Anda di halaman 1dari 3

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
1. Discharge Planning direncanakan saat pasien baru MRS sampai pasien KRS oleh
mahasiswa bekerjasama dalam kesempatan yang seluas luasnya antara pihak
perawat ruangan dengan memberikan POA yaitu edukasi, pembelajaran maupun
perawatan dirumah. Pemberian POA tersebut menjadikan kelebihan saat
dilaksanakannya Discharge Planning, sehingga pemberian HE dapat dilaksanakan
dengan baik dan secara langsung diberikan dihadapan keluarga dan pasien secara
teratur dan bertahap dari pasien masuk sampai pasien pulang. Pasien dan keluarga
juga diberikan kartu Discharge Planning yang didalamnya berisi alur kontrol,
diiet, obat, maupun jadwal kontrol. Saat pasien pulang selain diberikan kartu
Discharge Planning juga diberikan Leaflet dan Health Education mengenai
penyakit pasien dan leaflet bisa dibawa pasien pulang.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sudah terlaksana dengan baik, dengan adanya depo
farmasi di tiap ruang rawat inap, sehingga hal yang dilakukan sudah meliputi
semuanya yaitu pemberian resep, penerimaan obat, pendistribusian obat dan
kontroling obat. Namun, setelah menyerahkan obat injeksi dan obat oral, perawat
assosiate atau perawat pelaksana belum meminta tanda tangan sebagai bukti pasien
telah diberikan obat injeksi atau obat oral dan pada saat mengganti cairan infus
pada infusnya juga masih belum ada etiket penulisan nama, nomer rekam medis,
tanggal lahir, nama cairan dan yang terpenting jam mulai cairan diganti sampai
jam habis cairan. .
3. Di ruang shofa marwah kegiatan timbang terima sudah dilakukan dengan baik
sehingga mampu menjamin kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien. saat dilakukan timbang terima telah melakukan perkenalan
langsung pada pergantian shift perawat selanjutnya saat di kamar pasien dan sudah
dilakukan melakukan validasi keadaan pasien saat ini.

134

135
4. Pada penerimaan pasien baru dilakukan perkenalan diri, orientasi ruangan, dan HE
cuci tangan, dan memberikan inform concent mampu berjalan dengan baik.
5. Kegiatan supervisi yang baik tidak terlepas dari kemampuan seorang kepala
ruangan dalam melakukan bimbingan, arahan, serta memotivasi karyawannya
dalam melakukan kegiatan supervisi. Termasuk dalam kegiatan supervisi yang
dilakukan kepala ruang yang dapat dilihat dari kemampuan struktur, skills,
support, dan sustainability. Sehingga dapat mencapai visi, misi, dan tujuan rumah
sakit yang diinginkan.
6. Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok dengan membahas kasus
salah satu pasien dan menghadirkan ahli gizi, dan farmasi namun belum terdapat
dokter.
7. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan sudah baik, dengan adanya lembar
asuhan keperawatan berupa lembaran CPPT (Catatan Perawatan Pasien
Terintegrasi) sesuai dengan masalah keperawatan pasien dan di dalam lembar
tersebut semua petugas medis maupun nonmedis antara lain dokter, perawat,
fisioteraphis, dietesien diperbolehkan mengisi sehingga dapat mempermudah
perawat dalam menentukan intervensi keperawatan dan lebih efisien dalam hal
pendokumentasian. Namun, terkadang masih terdapat pendokumentasian yang
belum terisi dengan lengkap.
8. Pelaksanaan MAKP metode tim yang dilaksanakan di Ruang Shofa Marwah belum
dilaksanakan sesuai dengan peran masing-masing.

B. SARAN.
1. Discharge Planning perlu untuk dilaksanakan dan ditingkatkan bukan hanya
discharge planning saat pasien pulanh, tetapi perlu juga saat pasien dari awal
masuk rumah sakit, dengan memberikan kuesioner dan menanyakan berapa kali
masuk rumah sakit dengan keluhannya. Menerapkan POA pasien awal masuk
sampai pulang dengan memberikan pembelajaran dan Memberikan leaflet tentang
penyakitnya dan kartu discharge planning agar pasien mengetahui tentang
panyakit yang dialaminya serta mengetahui bagaimana perkembangan penyakitnya
136

dan cara mencegah agar pada saat KRS sehingga meminimalkan pasien keluar
masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama.
2. Perlu adanya supervisi yang tersruktur terjadwal serta harus dilengkapi dengan
format supervisi yang jelas (sesuai SOP ruangan) sehingga bisa dilaksanakan
secara optimal.
3. Timbang terima yang dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi dan
sesuai dengan jobdisk masing-masing dengan memperhatikan Timbang terima
dibuka oleh karu, di laksanakan oleh perawat primer dan tetap mempertimbangkan
waktu yang digunakan untuk proses timbang terima sehingga tidak menimbulkan
kejenuhan bagi perawat waktu proses timbang terima.
4. Adanya refleksi kasus oleh kepala ruangan ke perawat primer maupun assosiate
sesuai dengan masalah pasien diruangan meskipun tidak dilakukan secara formal.
Ronde keperawatan hendaknya dijadwalkan rutin khususnya bila dijumpai pasien
dengan masalah yang belum teratasi, pasien dengan masalah kronis dan pasien
dengan masalah yang kompleks.
5. Meningkatkan Kedisiplinan perawat dalam pendokumentasian dan Supervisi
kepala ruangan ke perawat lebih di tingkatkan dalam pendokumentasian.
6. Metode asuhan keperawatan yang diterapkan di Ruang Melati berupa MAKP tim
belum terlaksana dengan baik. Diharapkan bisa menerapkan MAKP metode tim
dengan menambah jumlah perawat lulusan S1 sehingga mampu bekerja secara
profesional dan bisa memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan
menjalankan sesuai tugas masing-masing sehingga tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.

Anda mungkin juga menyukai