mendengar penyampaian materi dari guru.

2. Metode Tanya Jawab, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena metode ini
merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan indera pendengaran.

3. Metode diskusi, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena mereka dapat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu karena dalam metode diskusi kemampuan daya pikir
siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan. Dan metode ini bisa diikuti tanpa
menggunakan indera penglihatan.

4. Metode sorogan, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena adanya bimbingan
langsung dari guru kepada anak didik dan seorang guru dapat mengetahui langsung sejauh mana
kemampuan anak didiknya dalam memahami suatu materi pelajaran.

Untuk anak tuna grahita metode pengajaran yang dapat digunakan adalah metode ceramah oleh
guru seperti pada tingkat Sekolah Dasar lainnya. Dalam hal ini guru menerangkan materi yang
diajarkan. Setelah itu guru dapat melakukan tanya jawab dengan murid sehingga murid lebih
mampu untuk mengerti apa yang diajarkan. Guru juga bisa menggunakan alat peraga untuk
beberapa pelajaran agar anak lebih tertarik untuk belajar dan mampu untuk mengingat lebih baik
materi pembelajarannya. Setiap minggunya juga dapat dibuat pelaporan kinerja sehingga guru
dapat mengetahui perkembangan anak secara baik juga memberikan reward bagi anak yang
berkembang dengan baik dan disiplin dalam kelas.
6. Tina Wulandari (191303309)

faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang adalah:

1. Genetik

faktor genetik memainkan peran besar dalam kecerdasan seseorang. Anak yang terlahir dari orang
tua dengan tingkat kecerdasan yang tinggi lebih mungkin untuk menjadi anak yang cerdas, asalkan
anak tersebut dibesarkan dengan pola asuh yang tepat.

2. Lingkungan

Selain faktor genetik, interaksi dan hubungan keluarga, pendidikan, lingkungan sosial, dan
lingkungan pergaulan juga turut memengaruhi IQ seseorang.

3. ASI

Anak-anak yang mendapatkan ASI eksklusif dipercaya memiliki IQ yang lebih tinggi dibanding
mereka yang tidak. Kandungan nutrisi pada ASI diduga dapat meningkatkan perkembangan otak,
sistem saraf, dan kemampuan kognitif. Namun, pernyataan ini masih membutuhkan bukti dan
penelitian lebih lanjut.

4. Kreativitas

Meskipun tes IQ tidak selalu dapat menilai komponen ini, tingkat kreativitas juga turut
berpengaruh pada kecerdasan seseorang. Dari studi tersebut terlihat bahwa orang yang memiliki
tingkat kreativitas tinggi memiliki kecenderungan untuk berpikiran terbuka dan senang belajar.

7. Monica Septiani (1913033041)

Faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan seorang anak salah satu nya yaitu pengaruh dari
orang tua anak tersebut yang dimana kebutuhan emosi atau kasih sayang berupa hubungan yang
selaras antara ibu/ayah dan anak sangat dibutuhkan dalam meningkatkan dan mempengaruhi
kecerdasan anak. Ada berbagai keadaan atau
stres yang dapat menurunkan kecerdasan anak, yaitu anak dimarahi, orang tua bertengkar di depan
anak dan lain lain.

Kemudian, sikap orang tua yang salah terhadap anak. Misalkan, selalu mengkritik, menyalahkan
anak, tuntutan berlebihan, dan kurang menghargai prestasi anak. Akibatnya, anak akan apatis,
rendah diri, ragu mengambil keputusan dan sulit bersosialisasi. Kecerdasan anak juga bisa semakin
meningkat bila dia diberikan proses pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. Memberikan
stimulasi yang sesuai dengan gaya belajar anak akan membantunya menyerap informasi baru
dengan lebih mudah.

8. Syanila Indah Mawardani (1913033013)

Ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak secara umum yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor genetika yaitu faktor dari keturunan misalnya seorang
orang tua yang memang kurang bisa dalam bidang matematika bisa jadi juga anak tersebut kurang
menguasai matematika pula, sedangkan faktor eksternal yang merupakan lingkungan, meliputi
nutrisi, stimulasi, aktivitas fisik, dan upaya penjagaan kesehatan. Misalnya anak tersebut
lingkunganya penghafal al-qur’an bisa jadi si anak dapat mampu untuk menghafalkan al-qur’an.

9. Meta Iskarina (1913033022)

faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak.

Pertama, keturunan. Banyak anak yang cerdas, pintar dan berprestasi di sekolah. Dan sudah
menjadi rahasia umum akan selalu dihubung-hubungkan dengan kedua orangtuanya, bagaimana
orangtuanya, pendidikan orangtuanya. Tidak heran jika anak yang cerdas dan pintar karena
orangtuanya cerdas dan pintar juga. Faktor genetik menurut penelitian menyumbang terhadap
intelgensi anak berkisar 40 – 80 persen.

Kedua, nutrisi yang tepat. Anggapan bahwa kecerdasan anak hanya dapat diturunkan oleh
orangtua yang cerdas, tampaknya perlu diubah. Sebab nutrisi yang tepat dan
seimbang sangat mempengaruhi kecerdasan anak. Asam lemak omega 3 yang terdapat dalam ikan
salmon, sarden, tuna menurut penelitian bisa menghasilkan sel-sel otak dan meremajakan fungsi
otak. Selain itu kacang-kacangan, telur, makanan laut, ayam, brokoli, alpukat merupakan yang
dapat meningkatkan kecerdasan otak.

Ketiga, stimulan. Selain nutrisi yang berguna untuk meningkatkan kecerdasan, stimulan- stimulan
sejak dini diperlukan untuk perkembangan otak anak. Orangtua sangat berperan dalam memberi
stimulasi buah hatinya sejak mereka bayi. Dari mengajak bermain edukatif, kreatif, mengajarkan
bersosialisasi dengan lingkungannya dan mengajak buah hati berolahraga untuk meningkatkan
kesehatan fisiknya. Para ahli berpendapat stimulan mampu merangsang kecerdasan otak. Otak
manusia terdiri dari jutaan saraf. Stimulan diberikan sejak dini agar terjadi hubungan antara satu
saraf dengan saraf yang lainnya. Sehingga ketika memasuki usia sekolah anak akan lebih mudah
menerima dan menyimpan ilmu yang diperolah. Memberi stimulan pada anak, disesuaikan dengan
umurnya. Lebih baik sejak dini, sejak 0 tahun. Terlebih lagi pada masa the golden age yaitu 0 – 3
tahun.

Keempat, tidur. Anak membutuhkan istirahat dan tidur malam yang baik agar otaknya dapat
tumbuh dan berkembang dengan optimal. Sejak bayi lahir hingga tumbuh menjadi anak usia
sekolah, harus memiliki rutinitas tidur yang konsisten setiap harinya.

Kelima, trauma. Trauma dapat menimbulkan efek negatif terhadap perkembangan otak bayi dan
anak-anak. Contoh trauma yang biasanya terjadi pada anak usia dini termasuk selamat dari bencana
alam, kehilangan anggota keluarga, dan mengalami penyakit kronis. Trauma juga dapat terjadi jika
anak mengalami pelecehan seksual, kemiskinan, atau memiliki orangtua pecandu alkohol atau
narkoba. Anak yang mengalami trauma akan menghadapi masalah seperti perubahan pola makan,
tidur, perubahan perilaku, serta kesulitan bergaul dengan teman-temannya. Dukung dan dampingi
anak agar dirinya terbebas dari trauma. Jika trauma tetap bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama, Anda perlu membawa anak menemui ahli psikologi agar anak terhindar dari gangguan otak
akibat trauma yang kronis.
Keenam, kegiatan fisik. Anak yang fisiknya kuat akan memiliki otak yang sehat dan cerdas. Oleh
karena itu, jangan batasi aktivitas anak demi kesehatan fisik dan perkembangan otaknya. Anak
masih terlalu dini untuk melakukan olahraga khusus yang berat, dirinya hanya perlu lebih aktif
ketika bermain bersama teman-temannya di luar ruangan.

Ketujuh, ikatan orangtua. Sebuah hubungan yang positif dan harmonis antara kedua orangtua
memungkinkan seorang anak merasa aman dan disayangi. Hal ini membuat anak lebih percaya
diri dan suasana keluarga yang nyaman mendukung perkembangan otak yang sehat. Di sisi lain
anak-anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis, akan merasa tidak
aman, takut-takut, dan bingung ketika bertemu dengan orang baru.

Kedepalan, kesempatan belajar. Jika orangtua mendambakan anak yang cerdas, ajarkan anak untuk
belajar sejak dini untuk menstimulasi perkembangan otaknya. Ajarkan anak Anda untuk mengenal
huruf dan angka serta sediakan berbagai macam buku, alat musik, mainan dan perlengkapan seni.

10. Winda Pitriani Parhamah (1913033005)

Melalui model pembelajaran yang menggunakan evaluasi, seperti Model pembelajaran learning
cycle atau siklus belajar adalah rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi- kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.

Dan sebagaimana kita ketahui evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan
sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa,khusunya dalam hal kecerdasan siswa
tersebut.

11. Wahyu Andini (1913033031)

Model pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi.


Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif untuk siswa yang rendah hasil
belajarnya.

Pembelajaran kooperatif penting dalam membantu siswa belajar dari kurikulum sikap dasar
kooperatif dan nilai kooperatif mereka diperlukan untuk membantu mengembangkan kecerdasan
emosial siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Pengkondisian anak dalam belajar dan bekerja
secara berkelompok, akan merangsang anak untuk berlatih mengendalikan emosi,
mengembangkan keterampilan kerja sama, berpikir kreatif, nyaman dalam berinteraksi, percaya
diri, keberanian mengambil keputusan.

12. Ahmad Fariz (1913033033 )

Model belajar hellison yaitu suatu model pembelajaran yang diperuntukan jiwa yang bertanggung
jawab dan berjiwa sosial bagi peserta didik, jika ingin mengukur kecerdasan emosional peserta
didik kita dapat melihatnya dari berbagai perilaku,tindakan dan tutur kata yang ia lontarkan ketika
ia menghadapi suatu persoalan. dari sinilah kita dapat mengukur kecerdasan emsional seseorang.

Anda mungkin juga menyukai