PEMBAHASAN
I. Defenisi
Pre-eklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011). Sedangkan menurut Rozihan (2007), Pre-eklampsia
berat ialah penyakit dengan tanda-tanda khas seperti tekanan darah tinggi (hipertensi),
pembengkakan jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan,
tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan. Pre eklamasi berat menurut Ilmu
Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta (1998), diikuti
dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pre-
eklamsia berat adalah komplikasi yang terjadi pada saat kehamilan dengan ciri yang khas
yaitu disertai dengan hipertensi ≥160/110 mmHg dan atau disertai dengan adanya protein
urine positif 2 dan atau 3 dan lazim disertai dengan oedema pada kehamilan ≤20 minggu.
II. Tanda Dan Gejala
Adapun tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami pre-eklamsi berat yaitu
tekanan darah sistolik >160 mmHg dan diastolik >110 mmHg, terjadi peningkatan kadar
enzim hati dan atau ikterus, trombosit <100.000/mm 3 , terkadang disertai oligouria<400ml/24
jam, protein urine >2-3 gr/liter, ibu hamil mengeluh nyeri epigastrium, skotoma dan
gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina dan oedema pulmonum.
Terdapat beberapa penyulit juga yang dapat terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh
seperti gagal ginjal, gagal jantung, gangguan fungsi hati, pembekuan darah, sindrom HELLP,
bahkan dapat terjadi kematian pada bayi, ibu dan atau keduanya bila pre-eklamsi tidak segera
ditangani dengan baik dan benar (Ai Yeyeh.R, 2011).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penanganan yang tepat pada kasus PEB dapat dilakukan dengan cara meninjau dari umur
kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklamsia berat selama perawatan yang dibagi
menjadi perawatan aktif. Penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan
pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees test(NST) dan ultrasonograft
(USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih), yakni Pada ibu yang berusia kehamilan 37
minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau
setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan), Janin
yang memiliki hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine
growth retardation (IUGR) dan hasil laboratorium yang menunjukan adanya HELLP sindrom
(haemolisis dan peningkatan fungsi hepar dan trombositopenia), pengobatan medicinal pasien
pre-eklamsi berat (dilakukan dirumah sakit dan atas instruksi dokter), yaitu segera masuk
rumah sakit dengan berbaring miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30
menit, reflek patella setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dangan infus
RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida , diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak
dan garam, pemberian obat anti kejang (MgSO4), diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada
tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid
injeksi 40 mg/IM, antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg atau
MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg
(bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi
sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya bila dibutuhkan penurun darah secepatnya,
dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis
yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan
darah, bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara
sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian
sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (Syakib Bakri, 1997),
pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda menjurus payah jantung,
diberikan digitalisasi cepat dengan celidanid D, lain-lain seperti konsul bagian penyakit
dalam/jantung atau mata. Obat-obat antipiretik diberikan bial suhu rectal lebih dari 38,5 0C
dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc secara IM,
antibiotik diberikan atas indikasi saja. Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam secara IV perhari. Anti
nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin
HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir. Jika Pengobatan
Obstetrik cara terminasi kehamilan yang belum inpartu dapat dilakukan dengan induksi
persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart
monitoring dan seksio sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila: fetal assessment
jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak dipenuhi (nilai bishop < 5) atau adanya kontraindikasi
tetesan oksitocyn; 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif. Pada
primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesaria. Tindakan
yang dapat dilakukan oleh seorang bidan sesuai wewenangnya yaitu menegakan diagnosa
awal PEB dengan cara melakukan peneriksaan awal yaitu test protein urine dan melakukan
asuhan kebidanan yang berisikan tentang pemeriksaan fisik lengkap, diagnosa dan rencana
serta pelaksanaannya. Sesuai wewenangnya bidan harus merujuk segera ibu hamil yang
sesuai dengan tanda dan gejala pre-eklamsi berat.
B. Saran
Pre-eklamsia berat memiliki beberapa faktor penyebab seperti faktor genetik namun
pelaksanaannya harus diawai dengan baik oleh tenaga kesehatan supaya dapat ditanggulangi
dan tidak terjadi eklamsia yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAK
Frekuensi : 5x/hari 6-7x/hari
Konsistesi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning keruh
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Pola istirahat
Tidur siang
Lama :- -
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam/hari 8 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 2 x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari 2 x/hari
Keramas : 4 x/minggu 4 x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 3 x/minggu 3x/minggu
Keluhan : tidak ada
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu mengatakan sebelun dan selama hamil ia tetap melakukan pekerjaan rumah tangga dan
bekerja di luar rumah sebagai karyawan salon kecantikan.
g. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok,minum jamu,minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan minuman beralkohol.
h. Psikososiospiritual ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan ,dukungan
sosial,perencanaan persalinan,pemberian ASI,perawatan bayi,kegiatan ibadah,kegiatan
sosial,dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
1) Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kehamilan ini karena merupakan kehamilan yang
pertama.
2) Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat menerima dan mendukung kehamilan ini karena
kehamilan ini sangat diharapkan dan didamba-dambakan.
3) Ibu mengatakan masyarakat menerima kehamilan ini karena dari perkawinan yang sah.
4) Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik-baik saja.
5) Ibu mengatakan taat beribadah (sholat 5 waktu)
6) Ibu mengatakan selalu mengikuti arisan ibu-ibu setiap bulan
7) Ibu mengatakan pendapatan keluarga cukup untuk memenuhi kebituhan sehari-hari.
i. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalinan,dan laktasi
Ibu mengatakan cukup paham dengan kehamilan yang ia peroleh dari orang tuanya maupun
bidan tetapi persalinan dan laktasi kurang begitu paham karena ia hanya membaca dari
beberapa artikel dan majalah pregnancy.
j. Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan)
1) Ibu mengatakan ia tinggal serumah dengan suami dan mertunya
2) Ibu mengatakan lingkungnnya cukup bersih
3) Ibu mengatakan tidak ada hewan peliharaan dirumah.
Preeklampsia adalah salah satu kondisi medis dengan Gejala hipertensi saat kehamilan,
beberapa ibu mempunyai resiko Preeklampsia saat Kehamilan, dengan tanda tingginya
tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg, tungkai bawah bengkok berlebihan dan adanya
protein dalam urin (Proteinuria). Preeklampsia merupakan penyebab kematian nomer dua
terhadap Ibu Hamil setelah pendarahan.
Pada dasarnya istilah preeklampsia, dalam dunia kedokteran sudah tidak digunakan lagi. Para
dokter saat ini menyebutnya gestosis (penyakit yang hanya terjadi saat kehamilan).
Preeklampsia dapat terjadi pada Usia kehamilan 20 minggu atau mendekati saat kelahiran,
dan berefek buruk pada system kekebalan tubuh termasuk pada plasenta yang menyediakan
zat gizi bagi janin.
Gejala preeclampsia :
1.Riwayat keluarga
Bila anggota keluarga Anda ada yang mengidap penyakit ini, risiko Anda untuk
mengalaminya semakin besar.
2.Umur
Risiko pre-eklampsia pada wanita hamil muda lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang
usianya lebih dari 40 tahun.
4.Obesitas
Apabila Anda gemuk, risiko pre-eklampsia semakin meningkat.
5.Kurang vitamin D
Beberapa bukti menunjukkan bahwa pre-eklampsia kan timbul bila Anda kekurangan vitamin
D. Pada awal kehamilan, vitamin ini berfungsi sebagai pencegahan.
7.Diabetes
Wanita yang menderita penyakit diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi terkena pre-
eklampsia pada kehamilannya.
Preeklampsia berbahaya karena dapat mempengaruni seluruh organ tubuh ibu hamil,
misalnya Otak, Paru-Paru, Jantung, Ginjal, mata dan sistem darah. Kelainan ini juga akan
berakibat buruk pada janin, karena bisa menyebabkan Janin kekurangan nutrisi dan oksigen.
Hal ini disebabkan karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit.
Kurangnya nutrisi dan oksigen yang didapatkan janin menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan ang rendah, kelahiran prematur,
biru saat dilahirkan (asfiksia), dan kelainan lain pada janin.
Bila mengalami hal tersebut, segeralah berkonsultasi ke dokter karena Preeklampsia bisa
sangat serius. Penyakit Preeklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada pemeriksaan
didapatkan ibu hamil mengalami hipertensi, bengkak, dan adanya protein dalam urin.
Preeklampsia pada Trimester II akan membuat dokter melakukan pemeriksaan lanjutan untuk
mengetahui apakah benar Preeklampsia atau menderita lupus epilepsy (ayan) dan lainnya,
dokter juga akan mencari tahu faktor penyebab apakah terjadi kehamilan kembar, kehamilan
palsu/anggur (mola) akan mengalami kekentalan darah.
Agar Anda tidak terkena penyakit apapun selama kehamilan, termasuk pre-eklampsia, tidak
ada salahnya untuk melakukan perawatan prenatal sejak dini secara teratur. Namun, bila
Anda memang telah mengidap pre-eklampsia, Anda dapat menanganinya lebih cepat. Anda
dapat melakukan beberapa tes berikut ini untuk meminimalisir resiko komplikasi.
1.Tes darah
Dengan melakukan tes ini, Anda dapat melihat apakah hati dan ginjal Anda berfungsi dengan
baik. Selain itu, tes ini dapat menentukan apakah darah Anda memiliki jumlah trombosit
normal atau tidak.
2.Tes urine
Sampel urine yang diambil selama setidaknya 12 jam dan maksimal 24 jam dapat
menghitung berapa banyak protein yang hilang dalam urine dan dapat melihat indikasi
keparahan penyakit pre-eklampsia.
3.USG janin
Pertumbuhan bayi Anda harus terus dipantau dengan menggunakan USG, tes ini
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi pada jaringan di daerah perut Anda.
Gelombang suara dijabarkan ke dalam pola area terang dan gelap menciptakan gambar bayi
Anda di monitor yang dapat direkam secara elektronik atau film untuk melihat bagian dalam
rahim Anda.
Apabila Anda telah didiagnosis mengidap penyakit pre-eklapmsia tetapi masih tergolong
ringan dan masih jauh dengan waktu kelahiran, dokter hanya merekomendasikan untuk
istirahat di tempat tidur (bedrest) guna menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah
ke plasenta, dan memberikan waktu bayi Anda untuk tumbuh dewasa. Namun, apabila
penyakit pre-eklampsia yang Anda derita semakin memburuk, dokter mungkin akan
merekomendasikan untuk mengonsumsi jenis obat di bawah ini :
2.Kortikosteroid
Jika Anda memiliki pre-eklampsia berat atau sindrom HELLP, obat kortikosteroid dapat
meningkatkan fungsi hati dan fungsi trombosit untuk membantu memperpanjang masa
kehamilan Anda. Kortikosteroid juga dapat membantu paru-paru bayi Anda menjadi lebih
matang dalam waktu 48 jam, hal ini menjadi langkah penting untuk membantu bayi prematur
mempersiapkan kehidupan di luar rahim.
3.Obat anticonvulsive
Jika pre-eklampsia Anda sudah parah, dokter mungkin meresepkan obat anticonvulsive,
seperti magnesium sulfat, untuk mencegah kejang pertama.
Namun, bila waktu melahirkan sudah dekat dan Anda masih mengidap penyakit pre-
eklampsia yang tergolong parah, dokter akan merekomendasikan untuk segera melahirkan
bayi Anda. Pada saat melahirkan, Anda mungkin akan diberikan magnesium sulfat intravena
untuk meningkatkan aliran darah rahim dan mencegah kejang. Dokter Anda mungkin
merekomendasikan kelahiran sesar jika persalinan inducing sulit dilakukan akibat usia
kehamilan dari si bayi. Semakin dini usia kehamilan, tenaga untuk merangsang lebih sulit
dilakukan.